Anda di halaman 1dari 14

Al-Maktabah Vol.

15, Desember 2016 : 57-70

MANAJEMEN TATA RUANG PERPUSTAKAAN PESANTREN


MADANI ALAUDDIN PAO-PAO MAKASSAR
Oleh : Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli

Abstract

This paper discusses the library building design at school library Madani Alauddin Pao-pao. The
library building design is one of the aspect of library development that has the prominent role in
carrying out and successing the library functions. A good library design has significant impact
to increase users’ interest to visit and use the library services due to the the comfort of the study
environment. The purpose of the research ís to examine the library building design of Pesantren
Madani Alauddin Pao-pao and to know whether the school library of Pesantren Madani Pao-pao has
fulfilled the National standard of school library (SNP 009:2011).

Keywords : library building design, library building management, pesantren library

Abstrak

Tulisan ini membahas tentang manajemen tata ruang perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao-
pao. Tata ruang merupakan salah satu aspek pembinaan perpustakaan yang memiliki pengaruh dan
peranan yang sangat besar dalam memperlancar layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan.
Tata ruang yang baik membuat para pengunjung merasa nyaman berada di perpustakaan yang
diharapkan dapat meningkatkan minat pengguna untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanan
perpustakaan. Tujuan dalam penelitan ini adalah untuk mengetahui manajemen tata ruang
Pesantren Madani Alauddin Pao-pao dan untuk mengetahui apakah perpustakaan Pesantren Madani
Alauddin Pao-pao sudah memenuhi Standar Nasional Perpustakaan Sekolah (SNP 009:2011).

Kata Kunci : manajemen tata ruang, pesantren madani, standar nasional perpustakaan sekolah

A. PENDAHULUAN
Perpustakaan sebagai pusat informasi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang
memiliki tugas dan fungsi yang harus dijalankan bersangkutan.
setiap saat, seperti kegiatan administrasi, Perpustakaan sekolah merupakan
menyediakan informasi dan memberikan salah satu sarana dalam mengembangkan
layanan yang optimal. Eksistensinya sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap
suatu tempat untuk memperoleh informasi para murid. Dalam penyelenggaraannya,
dianggap sangat urgen demi terciptanya perpustakaan memerlukan ruang tersendiri
sumber daya manusia yang berkualitas. beserta berbagai pelengkapannya. Semakin
Perpustakaan sekolah menurut Standar lengkap perlengkapannya semakin menunjang
Nasional Indonesia adalah perpustakaan yang penyelenggaraan perpustakaan sekolah
berada pada satuan pendidikan formal di tersebut. Ruang dan perlengkapan yang
lingkungan pendidikan dasar dan menengah tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik
yang merupakan bagian integral dari kegiatan sehingga dapat menunjang penyelenggaraan
sekolah yang bersangkutan, serta merupakan perpustakaan sekolah secara efektif dan efisien
pusat sumber belajar untuk mendukung (Bafadal, 2008:150).

57
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

Tata ruang merupakan salah satu aspek agar perpustakaan tetap berada pada fungsi
pembinaan perpustakaan yang memiliki dan tujuannya, maka perpustakaan Pesantren
pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam Madani Alauddin Pao-Pao perlu menerapkan
memperlancar layanan maupun pelaksanaan manajemen tata ruang. Hal ini pula yang
fungsi perpustakaan. Tata ruang yang baik membuat penulis tertarik untuk membahas
membuat para pengunjung merasa nyaman dan meneliti lebih jauh mengenai tata ruang
berada di perpustakaan yang diharapkan Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin
dapat meningkatkan minat pemustaka untuk Pao-Pao.
mengunjungi dan memanfaatkan layanan
perpustakaan (Prastowo, 2012: 304).
B. TINJAUAN TEORITIS
Pesantren Madani Alauddin Pao-pao 1. Manajemen Perpustakaan
didirikan oleh Yayasan Keluarga Besar UIN
Alauddin Makassar. Pesantren ini merupakan a. Pengertian Manajemen
Laboratory School Fakultas Tarbiyah dan Secara etimologis kata manajemen
Keguruan UIN Alauddin Makassar dan berasal dari bahasa perancis kuno
memiliki perpustakaan yang berada di sekitar management, yang berarti seni
lokasi pesantren tepatnya di samping ruangan melaksanakan dan mengatur.
guru. Perpustakaan Pesantren Madani Sedangkan secara terminologis para
Alauddin Pao-pao sudah menerapkan sistem pakar mendefinisikan manajemen
otomasi perpustakaan dan ruangannya sudah secara beragam di antaranya :
dilengkapi dengan fasilitas, seperti komputer Manajemen sebagai pengetahuan
dan AC. Namun, perpustakaan masih kurang tentang proses penggunaan dan
memperhatikan aspek keindahan penataan pengelolaan sumber daya, manusia,
ruangan. modal, dan peralatan lainnya secara
Perpustakaan terlihat kurang terawat terpadu dan efektif untuk mencapai
dan kurang tertata dengan baik, mungkin sasaran yang diharapkan (Kamus Besar
dikarenakan penanggung jawab perpustakaan Bahasa Indonesia, 2013 : 559).
bukan seorang pustakawan yang berlatar Manajemen sebagai pencapaian
belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan, sasaran-sasaran organisasi dengan
melainkan seorang guru dengan jadwal cara yang efektif dan efisien melalui
mengajar yang cukup padat sehingga tidak perencanaan, pengorganisasian,
memiliki waktu luang untuk mengurus kepemimpinan, dan pengendalian
perpustakaan Pesantren Madani Alauddin sumber daya organisasi (draft , 2002 : 8)
Pao-pao. Manajemen sebagai suatu ilmu juga
Tata ruang perpustakaan Pesantren Madani seni untuk membuat orang lain mau
Alauddin Pao-pao juga terlihat kurang menarik dan bersedia berkerja untuk mencapai
dan kurang nyaman. Hal ini dikarenakan tujuan yang telah dirumuskan bersama
tidak adanya fasilitas meja baca, kurangnya oleh sebab itu manajemen memerlukan
jumlah rak, dan banyaknya tumpukan kardus konsep dasar pengetahuan, kemampuan
berisi buku di sekitar rak yang mengganggu untuk menganalisis situasi, kondisi,
kenyamanan pemustaka, sehingga tata ruang sumber daya manusia yang ada dan
perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao- memikirkan cara yang tepat untuk
pao belum sesuai dengan Standar Nasional melaksanakan kegiatan yang saling
Perpustakaan (SNP). Masalah lainnya, berkaitan untuk mencapai tujuan
pesantren tidak memiliki banyak ruangan (Ahmad , 2002 : 4)
sehingga perpustakaan dan laboratorium Manajemen sebagai proses
komputer digabung menjadi satu ruangan melaksanakan dan mengatur sehingga
dan hanya dibatasi oleh rak buku. Hal ini yang dipandang sebagai cara untuk
membuat pemustaka kurang nyaman berada memanfaatkan semua sumber daya
di dalamnya. yang ada untuk mencapai tujuan yang
Berdasarkan uraian di atas, salah satu cara

