LAPORAN AKHIR - TPS - Comment VK
LAPORAN AKHIR - TPS - Comment VK
KATA PENGANTAR
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Gambaran Umum Wilayah Studi
BAB 3 Kegiatan Survey Lapangan dan Analisa
BAB 4 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Demikian Laporan Akhir ini disusun dan disampaikan, dengan harapan dapat memberi output seluruh
hasil Detail Desain Kegiatan Fasilitas Pengelolaan Sampah, disusun berdasarkan data dan informasi dari
institusi terkait yang menangani kegiatan Pekerjaan Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan
Sampah dan Geoteknik).
Jakarta, 2023
Hormat kami
JABATAN Team Leader Ketua Tim Pendamping General Manajer PPML BJPSDA
TANDA TANGAN
UNIT PENERIMA
STATUS DOKUMEN
STATUS
TANGGAL
3 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
DAFTAR ISI
Spesifikasi ...................................................................................................................... 52
BAB 4 ................................................................................................................................................. 54
4 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) .................................................................................................. 54
5 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-2 Lokasi Kegiatan Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah dan
Penyelidikan Geoteknik) ....................................................................................................................... 14
Gambar 3-6 Hasil Foto yang Memperlihatkan Distorsi Lensa (Kamera Non Metrik) ........................... 30
Gambar 3-12 Peta Survey Topografi Darat dan Foto Udara Desa Cibuluh ........................................... 33
Gambar 3-13 Peta Survey Topografi Darat dan Foto Udara Desa Citatah............................................ 34
Gambar 3-15 Sondir 2,5 Ton dengan Bikonus Tipe Begeman .............................................................. 37
Gambar 3-18 Peta Rencana Soil Investigation Di Lokasi TPS Desa Cibuluh .......................................... 41
Gambar 3-19 Peta Rencana Soil Investigation Di Lokasi TPS Desa Citatah ........................................... 42
Gambar 3-20 Gambaran Output Hasil Analisis Pengecekan Rasio Kapasitas PMM di SAP 2000 ......... 43
Gambar 3-21 Output Hasil Analisis Daya Dukung Lateral Tiang Pancang Ø40 cm LPILE ...................... 49
6 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-22 Gambaran Proses Tampilan Pada Aplikasi AutoCad 2D ................................................. 52
7 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
DAFTAR TABEL
Tabel 3-2 Hubungan Parameter modulus subgrade reaction dan strain dengan Cu untuk Tanah
Lempung ............................................................................................................................................... 48
Tabel 3-3 Hubungan Parameter modulus subgrade reaction dengan Sudut Geser Dalam untuk Tanah
Pasir....................................................................................................................................................... 49
8 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Perairan Waduk Cirata saat ini ditumbuhi oleh populasi gulma air (eceng gondok) yang sangat luas.
Luasan permukaan air yang tertutup eceng gondok diperkirakan sekitar 300 hektar. Kondisi ini sudah
sangat mengkhawatirkan karena berdampak terhadap kualitas air. Salah satu indikatornya, hampir
semua ikan budi daya petani keramba, tidak bisa bertahan hidup dan menghambat aktivitas
perekonomian petani keramba ikan. Kondisi ini juga berdampak terhadap kualitas air di DAS Citarum
berpotensi mengganggu turbin penghasil listrik di PLTA Cirata jika tak segera ditangani. Gerakan
pembersihan gulma air mendapat dukungan penuh dari berbagai perangkat daerah teknis di
lingkungan Pemkab Cianjur. Termasuk dukungan dari PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) dan Perum Jasa
Tirta II (PJT II). Kegiatan pembersihan gulma air ini dilakukan secara rutin dengan melibatkan alat berat
dan koordinasi dari banyak stake holder terkait untuk menjaga ekosistem di perairan Waduk Cirata
agar kelestarian perairan di Waduk Cirata bisa terus terjaga. Perusahaan Umum Jasa Tirta II (PJT II)
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 25 Tahun 2022 tentang
Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II) memiliki kawasan kerja meliputi sebagian WS Citarum,
Sebagian WS Ciliwung - Cisadane, Cimanuk - Cisanggarung, Cidanai - Ciujung - Cidurian, dan Seputih –
Sekampung. (Pasal 3).
Pemerintah melanjutkan penugasan kepada PJT II untuk melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air,
baik berupa penyelenggaraan fungsi Pengelolaan Sumber Daya Air, penggunaan Sumber Daya Air,
memungut, menerima, dan menggunakan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BBJPSDA) untuk
membiayai seluruh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air
dan pengelola Sumber Daya Air di Kawasan Kerja PJT II.
PT PLN Nusantara Power adalah perseroan yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) yang
bergerak di bidang usaha ketenagalistrikan, termasuk pengoperasian pemeliharaan, dan
mengembangkan usaha lain yang berkaitan dengan penyediaan tenaga listrik. PT PLN Nusantara
Power memiliki delapan pembangkit listrik yang salah satunya berada pada PLTA Cirata yang berlokasi
di salah satu Wilayah Kerja PJT II. Selaku pemanfaat Sumber Daya Air (SDA), PT PLN Nusantara Power
9 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
memiliki kewajiban untuk menjaga dan menjamin keberlangsungan Sumber Daya Air di sekitar wilayah
pelayanan PLTA Cirata.
