Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM K3

MENGANALISIS HIRADC PADA LABORATORIUM ENERGI DAN


WORKSHOP TET

Dosen Pengampu:

Salsabila Liandra Putri, SKM., MKKK.

Disusun oleh :
1. Reihan Abdilana Saputro H41201016
2. Muhammad Alfian Saputra H41201145
3. Naila Rohmatul Hidayah H41201165
4. Aldi Ermadi Jaya H41201362
5. Muhammad Rifki Afdillah H41201475
6. Balqis Rayhana Sinatria H41201406

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................................... 1
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat........................................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 5
2.1 Pengertian HIRADC ................................................................................................... 5
2.2 Tahapan HIRADC ............................................................................................................ 5
2.3 Jenis – jenis Hazard.......................................................................................................... 6
2.4 Pengendalian HIRADC ............................................................................................... 7
2.5 Tujuan HIRADC ......................................................................................................... 7
BAB III....................................................................................................................................... 9
METODE PRAKTIKUM .......................................................................................................... 9
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 9
3.2 Prosedur Percobaan ..................................................................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 10
4.1 Data Pengamatan pada Lab Bioenergi ...................................................................... 10
4.2 Analisis data pada Lab Bioenergi.............................................................................. 10
4.3 Analisis data pada Workshop .................................................................................... 10
BAB V ...................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi bahaya terdapat hampir di setiap tempat dimana dilakukan suatu
aktivitas, baik di rumah, di jalan, maupun di tempat kerja. Apabila potensi bahaya
tersebut tidak dikendalikan dengan tepat akan dapat menyebabkan kelelahan,
sakit, cidera, dan bahkan kecelakaan yang serius. Dalam Undang-undang No.1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pengurus perusahaan mempunyai
kewajiban untuk menyediakan tempat kerja yang memenuhi syarat keselamatan
dan kesehatan. Sedangkan tenaga kerja mempunyai kewajiban untuk mematuhi
setiap syarat keselamatan dan kesehatan yang ditetapkan baginya. Syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan sesuai Undang-undang Keselamatan Kerja tersebut
antara lain untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan
mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah dan mengendalikan
pencemaran udara serta menyediakan penerangan dan mikroklimat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan
banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk
investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa
yang akan datang.
Politeknik Negeri Jember memiliki banyak Laboratorium dan Workshop
pada setiap Jurusannya, namun Laboratorium dan Workshop tersebut banyak
yang belum memiliki peraturan tertulis mengenai sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja. Hal tersebut menjadi tugas kami untuk melakukan analisa
dengan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini yaitu HIRADC,
maka perlu adanya analisa untuk mengantisipsi dan mengurangi penyebab
kecelakaan yang terjadi di Laboratorium dan Workshop Prodi Teknik Energi
Terbarukan.
Dimana (Hazard Identification Risk Assesment and Determining Control)
HIRADC merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan identifikasi
terhadap bahaya, risiko dan penentuan pengendalian atas suatu bahaya yang
terdapat di lingkungan kerja.
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami potensi bahaya pekerjaan di area Laboratorium dan
Workshop Prodi Teknik Energi Terbarukan.
2. Untuk memahami cara menyusun HIRADC berdasarkan identifikasi potensi
bahaya di area Laboratorium dan Workshop Prodi Teknik Energi Terbarukan.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami potensi bahaya pekerjaan di area Laboratorium
dan Workshop Prodi Teknik Energi Terbarukan.
2. Mahasiswa dapat menyusun HIRADC berdasarkan identifikasi potensi bahaya
di area Laboratorium dan Workshop Prodi Teknik Energi Terbarukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HIRADC


HIRADC yaitu metode dalam mengidentifikasi bahaya, menilai risiko dan
menentukan kendali yang digunakan untuk menyusun tujuan dan target K3 yang
akan dicapai. HIRADC adalah kepanjangan dari Hazard Identification Risk
Assessment and Determining Control yang merupakan metode untuk identifikasi
risiko kecelakaan dalam SMK3. HIRADC merupakan salah satu persyaratan
OHSAS 18001:2007 klausal 4.3.1 dan ISO 14001:2004. HIRADC dibagi menjadi
3 bagian sesuai dengan singkatannya, yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko,
dan penentuan kendali. Hasil dari penyusunan HIRADC digunakan untuk
penyusunan tujuan dan target K3 yang akan dicapai.