58
Al-Maktabah Vol. 15, Desember 2016 : 57-70

telah ditentukan (Mathar, 2012 : 17) maupun eksternal dengan cara


Manajemen adalah suatu proses melibatkan pihak luar untuk menjadi
di mana kita harus mengatur pengontrol independen (Mathar,
memanfaatkan sumber daya yang ada 2012 : 6).
untuk mencapai tujuan. 2. Tata Ruang Perpustakaan
Manajemen Perpustakaan dapat
a. Pengertian Tata Ruang Perpustakaan
diartikan sebagai upaya sebuah
organisasi perpustakaan untuk Penataan ruangan perpustakaan
mencapai tujuan yang tertuang di dalam perlu dilakukan secara hati-hati dan
visi dan misi organisasi melalui sebuah mempertimbangkan berbagai aspek.
proses yang dilakukan secara bersama Untuk dapat memikat perhatian
atau berkelompok. pemustaka agar mau datang ke
perpustakaan, salah satu cara yang
bisa dilakukan adalah melalui penataan
b. Kegiatan Manajemen ruangan yang menarik dan fungsional
Henri Fayol mengemukakan bahwa (Suwarno, 2011: 45).
perpustakaan sebaiknya melakukan Ruangan yang tertata rapi dan buku–
kegiatan sebagai berikut : buku yang juga tertata akan membuat
1) Planning (perencanaan) suatu perpustakaan memberikan nuansa
Perencanaan merupakan langkah nyaman sehingga pemustaka tertarik
awal dalam merumuskan segala hal. untuk membaca buku dan betah berada
Layanan perpustakaan akan sangat di perpustakaan (Anugrah, 2013).
efektif dam efisien jika dimulai dengan Tata ruang adalah penataan atau
kegiatan perencanaan, khususnya penyusunan segala fasilitas di ruang
yang berhubungan dengan analisis atau gedung yang tersedia (Bafadal,
kebutuhan pemustaka. 2009: 163).
2) Organizing (pengorganisasian) Tata ruang adalah pengaturan dan
Pengorganisasian perpustakaan penyusunan seluruh mesin kantor, alat
dilakukan setelah melakukan analisis perlengkapan kantor, serta perabot
terhadap sumber daya yang dimiliki kantor pada tempat yang tepat sehingga
oleh perpustakaan itu sendiri. pegawai dapat bekerja dengan baik,
3) Commanding (pengkomandoan) nyaman leluasa dan bebas bergerak,
sehingga tercapai efisiensi kerja
Pengkomandoan sangat identik
(Sedarmayanti , 2001: 125).
dengan kecakapan seorang pimpinan
atau manajer. Seorang pemimpin Tata ruang perpustakaan adalah
perpustakaan sebaiknya memahami salah satu cara untuk menciptakan
konsep-konsep manajerial yang baik suasana kondusif dan menyenangkan
agar dia mampu memahami karakter dalam perpustakaan dengan upaya
dan kemampuan staf dan pustakawan penyusunan perabot dan perlengkapan
lingkup kerja organisasinya. perpustakaan pada tata letak dan
susunan yang tepat serta pengaturan
4) Coordinating (pengkoordinasian)
tempat kerja sehingga memberi
Kordinasi antar bagian dalam sebuah kepuasan kerja para pustakawan dan
organisasi sangat ditentukan oleh pengguna perpustakaan secara efisien
struktur organisasi. Kapabilitas dan efektif disebuah perpustakaan.
sebuah organisasi dapat diukur
secara kasat mata melalui struktur
organisasinya. b. Tujuan, Asas-asas, dan Sistem Tata
Ruang Perpustakaan
5) Controlling (pengkontrolan)
Pengaturan tata ruang yang
Kontrol terhadap kinerja organisasi
menarik dan fungsional akan
dapat dilakukan secara internal

59
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

mengakibatkan pelaksanaan tugas pengaturan ruangan perpustakaan


dan fungsi perpustakaan dapat diatur yang menempatkan koleksi terpisah
secara tertib dan lancar. Dengan dari ruang baca pengunjung.
demikian komunikasi baik antar Dalam sistem ini, pengunjung tidak
petugas perpustakaan (pustakawan) diperkenankan masuk ke ruang
maupun pengguna perpustakaan akan koleksi dan petugaslah yang akan
semakin lancar, sehingga koordinasi mengambilkan dan mengembalikan
dan pengawasan semakin mudah serta koleksi yang dipinjam atau dibaca di
mendapatkan pencapaian efisiensi dan tempat itu. Namun demikian sistem
kenyamanan kerja. ini bisa juga diterapkan pada sistem
Tata atau penataan ruang terbuka, yakni pemustaka mengambil
perpustakaan bertujuan untuk : sendiri lalu dicatatkan/dilaporkan
kepada petugas, selanjutnya
1) memperoleh efektivitas kegiatan dan
petugaslah yang mengembalikan ke
efisiensi waktu, tenaga dan anggaran.
rak semula.
2) menciptakan lingkungan yang aman
2) Sistem tata parak ; yaitu sistem
suara, nyaman cahaya, nyaman udara
pengaturan ruangan perpustakaan
dan nyaman warna.
yang menempatkan koleksi terpisah
3) meningkatkan kualitas pelayanan. dari ruang baca. Hanya saja dalam
4) meningkatkan kinerja petugas sistem ini, pembaca dimungkinkan
perpustakaan (Lasa HS, 2005: 148). untuk mengambil koleksi sendiri,
Di samping tujuan tata ruang lalu dicatat atau dibaca di ruang lain
perpustakaan yang harus dicapai, perlu yang tersedia. Cara ini lebih cocok
juga diperhatikan asas-asas tata ruang, untuk perpustakaan yang menganut
agar penataan dan pemanfaatan ruangan sistem pinjam terbuka.
dapat tertata dengan baik. Adapun asas– 3) Sistem tata baur ; yaitu suatu cara
asas tata ruang antara lain: penempatan koleksi yang dicampur
1) asas jarak; yaitu suatu susunan tata dengan ruang baca agar pembaca
ruang yang memungkinkan proses lebih mudah mengambil dan
penyelesaian pekerjaan dengan mengembalikan sendiri. Sistem ini
menempuh jarak yang paling pendek. lebih cocok untuk perpustakaan
2) asas rangkaian karya; yaitu suatu tata yang menggunakan sistem pinjam
ruang yang menempatkan tenaga terbuka (Lasa HS, 2005: 158).
dan alat dalam suatu rangkaian yang
sejalan dengan urutan penyelesaian c. Ruangan Perpustakaan
pekerjaan yang bersangkutan. Ruangan perpustakaan adalah
3) asas pemanfataan; yaitu tata salah satu unsur yang paling dominan
susunan ruang yang memanfaatkan dari eksistensi atau keberadaan suatu
sepenuhnya ruang yang ada (Lasa perpustakaan (Prastowo, 2012: 300).
HS, 2005: 149). Menurut Yusuf dan Suhendar
Untuk kenyamanan pengguna dalam Prastowo (2012: 301) ruangan
maupun petugas dalam meningkatkan perpustakaan yang dimaksud
produktifitas, efisiensi, dan adalah tempat diselenggarakannya
efektifitas kerjanya di dalam ruangan perpustakaan. Demikian pentingnya
perpustakaan, perlu diperhatikan kedudukan ruangan perpustakaan,
penataan ruang seperti ruang baca, sehingga banyak ahli yang memberikan
ruang koleksi dan ruang sirkulasi batasan perpustakaan sebagai “ruangan”
dengan menggunakan beberapa sistem tempat dihimpunnya berbagai macam
tata ruang perpustakaan yaitu: sumber informasi. Tanpa ruangan,
1) Sistem tata sekat ; yaitu cara perpustakaan tidak akan dapat
menjalankan perpustakaan dengan baik.