Dalam rangka menjamin kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air khususnya pada wilayah pelayanan
PLTA Cirata tersebut, PJT II selaku Pihak Pertama bersama PT PLN Nusantara Power selaku Pihak Kedua
telah melakukan Perjanjian Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air PLTA Cirata, Nomor Pihak Pertama: SP-
2/DIR/04/2023, Nomor Pihak Kedua: 072.PJ/061/PNP-PJTII/IV/2023 tanggal 14 April 2023, telah
menyusun rencana program JPSDA Tahun 2022 - 2023 yang merupakan wujud dari tugas yang telah
diamanahkan. Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, Perum Jasa Tirta II melalui unit pengelola
program manfaat langsung BJPSDA akan merencanakan bangunan fasilitas pengelolaan sampah untuk
menampung gulma air yang sudah di ambil dari perairan Waduk Cirata. Fasilitas pengelolaan sampah
ini nantinya berfungsi untuk mengeringkan gulma air dan juga menampung sampah organik dan non-
organik lainnya di sekitar Waduk saguling yang kemudian akan dikelola dan dipindahkan ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Perencanaan fasilitas pengelolaan sampah ini juga bertujuan untuk
mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, termasuk pengurangan sampah,
daur ulang, dan pengolahan sampah yang efektif. Hal ini diperlukan untuk mengurangi
ketergantungan pada pembuangan sampah ke TPA yang penuh atau tidak ramah lingkungan. Fasilitas
pengelolaan sampah yang terencana dengan baik, termasuk fasilitas pemrosesan dan daur ulang,
dapat membantu dalam pengelolaan sampah secara efisien. Dalam rangka pencapaian sasaran dan
tujuan pada pelaksanaan kewajiban Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air guna menjamin kualitas dan
kuantitas di Wilayah Pelayanan PLTA Cirata, PJT II akan melaksanakan Perencanaan Program BJPSDA
(Fasilitas Pengelolaan Sampah dan Penyelidikan Geoteknik) yang memuat suatu rencana strategis
tahunan yang tepat dan akurat. Berdasarkan hal tersebut di atas PJT II akan menunjuk Konsultan
independen berpengalaman serta terpercaya yang bertugas untuk melakukan Perencanaan Program
BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah dan Penyelidikan Geoteknik). Dengan mempertimbangkan latar
belakang ini, perencanaan fasilitas pengelolaan sampah dan penyelidikan geoteknik dapat
mendukung upaya perlindungan lingkungan, pengelolaan sampah yang berkelanjutan, serta
keberlanjutan sumber daya alam dalam jangka panjang.
Maksud dan tujuan dari kegiatan “Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah dan
Penyelidikan Geoteknik)” ini adalah:
1. Mendapatkan informasi kondisi karakteristik mekanika tanah yang meliputi daya dukung tanah,
stabilitas lereng, permukaan tanah dan pemadatan tanah pada lokasi rencana fasilitas
pengelolaan sampah di Desa Cibuluh dan Desa Citatah.
10 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
2. Menyiapkan dokumen perencanaan DED fasilitas pengelolaan sampah organik (gulma air) dan
non-organik di lokasi Desa Cibuluh.
3. Memberi rekomendasi penyediaan transportasi pengiriman sampah dari fasilitas pengelolaan
sampah di Desa Cibuluh ke TPA yang direncanakan.
1.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah dan Penyelidikan
Geoteknik) ini adalah:
1. Tersedianya dokumen perencanaan secara utuh dan terinci sebagai acuan keseluruhan
pelaksanaan pekerjaan secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara
administrasi maupun teknis.
2. Terkendalinya proses perencanaan, diselenggarakan secara tertib serta berpedoman pada
standarisasi secara nasional maupun internasional yang berlaku, hingga perencanaan teknis
dapat diserahkan kepada Unit PPML BJPSDA – PJT II.
Dasar hukum yang digunakan pada pekerjaan “Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan
Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik)” adalah sebagai berikut:
11 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
10. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19-2454-2002).
11. Perjanjian Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air PLTA Cirata antara Perusahaan Umum (Perum)
Jasa Tirta II dan PT PLN Nusantara Power, Nomor Pihak Pertama: SP2/DIR/04/2023, Nomor
Pihak Kedua: 072.PJ/061/PNP-PJTII/IV/2023 tanggal 14 April 2023.
Dalam kajian ini, lokasi kegiatan penelitian berada di wilayah kerja PJT II (Perusahaan Umum Jasa Tirta
II) yang mencakup wilayah aliran sungai Citarum, serta Wilayah Pelayanan Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) Cirata, yang meliputi Lokasi Desa Cibuluh dan Desa Citatah. Selain itu, dalam
pelaksanaannya, proyek tersebut mengadopsi desain yang identik dengan penyesuaian pondasi
berdasarkan hasil analisis geoteknik, sekaligus merujuk pada hasil perencanaan yang telah disusun
sebelumnya untuk wilayah Desa Cibuluh.
Selain itu, wilayah kerja PJT II (Citarum) dan Wilayah Pelayanan PLTA Cirata, termasuk Lokasi Desa
Citatah, juga menjadi fokus kajian untuk memastikan bahwa infrastruktur dan kegiatan pembangunan
di daerah tersebut tidak menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem setempat.
Aspek lingkungan menjadi perhatian utama, dan upaya perlindungan dan pelestarian alam menjadi
bagian integral dari proses perencanaan dan implementasi proyek.
Dalam melaksanakan kajian ini, tim peneliti dan perencana bekerja berkolaborasi dengan berbagai
pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas setempat, serta lembaga lingkungan terkait, untuk
memperoleh masukan dan dukungan yang diperlukan. Dengan pendekatan partisipatif dan
melibatkan pemangku kepentingan, diharapkan hasil kajian ini dapat mencerminkan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat setempat serta menjaga keseimbangan antara pembangunan dan konservasi
alam.
Sebagai kesimpulan, kajian ini berfokus pada wilayah kerja PJT II (Citarum) dan Wilayah Pelayanan
PLTA Cirata, termasuk Lokasi Desa Cibuluh dan Desa Citatah, dengan tujuan mengadopsi desain identik
dengan penyesuaian pondasi berdasarkan hasil geoteknik dan hasil perencanaan sebelumnya untuk
memastikan keselamatan dan kekokohan struktur bangunan. Selain itu, kajian ini juga memperhatikan
aspek lingkungan dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai keselarasan antara
pembangunan dan pelestarian alam di wilayah tersebut.
12 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 1-1 Administrasi Kecamatan Wilayah Sekitar Waduk Cirata
13 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 1-2 Lokasi Kegiatan Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah dan Penyelidikan Geoteknik)
14 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
BAB 2
Waduk Cirata adalah sebuah bendungan yang memiliki peran vital dalam pengaturan aliran Sungai
Citarum, terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sebagai salah satu dari waduk terbesar di
Indonesia, Waduk Cirata berperan penting dalam menyediakan air baku untuk keperluan irigasi,
industri, dan kebutuhan masyarakat, serta berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang
berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi di wilayah Jawa Barat. Tidak hanya itu, keindahan
danau yang terbentuk akibat pembendungan sungai juga menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan, menjadikan Waduk Cirata sebagai tempat wisata dan rekreasi yang menarik untuk
dinikmati oleh para pengunjung dari berbagai penjuru. Dengan berbagai aspek administrasi yang
melibatkan pengelolaan sumber daya air, operasional PLTA, pengelolaan irigasi, keamanan dan
pengawasan, serta upaya pemeliharaan dan perbaikan.
