Anda di halaman 1dari 5

1.

Pada tahun 1970-an kehadiran IPS di tengah-tengah dunia pendidikan


Indonesia jelas dipengaruhi oleh gerakan-gerakan pembaharuan pendidikan di
Amerika Serikat, ketika IPS sering di hubungkan dengan gerakan-gerakan The
New Social Studies pada tahun 1970-an. Embrio IPS untuk pertama kalinya
muncul
dalam seminar “Civic Education” di Tawangmangu Solo tahun 1972. Berdasarkan
laporan seminar tersebut terdapat tiga istilah yang digunakan secara bergantian
yaitu pengetahuan sosial, studi sosial dan ilmu pengetahuan sosial. Kemunculan
istilah tersebut tidak lepas dengan padanannya karena di kalangan pendiri ilmu
kealaman itu sendiri sudah muncul istilah ilmu pengetahuan alam atau IPA.5
Nama-nama tersebut sekaipun berbeda namun sebenarnya memiliki konsep yang
sama dan akhirnya melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
008-D/N/1975 dan nomor 008-E/N/1975 ditetapkan nama Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), dan melalui keputusan tesebut maka mulai 1976 belakulah
kurikulum baru pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial disekolah-sekolah di
Indonesia. Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik. Secara formal mulai digunakan dalam
system pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Selanjutnya konsep IPS
tersebut mulai masuk dalam persekolahan pada tahun 1972 sampai 1973 yakni
dalam kurikulum proyek Perintis Sekolah pembangunan (PPP) IKIP Bandung,
mengingat beberapa faktor yang menjadi
pemimpin dalam civic education di Tawangmangu tersebut berasal dari IKIP
Bandung. Tokoh-tokoh itu di antaranya: Achmad Sanusi, Nu’man Somantri,
Kosasih Djahiri, dan Sedih Suwardi, dengan tokoh-tokoh tersebut berperan
sebagai tim pengembang kurikulum.Kemudian secara formal dan bersifat nasional
istilah IPS muncul dalam tahun 1975 untuk SD, SMP dan SMA, yang
dikenal dengan kurikulum 1975. Sedangkan untuk sekolah keguruan SPG/SGO/
SMPLB, pada tahun 1976 dikenal kuri- kulum tahun 1976. Dalam dokumen
kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan
sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi,
setamata pelajaran ilmu sosia lainnya.
2. Pendidikan IPS dipandang sebagai sebuah pendidikan disiplin ilmu dengan
menggunakan identitas bidang kajian bersifat ekletik yang dikenal dengan “an
intregrated system of knowledge “, “synthetic disclipine”, “multidimensional”,
dan “kajian konseptual sistemik” merupakan kajian (baru), hal iniberbeda dari
bidang kajian monodisiplin atau disiplin ilmu “tradisional. Pendekatan
Monodisiplin atau sering disebut juga sebagai pendekatan struktural, yaitu suatu
bentuk atau model pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu saja,
tanpa menghubungkan dengan struktur ilmu yang lain. Jadi, pengembangan
materi berdasarkan ciri dan karakteristik dari bidang studi yang bersangkutan.
Karena adanya pertimbangan semakin kompleksnya permasalahan kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia maka pada tahun 1970an mulai
diperkenalkan Pendidikan IPS (PIPS) sebagai sebuah pendidikan disiplin
ilmu(penggunaan istilah Pendidikan disiplin ilmu pertama kali dikemukakan oleh
Numan Somantri dalam berbagai karya tulis). Gagasan tentang PIPS ini
membawa implikasi bahwa PIPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata
pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu
(integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-disipliner.
Karakteristik ini mulai nampak dari perkembangan PIPS sebagai salah satu mata
pelajaran disekolah yang cakupan materinya sudah semakin meluas seiring
dengan semakin kompleks dan semakin rumitnya permasalahan sosial yang
memerlukan banyak kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu
sosial, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan bahkan sistem
kepercayaan. Keberadaan IPS sebagai sebuah program pendidikan disiplin ilmu
dalam beberapa konteks pendidikan Nasional Indonesiadapat diharapkan akan
memberikan pemikiran-pemikiran yang mendasar berkaitan dengan
perkembangan struktur, metodologi, dan pemanfaatan PIPS sebagai pendidikan
disiplin ilmu yang dibangun dan dikembangkan, serta ke mana arah / ruang
lingkup, tujuan, dan sasaran pengembangan yang dilakukan oleh masyarakat.
Salah satu yang menjadi dasar pertimbangan dengan dimasukkannya social
studies ke dalam kurikulum sekolah adalah mengingat kemampuan siswa sangat
menentukan dalam pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran IPS.
3. Terdapat beberapa hubungan ilmu-ilmu sosial dengan IPS, yaitu:

