Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN KEDUA

MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU SEJARAH

Nama : Shaniya Kristiani Br.Bangun


NIM : 3231121022
Kelas : B Reguler

Tugas: Resensi materi perkuliahan tentang “Periodesasi dan Kausalitas”. Uraian materi
mengenai guna dan fungsi Sejarah dapat dibaca dari buku Penjelasan Sejarah karya Kuntowijoyo
(Bab 2 dan 3) dan Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah karya Sartono Kartodirdjo
(Bab 2, bagian I dan M ). Panjang resensi maksimal 3 halaman.

PERIODESASI DAN KAUSALITAS

Buku : Penjelasan Sejarah


Penulis : Kuntowijoyo
Penerbit :Tiara wacana

Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai
peristiwa sesuai dengan masanya dalam satu periode.Periodisasi dalam sejarah berdasarkan
kriteria tertentu yang ditentukan oleh sejarawan.Klasifikasi atas waktu yang dilakukan sejarawan
guna menjadi peristiwa-peristiwa sejarah yang mudah dipahami (intelligible), adalah alasan
mengapa sejarawan mem-periodisasi-kan peristiwa-peristiwa sejarah yang terus-menerus bergerak
di dalam waktu. Periodisasi sendiri –murni –hasil konseptualisasi sejarawan, yang lahir dari
pemikiran-pemikiran teoretis. Meski begitu, tetap ada kaidah-kaidah yang mewadahi sejarawan
dalam pembagian tiap-tiap babakan sejarah.
Ada perbadaan didalam aspek sejarah sendiri, yakni dalam luasan wilayah, rentang waktu, dan
variasi. Di Indonesia sendiri, pembabakan yang umum adalah mulai dari Prasejarah, Hindu-Budha,
hingga Modern. Aspek-aspek ini memiliki karakteristiknya masing-masing di tiap-tiap periode
sejarah. Dalam varian-varian keagamaan yang pernah berkembang di Indonesia juga menunjukkan
banyaknya perbedaan. Islam saja yang pada awal periode bersifat ortodoktif, berkembang luas
dengan ragam yang banyak, mulai islam liberal, fundamentalis, neo-ortodoksi, hingga islam
radikal.
Kuntowijoyo mencoba menganalisis dan membandingkan soal bagaimana sejarawan-sejarawan
yang mengkaji sejarah Indonesia, membuat pembabakan dalam tulisannya. Diantara karya-karya
yang dijabarkan adalah: buku “babon” Sejarah Nasional Indonesia jilid I hingga IV, A History of
Modern Indonesia karya M.C. Ricklefs, buku Sartono Kartodirjo berjudul Pengantar Sejarah
Indonesia, Denys Lombard berjudul Nusa Jawa: Silang Budaya, Sejarah Umat Islam yang
dikeluarkan MUI, dan Menjadi Indonesia karangan Parakitri T. Simbolon.
“Indonesia-centrism” adalah kata yang pas untuk merepresentesikan bagaimana kandungan buku
SNI. Ada ciri “ke-khas-an” yang membedakan bagaimana sejarah Indonesia berbeda dengan
sejarah bangsa lain. Secara periodisasi sendiri, buku enam jilid ini bersifat konvensional.
Bab 3 berbicara tentang ‘kausalitas’(sebab-akibat)—yang oleh komunitas Kalamkopi coba
didiskusikan dengan berangkat dari rasa keingintahuan dan tentu dalam suasana serta niat belajar.
Membahas dan berbicara mengenai kausalitas—yang dianggap penting dalam studi sejarah—tidak
akan cukup didapatkan hanya dari sebuah kuliah tatap muka dengan dosen. Maka dari itu, ruang-
ruang alternatif diluar perkuliahan seyogyanya dibangun, tentunya oleh mahasiswa sendiri.
Mengingat, minimnya suara mahasiswa dalam perkuliahan yang disebabkan oleh banyak faktor
termasuk dari diri mahasiswanya sendiri. Dengan hadirnya ruang-ruang alternatif diluar
perkuliahan itu, mahasiswa akan lebih bisa bersuara, berkespesi, berkeluh-kesah, bertanya, debat
dan mendebat, berseru setuju dan tidak setuju, sehingga ada dialektika yang menghasilkan tesis-
tesis baru—agar supaya api intelektual benar-benar ada dan membara dalam jiwa pendakunya.
Pendek kata, praktik-praktik keintelektualan bisa benar-benar berjalan seperti semestinya.
Berbicara tentang kausalitas, buku karya Kuntowijoyo ini –penjelasan sejarah (historical
explanation)—memberi pertanyaan mengenai apa sebenarnya perbedaan antara deskripsi dan
deskripsi + kausalitas? Buku ini menjawabnya dengan memakai analogi sebuah novel untuk
membedakan antara urutan waktu (time-sequence) dan plot. Time-sequence dalam novel adalah
deskripsi dalam sejarah, sedangakan plot adalah deskripsi+kausalitas. Deskripsi + kausalitas
sejarah itu terdiri dari kondisi/keadaan (condition), urutan/rangkaian (sequence), dan
akibat/konsekuensi (consequence).
Ada dua hal yang harus dianalisis oleh sejawaran dalam kausalitas, yaitu: kasus (peristiwa) dan
perubahan. Dua hal itu berbeda dalam akibat (consequence) yang ditimbulkan. Akibat yang
ditimbulkan dari kasus bersifat prosesual tanpa perubahan, sedangkan dalam perubahan akibat
yang ditimbulkan terjadi perubahan kualitas, yaitu perubahan struktural dan perubahan sistem.
Buku : Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah
Penulis : Sartono Kartodirdjo
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