Waduk Cirata terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, dan dikelilingi oleh dua kabupaten/kota, yaitu
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat. Berikut adalah kecamatan-kecamatan yang
berada di sekitar Waduk Cirata:
1. Kabupaten Purwakarta:
a. Kecamatan Purwakarta
b. Kecamatan Campaka
c. Kecamatan Jatiluhur
2. Kabupaten Bandung Barat:
a. Kecamatan Cililin
b. Kecamatan Cihampelas
c. Kecamatan Padalarang
Kecamatan-kecamatan di atas merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Waduk Cirata
atau berada dalam radius yang cukup dekat dari waduk tersebut.
15 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
2.2 Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) adalah lokasi atau fasilitas yang secara resmi ditentukan oleh
pemerintah atau otoritas terkait untuk menerima, mengumpulkan, dan menampung sementara
berbagai jenis sampah dari rumah tangga, industri, dan komunitas. TPS berfungsi sebagai tempat
sementara sebelum sampah tersebut diangkut atau diolah lebih lanjut, seperti diangkut ke tempat
pemrosesan sampah (TPA) atau fasilitas daur ulang.
Beberapa hal penting tentang Tempat Pembuangan Sampah (TPS) antara lain:
1. Penerimaan Sampah: TPS menerima berbagai jenis sampah yang dihasilkan dari rumah
tangga, perkantoran, pusat perbelanjaan, industri, dan tempat umum lainnya. Sampah yang
diterima meliputi sampah organik, sampah anorganik, dan limbah berbahaya.
2. Pemilahan dan Pemadatan: Di TPS, ada upaya untuk memilah sampah menjadi beberapa
kategori, seperti sampah organik dan sampah non-organik. Selain itu, sampah juga
dipadatkan agar volume pengangkutan menjadi lebih efisien.
3. Kebersihan dan Pengelolaan Lingkungan: TPS harus dioperasikan dengan menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan masalah pencemaran
atau gangguan bagi masyarakat di sekitarnya.
4. Pengangkutan dan Pemrosesan Lanjut: Sampah yang terkumpul di TPS akan diangkut ke TPA
atau fasilitas pengolahan sampah lainnya untuk diproses lebih lanjut, seperti daur ulang,
pengomposan, atau pembakaran sampah.
5. Pentingnya TPS dalam Pengelolaan Sampah: TPS merupakan salah satu elemen penting
dalam sistem pengelolaan sampah yang berbasis pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
untuk mengurangi dampak negatif dari penumpukan sampah di lingkungan.
6. Rekomendasi alat angkut untuk memfasilitasi pemrosesan akhir adalah kendaraan semi
berat atau truk Colt Diesel Double (CDD) memiliki 6 (enam) roda dan 2 (dua) sumbu, dimana
Truk CDD tersebut mempunyai kapasitas 5 ton dalam 1 kali muat atau angkut.
Sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah yang baik, Waduk Cirata diharapkan bebas dari
sampah, terutama sampah yang dapat mencemari lingkungan perairan. Namun, dalam prakteknya,
terkadang masih terjadi masalah sampah di waduk, yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
perilaku manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan, kurangnya kesadaran akan pentingnya
menjaga kebersihan, dan sistem pengelolaan sampah yang belum optimal.
16 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
BAB 3
ANALISA
Konsultan akan melaksanakan pekerjaan penyusunan dokumen perencanaan DED (Detail Engineering
Design) untuk fasilitas pengelolaan sampah organik (gulma air) dan non-organik di lokasi Desa Cibuluh
yang dibagi menjadi 4 tahapan:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survey dan Identifikasi
3. Tahap Analisa
4. Tahap Kesimpulan dan Rekomendasi
Tahapan Persiapan
Pada tahap ini konsultan akan menyiapkan perencanaan pelaksanaan, metodologi dan personel yang akan
terlibat dalam proyek ini yaitu sebagai berikut:
17 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Melakukan Pertemuan awal dengan pihak – pihak terkait, termasuk pemberi tugas dan tim
pendamping. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkenalkan tim konsultan, membahas lingkup
pekerjaan, memahami harapan dan kebutuhan pihak – pihak terkait.
3. Survey
Melakukan survey untuk mengidentifikasi area rencana pengelolaan sampah yang potensial yang
akan dijadikan sebagi tempat pampungan gulma air, sampah organik, dan non – organik. Pada tahap
ini dilakukan survey akses jalan menuju lokasi, pengambilan foto dan video yang memnggambarkan
kondisi lapangan.
4. Diskusi dengan Counterpart / Tim Pendamping
Diskusi ini memungkinkan pertukaran informasi, pemahaman yang lebih mendalam tentang
kebutuhan dan persyaratan proyek, serta kolaborasi dalam mengatasi potensi tantangan atau
hambatan yang mungkin muncul selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Koordinasi dengan Instansi Terkait
Tim konsultan akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti pemerintah
daerah, untuk memperoleh persetujuan, perizinan, atau rekomendasi yang diperlukan sebelum
melanjutkan ke tahap berikutnya dalam perencanaan.
6. Pengurusan Administrasi Perijinan
Hal ini meliputi persiapan dokumen-dokumen yang harus diajukan ke instansi terkait, mengikuti
prosedur persyaratan yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini konsultan melakukan survey ke area perencanan proyek perencanaan pelaksanaan,
metodologi dan personel yang akan terlibat dalam proyek ini yaitu sebagai berikut:
Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi detail, bangunan yang ada pada lahan/daerah
yang akan dibangun sebagai bahan masukan untuk penyusunan perencanaan yang efisien dengan
memanfaatkan keadaan/kondisi kontur tanah/daerah yaitu untuk lokasi intake dan situasi lokasi proyek.