2.2 Tahapan HIRADC


Sebuah organisasi dalam prosesnya menjalankan SMK3 perlu membuat
tujuan dan target sehingga untuk menyusun hal tersebut digunakan metode
HIRADC. Tahapan HIRADC sebagai berikut.
1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
Dikutip dari Handoko dan Rahardjo (2017) dalam penelitiannya berjudul
“Perancangan HIRADC di Schneider Electric Cikarang”, identifikasi bahaya
dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya yang dihadapi para pekerja saat
melakukan pekerjaan. Bahaya-bahaya ini harus ditemukan sebelum
menyebabkan kecelakaan dan merugikan bagi pekerja maupun perusahaan.
Identifikasi bahaya dilakukan dengan melakukan wawancara, pengamatan,
dan melihat riwayat data.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Tahapan ini dilakukan setelah menemukan potensi bahaya dari tahap
identifikasi bahaya untuk ditentukan risk level dari bahaya tersebut.
Penentuan tingkat risiko ini dibedakan menjadi kecil, sedang, besar, dan dapat
diabaikan. Hasil identifikasi dan penilaian risiko kemudian dimasukkan ke
dalam matriks penilaian. Matriks penilaiannya berdasarkan Australian
Standard/New Zealand Standard for Risk Management.
3. Penentuan Kendali (Determining Control)
Pengendalian ini dilakukan dari risiko yang levelnya paling tinggi.
Pengendalian risiko ini dilakukan dengan mengurangi kemungkinan (reduce
likelihood) dan mengurangi tingkat keparahan (reduce sequence).
Pengendalian juga dapat dilakukan dengan mengalihkan risiko seluruhnya
atau sebagian (risk transfer) atau menghindar dari risiko (risk avoid).
Pengendalian risiko dilakukan berdasarkan hirarki kontrol, yaitu eliminasi,
substitusi, engineering control, administrative control, dan APD. Untuk
bahaya yang tingkat keparahannya moderate, high, dan extremely high harus
dilakukan tindakan lebih lanjut.
2.3 Jenis – jenis Hazard
Hazard didefinisikan sebagai kondisi yang dapat menimbulkan atau
memperbesar kemungkinan terjadinya kerugian. Dalam buku Manajemen Resiko:
Konsep, Kasus, dan Implementasi oleh Hinsa Siahaaan (2007: 106), dijelaskan
bahwa terdapat tiga jenis hazard, yaitu sebagai berikut:
a. Physical Hazard
Physical hazard adalah kondisi fisik yang mendorong atau memperbesar
kemungkinan terjadinya kerugian. Contoh physical hazard adalah jalan licin
pada waktu hujan yang memperbesar kemungkinan terjadi mobil tergelincir
atau tabrakan.
b. Moral Hazard
Moral hazard adalah ketidakjujuran atau karakter jelek seseorang yang
mendorong terjadinya kerugian atau memperparah kerugian yang terjadi.
Misalnya, sengaja membakar mobil yang diasuransikan agar mendapatkan ganti
rugi.
c. Morale Hazard
Morale hazard adalah kelalaian atau kecerobohan seseorang. Di sini
tidak ada unsur kesengajaan. Misalnya, lupa mengunci mobil yang sudah
diasuransikan sehingga mobil dibawa kabur oleh pencuri.
Dalam manajemen bencana, hazard dibagi menjadi natural hazard, man
made hazard, dan social hazard. Natural hazard adalah ancaman bahaya yang
disebabkan oleh fenomena alam. Contohnya tsunami dan banjir. Man made
hazard ancaman bahaya yang timbul akibat kelalaian manusia, seperti
pembuangan limbah dan jebolnya bendungan. Sedangkan social hazard adalah
bahaya sebagai akibat dari tindakan manusia yang berperilaku antisosial.
2.4 Pengendalian HIRADC
• Eliminasi
Menghilangkan bahaya pada sumbernya, bias termasuk mengubah proses kerja
untuk berhenti menggunakan bahan kimia beracun, benda berat, atau alat tajam.
• Substitusi
Mengganti sumber bahaya dengan alternative yang lebih aman.
• Rekayasa control
Mengurangi atau mencegah kontak langsung antara bahaya dengan pekerja.
Rekaya Teknik mencakup memodifikasi peralatan atau ruang kerja,
menggunakan penghalang pelindung,ventilasi dan banyak lagi.
• Administrasi control
Manajemen organisasi kerja untuk mengurangi risiko.
• Alat pelindung diri (APD)
Peralatan yang dipakai untuk meminimalkan paparan terhadap bahaya.
2.5 Tujuan HIRADC
1. Bahaya
Untuk mengidentifikasi bahaya dari semua penyebab bahaya yang dapat
menjadi potensi kecelakaan bagi semua orang yang ada di lingkungan kerja.
2. Risiko
Untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya bahaya yang dapat terjadi
sewaktu-waktu serta dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan
3. Pengawasan
Untuk merencanakan, menyusun, dan memantau pengendalian yang berfungsi
untuk memastikan bahwa risiko yang ditimbulkan dapat terkontrol menyeluruh
dan setiap waktu.
2.6 Skala HIRADC