60
Al-Maktabah Vol. 15, Desember 2016 : 57-70

Pada dasarnya suatu perpustakaan Ruang khusus adalah ruang yang


yang paling sederhana sekalipun terdiri dari kamar kecil, ruang
harus memiliki sejumlah ruangan yang diskusi/pertemuan, ruang bercerita
mempunyai fungsi yang berlainan. untuk anak-anak dan ruang lain
Dengan kata lain, suatu perpustakaan untuk kantin (Departmen Pendidikan
mempunyai ruang pokok, yang Nasional RI, 2004: 5)
merupakan kebutuhan minimal setiap
perpustakaan.
Dari sekian jumlah ruangan
Adapun ruangan yang minimal harus perpustakaan yang disebutkan di
dimiliki sebuah perpustakaan adalah atas, perlu mengadakan pengaturan
sebagai berikut : sedemikian rupa, sehingga memberikan
1) Ruang koleksi kesan sejuk, menyenangkan,
Ruang koleksi adalah tempat bagi petugas perpustakaan serta
penyimpanan koleksi perpustakaan, dapat mengundang para pemakai
luas ruangan ini tergantung pada menggunakan bahan perpustakaan
jenis dan jumlah bahan pustaka serta membacanya.
yang dimiliki serta besar kecilnya Ruang perpustakaan adalah tempat
luas bangunan perpustakaan. atau bagian tertentu dalam suatu
Ruangan koleksi dapat terdiri dari gedung perpustakaan yang memiliki
suatu ruangan atau beberapa ruang, fungsi tertentu seperti ruang koleksi,
misalnya ruang koleksi buku, ruang ruang untuk pengguna (baca), dan
koleksi majalah, ruang koleksi ruang staf pelayanan. Desain interior
referensi, ruang koleksi Audio Visual perpustakaan yang mengintegrasikan
dan lain-lain. nilai-nilai estetika akan berdampak
2) Ruang baca terhadap pemanfaatan jasa perpustakaan
oleh pengguna (Fahmi, 2013)
Ruang baca adalah ruang yang
digunakan untuk membaca bahan
pustaka. Luas ruangan ini tergantung d. Lingkungan dan Kondisi Fisik Tata
pada jumlah pembaca/pemakai jasa Ruang Perpustakaan
perpustakaan. Penataan ruang perpustakaan
3) Ruang pelayanan yang serasi, bersih dan tenang dapat
Ruang Pelayanan adalah tempat mempengaruhi kenyamaan pengguna
peminjaman dan pengembalian perpustakaan untuk berlama-lama
buku, meminta keterangan kepada berada di perpustakaan, serta dapat
petugas, menitipkan barang atau tas, meningkatkan kinerja petugas
mencari informasi dan buku yang perpustakaan. Untuk itu, penataaan
diperlukan melalui katalog. ruangan perlu dilakukan secara hati-
hati dan mempertimbangkan berbagai
4) Ruang kerja teknis administrasi
aspek.
Ruang Kerja Teknis Administrasi
Salah satu cara yang dilakukan
adalah ruangan yang dipergunakan
pustakawan adalah penataan ruangan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan,
yang menarik dan fungsional. Selain
seperti pemerosesan bahan pustaka
itu, perpustakaan harus memperhatikan
mulai dari pengadaan sampai bahan
faktor lingkungan fisik pada tata ruang
pustaka tersebut siap untuk disajikan
perpustakaan, karena lingkungan dan
kepada pemakai perpustakaan,
kondisi fisik tata ruang yang baik dapat
ruang tata usaha untuk kepala
mempengaruhi hasil kinerja seseorang.
perpustakaan dan stafnya, dan ruang
untuk memperbaiki bahan pustaka Bila kondisi lingkungan kerja baik,
yang rusak. seseorang tersebut mampu melakukan
kegiatannya secara optimal dengan
5) Ruang khusus