Orientasi Lapangan
Kegiatan dilokasi dimulai dengan persiapan pengukuran, berupa:
1. Koordinasi dengan instansi daerah terkait mengenai rencana areal pengukuran, dan metode kerja
pengukuran yang akan dilaksanakan;
18 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
2. Meninjau areal yang akan diukur yaitu lokasi Desa Cibuluh dan Lokasi Citatah;
3. Menyiapkan base camp, tenaga lokal dan sarana transportasi lapangan;
4. Menentukan titik awal pengukuran, batas pengukuran dan lokasi BM.
Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan area di lokasi proyek dan bangunan
penunjang. Pengukuran, perhitungan dan penggambaran draft situasi detail akan dilaksanakan di
lapangan dan diperbaiki apabila terjadi kesalahan pengukuran.
19 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
D = jumlah jarak
Di = jarak yang ke i
c) Koreksi sudut antara dua kontrol azimuth 20 "
d) Koreksi setiap titik poligon maksimum 8 "
e) Salah penutup ukuran poligon utama (kesalahan liniernya) 1 : 2.000
f) Jarak tiap sisi poligon diukur dengan ketelitian 1 : 5.000
b. Kerangka Dasar Vertikal
1) Sistem pengukuran dengan cara pengukuran sipat datar;
2) Alat ukur yang akan digunakan adalah sifat datar otomatis Levelling Horisontal; Ni.2 atau
sederajat.
3) Rambu ukur dilengkapi dengan NIVO kotak
4) Pengukuran dilaksanakan per seksi (tiap seksi tidak lebih dari 3 km) diukur pulang-pergi
dengan setiap selang pengukuran dilakukan pengamatan double stand.
5) Pembacaan benang dibaca tiga benang dengan urutan pembacaan benang adalah (bt-ba-bb)
dan memenuhi 2 bt = ba + bb.
6) Tiap seksi diukur pergi pulang dengan ketelitian 10 mm (D = panjang seksi dalam km).
2. Pengukuran Situasi Detail
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran topografi daerah yang disurvey dengan
sasaran tinggi dan posisi detail lapangan.
a. Titik detail ditentukan dengan pengukuran ray dan rincikan, dimana ujung-ujung ray diikatkan pada
kerangka dasar (BM)
b. Route pengukuran akan disesuaikan dengan keadaan medan yang pada umumnya sejajar dengan
kebutuhan.
c. Alat yang akan digunakan adalah Theodolit T-0.
d. Ketelitian titik detail diukur dengan toleransi maksimum 10 cm
e. Ketelitian pada jalur ray existing adalah 20 mm (D = panjang seksi dalam km).
f. Bentang pengukuran situasi detail pada bendungan mencakup minimal 20 m dari tepi waduk pada
kedua sisi sungai.
20 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk penampang memanjang dan melintang
perpipaan dengan sasaran tinggi dan detil lapangan.
a. Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan oleh beberapa tim pengukuran yang dilakukan secara
simultan sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.
b. Alat ukur yang akan digunakan adalah sipat datar otomatis untuk profil memanjang dan melintang
sedang T-0 digunakan untuk mengukur profil melintang sungai apabila keadaan medannya curam.
c. Pengambilan titik detail untuk profil memanjang setiap interval 100 m pada bagian yang lurus 50 m
pada tikungan (akan dikoordinasikan dilapangan);
d. Pengukuran profil melintang dilakukan setiap 100 m jarak memanjang pada bagian yang lurus dan
diperbanyak pada bagian tikungan (akan dikoordinasikan lebih lanjut dilapangan), kerapatan titik
maksimum 20 m.
e. Penentuan trace sungai dilakukan dengan pengukuran poligon terikat sempurna (diikat pada
Poligon Utama).
f. Penentuan panjang pengukuran melintang akan dikoordinasikan dengan ahli sungai dan hidrolika
yang menyangkut dengan desain bangunan.
Pemasangan Bench Mark (BM) besar/kecil dan patok kayu, mengikuti ketetapan sebagai berikut:
a. Ukuran BM besar adalah 20 x 20 x 100 cm dan ditimbun tanah, dengan tinggi patok yang muncul di
atas permukaan adalah 20 cm
b. Ukuran BM kecil tanda azimuth, adalah 10 x 10 x 100 cm
c. BM kecil dipasang diantara 2 buah BM besar dan juga pada setiap bangunan
d. BM dipasang sebelum pelaksanaan pengukuran detail, dan ditempatkan pada lokasi yang aman,
tanah dasar yang kokoh dan stabil, serta mudah dicari
e. Setiap BM dan patok diberi nomor yang teratur, dibuat deskripsinya, yang dilengkapi dengan foto
berwarna serta sketsa lokasi.
21 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-1 Konstruksi BM dan CP
Dalam rangka penyelenggaraan Kerangka Dasar Peta, dalam hal ini Kerangka Dasar Horizontal/posisi
horizontal (X,Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran poligon ada dua unsur penting yang perlu
diperhatikan yaitu Jarak dan Sudut Jurusan yang akan diuraikan berikut ini:
Prinsip dasar hitungan koordinat titik-titik poligon dapat dilihat pada uraian di bawah. Koordinat titik B
dihitung dari Koordinat A yang telah diketahui:
Hitungan Koordinat
22 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
aAP : Azimuth AP definitive
Untuk menghitung azimuth poligon dari titik yang diketahui digunakan rumus sebagai berikut:
Koordinat titik kerangka dasar dihitung dengan perataan metoda Bowdith. Rumus-rumus yang
merupakan syarat geometrik poligon dituliskan sebagai berikut:
𝜑 𝜑 ∑𝛽 𝑛. 180° 𝑓
dimana:
𝜑 : Azimuth Akhir
𝜑 : Azimuth Awal
𝑓 : Koreksi Sudut
dimana:
Xakhir : Jarak Akhir
Xawal : Jumlah Awal
m : Banyak titik ukur
3) Koreksi Kordinat
23 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
dimana:
∑𝑑 : Jumlah jarak
Y : Ordinat
Untuk mengetahui ketelitian jarak linier-(SL) ditentukan berdasarkan besarnya kesalahan linier
jarak (KL)
dimana:
Dalam perhitungan azimuth matahari harga sudut miring (m) atau sudut Zenith (Z) yang dimasukkan
adalah harga definitif sebagai berikut:
24 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
dimana:
r : koreksi refraksi
p : koreksi paralax
Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan dengan melakukan pengukuran beda tinggi
antara dua titik terhadap bidang referensi (BM).
