Anda di halaman 1dari 10

SOAL OSCE

BALI, 24 AGUSTUS 2019

(Residen Unud – edit UI)

1. Otologi (lisan) : otitis media efusi/serosa


2. Maksilo fasial (SA) : fraktur dasar orbita/fraktur NOE
3. Rinologi (OSCE) : tampon posterior dengan anestesi lokal
4. Alergi imunologi (OSCE) : Tes cukit kulit/SPT
5. Rinologi LISAN) : Atresia Koana S
6. BE (OSCE) : Esofagoskopi
7. Faring Laring (lisan) : OSAS
8. THT Komunitas (SA) : Skrining Bayi baru lahir
9. Faring Laring (OSCE) : Trakeostomi
10. NO (OSCE) : tes GANS
11. BSS : simple interruptud suture dan aff suture
12. Onkologi (Lisan) : Kista Duktus Tiroglosus
1. OTOLOGI (lisan) dr. Eka Unud
OME
Seorang anak 16th mengeluh nyeri telinga sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya pasien
mengeluh batuk pilek sejak 5 hari. Pasien telah diberi obat antibiotik, dekongestan dan
mukolitik. Dan keluhan membaik namun telinga terasa penuh dan pendengaran
menurun.
Gambar audiometri : kesan CHL ringan, AC 40 dB, BC 20 dB
Timpanometri : kesan tipe B
Gambaran otoskopi : tampak air bubble

1. Apa diagnosis?
2. Dasar diagnosis
3. Bagaimana etiopatogenesis pada penyakit ini?
4. Pemeriksaan tambahan?
5. Pentalaksanaan apa?
6. Komplikasi?

OTITIS MEDIA EFUSI AKUT


DIAGNOSIS
Keluhan subyektif adalah gejala rasa penuh dan tidak nyaman pada telinga yang
menetap pasca infeksi OMA, pendengaran menurun, suara sendiri terdengar
bergema, terasa ada cairan yang bergerak di telinga dengan perubahan posisi.
Kadang-kadang disertai nyeri telinga pada saat awal terjadinya tekanan negatif.
Keluhan menelan? Tidur ngorok? Keluar cairan dari telinga? Pilek berulang? Alergi?
Pendengaran menurun? Alergi hidung? Nyeri amandel? Sering batuk?
Pada pemeriksaan otoskopi tampak membran timpani retraksi, kadang agak
hiperemi tampak gelembung udara dengan cairan atau air fluid level. Pemeriksaan
dengan garpu tala akan mendapatkan hasil tuli konduksi. Pemeriksaan lain ada
adenoid? Tonsil? PND?
Pdx: pemeriksaan fisik facies adenoid, mouth breathing, tanda alergi? pemeriksaan
THT lainnya tenggorok ukuran tonsil, NE, audiometri, timpanometri, skull lateral
soft tissue setting, A/N ratio.
DIAGNOSIS BANDING
OMA
TERAPI
1. Medikamentosa adalah dengan pemberian antiinflamasi dan dekongestan
topikal melalui hidung. Perasat valsava dapat dikerjakan bila tidak ada tanda
infeksi.
2. Mirigotomi dapat dikerjakan apabila setelah satu minggu (dr titik 3 bulan) tidak
mengalami perbaikan.
3. Adeno/tonsileektomi jika perlu
4. Obati factor resiko (RA, RSK, konkotomi, ATE, TA, KNF)
OTITIS MEDIA EFUSI KRONIK
DIAGNOSIS
Dasar diagnosis pada pneyakit ini berdasarkan Keluhan subyektif adalah
pendengaran kurang, khusus untuk anak pada umumnya tidak terlalu mengeluh
pendengarannya, akan tetapi orang tua akan mengamati bahwa anaknya kurang
mendengar dan diikuti prestasi di sekolah
yang menurun, gangguan bicara dan bahasa, gangguan perkembangan sekolah.
Tinitus dan nyeri teliga ringan dapat pula terjadi.
Pada pemeriksaan otoskopi dapat dijumpai kondisi membran timpani yang
bervariasi, posisis bisa normal, retraksi atau bombans, warna kuning (sekret serus),
abu-abu (sekret mukoid), atau tipis transparan . Air buble dan air fluid level juga
dapat dijumpai. Pemeriksaan penunjang dengan audiometri dijumpai tuli konduksi
antara 40-50 Db, sedangkan timpanometri didapatkan tipe B atau C.
ETIOPATOGENESIS
S Pneumonia atua H. Influenza sebagai penyebab tersering infeksi otitis media akut
yang mengawali penyakit ini hingga menjadi OME. Sesuai dengan konsep united
airway disease, dimana saluran pernapasan atas merupakan satu kesatuan dan
memiliki sel epitel yang sama, sehingga Infeksi rinofaringits pada pasien dapat
mengakibatkan inflamasi pada mukosa telinga tengah, namun karena pasien sudah
mendapat terapi OMA sblmya peradangan berhenti, namun masih terdapatnya
akumulasi cairan dan peradangan pada telinga tengah dan menyebabkan OME
pada pasien ini
PENYULIT/KOMPLIKASI
Otitis Media Adesif atau Atelektasis dan OMSK tipe bahaya (kolesteatom akuisita
primer).
TERAPI
Parasintesis (miringotomi) membran timpani dan diikuti pemasangan pipa ventilasi
(Grommet) bila OME menetap >3 bulan meskipun seudah dengan terapi. Selain itu
adalah penanganan terhadap faktor penyebabnya, apabila Hipertrofi
Adenoid/tonsil harus dikerjakan Adeno/tonsilektomi, begitu pula bila
dijumpai penyebab yang lain, terapi sesuai faktor risiko.
Terapi antibiotika diberikan setelah pemasangan pipa ventilasi yaitu Amoksisilin
sesuai berat badan selama 7 hari.
1. Penggunaan kortikosteroid masih merupakan kontroversi.
2. Bila pilek masih menetap dapat berikan Kortikosteroid intranasal semprot
kearah lateral, cuci hidung bila perlu mukolitik
2.MAKSILOFASIAL (SA)