61
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

baik, sehat, nyaman, dan tenang. (sekurang–kurangnya 10% dari


Menurut Lasa HS (2005: 161) yang luas ruang yang bersangkutan).
termasuk fisik tata ruang perpustakaan Penentuan letak lubang ventilasi
adalah: juga perlu diperhatikan agar kondisi
ruang mempunyai tingkat kelembaban
yang rendah sehingga keamanan dari
1) Tata letak
koleksi buku dan pustaka yang lain
Di dalam suatu perpustakaan dapat terjamin. Terdapat dua macam
penempatan dan penataan perabot sistem ventilasi yang digunakan oleh
maupun kelengkapan lainnya serta perpustakaan, yaitu ventilasi pasif dan
bahan–bahan bacaan perlu diletakkan ventilasi aktif.
dan ditata sedemikian rupa agar apa
Ventilasi pasif, ventilasi yang
yang disajikan kelihatan menarik minat
didapatkan dari alam. Caranya dengan
pemustaka.
membuat lubang angin atau jendela
Perlu diperhatikan bahwa tata letak pada sisi dinding yang berhadapan
perabot dan perlengkapan perpustakaan serta sejajar dengan arah angin lokal.
diupayakan mengalami perubahan Ventilasi aktif adalah ventilasi yang
dalam jangka waktu tertentu, agar menggunakan sistem penghawaan
dapat menghilangkan kesan yang buatan yaitu menggunakan AC karena
membosankan dan menjenuhkan serta temperatur dan kelembaban ruang
memberikan suasana yang lebih segar perpustakaan yang stabil dapat menjaga
dan menyenangkan baik bagi pengguna keawetan koleksi dan peralatan tertentu
perpustakaan maupun penyelenggara seperti koleksi langka, pandang dengar
perpustakaan. dan komputer (Purwanti, 2007: 9).
Kedua jenis ventilasi tersebut
2) Ventilasi (ventilasi/suhu ruangan) mempunyai peran untuk kenyamanan
Ventilasi secara sederhana dapat dan keawetan koleksi buku dan bahan
diartikan sebagai perputaran udara pustaka lainnya maupun peralatan
secara bebas di dalam suatu ruangan. (perabot) untuk mencegah gangguan
Demikian halnya perpustakaan adalah serangga dan cendawan buku.
suatu bangunan harus mempunyai Disamping itu ia juga berperan untuk
sistem ventilasi karena ventilasi menjaga kesetabilan temperatur dan
merupakan salah satu komponen yang kelembaban ruang perpustakaan,
terdapat pada kondisi fisik tata ruang sehingga kenyamanan pada ruang
perpustakaan, yang dapat membantu perpustakaan tetap terjaga dengan baik,
perputaran udara dengan lancar yang sebab kondisi dalam ruangan akan
akan memberikan kenyamanan dan mempengaruhi kemampuan manusia
kesegaran udara bagi penyelenggara dalam melaksanakan pekerjaan di
perpustakaan maupun penggunanya. ruangan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penempatan ventilasi adalah : 3) Pencahayaan (penerangan)
a) menempatkan lubang ventilasi Perpustakaan merupakan tempat
jendela/ lubang angin pada sisi berbagai jenis kegiatan melihat, dari
dinding yang berhadapan. yang mudah sampai kepada yang sulit,
b) mengusahakan agar lubang dari membaca huruf besar dengan
ventilasi tersebut sejajar dengan kontras yang baik antara huruf yang
arah angin. besar dan kertas sampai kepada tulisan
c) mengusahakan luas lubang tangan dengan pensil yang keras pada
ventilasi sebanding dengan kertas kelabu. Dalam pencahayaan
persyaratan dan fasilitas ruang, ruangan perpustakaan harus cukup
terang untuk pengguna supaya bisa

62
Al-Maktabah Vol. 15, Desember 2016 : 57-70

membaca dan mempelajari buku-buku kehangatan. Warna ini akan


tertentu agar mata tidak mudah lelah, merangsang mata dan syaraf dan
tata ruang perpustakaan yang baik tidak dapat menimbulkan perasaan
menimbulkan ruangan menjadi gelap gembira.
dan terang sekali (Maulani, 2012). c) Warna hijau menimbulkan
Adapun usaha yang ditempuh suasana sejuk dan kedamaian.
agar penerangan tidak menyebabkan Oleh karena itu, warna ini cocok
penurunan gairah membaca serta tidak untuk tempat–tempat ibadah, dan
membuat silau (Departemen Pendidikan lainnya (Lasa HS, 2005: 164).
Nasional RI, 2004; 132) adalah: Pemilihan warna untuk suatu ruangan
a) Menghindari sinar matahari perpustakaan sangat erat hubungannya
secara langsung serta memilih dengan faktor penerangan. Artinya,
secara langsung lampu yang dapat harus diperhatikan nilai–nilai
memberikan sifat dan penerangan pemantulannya. Warna dinding sebelah
yang tepat. bawah misalnya, harus lebih gelap dari
b) Memilih jenis lampu yang dapat warna dinding sebelah atas, agar tidak
memberikan sifat dan taraf terjadi pemantulan dari bagian lain
penerangan yang tepat. Misalnya, ruang tersebut.
lampu pijar akan memberikan Pemilihan warna yang sesuai untuk
cahaya yang bersifat setempat, ruang dalam akan memberikan kesan
lampu TL/ PL/ Fluorescent akan suasana yang menyenangkan dan
memberikan cahaya yang merata, menarik, dapat meningkatkan semangat
lampu sorot akan memberikan dan gairah kerja sehingga akan mampu
cahaya yang terfokos pada objek meningkatkan produktivitas kerja, dan
tertentu. juga dapat mengurangi kelelahan (Lasa
HS, 2005: 164).
4) Pewarnaan Sementara itu, menurut Purwono
Warna sangat mempengaruhi dalam Suryanto (2006: 355), menyatakan
orang yang bekerja dan membaca bahwa ”Pemilihan warna untuk suatu
di perpustakaan. Warna juga dapat ruangan agar tampil indah dan nyaman
mengoptimalkan konsentrasi dan dipadukan dengan perabot, asesoris
mempengaruhi jiwa seseorang yang pendukung tata ruang serta sistem
dapat membuat seseorang menjadi pencahayaan akan menghadirkan
nyaman, dan hangat. Warna harus suasana ruang yang berbeda-beda.
diperhatikan dalam tata ruang Seperti warna terang (kuning, orange,
perpustakaan untuk mencegah kesan merah) membuat ruangan terasa
gelap dan silau didalam ruangan meriah, hangat dan akrab.”
penggunaan warna yang tepat pada Pilihan warna dinding juga dapat
perpustakaan adalah warna yang mempengaruhi rasa tenang. Karena
menyejukkan agar tidak menyilaukan perpustakaan memerlukan suasana
(Maulani, 2012). tenang, maka pilihan warna dasar
Warna yang kondusif untuk ruang ruangan hendaknya jangan terlalu tajam
perpustakaan antara lain sebagai dan mencolok. Warna netral dan tenang
berikut : sangat menunjang suasana tenang di
perpustakaan (Darmono, 2001: 202).
a) Warna merah menggambarkan
panas, warna kegemaran, dan Dari uraian di atas jelas bahwa
kegiatan bekerja. Warna ini warna memiliki pengaruh psikologis
berguna untuk merangsang panca bagi manusia. Pemilihan warna yang
indra dan jiwa agar bermanfaat tepat akan sangat mempengaruhi
dalam melaksanakan tugasnya. jiwa seseorang yang dapat membuat
b) Warna kuning menggambarkan