1) Syarat geometris
dimana:
H = Tinggi titik
25 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
∆H = Beda tinggi
Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara Tachymetri dengan menggunakan alat ukur theodolite
kompas (TO). Dengan cara ini diperoleh data-data sebagai berikut:
a. Azimuth magnetis
b. Pembacaan benang diafragma (atas, tengah, bawah)
c. Sudut zenith atau sudut miring
d. Tinggi alat ukur
Untuk menentukan tinggi titik B dari tinggi A yang telah diketahui koordinat (X, Y, Z), digunakan
rumus sebagai berikut:
Untuk menghitung jarak datar (Dd)
Dd = DOCos2m
Dd = 100(Ba-Bb) Cos 2 m
Dimana:
26 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Ba = Bacaan benang diafragma atas
TA = Tinggi alat
m = sudut miring
C =ag-am
Dimana:
G = Azimuth geografis
M = Azimuth Magnetis
Selain survey topografi yang dilakukan, Konsultan melakukan pemetaan dengan metode foto udara.
Metode pemetaan udara dengan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan salah satu
solusi untuk mendapatkan peta topografi secara efektif dan efisien. Tujuan foto udara ini adalah untuk
menghasilkan peta topografi sekaligus foto udara yang aktual. Metodologi kegiatan dalam pekerjaan foto
udara dengan wahana UAV seperti pada diagram alir dibawah ini.
27 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-2 Diagram Alir Survey Foto Udara
Teknologi foto udara sampai dengan saat ini sudah berkembang menjadi lebih cepat serta bisa
mengakuisisi area yang jauh lebih kecil. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi drone, kamera
digital serta perangkat lunak dan keras fotogrametri. Kelebihan dari pemetaan foto udara ini adalah:
1. Memberikan gambaran permukaan bumi secara detil dengan resolusi (tingkat kejelasan terhadap
objek) sangat tinggi
2. Memberikan gambaran permukaan bumi terkini karena pemetaan dilakukan by request, tidak
mengandalkan data archive
3. Memberikan gambaran permukaan bumi tanpa adanya cakupan awan (cloudless)
28 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
4. Menyajikan peta garis yang teliti dan peta kontur dengan intervel kontur mencapai 1-2 meter
Sekarang sudah dikenal teknik foto udara menggunakan wahana pesawat tanpa awak dengan nama UAV
Photogrammetry. Teknik ini menggunakan kamera digital yang ringan namun memiliki piksel tinggi
dibawa oleh wahana pesawat model yang memiliki sistem navigasi yang bisa diatur sedemikian rupa
sehingga mengikuti jalur terbang yang direncanakan.
Kamera adalah komponen penting dalam foto udara. Foto udara menggunakan kamera jenis metrik.
Kamera ini tidak memiliki kesalahan bentuk dalam setiap piksel yang ditangkapnya, dengan kata lain tidak
memiliki distorsi lensa. Kamera metrik dilengkapi dengan titik-titik yang diketahui koordinatnya (disebut
sebagai titik Fiducial Mark) yang akan dipakai sebagai acuan / referensi dalam pengukuran dimensi objek.
29 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Jenis kamera lainnya adalah kamera non-metrik. Kamera ini adalah kamera digital biasa yang mampu
menangkap objek secara detail dan memiliki kesalahan distorsi lensa. Distorsi ini biasanya berbentuk
radial seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3-5 Hasil Foto yang Memperlihatkan Distorsi Lensa (Kamera Non Metrik)
2. Wahana
Wahana untuk UAV Photogrammetry ini beragam. Ada yang menggunakan pesawat fixed wing, ada yang
menggunakan copter. Tujuannya sama, yakni untuk mengangkut kamera ke udara sehingga dapat
mengambil gambar secara datar. Wahana jenis copter digunakan untuk pengambilan gambar yang lama
di spot-spot tempat tertentu, karena wahana ini boros bahan bakar / batre. Copter memiliki berbagai jenis
sesuai dengan jumlah baling-baling yang digunakannya. Quad copter memiliki 4 baling-baling, oktacopter
memiliki 8 baling-baling. Semuanya disebut dengan multicopter.
Wahana jenis fixed wing sering digunakan untuk pemetaan yang cukup luas dikarenakan daya jelajahnya
yang cukup jauh. Batre yang digunakan juga cukup hemat, bisa cukup untuk 45 menit penerbangan dan
meng-cover 600 ha area.
30 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-7 Fixed Wing Sebagai Wahana untuk Kamera
3. Sistem Navigasi dan Komunikasi
Sistem navigasi yang dipakai di wahana UAV Photogrammetry dikendalikan oleh remote control yang
menggerakkan fungsi penting pesawat/copter seperti sayap, ekor dan baling-baling. Dengan telemetri
pula data visual (video) bisa ditransfer ke display di Ground Station. Remote control juga mengendalikan
fungsi-fungsi khusus seperti autopilot dan return to launch. Kedua fungsi khusus ini bisa dilakukan karena
adanya otak Autopilot yang dipasangi GPS yang diinjeksi dengan koordinat jalur terbang dan lokasi home.
Aplikasi yang penting dalam UAV Photogrammetry adalah perencanaan terbang. Perencanaan terbang
dilakukan agar pesawat mengikuti jalur terbang sedemikian rupa sehingga foto-foto yang dihasilkan
memiliki tingkat kedetilan dan cakupan sidelap-overlap yang baik. Cakupan sidelap-overlap foto penting
diperhatikan untuk mendapatkan model 3D yang baik. Model 3D bisa dibuat dari perbedaan posisi dua
foto yang mengambil satu objek.