Klinis: pasien ec trauma ada mimisan, mata penglihatan ganda


pertanyaan 1
- sebutkan 2 temuan ct scan:
jawab: pada rima orbita terdapat garus fraktur, terdapat septum deviasi
(jawaban menggunakan bahasa ct scan)
tips: jawaban kalo ditanya temuan ct scan--> gunakan bahasa ct scan
Bedakan: isodens
hipodens ---> dan struktur yang terkena
hiperdens

Pertanyaan 2:
Sebutkan dua permasalahan penunjang?
jawab: - force duction test
-3D ct scan  untuk rencana rekonstruksi

pertanyaan ke3:
Kenapa terjadi diplopia pada pasien ini?
jawab:
Herniasi menyebabkan muscle trapping

pertanyaan ke 4:
Tindakan apa yang dilakukan pada pasien ini?
jawab:
repair dan reposisi
indikasi operasi pada fraktur dasar orbita bila terjadi diplopia ataupun herniasi jaringan,
dapat dilakukan ORIF dengan pemasangan plate and screw,( bila kasus berat dapat
digunakan silkon atau MESH bila ada)

3. RINOLOGI (OSCE))DR. RUS Unbraw

laki2 perdarahan hidung, tapi tensi stabil. LAKUKAN TAMPON POSTERIOR dengan anestesi
lokal

(pada station tersedia lidocain, tersedia xylocaine spray), jangan lupa pasang tampon
anterior setelah pasang tampon posterior ikutin modul)

4. Alergi Imunologi Prof. Suprihati Undip (OSCE )


Tes Cukit/SPT
Tips (agar ceklis bisa maksimal oleh Prof Supri):
 Sambil jelasin rencana tindakan ke ‘pasien’ sambil isi informed consent yang
tersedia di meja agar hemat waktu
 Ukur Tensi dan nadi sebelum tindakan, pada station tersedia tensimeter dan
stetoskop, kita pegang alat2nya pura2 tensi
 Edukasi pasien untuk tidak menurunkan atau menggerakkan tangan, tidak
menggaruk tangan yg dittes, posisi tangan berada diatas meja
 Sebutkan tiap pengukuran kita menggunakan stopwatch untuk waktunya (pura2
aja ngomong)
 Keringan sisa alergen dengan tisu ditempel sebelum waktu pembacaan
 Edukasi pasien dan berikan terapi antihistamine dan bila perlu simptomatik
lainnya seperti cuci hidung dan kortikosteroid intranasal tergantung derajat
alerginya sesuai ARIA
 Edukasi pasien jangan pulang dulu pasca tindakan observasi 30menit - 1 jam
 Edukasi pasien pasca tindakan tidak boleh mencuci atau menggosok tangan 2 jam
setelahnya karena khawatir alergen akan bercampur dan memicu reaksi tambahan
5. RINOLOGI (Lisan) (Prof. QADAR)

ATRESIA KOANA S
Seorang anak umur 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan hidung tersumbat
sebelah kiri, ingus satu sisi. Diberikan obat tetapi tidak membaik, lalu pasien dirujuk ke poli
THT pasien mengeluhkan hidung tersumbat riwayat alergi disangkal, riwayat korpal
disangkal, ingus berbau disangkal, ingus keluar darah tidak ada. (penguji mengarahkan ke
kelainan kongenital)

- Apa kecurigaan diagnosis ?