63
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

suasana nyaman, hangat, yang pada dan pengajaran seperti digariskan dalam
gilirannya akan membuat seseorang kurikulum sekolah (Rahayuningsih, 2007 : 6).
serta dapat bertahan lebih lama lagi Pengertian perpustakaan sekolah adalah
di dalam suatu gedung perpustakaan. perpustakaan sekolah yang merupakan salah
Demikian sebaliknya pemilihan warna satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan
yang tidak sesuai akan mengakibatkan pendidikan, sehingga setiap sekolah
kejenuhan, rasa bosan, kurang nyaman semestinya memiliki perpustakaan yang
dan lain sebagainya. memadai (Sutarno, 2006 : 39).
. Dari beberapa pengertian perpustakaan
d. Standar Nasional Perpustakaan (SNP sekolah di atas dapat diketahui bahwa
009:2011) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
Standar Nasional Perpustakaan (SNP yang berada di lingkungan sekolah yang
009:2011) dimaksudkan untuk menyediakan sebagai bagian integral dari sekolah,
acuan tentang penyelenggara perpustakaan merupakan komponen utama pendidikan di
sekolah menengah atas/Madrasah aliyah sekolah, yang diharapkan dapat menunjang
baik negeri maupun swasta. agar proses pendidikan dapat berlangsung
Sebagaimana yang dijelaskan dalam lancar dan berhasil baik.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 b. Tujuan Perpustakaan Sekolah
tentang perpustakaan, khususnya pasal 23 Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah
ayat (1) yang menyatakan setiap sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya
menengah atas/madrasah aliyah wajib pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu
menyelenggarakan perpustakaan yang untuk memberikan bekal kemampuan dasar
memenuhi Standar Nasional Perpustakaan kepada peserta didik (siswa atau murid), serta
dengan memperhatikan Standar Nasional mempersiapkan mereka untuk mengikuti
Pendidikan. Standar Nasional Perpustakaan pendidikan menengah.
ini juga ditegaskan dalam pasal 11 yaitu
Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka
bahwa Standar Nasional Perpustakaan
tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai
terdiri atas : standar koleksi perpustakaan,
berikut:
standar sarana dan prasarana perpustakaan,
standar pelayanan perpustakaan, standar 1) mendorong dan mempercepat proses
tenaga perpustakaan, standar penyelenggara penguasaan teknik membaca para siswa.
perpustakaan dan standar pengelolaan 2) membantu menulis kreatif bagi para siswa
perpustakaan (Departmen Pendidikan dengan bimbingan guru dan pustakawan.
Nasional RI, 2011: 47). 3) menumbuhkembangkan minat dan
kebiasaan membaca para siswa.
4) menyediakan berbagai macam sumber
3. Perpustakaan Sekolah
informasi untuk kepentingan pelaksanaan
a. Pengertian Perpustakaan Sekolah kurikulum
Perpustakaan sekolah adalah suatu 5) mendorong, menggairahkan, memelihara,
tempat dimana para siswa memperoleh dan memberi semangat membaca dan
akses terhadap informasi dan pengetahuan. semangat belajar bagi para siswa.
Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung 6) memperluas, memperdalam, dan
proses pengajaran dan pembelajaran melalui memperkaya pengalaman belajar para
penyediaan bahan pustaka dan pelayanan siswa dengan membaca buku dan koleksi
yang sesuai dengan kurikulum sekolah lain yang mengandung ilmu pengetahuan
(Siregar, 2004 : 9). dan teknologi, yang disediakan oleh
perpustakaan.
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
7) memberikan hiburan sehat untuk
yang melayani para siswa, guru, dan karyawan
mengisi waktu senggang melalui kegiatan
dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan
membaca, khususnya buku-buku dan
sekolah didirikan untuk menunjang
sumber bacaan lain yang bersifat kreatif
pencapaian tujuan sekolah yaitu pendidikan
dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan

64
Al-Maktabah Vol. 15, Desember 2016 : 57-70

lainnya (Yusuf, 2005 : 3). dengan yang lainnya (Yusuf, 2005 : 7).
Tugas pokok perpustakaan sekolah adalah,
c. Fungsi Perpustakaan Sekolah “perpustakaan sekolah bertugas menunjang
Menurut Sutarno (2006 : 58) fungsi proses pendidikan dengan menyediakan
perpustakaan adalah, “suatu tugas atau bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan
jabatan yang harus dilakukan di dalam kurikulum sekolah dan ilmu pengetahuan
perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya tambahan yang lain (Sutarno, 2006 : 40).
sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan Tugas pokok perpustakaan sekolah
utama yaitu menghimpun, memelihara adalah menghimpun atau mengumpulkan,
dan memberdayakan semua koleksi bahan mengolah, dan menyebarluaskan sumber-
pustaka”. sumber informasi kepada seluruh pengguna
Darmono (2001 : 3) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah.
secara umum perpustakaan memiliki
beberapa fungsi umum sebagai berikut :
C. METODE PENELITIAN
1) fungsi informasi
2) fungsi pendidikan Adapun jenis penelitian yang digunakan
3) fungsi kebudayaan adalah deskriptif analitik dengan melakukan
4) fungsi rekreasi analisis data dengan memperkaya informasi,
5) fungsi penelitian mencari hubungan, membandingkan,
6) fungsi deposit menemukan pola atas dasar data aslinya. Hasil
analisis data berupa pemaparan mengenai
situasi yang diteliti disajikan dalam bentuk
Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat
uraian naratif. Pada dasarnya pemaparan
dilihat bahwa perpustakaan menjadi satu
data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-
kesatuan integral (terpadu) yang tidak hanya
pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
memenuhi minat siswa membaca buku tetapi
fenomena terjadi. Peneliti dituntut memahami
diharapkan membantu siswa memperluas dan
dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya
memperdalam pengetahuan.
sehingga dapat memberikan justifikasi
d. Tugas Perpustakaan sekolah mengenai konsep dan makna yang terkandung
Perpustakaan sekolah sebagai sumber dalam data (Mania, 2013: 40).
belajar di sekolah memiliki tugas sebagai Pendekatan penelitian kualitatif mengkaji
berikut : perspektif partisipan dengan menggunakan
1) menghimpun atau mengumpulkan, strategi-strategi yang bersifat interaktif,
mendayagunakan, memelihara, dan fleksibel dan multi strategi, seperti observasi
membina secara terus-menerus bahan langsung, observasi partisipatif, wawancara
koleksi atau sumber informasi (bahan mendalam, dokumen-dokumen teknik-teknik
pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti pelengkap seperti foto, rekaman dan lain-
misalnya buku, majalah, surat kabar, dan lain. Hal tersebut karena penelitian kualitatif
jenis koleksi lainnya. ditujukan untuk memahami fenomena-
2) mengolah sumber informasi tersebut fenomena social dari sudut pandang partisipan
dengan menggunakan sistem dan cara (Sugiyono, 2005).
tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut Di dalam penelitian ini, peneliti berusaha
datang ke perpustakaan sampai kepada untuk menggali data deskriptif selengkap
siap untuk disajikan atau dilayangkan mungkin yang berupa ucapan hasil
kepada para penggunanya yakni para wawancara nantinya, ataupun dari data-data
siswa dan guru di lingkungan sekolah yang tertulis lainnya yang mendukung terhadap
bersangkutan. kepentingan Peneliti. Pendekatan kualitatif
3) menyebarluaskan sumber informasi atau ini digunakan untuk mengungkapkan data-
bahan-bahan pustaka kepada segenap data deskriptif tentang manajemen tata ruang
anggota yang membutuhkannya sesuai
dengan kepentingannya yang berbeda satu