Perencanaan terbang dilakukan di perangkat lunak bawaan Autopilot atau terpisah. Berikut ini adalah
contoh perencanaan terbang yang dilakukan di perangkat lunak Missionplanner. Perencanaan erbang bisa
31 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
dilakukan apabila autopilot sudah dipasang dengan GPS karena Perencanaan terbang memerlukan
informasi posisi pesawat dan lokasi pemotretan.
Untuk mengetahui lokasi kegiatan dalam kajian ini berada pada wilayah kerja PJT II (Citarum) dan Wilayah
Pelayanan PLTA Cirata yaitu mencakup Lokasi Desa Cibuluh dan Desa Citatah, dengan desain identik
dengan penyesuaian pondasi berdasarkan hasil geoteknik dengan desain berdasarkan hasil perencanaan
pada Desa Cibuluh. Hasil survey topografi dapat dilihat dalam lampiran A
32 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-11 Peta Survey Topografi Darat dan Foto Udara Desa Cibuluh
33 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-12 Peta Survey Topografi Darat dan Foto Udara Desa Citatah
34 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Penyelidikan Geoteknik
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan pembentukan tim pelaksana pekerjaan yang akan bekerja pada lokasi
pekerjaan. Organisasi tim pelaksana terdiri dari satu orang operator dan dibantu oleh beberapa tenaga
asisten operator dan helper. Kegiatan yang tercakup dalam tahap ini adalah:
Metode pelaksanaan pekerjaan pengambilan sampel tanah dengan hand boring di lapangan sebagai
langkah awal untuk mendapatkan parameter tanah yang diinginkan pada saat di lapangan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Bersihkan area bor dari vegetasi atau hambatan lainnya yang dapat mengganggu proses pengujian.
b. Pasang tripot atau penyangga lainnya untuk menjaga kestabilan hand bor selama pengujian.
c. Posisikan hand bor pada titik yang telah ditentukan.
d. Dorong hand bor ke dalam tanah dengan gerakan memutar dan dorong secara bersamaan.
e. Lakukan pengujian secara bertahap dengan menarik hand bor secara perlahan, mengeluarkan
tanah yang terperangkap di dalamnya.
f. Ulangi proses pengujian hingga mencapai kedalaman yang diinginkan atau mencapai lapisan tanah
yang ditargetkan.
a. Setelah hand bor ditarik dari dalam tanah, buang tanah yang terperangkap pada wadah atau ember
yang disiapkan.
b. Identifikasi dan catat setiap lapisan tanah yang ditemui selama pengujian.
c. Ambil sampel tanah dari setiap lapisan yang dianggap representatif dan simpan dalam wadah yang
sesuai, seperti kantong sampel atau botol.
35 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-13 Ilustrasi Penetrasi dengan Hand Boring
3. Tahap Pengujian Laboratorium
Prosedur pelaksanaan pengujian di laboratorium dilakukan dengan mengikuti ASTM standar yang
meliputi:
36 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
konus, qc dan nilai kumulatif total friksi. Data hasil pengeboran disajikan dalam bentuk kurva Boring dan
boring log.
Uji Penetrasi konus dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan sondir. Pada kegiatan ini, alat
sondir yang dipakai adalah sondir 2,5 ton tipe dutchpenetrometer yang mempunyai bikonus tipe
Begemann dengan luas konus 10 cm², sudut lancip kerucut 60°. Untuk mengukur tahanan ujung,
penetrometer dilengkapi dengan mantel (sleave) yang berdiameter (Ds) sama dengan conus (Dc) serta
luas selimut (100 cm²) untuk mengukur lekatan friksi dari lapisan tanah.
Tahap persiapan meliputi menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
lapangan:
a. Siapkan lubang sedalam 65 cm untuk penusukan pertama.
b. Masukkan 4 buah menyeramkan ke dalam tanah sesuai letak rangka pembeban.
c. Setel rangka Pembeban, sehingga Pembeban bangun Vertikal
37 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
d. Pasang Manometer, untuk Tanah Lunak gunakan Manometer 0 - 2 MPa, untuk Tanah Keras gunakan
Manometer 0 - 5 MPa.
e. Periksa Sistem Hidraulik dengan menekan Piston Hidraulik memakai Kunci Piston, dan jika kurang
tambahkan Oli untuk mencegah terjadinya gelembung udara dalam sistem.
f. Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada sempurna di atasnya.
g. Pasang Balok-balok Penjepit pada Jangkar dan kencangkan dengan memutar baut pengencang
h. Sambungkan Konus Ganda dengan Batang Dalam, dan Batang Dorong serta Kepala Pipa Dorong.
1) Pada tiap Interval 20 cm, lakukan pementingan Batang Dalam dengan menarik Kunci Pengatur,
sehingga Penekan Hidraulik menekan Batang Dalam saja.
38 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
2) Baca Perlawanan Konus pada Manometer ketika pementingan Batang Dalam sedalam kira-kira
4 cm pertama, dan catat pada Formulir Hasil Uji Penetrasi Sondir pada kolom Cw.
Prosedur pelaksanaan pengujian di laboratorium dilakukan dengan mengikuti standar yang berlaku antara
lain SNI 2827:2008 dan ASTM D3441-05.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan beberapa software komputer yang layak digunakan. Data
hasil pengujian sondir disajikan dalam bentuk tabel dan bentuk kurva hubungan kedalaman dengan
nilai konus, qc dan nilai kumulatif total friksi.
Percobaan penyusunan yang dilakukan, baik di lapangan maupun di laboratorium, harus menggunakan
prosedur yang lazim. Setiap testing ditekankan untuk menggunakan prosedur-prosedur dari ASTM/SNI.
Jenis alat yang dipakai harus turut dilampirkan pada laporan hasil percobaan mekanika tanah, dimana
harus dicantumkan data-data alat mengenai merk, type, kapasitas, tahun pembuatan dan lain-lain yang
dianggap perlu. Apabila dalam pelaksanaan ditemukan hal-hal yang meragukan maka pelaksana pekerjaan
ini harus segera melaporkan kepada Pemberi Tugas untuk pengarahan selanjutnya.
39 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Lokasi Penyelidikan Geoteknik
Untuk penyelidikan geoteknik atau soil investigation, dilakukan pada setiap lokasi masing-masing 1 titik
bor tangan dan 1 titik sondir. Hasil dari penyelidikan geoteknik dapat dilihat pada lampiran B.
