Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KONSEP KURIKULUM MERDEKA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum

Dosen Pengampu : Aan Fadia Annur, M.Pd

Disusun oleh :

Irka Sulistianingsih 2321120

Kelas A

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2022
A. Konsep Dasar Kurikulum Merdeka

Dinamika dan perubahan di bidang pendidikan yang dirasakan saat ini begitu dinamis,
yaitu adanya kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat, model pembelajaran harus mampu
menjawab tantangan sehingga adanya pergeseran peran guru atau dosen bukan sekedar central
learning. Landasan sosiologi pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak
dalam rangka praktek dan atau studi pendidikan yang bersumber sosiologi. Sosiologi pendidikan
meliputi: interaksi guru-guru dengan siswa, dinamika kelompok kelas atau sekolah, struktur dan
fungsi pendidikan, serta sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan,
bagaimana implementasi landasan sosiologis pendidikan di Indonesia, bagaimana implikasi
landasan sosiologis pendidikan terhadap pendidikan Indonesia.

Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika. Ketika ada kabar bahwa kurikulum 2013 akan
diterapkan secara nasional.1

Landasan historis pendidikan adalah sejarah pendidikan di masa lalu yang menjadi acuan
terhadap pengembangan pendidikan di masa kini. Landasan historis pendidikan Nasional
Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Gagasan awal Merdeka Belajar Kampus
Merdeka dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam pidato 9 September
2020 merupakan kebijakan yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai
keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan
mereka ambil.

Program MB-KM memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, merdeka
dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit, serta mahasiswa diberikan
kebebasan untuk memilih bidang yang mereka minati. Kampus Merdeka merupakan wujud
pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar
yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.2

MBKM atau Merdeka belajar kampus merdeka terdiri dari dua konsep yaitu “Merdeka
Belajar” dan “Kampus Merdeka” di dalam satu program. Merdeka belajar adalah program
kebijakan baru dari Kemendikbud RI yang dicetuskan oleh Mendikbud Nadiem Makarim.
Transformasi pendidikan melalui kebijakan merdeka belajar merupakan salah satu langkah untuk

1 Jurnal Kependidikan Mi, ‘Mitra PGMI ’:, 2022, 100–110.


2
Deni Sopiansyah dkk, Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), Jurnal
Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal, Vol. 4, No. 1, (2022), hlm. 38-39
mewujudkan SDM Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Merdeka belajar
ditujukan untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah seperti
SMP/SMA/SMK/Sederajat.

Komitmen seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Guru yang mempunyai komitmen tinggi akan mengabdikan dirinya di sekolah demi kesuksesan
peserta didik. Ia akan menikmati perannya sebagai seorang pendidik tanpa merasa terbebani
dengan tugas-tugasnya.3
Menurut beberapa pendapat (Ainia,Kurniawan et al.,Noventari, Wahdani & Burhanuddin),
dikatakan bahwa konsep merdeka belajar sejalan dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara yang
berfokus pada kebebasan untuk belajar secara kreatif dan mandiri, sehingga mendorong
terciptanya karakter jiwa merdeka. Hal ini dikarenakan siswa dan guru dapat mengeksplorasi
pengetahuan dari sekitarnya.

Ada empat pokok kebijakan merdeka belajar yaitu :

1) Mengganti USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) menjadi Asesmen


Kompetensi
Mengganti USBN menjadi Asesmen Kompetensi dimaksudkan untuk mengembalikan
keleluasaan sekolah untuk menentukan kelulusan sesuai dengan UU Sisdiknas. Penilaian
kompetensi siswa dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan/atau bentuk penilaian lain yang lebih
komprehensif. Pergantian USBN menjadi asesmen kompetensi bermanfaat oleh siswa, guru, dan
sekolah. Bagi siswa, berkurangnya tekanan psikologis dan mereka memiliki kesempatan untuk
menunjukkan kompetensinya. Bagi guru, penilaian ini membuat mereka merasa merdeka dalam
mengajar, menilai sesuai dengan kebutuhan siswa, dan situasi kelas/sekolahnya. Hal ini bisa
terus mengembangkan kompetensi profesional guru. Bagi sekolah, sekolah menjadi lebih
merdeka karena asesmen mempunyai nilai positif dalam proses dan hasil belajar siswa.

2) Mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan


Survei

KarakterMengganti UN menjadi penilaian kompetensi minimum dan Survei Karakter


dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada guru, siswa, dan orang tua, serta dianggap kurang
optimal sebagai alat untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional. Asesmen kompetensi
mengukur kompetensi bernalar seperti literasi dan numerasi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah personal maupun profesional yang mengacu pada praktik pada level
internasional seperti Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS). Survei karakter mengukur aspek
implementasi nilai Pancasila di sekolah, seperti aspek karakter (karakter pembelajar dan karakter

3Aan Fadia Annur, ‘Pengaruh Motivasi Dan Religiusitas Terhadap Komitmen Guru Madrasah Ibtidaiyah Di
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan’, Jurnal Madaniyah, 10.1 (2020), 59–72.
gotong royong) dan aspek iklim sekolah (iklim kebinekaan, perilaku bullying, dan kualitas
pembelajaran). Perubahan ini merupakan proses perbaikan mutu pendidikan.

3) Perampingan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Perampingan RPP dilakukan untuk mengoptimalkan performance guru. Sebelumnya RPP
memiliki terlalu banyak komponen apabila ditulis dapat mencapai 20 halaman bahkan lebih.
Sekarang RPP cukup 1 halaman yang memuat tiga komponen inti yaitu tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian. Hal ini dimaksudkan untuk penyederhanaan administrasi dan
menghemat waktu guru, sehingga guru dapat merencanakan dan mengevaluasi proses
pembelajaran secara matang.

4) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi


Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi dibuat lebih fleksibel.
Rancangan peraturan sebelumnya membagi PPDB sistem zonasi menjadi tiga yaitu jalur zonasi
80%, jalur prestasi 15%, jalur perpindahan 5%. Sedangkan rancangan peraturan terbaru menjadi
empat yaitu jalur zonasi 50%, jalur afirmasi 15%, jalur perpindahan 5%, jalur prestasi 0 – 30%.4

Konsep "merdeka belajar merupakan kebijakan baru untuk memperbaiki model pendidikan
Nasional Pendidikan yang mengalami dinamika. Pendidikan yang berani melakukan perubahan.
Perubahan dari berbagai sisi pendidikan, Sasi Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USEN) diganti
ujian fasesmen. Ujian Nasional (UN) diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei
karakter. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirampingkan. Dengan harapan
dapat menjadikan guru punya waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses
pembelajaran itu sendiri. Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lebih fleksibel untuk
mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.Keempat pemikiran inilah
yang diuraikan untuk lebih menganalisis pentingnya kebijakan "Merdeka Belajar dalam
memperbaiki dan memajukan Pendidikan Nasional.5

4
Rendika Vhalery dkk, Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka : Sebuah Kajian Literatur, Jurnal Research
and Development Journal Of Education, Vol.8, No. 1, (April, 2022), hlm. 188-189
5
Sevi Lestari, Kajian Konsep Merdeka Belajar Dari Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan dan Konseling,
Vol. 4, No. 4, (2022), hlm. 1352
DAFTAR PUSTAKA

Annur, Aan Fadia, ‘Pengaruh Motivasi Dan Religiusitas Terhadap Komitmen Guru Madrasah
Ibtidaiyah Di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan’, Jurnal Madaniyah, 10.1
(2020), 59–72
Lestari, Sevi. 2022. Kajian Konsep Merdeka Belajar Dari Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan dan Konseling. Vol. 4, No. 4

Mi, Jurnal Kependidikan, ‘Mitra PGMI ’:, 2022, 100–110


Sopiansyah, Deni dkk. 2022. Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar
Kampus Merdeka). Jurnal Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal. Vol. 4, No. 1

Vhalery, Rendika dkk. 2022. Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka : Sebuah Kajian
Literatur. Jurnal Research and Development Journal Of Education. Vol.8, No. 1

Anda mungkin juga menyukai