I.Periodisasi
Dalam histografis modern(Barat) telah lama ada tradisi membuat pembagian waktu atau
priodisasi.samapai sekarang masih berlaku apa yang telah di susun oleh cllarius (1638-1707), yaitu
suatu priodisasi yang membagi Sejarah barat atas 3 priode:(1). Zaman kuno, (2) Zaman
Pertengahan, (3) Zaman modern dengan memakai caesuur (pembatasan watu), yaitu kurang lebih
tahun 500 dan tahun 1500. Mengenai alasan-alasan untuk menetapkan tahun iyu sebagai caesuur
sudah barang yentu cukup banyak kritik.
Suatu priodisasi yang telah menjadi tradisi di kalang keserjanaan iyalah adanya perbedaan jelas
antara zaman kuno dan zaman baru dengan caesuur yaitu munculnya Kerajaan-kerajaan islam
tanpa memasuki persoalannya secara mendalam, pembenaran priodisasi itu dapat di diikhtisarkan
sebagai berikut
1) Pradaban kuno berbeda dengan peradaban baru ; yang lama di jawa memakai Bahasa jawa
kuno (Kawi),sedangkan peradaban baru memakai Bahasa jawa baru
2) Perubahan agama dari Hinduisme dan Aninisme ke islam;
3) Jaringan social ekonomis menjadi luas, Indonesia masuk perdagangan dunia
M. Multikausalitas
Berbicara tentang Multikausalitas, sebenarnya relefansi nya lebih erat terhadap gejala, situasi,
permasalahan atas objek manapun yang kompleks. Sudah barang tentu ada hubungan maksud
antara sebab dan akibat, seperti antara kenaikan suhu dan pembuaian benda.Hubungan antara
Tindakan seorang actor dengan yang lain pada umumnya tidak dapat lagi di anggap sederhana
apabila mulai menyangkut motifasi, sikap, struktur kepribadian, latar belakang kondisi sosial, dan
lain sebagainnya. Suatu contoh yang maha konfleks antara lain iyalah Tindakan maha siswa
prinzip terhadap pitra mahkota Austria di Sarajiwo pada tahun 1914. Mengapa penembakan yang
di lakukan itu mengakibatkan pecahnya perang dunia pertama. Jelaslah bahwa untuk
menerangkannya di perlukan uraian yang luas sekali mengenai situasi hubungan internasional pada
tahun-tahun yang mendahaluinnya.

Anda mungkin juga menyukai