40 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-17 Peta Rencana Soil Investigation Di Lokasi TPS Desa Cibuluh
41 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-18 Peta Rencana Soil Investigation Di Lokasi TPS Desa Citatah
42 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Tahapan Analisa dan Design Perencanaan
Dalam tahap analisisa dan design perencanaan, konsultan akan melakukan beberapa hal yaitu
sebagai berikut:
Konsultan merancang penggunaan struktur baja untuk bangunan yang akan digunakan sebagai
tempat pengelolaan sampah.
Sebelumnya perlu diadakan pengecekan struktur baja dalam hal ini akan didasarkan pada SNI 1729-
2020 yang merupakan adopsi dari AISC 360-16. Pengecekan-pengecekan yang akan dilakukan
dalam hal ini meliputi sebagai berikut:
1. Pengecekan Kapasitas Aksial Tekan;
1. Pengecekan Kapasitas Aksial Tarik;
2. Pengecekan Kapasitas Lentur;
3. Pengecekan Kapasitas Geser;
4. Pengecekan Kapasitas Interaksi antara Aksial, Lentur, Geser, dan Torsi.
Dalam hal ini, akan dicek juga kemampuan layanan struktur dengan menggunakan parameter
lendutan (defleksi). Semua pengecekan ini akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
SAP 2000 (menggunakan parameter stress ratio). Berikut ditampilkan contoh tampilan pengecekan
stress ratio dalam program SAP 2000.
Gambar 3-19 Gambaran Output Hasil Analisis Pengecekan Rasio Kapasitas PMM di SAP 2000
43 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
2. Analisa Struktur Bangunan Bawah Fasilitas Pengelolaan Sampah
Daya dukung pondasi dangkal dapat dicari dengan menggunakan Rumus Terzaghi sebagai berikut:
𝑞 𝑐𝑁 𝛾𝐷𝑁 0,5𝛾𝐵𝑁
dengan:
c : kohesi tanah
Nilai Nc, Nq, dan Nγ dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
5,7 , untuk 𝜙 0
𝑁 𝑁 1
, untuk 𝜙 0
tan 𝜙
,
𝑒
𝑁
𝜙
2 cos 45
2
2 𝑁 1 tan 𝜙
𝑁
1 0,4 sin 4𝜙
Selain menggunakan persamaan tersebut, nilai Nc, Nq, dan Nγ dapat ditentukan dengan
menggunakan tabel berikut.
44 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Tabel 3-1 Nilai Faktor Koreksi Nc, Nq, dan Ny
45 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
2. Basic Design Pondasi Dalam
a. Kapasitas Aksial Pondasi Tiang Tunggal
Kapasitas aksial tekan tiang tunggal dianalisis dengan data awal berupa hasil penyelidikan tanah
yang dilakukan, baik dari N-SPT maupun pengujian laboratorium. Output pada tahap ini merupakan
kapasitas ijin (Qall) dengan SF sebesar 2,5 untuk kedua komponen pendukung kapasitas aksial tekan
tiang tunggal, kapasitas ujung tiang dan kapasitas gesek selimut tiang.
𝑄
𝑄
𝑆𝐹
hampir sama dengan kapasitas aksial tekan tiang tunggal, kapasitas aksial tarik tiang tunggal hanya
memperhitungkan kapasitas gesek selimut tiang ultimit dan SF sebesar 2,5 dalam penentuan
kapasitas ijin (Qall).
0.7 𝑄 𝑊𝑝
𝑄
𝑆𝐹
Metode yang dipakai pada tahap ini menggunakan cara umum dengan mendapatkan kapasitas
ultimit tiang (Qu) dari komponen tahanan ujung (Qp) dan tahanan friksi (Qs). Kapasitas ijin tiang
diperoleh dengan membagi kapasitas ultimate dengan SF sebesar 2,5.
𝑄 𝑄 𝑄 𝑓𝐴 𝑞𝐴
Pada perhitungan tahanan friksi untuk tanah kohesif, digunakan metode seperti yang dijabarkan
pada rumus di bawah. Faktor adhesi diambil berdasarkan kohesi dalam kondisi undrained sebesar
0.55 (untuk tiang pancang) dan 0,35 untuk cerucuk, sehingga diperoleh:
𝑄 𝑓.𝐴
𝑄 𝛼 x c . 𝐿𝑖. 𝑃
Dimana:
: koefisien adhesi antara tanah dan tiang ( = 0,55 untuk tiang pancang dan 0,35 untuk
cerucuk)
46 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Li : panjang lapisan tanah
P : keliling tiang
Perhitungan tahanan geser selimut tiang pancang pada pasir (tanah non-kohesif) dapat dihitung
dengan nilai N-SPT dikalikan suatu konstanta dengan besaran 0,2 ton/m2 berdasarkan Meyerhoff-
1976, sehingga diperoleh:
𝑄 0,2𝑁 𝐴𝑠
Dimana:
N : nilai N-SPT
P : keliling tiang
Rekomendasi dari API untuk tahanan ujung tiang baik pada tanah kohesif maupun tanah non
kohesif digunakan dalam perhitungan, sesuai penjelasan sebagai berikut:
𝑄 𝑞 .𝐴
𝑞 9𝑐
Dimana:
t
𝑞 7𝑁; 400 Reese & Wright, 1977
m2
𝑄 𝑞 .𝐴
47 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Dimana:
N = nilai N-SPT
Daya dukung ultimit (Qult) dihitung dan didesain dari setiap data tanah yang diperoleh dari hasil
penyelidikan tanah di lapangan yang disesuaikan dengan denah atau lokasi (area zonasi) tapak
bangunan yang berada di atasnya.
Penentuan kapasitas lateral didasarkan pada grafik load vs deflection yang merupakan output
program bantu. Selanjutnya, diperoleh kapasitas lateral ijin pada saat defleksi kepala tiang sebesar
1/4” (kondisi servis), 1/2” (kondisi gempa nominal), dan 1” (kondisi gempa kuat). Beberapa asumsi
di model program LPILE antara lain : kepala tiang dimodelkan terjepit (fix head) untuk mengetahui
momen yang terjadi dan tanah diasumsikan sebagai material dengan hubungan load-deflection
yang non-linear sebagaimana direpresentasikan oleh grafik p-y.