1. IPS bukan sebagai disiplin ilmu seperti IIS, tetapi IPS lebih tepat sebagai
suatu bidang kajian.
2. Pendekatan dalam IPS adalah pendekatan multidisipliner atau
interdisipliner. Tetapijustru IIS menggunakan pendekatan disiplin ilmu
atau monodisiplin.
3. IPS senagaja dirancang untuk kepentingan pendidikan, oleh karena itu
keberasaan IPS lebih memfokuskan pada dunia persekolahan. Sedangkan
IIS keberadaannya bisa di dunia persekolahan, PT, atau bahkan dipelajari
di masyarakat umum sekalipun.
4. IPS disamping menggunakan IIS sebagai bahan pengembangan materi
pembelajaran dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek psikologis-
pedagogis
Perbedaan mendasar antara ilmu-ilmu sosial dengan pengetahuan sosial
terletak pada tujuan masing-masing.Dimana Ilmu sosial lebih bertujuan
memajukan dan mengembangkan konsep dan generalisasi melalui penelitian
ilmiah, dengan melakukan hipotesis untuk menghasilkan teori atau teknologi baru.
Di sampingitu, tujuan ilmu pengetahuan sosial lebih bersifat pendidikan, bukan
penemuan teori ilmu sosial. Saah satu orientasi inti studi ini adalah
diupayakanuntuk keberhasilannya mendidik dan membuat siswa mampu untuk
mengoperasionalisasikan ilmu pengetahuan sosial, berupa terciptanya tujuan
instruksional. Maka mengacu pada uraian tersebut ilmu pengetahuan sosial
menggunakan bagian-bagian ilmuilmu sosial untuk kepentingan pengajaran.
Maka, berbagi konsep dan generalisasi ilmu sosial harus disederhanakan agar
lebih mudah dipahami oleh murid-murid yang umumnya belum matang untuk
membelajari ilmu-ilmu tersebut. Hal ini akanmenempatkan pentingnya
keberadaan IPS secara metodologis dan keilmuan dapat dikatakan belum adanya
setara dengan ilmu sosial. Jika kita mendiskusikan persamaan antara social studies
dengan social sciencesyaitu terletak pada sasaran yang diselidiki yaitu manusia
dan kehidupan bermasyarakat. Keduanya membahas masalah yang timbul akibat
hubungan (interrelationship) manusia.
4. Mengenai ruang lingkup dan bagaiman cakupan konsep dasar dari IPS dapat
dikemukakan sebagi berikut

1.Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau
disiplin bidang akademis, tetapi lebih merupakan sebuah bidang pengkajian yang
fokus pada gejala dan masalah sosial dalam masyarakat.Dalam kerangka kerja
pengkajian Ilmu Pngetahuan Sosial (IPS) mengunakan bidang-bidang keilmuan
yang termasuk bidangbidang ilmu sosial

2.Kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak menekankan pada bidang
teoretis, tetapi lebih pada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan
masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial
tidak perlu akademis teoretis, namun merupakan satu pengetahuan praktis yang
dapat di ajarkan pada tingkat persekolahan,yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar
(SD) sampai Perguruan Tinggi. Demikian pula pendekatan yang digunakan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sangat berbeda dengan pendekatan yang biasa
digunakan dalam Ilmu Sosial.Pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat
interdisipliner atau bersifat multidisiplinerdengan menggunakan berbagai bidang
keilmuan, sedangkan pendekatan yang digunakan Ilmu Sosial (Sosial Sciences)
bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing.Demikian pula pada tingkat
yang taraf yang lebih rendah pendekatan studi Sosial lebih bersifat
multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial dari berbagai
dimensi atau aspek kehidupan.

3.Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan suatuperpaduan pengetahuan


sosial. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan antara
geografi dan sejarah.Untuk Sekolah Lanjut Menengah Pertama (SLTP) intinya
merupakan perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.Sedangkan
untuk Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) intinya adalah perpaduan antara
geografi, sejarah dan ekonomi koperasi dan Antropologi.di tingkat perguruan
tinggi, bidang studi IPS ini dikenal sebagai studi sosial.IPS atau studi Sosial ini,
merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan Ilmu Sosial.Studi Sosial
memiliki perbedaan yang prinsipil dengan ilmu-ilmu sosial.

Anda mungkin juga menyukai