• Tabel Severity
• Matrix Risiko

• Skala Prioritas

Nilai risiko relatif dapat digunakan untuk memprioritaskan tindakan yang


diperlukan untuk mengelola bahaya di tempat kerja secara efektif.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. HP
3. Form Health Risk Assessment (HRA)

3.2 Prosedur Percobaan


1. Tentukan lokasi untuk melakukan pengukuran, yaitu antara laboratorium dan
workshop.
2. Pilih alat yang akan disurvei.
3. Tentukan resiko dari alat tersebut.
4. Isi tabel HRA sesuai dengan data yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan pada Lab Bioenergi


Lampiran 1.1
4.2 Analisis data pada Lab Bioenergi

Dari data yang dilampirkan, Penilaian anaalisa menggunakan HIRADC dapat


membantub pengguna terutama bagi orang awam untuk melakukan persiapan sebelum
melakukan aktivitas di dalam laboratorium. Data terlampir menunjukkan bahwa
terdapat aktivitas aktivitas pekerjaan yang memiliki tingkat resiko dari rendah, sedang,
hingga tingkat tinggi. Pada laboratorium Energi, aktivitas yang banyak dilakukan
memiliki tingkat bahaya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak
pengendalian resiko yang dapat dilakukan sebelum terjadinya konsekuensi dari bahaya
setiap aktivitas, sehingga resiko kecelakaan dapat menurun. Dari data terlampir berisi
identifikasi variabel risiko, penilaian risiko serta pengendalian risiko. Untuk
mengetahui tingkat risiko perlu menggunakan matrik risiko sebagai acuan. Tingkat
risiko diperoleh dari perkalian severity dan likelihood. Dalam menentukan
pengendalian sudah lengkap meliputi eliminasi, subtitusi, rekayasa control,
administraksi control serta alat pelindung diri.

4.3 Analisis data pada Workshop

Dari data yang dilampirkan, Penilaian anaalisa menggunakan HIRADC dapat


membantub pengguna terutama bagi orang awam untuk melakukan persiapan sebelum
melakukan aktivitas di dalam laboratorium. Data terlampir menunjukkan bahwa
terdapat aktivitas aktivitas pekerjaan yang memiliki tingkat resiko dari rendah, sedang,
hingga tingkat tinggi. Pada Workshop Energi dan Mekanik, aktivitas yang banyak
dilakukan memiliki tingkat bahaya medium. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya
perhatian lehih khusus untuk pengendalian resiko yang dapat dilakukan sebelum
terjadinya konsekuensi dari bahaya setiap aktivitas, sehingga pengguna lebih berhati-
hati serta resiko kecelakaan dapat menurun. Dari data terlampir berisi identifikasi
variabel risiko, penilaian risiko serta pengendalian risiko. Untuk mengetahui tingkat
risiko perlu menggunakan matrik risiko sebagai acuan. Tingkat risiko diperoleh dari
perkalian severity dan likelihood. Dalam menentukan pengendalian sudah lengkap
meliputi eliminasi, subtitusi, rekayasa control, administraksi control serta alat
pelindung diri.
BAB V
KESIMPULAN

Terdapat sumber potensi bahaya dengan kategori risiko sedang dan rendah, dari
kategori tinggi, sedang dan rendah. Terdapat aktivitas yang diamati di Workshop
dan Lab Energi Gedung Teknik, Politeknik Negeri Jember yang terdiri dari
aktivitas Praktikum dan KBM (mesin las, mesin bor, mesin gerinda,dll). Dari
pengamatan terhadap aktivitas tersebut dapat diidentifikasikan terdapat beberapa
potensi bahaya. Pada Workshop Energi dan Mekanik, memiliki tingkat resiko
medium dan pada Lab Energi Gedung Teknik memiliki tingkat resiko rendah.
Namun, para pelaku aktivitas harus tetap memperhatikan prosedur sebelum
penggunaan alat dan sebagainya. Dari hasil penilaian risiko terdapa 3 potensi
bahaya tinggi, 11 potensi bahaya dengan kategori risiko sedang dan 6 potensi
bahaya dengan kategori rendah. Alternative untuk pengendalian risiko terhadap
sumber potensi bahaya adalah dengan menghilangkan bahaya, penggantian alat
atau pekerjaan, pengendalian kebijakan terhadap alat maupun pengoperasiannya
serta penggunaan alat pelindung diri (APD).

Anda mungkin juga menyukai