Perhitungan kapasitas lateral pondasi tiang bor dilakukan dengan permodelan dengan program
LPILE dari ENSOFT. Parameter-parameter input yang dibutuhkan untuk analisis tersebut
dirangkumkan pada tabel berikut berdasarkan jenis tanah.
Tabel 3-2 Hubungan Parameter modulus subgrade reaction dan strain dengan Cu untuk Tanah
Lempung
Consistency N-SPT γ (kN/m3) Cu (kPa) K (kPa/m) e50
Very soft 0-2 16 4 3000 0.01
48 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Tabel 3-3 Hubungan Parameter modulus subgrade reaction dengan Sudut Geser Dalam untuk Tanah Pasir
Kapasitas lateral tiang diperoleh dengan berdasarkan grafik load vs displacement dari output
program LPILE. Besarnya dapat diketahui dari perpindahan kepala tiang sebesar 1/4” pada grafik
tersebut untuk kondisi beban service (gravitasi) dan sebesar 1/2” untuk kondisi beban gempa
nominal dan sebesar 1” untuk kondisi gempa kuat. Hasil keluaran LPILE ditunjukkan pada Gambar
3-20.
280
240
Kapasitas Lateral = 220 kN
200
Kapasitas Lateral = 182 kN
160
Lateral Load (kN)
120
40
0
0 5 10 15 20 25 30
Deflection (mm)
Gambar 3-20 Output Hasil Analisis Daya Dukung Lateral Tiang Pancang Ø40 cm LPILE
Dalam analisis group tiang digunakan bantuan software GROUP dari ENSOFT untuk memodelkan
kelompok tiang yang ditinjau beserta gaya-gaya reaksi yang didapatkan dari tiap-tiap kolom yang
49 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
ditopang. Kriteria yang dipakai sebagai acuan adalah dengan menganalisis output berupa beban
aksial dan deformasi lateral pada satu tiang di kelompok tiang terhadap kapasitas ijin yang terkait.
Kemudian jumlah kebutuhan pondasi tiang untuk masing-masing reaksi kolom ditentukan
berdasarkan asumsi sebagai berikut:
Jumlah tiang per kolom = gaya (joint reaction) / (daya dukung ijin * efisiensi)
Gaya yang digunakan dalam penentuan kebutuhan jumlah pondasi tiang adalah gaya aksial dan
lateral dari setiap kombinasi pembebanan. Jumlah tiang yang dipilih umumnya terbanyak yang
dibutuhkan. Untuk preliminari diasumsikan efisiensi daya dukung aksial 0,85 dan untuk lateral daya
dukung lateral adalah 0,5.
3. Penggambaran Desain
50 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
e. Pastikan untuk menyediakan ruang untuk fasilitas pendukung lainnya, seperti ruang
administrasi atau gudang untuk peralatan dan bahan yang diperlukan.
4. Menggambar Detail Struktur dan Pondasi Footplate
a. Gunakan alat garis atau polyline untuk menggambar detail struktur bangunan TPS,
termasuk dinding, kolom, dan atap.
b. Tentukan posisi dan ukuran kolom serta jarak antara kolom yang sesuai dengan
kebutuhan struktur.
c. Gambar detail pondasi footplate di sekitar bangunan dengan memperhatikan ukuran
yang tepat sesuai dengan desain struktur.
5. Menambahkan Anotasi dan Dimensi
a. Tambahkan anotasi pada gambar untuk memberikan informasi tambahan tentang
komponen bangunan, seperti label area pengolahan, area penyimpanan, dan fasilitas
pendukung lainnya.
b. Gunakan alat dimensi di AutoCAD untuk menambahkan dimensi pada gambar, seperti
panjang, lebar, dan tinggi bangunan atau komponen lainnya.
6. Menyimpan dan Mengekspor Gambar
a. Simpan file gambar AutoCAD dalam format yang sesuai (misalnya, DWG atau DXF) untuk
mempertahankan keaslian dan kemudahan pengeditan.
b. Jika diperlukan, ekspor gambar ke format lain seperti PDF atau JPEG untuk memudahkan
berbagi dan tampilan.
c. Penting untuk dicatat bahwa proses penggambaran desain bangunan TPS dengan
menggunakan AutoCAD 2D harus memperhatikan standar dan peraturan yang berlaku,
serta mempertimbangkan faktor-faktor teknis, keamanan, dan keberlanjutan dalam
perencanaan dan konstruksi. Selalu konsultasikan dengan tim teknis, insinyur sipil, atau
ahli struktur untuk memastikan keakuratan dan keandalan desain.
51 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 3-21 Gambaran Proses Tampilan Pada Aplikasi AutoCad 2D
Spesifikasi
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2019)
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI
1726:2019)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 2847:2019
American Concrete Institute, “Building Code Requirements for Reinforced Concrete
(ACI-318-95)
52 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SNI 1727:2020
53 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
BAB 4
Rencana anggaran biaya pekerjaan dihitung berdasarkan rencana anggaran biaya pembangunan
Fasilitas Pengelolaan Sampah Cirata dan disesuaikan dengan harga Upah dan Bahan Pekerjaan
Konstruksi SK.Gubernur 2023 Provinsi Jawabarat, sedangkan Analisa harga satuan menggunakan
SNI 2020 dan AHSP Permen PUPR no.1 tahun 2022. Secara keseluruhan Kegiatan pembangunan ini
sebesar Rp. 2.399.787.810,- (Dua Milyar Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus
Delapan Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Sepuluh Rupiah). Hasil perhitungan perkiraan biaya
konstruksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
54 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
Gambar 4. 1. S Curve Rencana Pelaksanaan Konstruksi
55 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
LAMPIRAN A
56 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
LAMPIRAN B
57 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
LAMPIRAN C
58 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023
LAMPIRAN D
59 | Perencanaan Program BJPSDA (Fasilitas Pengelolaan Sampah Dan Penyelidikan Geoteknik) 2023