Laporan Studi Kasus Dela
Laporan Studi Kasus Dela
I. Identitas Pasien
Nama : MAY
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat,tanggal lahir : Semarang, 12 Februari 2005
Usia : 14 Tahun 5 Bulan 28 Hari
Alamat : Pucanggading,Semarang
Pendidikan : SMP (Kelas VIII)
Pekerjaan : Pelajar
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Status pernikahan : Belum menikah
Bangsal/ruang : Mawar
Tanggal masuk : 8 Agustus 2019
Tanggal keluar : 10 Agustus 2019
DPJP : dr. Ratih, SpKJ
III. Asesmen
a) Observasi
Praktikan melakukan observasi pada hari Jumat, 9 Agustus 2019. Hasil observasi
pasien menunjukkan bahwa respon dari pasien minim. Tatapan mata pasien
kosong. Pasien juga banyak tidur akibat pengaruh obat dari dokter.
b) Wawancara
Praktikan melaksanakan wawancara dengan pasien dan ayah pasien pada hari
yang sama saat melakukan observasi.
Autoanamnesis
Dari hasil wawancara dengan pasien, dapat diketahui bahwa pasien cukup
kooperatif saat diajak berkomunikasi, namun pasien juga hipoaktif karena
menjawab singkat-singkat saja.
Pasien tidak mengalami disorientasi karena pasien mengetahui waktu
sekarang dan dimana tempat sekarang pasien dirawat.
Pasien juga tidak mengalami depersonalisasi karena pasien mampu
mengenali dirinya sendiri. Hal ini dibuktikan saat praktikan menanyakan
nama dan usia, pasien menjawab dengan benar.
Alloanamnesis
Dari hasil wawancara dengan ayah pasien, beliau menjelaskan kronologi
kejadian anaknya dibawa ke RS. Ayah pasien menjelaskan bahwa pasien
berangkat ke sekolah seperti biasa, namun saat disekolah guru
mengatakan bahwa pasien tidak mengikuti jam olahraga, ia membolos
bersama teman-temannya. Namun saat kembali ke sekolah pada jam
istirahat, pasien dipapah teman-temannya dan bicranya juga melantur.
Kemudian diantar pulang, sesampainya dirumah ayah pasien
membawanya ke RS karena merasa khawatir. Setelah bertanya ke pihak
sekolah, ayah pasien mendapat kabar bahwa anaknya diracun kecubung
oleh salah satu temannya.
IV. Psikotes
Tidak memungkinkan dilakukan karena pasien di rawat inap.
V. Catatan Medis
Pada catatan medis pasien ada riwayat kekerasan, CM menunjukkan Lapor Visum
(+). Pemeriksaan fisik pasien menunjukkan bahwa kondisi kepala, leher, dada, perut, dan
anggota gerak (normal). Pasien mengalami sulit tidur, melihat bayangan setan (halusinasi
visual), mendengar bisikan-bisikan (halusinasi auditori) dan pasien juga berbicara
sendiri.
VII. Diagnosis
Diagnosa Psikologis menurut PPDGJ-III dan DSM-5 adalah pasien mengalami
psikotik akut (F23). Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
ketidakmampuan individu untuk menilai kenyataan yang terjadi, misal mengalami
halusinasi, waham, atau perilaku kacau dan aneh.
VIII. Dinamika
Pasien MAY di diagnosa oleh DPJP mengalami psikotik akut (F23). Pasien
menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti hasil diagnosa diatas, yaitu mengalami
halusinasi visual dan auditori. Pasien juga berbicara sendiri dan melantur. Hal ini
disebabkan oleh kecubung yang diberikan oleh temannya. Yang kemudian berefek
kepada perilaku pasien. Saat dilakukan wawancara, pasien hipoaktif yaitu menjawabnya
singkat-singkat saja, namun pasien cukup kooperatif. Berdasarkan catatan medis, saat
malam hari pasien juga mengalami halusinasi. Namun setelah diberi obat pasien lebih
tenang, hanya mengeluh pusing dan banyak tidur.