Anda di halaman 1dari 3

Transfersom merupakan nanovesikel yang terdiri dari bagian yang bersifat hidrofil dan

hidrofob secara bersamaan yaitu fosfolipid, surfaktan dan air. Transfersom dapat menghantarkan
obat dengan sifat kelarutan yang bermacam-macam, transfersom juga bersifat elastis sehingga
dapat melewati celah yang ukurannya 5 sampai 10 kali lebih kecil tanpa kehilangan bentuknya.
Elastisitas dan deformabililitas yang dimiliki transfersom menjadi keunggulannya untuk lebih
mudah menembus lapisan kulit, sehingga obat lebih mudah masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Transfersom sebagai sistem pembawa dalam sediaan transdermal diharapkan mampu
meningkatkan penetrasi rutin sampai ke sirkulasi sistemik (Ratnasari & Anwar, 2016).
Transfersom adalah suatu vesikel lipid yang memiliki deformabilitas paling baik di antara
nanovesikel lainnya. Umumnya transfersom digunakan secara topikal. Vesikel ini terdiri dari
fosfolipid dan edge activator (EA) yang merupakan surfaktan rantai tunggal. EA adalah bahan
yang berperan dalam meningkatkan fleksibilitas dan deformabilitas dari transfersom sehingga
dapat dengan mudah melewati stratum korneum. Transfersom memiliki beberapa kelebihan yaitu
biokompatibel, biodegradabel, mudah dibuat, dapat melindungi obat dari degradasi lingkungan,
mampu menghantarkan obat melalui celah sempit antar sel dengan baik dan telah digunakan
untuk berbagai bahan seperti peptida, protein, analgesik dan senyawa bahan alam (Ramadon &
Mun’im, 2015).

Transfersome dapat menjadi solusi untuk memperbaiki penetrasi obat melalui kulit baik
topikal maupun transdermal. Transfersome merupakan vesikel elastik yang dapat membawa
molekul obat yang kecil maupun besar, hidrofilik atatupun hidrofob. Mekanisme penetrasi
transfersome karena adanya gradient hidrasi transdermal. Mekanisme di balik penetrasi
transfersom adalah pengembangan gradien osmotik karena penggunaan suspensi lipid pada
permukaan kulit dimana terdapat air permukaan yang menguap. Transfersom memiliki
deformabilitas bilayer yang kuat dan dapat meningkatkan afinitas untuk mengikat dan
mempertahankan air. Transfersom yang telah diaplikasikan pada permukaan kulit (tidak
tersumbat), akan menembus penghalang kulit dan mencapai strata lebih dalam (bagian kaya air),
dimana transfersom terhidrasi Kemudian, mencapai lapisan epidermis yang lebih dalam melalui
dehidrasi vesikel lipid dalam stratum korneum oleh aktivitas transepidermal alami. Oleh karena
itu, penyerapan transfersome adalah fungsi dari gradien hidrasi yang ada di epidermis, stratum
korneum, dan atmosfir sekitarnya (Ermawati, 2011; Pawar et al., 2016).
Gambar 2.4 Mekanisme penetrasi perkutan transfersom (Kumar et al. 2012)

Dapus
Ermawati, D. (2011). Hepatic First Pass Effect, B. Transferrsom, 1, 180–186.
Pawar, A. Y., Jadhav, K. R., & Chaudhari, L. H. (2016). Transfersome: A novel technique which
improves transdermal permeability. Asian Journal of Pharmaceutics, 10(4), S425–S436.
Ramadon, D., & Mun’im, A. (2015). Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Sistem Penghantaran
Obat Baru untuk Produk Bahan Alam (Utilization of Nanotechnology in Drug Delivery
System for Natural Products). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia , 14(2), 118–127.
Ratnasari, D., & Anwar, E. (2016). Karakterisasi Nanovesikel Transfersom Sebagai Pembawa
“Rutin” Dalam Pengembangan Sediaan Transdermal. Jurnal Farmamedika (Pharmamedica
Journal), 1(1), 12–18. https://doi.org/10.47219/ath.v1i1.40
Kumar A, Pathak K, Bali V. Ultra-adaptable nanovesicular systems: a carrier for systemic
delivery of therapeutic agents. Drug Discov Today. 2012.17(21-22):1233–41.

Anda mungkin juga menyukai