65
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

di perpustakaan pesantren Madani Alauddin ini, karena penelitian yang digunakan adalah
Pao-pao, Gowa. studi kasus data tunggal, maka peneliti hanya
Penelitian ini berlokasi di perpustakaan akan menguji validitas dan reliabilitasnya
pesantren Madani Alauddin Pao-Pao dengan tiga uji yaitu:
jalan Bontotangnga Pao-pao, kelurahan 1. Uji kredibilitas (validitas internal)
Paccinongang, kecamatan Somba Opu, Kredibilitas data atau kepercayaan
kabupaten Gowa. Alasan pemilihan tempat terhadap data hasil penelitian kualitatif
ini karena peneliti menemukan permasalahan antara lain dilakukan dengan perpanjangan
tata ruang di perpustakaan tersebut saat pengamatan, peningkatan ketekunan,
sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) triangulasi, analisis kasus negative, dan
dan alasan ekonomis dekat dari kampus UIN menggunakan bahan referensi yang cukup.
Alauddin dan dari rumah. 2. Uji Transferability (validitas eksternal)
Penelitian ini berlangsung selama kurang 3. Uji Dependability (reliabilitas)
lebih 1 bulan, dari 4 Januari 2016 hingga 5 (Sugiyono 2007, 121)
Februari 2016 di perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao, Gowa. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Informan pada penelitian ini adalah Bapak
Drs. H. Andi Achtuh. AB Pasinrengi, M.Pd.I 1. Manajemen tata ruang di
sebagai direktur pesantren, Ibu Herna, S. Ag perpustakaan pesantren Madani
sebagai penanggung jawab perpustakaan, Pao-Pao Alauddin, Gowa
dan Syahrul Akram sebagai salah satu santri
Terkait dengan latar belakang yang dimiliki
pesantren yang menggunakan layanan
penanggung jawab perpustakaan Pesantren
perpustakaan.
Madani Alauddin Pao-pao yaitu Pendidikan
Agama Islam, penanggung jawab perpustakaan
Tabel 1 tidak memiliki dasar pengetahuan yang baik
Informan Pesantren Madani
Alauddin Pao-Pao, Gowa
untuk mengelola perpustakaan dengan baik
dan benar.
No. Nama lengkap Jabatan Penanggung jawab perpustakaan,
Drs. H. Andi
Herna, S.Ag. sudah 2 tahun bekerja sebagai
1. Achruh. AB Direktur Pesantren penanggung jawab perpustakaan dan beliau
Pasinrengi, M.Pd.I merasa selama bekerja di perpustakaan
Pesantren Madani Alauddin Pao-pao sangat
Penanggung Jawab
2. Herna, S.Ag ingin berbuat banyak untuk perpustakaan,
Perpustakaan
akan tetapi dia tidak tahu mengembangkan
Santri Pesantren perpustakaan sesuai dengan standar
3. Syahrul Akram
(Pemustaka) karena tidak berlatar belakang bidang Ilmu
Perpustakaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Pentingnya manajemen tata ruang menurut
tiga macam teknik dalam pengumpulan data, penanggung jawab perpustakaan Pesantren
yaitu observasi (pengamatan), interview Madani Alauddin Pao-pao sangat penting
(wawancara) dan dokumentasi. sekali karena segala sesuatu itu apabila dike-
Teknik pengolahan data yang digunakan lola dengan baik pasti hasilnya akan baik pula.
dalam penelitian ini adalah reduksi data, Di sini terlihat betapa pentingnya seorang
penyajian data (data display), dan menarik pengelola perpustakaan memiliki latar
kesimpulan (verifikasi). belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan
Teknik pengujian keabsahan data dalam sehingga dapat dengan mudah mengelola
penelitian ini meliputi uji credibility (validitas perpustakaan sesuai dengan standar nasional
internal), uji transferability (validitas perpustakaan sekolah.
eksternal), dependability (reliabilitas) dan
uji confirmability (obyektivitas). Dalam hal