- DD/nya
o Jawaban : Atresia koana
o Polip antrokoana, RSK

Penguji menunjukkan gambar nasoendoskopi : tampak gambaran tulang di koana yang


menyumbat hidung posterior kiri
CT scan : dilampirkan CT Scan (tampak gambaran sumbatan dengan mukosa tulang)

- DIAGNOSA ANDA?  ATRESIA KOANA KIRI BONY TYPE, diagnostic reasoning karena ini
satu sisi, kongenital, lebih banyak pada perempuan, pada atresia koana unliateral
memang asimptomatik pada awal2 usia
- Bagaimana pemeriksaannya (pemeriksaan sederhana, tes pengembunan dengan spatel
besi, tes pasase udara dengan kassa benang, tes kateter, methylin blue blue yg
diteteskan pada hidung dan dilihat pada tenggoroknya apakah mengalir atau keluar lagi
dari hidung)
- Pemeriksaan tambahan? Nasoendoskopi dan CT scan sudah dilakukan
- Tatalaksana? Atresiaplasti. Pendekatan ada 2, trans endoscopic & transnasal,
keuntungan dan kelebihan masing2 apa? Pada atresiaplasti transendoscopic keuntungan
luka tidak terlihat kecil, risiko perdarahan minimal namun kekurangannya mudah terjadi
restenosis. Pada pendekatan transpalatal keuntungannya risiko restenosis lebih sedikit
namun risiko perdarahan banyak karena cabang dari arteri sphenopalatina
- Komplikasi  sesuai jenis pendekatan oepraso

6.BRONKOESOFAGOLOGI (OSCE) PROF. SUARDANA


ESOFAGOSKOPI
Pasien dengan keluhan dysfagia. Lakukan esofagoskopi ekstirpasi (pasien dengan benda
asing), sesuai modul.
Tips: meja tinggi sekali, jangan lupa gunakan dingklik

7. Faring Laring (prof Bambang, Prof. Suci)


(OSAS)
Seorang laki-laki usia 30 tahun dengan riwayat tidur mendengkur sampai tersedak.
Keluhan dirasakan sejak 3 tahun terakhir. Saat bangun pagi hari badan tidak terasa
segar. Pasien mudah mengantuk dan sulit konsentrasi saat bekerja. Pada pemeriksaan
fisik BB 80 kg, tinggi badan 168 cm. Pemeriksaan THT: Tonsil T3-T3, Lidah Mallampati 3.
- apa diagnosis?
o Obstructive Sleep Apnea Syndrome
- DD: Sleep Disordered Breathing lainnya
- Dasar diagnosis? Dari anamnesa riwayat tidur mendengkur sampai tersedak 
kecurigaan apnea saat tidur . Saat bangun pagi hari badan tidak terasa segar. Pasien
mudah mengantuk dan sulit konsentrasi saat bekerja. Pada pemeriksaan fisik BB 80
kg, tinggi badan 168 cm  obesitas faktor risiko OSA/SDB. Pemeriksaan THT: Tonsil
T3-T3, Lidah Mallampati 3  meningkatnya risiko kolaps jalan napas atas
- kuesioner tambahan?
o Epworth Sleepiness Scale, sebutkan apa saja, bagaimana cara periksanya,
pasien ditanyakan poin2 ini, lalu kita minta pasien memberi skoring nilai 0-3
(lihat tabel bawah, kebetulan punya), dan akumulasi nilai bila ESS>10 risiko
OSA

Epworth Sleepiness Scale


Kriteria 0 1 2 3
1 Duduk & membaca
2 Menonton TV
3 Duduk diam di tempat umum (di bioskop atau rapat)
4 Sebagai penumpang mobil selama 1 jam tanpa istirahat
5 Rebahan untuk beristirahat sore ketika lingkungan memungkinkan
6 Duduk dan berbicara dengan seseorang
7 Duduk tenang setelah makan siang tanpa minum alkohol
8 Saat mengemudi dan mobil berhenti beberapa menit dalam kemacetan
Skoring
Total skoring
- 0 = tidak pernah mengantuk
- 1 = sedikit mengantuk
- 2 = cukup mengantuk
- 3 = sangat mengantuk dan tertidur
o Kusioner Kenny Pang
oriwayat henti napas yang disaksikan oleh teman tidur/keluarga, rasa lelah di
pagi hari, dll (coba dicari sendiri ya)
- Pemeriksaan fisik
o WAJAH : facies adenoid, mikrognathia, retrognathia, lingkar leher, kelainan
antomi lainnya yg meningkatkan risiko OSA misalnya Pierre robin syndrome
dll)
o HIDUNG: kavum nasi sempit, hipertrofi konka, septum deviasi  dapat
menyebabkan obstruksi nasal dan kolaps area velum
o TENGGOROK: makroglossia, teeth marking, Friedman Tongue Position (ada
yg terbaru ya kategorinya) atau mau pake modifikasi mallampati, uvula
elongated/telescopic/redundant, ukuran tonsil
- Pemeriksaan penunjang
o Rinofaringolaringoskopi
o Muller Manuver
o Polisomnography  mencari kriteria OSA berdasarkan derajat Apnea
Hipopnea Index (AHI) atau Respiratory Disturbance Index (RDI), lihat Sat O2
terendah saat tidur
o Drug Induced Sleep Endoscopy  melihat level kolaps berdasarkan
klasifikasi VOTE (velum, orofaring, tongue base dan epilgottis)
- Penatalaksanaan
o Pada pasien ini tonsilektomi, UPPP atau CAPSO. Tergantung hasil
pemeriksaan tambahan tatalaksana sesuai level area kolapsnya