66
Al-Maktabah Vol. 15, Desember 2016 : 57-70

a. Tujuan tata ruang 1) Ventilasi udara


Tujuan tata ruang adalah untuk Ventilasi udara perpustakaan Pesant-
menata ruang perpustakaan itu ren Madani Alauddin Pao-pao memiliki
sehingga tampak lebih baik kemudian ventilasi udara, akan tetapi ventilasi uda-
bisa menarik simpati bagi siswa ranya itu ditutup dengan karya-karya
ataupun guru-guru untuk mengunjungi santri yang berbahan kayu dan dos. Hal
perpustakaan. tersebut disebabkan karena perpus-
Tata atau penataan ruang perpus- takaannya menggunakan AC.
takaan bertujuan untuk memperoleh 2) Pencahayaan
efektivitas kegiatan dan efisiensi wak- Pencahayaan ruangan perpustakaan
tu, tenaga dan anggaran, menciptakan Pesantren Madani Alauddin Pao-
lingkungan yang aman suara, nyaman pao berasal dari sinar matahari yang
cahaya, nyaman udara dan nyaman war- menembus ruangan melalui jendela-
na, meningkatkan kualitas pelayanan, jendela yang ada di perpustakaan.
dan meningkatkan kinerja petugas per- Karena banyaknya jendela yang ada di
pustakaan. perpustakaan sehingga lampu ruangan
b. Sistem tata ruang perpustakaan hanya digunakan ketika
Penanggung jawab perpustakaan sore dan malam hari.
Pesantren Madani Alauddin Pao-pao e. Masalah yang dihadapi perpustakaan
tidak mengetahui sistem tata ruang
Masalah yang dihadapi perpustakaan
yang digunakan di perpustakaannya.
Pesantren Madani Alauddin Pao-pao ialah
Sistem tata ruang yang digunakan
karena perpustakaan berada satu ruangan
di perpustakaan Pesantren Madani
dengan laboratorium komputer. Pemustaka
Alauddin Pao-pao adalah sistem tata
merasa sangat terganggu saat berada di
baur, karena perpustakaan Pesantren
perpustakaan dikarenakan kebisingan dari
madani mengkombinasikan antara
ruang laboratorium komputer.
penempatan ruang koleksi dan ruang
baca dan pemustaka dapat mengambil Pesantren Madani Alauddin Pao-pao
buku dan mengembalikan buku sendiri kekurangan ruangan sehingga perpustakaan
di rak perpustakaan Pesantren madani dan laboratorium komputer digabung
Alauddin Pao-Pao. menjadi satu ruangan. Untuk menjadikan
perpustakaan Pesantren Madani Alauddin
c. Ruangan perpustakaan
Pao-pao berjalan sesuai dengan efektif dan
Perpustakaan Pesantren Madani efisien, maka Pesantren Madani Alauddin Pao-
Alauddin Pao-pao memiliki area pao seharusnya memisahkan antara ruangan
koleksi, area baca dan area pelayanan. perpustakaan dan laboratorium.
Namun, perpustakaan belum memiliki
ruang tersendiri untuk koleksi, ruang
pelayanan, ruang teknis administrasi 2. Standar Nasional Perpustakaan
dan ruang khusus perpustakaan. (SNP 009:2011) Pesantren Madani
Pao-Pao Alauddin, Gowa
Ruangan yang minimal harus dimiliki
a. Gedung perpustakaan
sebuah perpustakaan adalah ruang
koleksi, ruang baca, ruang pelayanan, Luas gedung perpustakaan Pesantren
ruang kerja teknis administrasi, dan Madani Alauddin Pao-pao 6 x 1 meter.
ruang khusus. Ini menunjukkan ruangan Perpustakaan dikatakan memenuhi standar
perpustakaan di Pesantren Madani apabila perpustakaan tersebut menyediakan
Alauddin Pao-Pao belum memenuhi gedung atau ruang yang cukup untuk koleksi,
standar nasional perpustakaan sekolah. staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila
3 sampai 6 rombongan belajar seluas 112
d. Lingkungan dan kondisi fisik tata ruang , 7 sampai 12 rombongan belajar seluas
perpustakaan 168 , 13 sampai 18 rombongan belajar

67
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

seluas 224 , 19 sampai 27 rombongan Sarana perpustakaan Pesantren Madani


Alauddin Pao-pao ada yang sudah memenuhi
belajar seluas 280 . Lebar minimal Standar Nasional Perpustakaan dan ada juga
perpustakaan adalah 5 . yang belum memenuhi Standar Nasional
Berdasarkan pernyataan di atas Perpustakaan.
perpustakaan Pesantren Madani Alauddin d. Lokasi perpustakaan
Pao-pao belum memenuhi Standar Nasional Lokasi perpustakaan Pesantren Madani
Perpustakaan. Alauddin Pao-pao berada di pusat kegiatan
b. Area perpustakaan pembelajaran yang mudah dilihat serta mudah
Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan
Pao-pao memiliki area koleksi, area baca tenaga kependidikan.
dan area kerja namun belum memiliki area Dalam memenuhi Standar Nasional, lokasi
multimedia. Standar Nasional Perpustakaan perpustakaan juga perlu diperhatikan yakni
(SNP 009:2011) mengenai area perpustakaan: lokasi perpustakaan harus berada di pusat
Gedung/ ruang perpustakaan sekurang- kegiatan pembelajaran yang mudah dilihat
kurangnya meliputi; area koleksi, area baca, serta mudah dijangkau oleh peserta didik,
area kerja, dan area multimedia pendidik dan tenaga kependidikan.
Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Lokasi perpustakaan Pesantren Madani
Pao-pao juga belum memenuhi Standar Alauddin Pao-pao sudah memenuhi Standar
Nasional Perpustakaan karena belum Nasional Perpustakaan hal ini dilihat karena
memiliki area multimedia. lokasi perpustakaan Pesantren Madani
Alauddin Pao-pao sangat strategis.
c. Sarana perpustakaan
Sarana yang dimiliki perpustakaan E. Kesimpulan
Pesantren Madani Alauddin Pao-pao meliputi Berdasarkan hasil penelitian dan
: rak buku 7 buah, rak majalah 1 buah, rak pembahasan manajemen tata ruang
surat kabar 1 buah, meja baca 2 buah, kursi perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao-
baca tidak ada, kursi kerja 2 buah, lemari pao dan Standar Nasional Perpustakaan (SNP
catalog tidak ada, lemari tidak ada, papan 009:2011) tentang ruangan perpustakaan,
pengumuman 1 buah, meja sirkulasi 1 buah, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
majalah dinding tidak ada, rak buku referensi
1. Pesantren Madani Alauddin Pao-pao
1 buah, perangkat komputer/administrasi 1
masih dalam tahap pembangunan atau
buah, perangkat internet tidak ada, fasilitas
perkembangan sehingga ruangannya belum
OPAC 1 buah, Tv tidak ada, pemutar DVD
terlalu banyak dan untuk memanfaatkan itu
tidak ada, tempat sampah 1 buah, jam dinding
perpustakaan dan laboratorium komputer
1 buah.
di gabung menjadi satu ruangan dampaknya
Dalam memenuhi Standar Nasional kembali ke pemustaka yang tidak dapat
Perpustakaan, perpustakaan menyediakan menikmati layanan perpustakaan dengan
sarana perpustakaan sekurang-kurangnya baik akibatnya pemustaka tidak dapat
meliputi; rak buku 15 buah, rak majalah 1 konsentrasi atau merasa sangat terganggu
buah, rak surat kabar 1 buah, meja baca 15 apabila ia membaca dan ada juga santri
buah, kursi baca 30 buah, kursi kerja 3 buah, yang belajar di laboratorium, sistem tata
lemari katalog 1 buah, lemari 2 buah, papan ruang yang digunakan perpustakaan
pengumuman 1 buah, meja sirkulasi 1 buah, Pesantren Madani Alauddin Pao-pao
majalah dinding 1 buah, rak buku referensi adalah sistem tata baur yang dimana
2 buah, perangkat komputer/ administrasi penempatan koleksi yang dicampur
1 buah, perangkat internet 2 buah, fasilitas dengan ruang baca agar pemustaka lebih
OPAC 1 buah, Tv 1 buah, pemutar DVD 1 mudah mengambil dan mengembalikan
buah, tempat sampah 3 buah, jam dinding 2 sendiri buku. Perpusatakaan Pesantren
buah. Madani Alauddin Pao-pao 2 buah meja