8. THT Komunitas (SA)

SKRINING BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir dengan OAE refer, kemudian AABR Pass

a. Apa tindakan selanjutnya


b. Apabila konfirm bagaimana penanganan selanjutnya dan batas umurnya
c. Appabila didpatkan SNHL sangat berat bilateral apa penatalaksanaan selanjutnya?
Gunakan ABD bila 1 tahun tidak ada perkembangan edukasi pasien CI

9. Faring laring (OSCE) dr. Aminudin

TRAKEOSTOMI

Wanita pasca operasi tiroidektomi mengeluh sesak nafas stadium 1-2. Lakukan Trakeostomi
cito. Pasien sudha berada di meja operasi (soalnya gitu, tetap sebutin ceklis modul)

10. Neurooto OSCE dr. Wijana (OSCE)

TES GANS

Pasien dengan keluhan pusing berputar. Lakukan prosedur GANS dan interpretasinya (ada
pasiennya, pasien nanti terjatuh seperti sebenarnya perhatikan arah jatuhnya dan posisi
berapa, ditanya juga sampai penatalaksanaan). Interpretasikan hasil pemeriksaan GANS ini?
(sentral/vestibuler) Terapi yg anda berikan pada pasien ini apa? Betahistine do

11. BSS (dr. bakti)

Pasien robek pada dahi

a. Lakukan a/ anti septik pada luka pasien


b. Lakukan penjahitan 3 interuptus
c. Buka jahitan

TIPS:
(jangan lupa pakai apron, masker, cap,, cuci tangan steril di westafel yg ada,
handschoen, duk steril nya warnanya putih, gak kaya duk, asepsis antisepsis,
menutup luka dengan duk, baru tindakan suntik anestesi lokal dan jait)

12. ONKOLOGI (Prof Aryo, dr, Gde ardika)

KISTA DUKTUS TIROGLOSUS

laki-laki umur 40 tahun , benjolan pada leher depan sejak 20 tahun yang lalu, yang
membesar secara perlahan

- apa anamnesis

o Tanyakan anamnesai yg menyingkirkan kearah keganasan seperti adanya


nyeri, suara serak, gangguan menelan, sesak napas, penguji menyangkal ke
arah keganasan, berarti jinak

- pemeriksaan fisik

o Inspeksi, PF THT, julurkan lidah apakah benjolan leher ikut bergerak --.
Ternyata iya  langusng arahkan ke kista duktus tiroglosus)

o Palpasi gerakan menelan apaka mengikuti

Penguji menanyakan Diagnostiknya apa?

Kista duktus tiroglosus

DD
Adenoma pleomorfik, kista brachialis, other benign tiroid tumor

- pemeriksaan penunjang

o USG Tiroid dan FNAB

o Fungsi tiroid, penguji menanyakan apa saja? Jawab TSH T3 T4,

o Penguji menanyakan lagi kalo keluhan hipertiroid seperti apa saja?


Hipotiroid seperti apa saja?

- baca USG (tumor yang ada garisnya)

DD/
Diagnosis : mengarah kista duktus tiroglosus

- Etiopatogenesis penyakit ini ?

- Intinya harus sebut foramen saecum, makanya pada PF pas pasien menjulurkan lidah
kistanya bs ikut keangkat, sisa anatomi dan ototnya baca sendiri ya hehehe..)

- Penatalaksanaan : CYST TRUNK (ekstirpasi duktus tiroglosus)

Bagaimana prosedurnya (hiks), insisinya, teknik operasinya

Intinya yg harus ada jg disebut kesulitan pada cyst trunk ada;ah hyoid diangkat sebanyak 1-2
cm

Anda mungkin juga menyukai