68
Al-Maktabah Vol. 15, Desember 2016 : 57-70

akan tetapi tidak memilki kursi baca sebab perpustakaan Pesantren Madani Alauddin
perpustakaan Pesantren Madani Alauddin Pao-pao belum bisa dikatakan memenuhi
Pao-pao menggunakan sistem lesehan atau Standar Nasional Perpustakaan sebab
duduk dilantai yang beralaskan tikar atau masih banyak sarana perpustakaan yang
karpet. Perpustakaaan Pesantren Madani belum terpenuhi.
Alauddin Pao-pao memilki ventilasi
Dari beberapa criteria yang ada dalam SNP
udara akan tetapi tertutupi dengan karya
009:2011 kiranya pihak perpustakaan perlu
santri-santri yang berbahan kayu dan dos
menyesuaikan dan memenuhi criteria standar
sebab perpustakaannya menggunakan
lainnya yang belum memenuhi criteria SNP
AC. Sistem pencahayaan di Pesantren
009:2011 khususnya sarana perpustakaan.
Madani Alauddin Pao-pao dari matahari
langsung yang menembus jendela-jendela
perpustakaan.
2. Ruangan perpustakaan Pesantren Madani Daftar Pustaka
Alauddin Pao-pao terkait dengan kebutuhan
pemustaka sudah terpenuhi untuk bagian
area perpustakaan dan lokasi perpustakaan Ahmad, Riska. Pengolahan Program BK.
sebagaimana yang ada dalam Standar Padang: Universitas Negeri Padang, 2002.
Nasional Perpustakaan (SNP 009:20011) . Anugrah, Dexa. “Penataan Ruangan di Perpus-
Hanya saja gedung / ruang perpustakaan takaan Umum Kota Solok”. Jurnal Infor-
masi Perpustakaan dan Kearsipan, 1. 2
dan sarana perpustakaan Pesantren Madani
(2013): 2
Alauddin Pao-pao yang belum memenuhi Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu
Standar Nasional Perpustakaa (SNP Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cip-
009:20011) sebagaimana mestinya. Tapi, ta. Departemen Pendidikan Nasional RI,
pihak sekolah maupun pihak perpustakaan 2006.
akan berusaha dalam memenuhi sarana Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Se-
tersebut. kolah. Jakarta: Bumi Askara, 2009.
Damopolli, Muljono. Pedoman Penelitian Karya
Mengacu pada hasil kesimpulan Tulis Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis,
yang dikemukakan di atas, maka untuk Disertasi dan Laporan Penelitian. Makas-
mengembangkan, memperbaiki dan sar: Alauddin Press, 2014.
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpus-
meningkatkan pelaksanaan manajemen tata takaan Sekolah. Jakarta: Grasindo,
ruang dan SNP 009:2011, peneliti memberikan 2001.
saran ataupun kritik sebagai berikut : Departmen Pendidikan Nasional RI. Perpus-
1. Agar perpustakaan selain dapat takaan Perguruan Tinggi: Buku Pe-
menjalankan fungsinya dan tugasnya doman. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI, 2004.
dengan baik maka perpustakaan harus ----------. Pedoman Umum Penyelenggara Perpus-
memilki ruangan tersendiri dan tidak takaan Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Na-
digabung lagi dengan laboratorium sional, 2005.
komputer. Draft, Richard L. Manajemen. Jakarta: Erlangga,
2. Penerapan Penerapan SNP 009:2011 2002.
Fahmi, Yusri. “Desain Gedung Perpustakaan Per-
perlu diwujudkan oelh setiap
guruan Tinggi”. Jurnal Khizanah Al-Hik-
perpustakaan khususnya perpustakaan mah, 1. 2 (2013): 5
sekolah menengah atas/ madrasah Lasa HS. Membina Perpustakaan Madrasah &
aliyah, agar suatu perpustakaan selain Sekolah Islam. Yogyakarta: Adicita Karya
dapat mejalankan dapat menjalankan Nusa, 2005.
fungsinya dan tugasnya dengan baik ----------. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yog-
akan tercipta pula suatu perpustakaan yakarta: Pinus Book Publisher, 2007.
Iskandar. “Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan
yang ideal yang menunjang segala aspek Terhadap Peningkatan Kunjungan Pemus-
kebutuhan pemustaka utamanya dalam taka di UPT Perpustakaan Pusat Universitas
hal pengetahuan informasi. Berdasarkan Islam Negeri Alauddin Makassar”. Skripsi.
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, Makassar: Fakultas Adab dan Humaniora

69
Muhammad Azwar & Agung Nugraha Rusli: Pustakawan Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar

UIN Alauddin, 2013. (2013): 40


Mania, Sitti. Metodologi Penelitian Pendidikan Sedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan ten-
dan Sosial. Makassar: Alauddin University tang: Manajemen Perkantoran. Bandung:
Press, 2013. Mandar Maju, 2001.
Mathar, Muh. Quraisy. Manajemen dan Organ- Siregar, A. Ridwan. Perpustakaan: Energi Pem-
isasi Perpustakaan. Makassar: Alauddin bangunan Bangsa. Medan: USU Press,
University Press, 2012. 2004.
Maulani, Irfan Fauzi. “Pengaruh Tata Ruang terha- Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kual-
dap Motivasi Kerja”. E-journal Mahasiswa itatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Universitas Padjadjaran, 1. 1 (2012): 3-4 ---------. Memahami Penelitian Kualitatif. Band-
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. ung: Alfabeta, 2005.
Edisi Revisi; Bandung: PT Remaja Rosda- ---------. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
karya, 2011. Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.
Permata, Sari. Rumah Muslim yang di Takuti Sulistiyo-Basuki. Pengantar dokumentasi. Band-
Setan : Kunci Dahsyat Rumahku Adalah ung: Rekayasa Sains, 2004.
Surgaku. Jakarta: Kunci Iman, Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu
Prastowo, Andi. Manajemen Perpustakaan Se- Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto,
kolah Profesional. Yogyakarta: Diva press, 2006.
2012. Suwarno, Wiji. Perpustakaan dan Buku. Jogja-
Purwanti, Sri. Tata Ruang, Perabot dan Perleng- karta: AR-Ruzz Media, 2011.
kapan Perpustakaan Sekolah. Surabaya: Undang –Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Ten-
Mimbar Pustaka, 2007. tang Perpustakaan. Jakarta: Tamita Utama,
Pustaka Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indone- 2009.
sia. Jakarta Selatan: Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2013.
Rahayuningsih. Pengelolaan Perpustakaan. Yog-
yakarta: Graha Ilmu, 2007.
Rodin, R. “Penerapan Knowladge Management di
Perpustakaan: Studi Kasus di Perpustakaan
STAIN Curup”. Khizanah al-Hikma, 1. 2 ,

70

Anda mungkin juga menyukai