Anda di halaman 1dari 32

MENINGKATKAN DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB

SISWA
MELALUI SANKSI BERJENJANG PADA SISWA KELAS
III

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


TENTANG SIKAP DISIPLIN DAN
TANGGUNG JAWAB SISWA
DI SEKOLAH

1
SEKOLAH DASAR NO I SANUR DESA SANUR KAUH
KECAMATAN DENPASAR SELATAN
KOTA DENPASAR
TAHUN 2009

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis yang
berbentuk PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam tata cara penulisannya ,
pengkajian datanya serta bahasa yang saya pergunakan. Namun penulis merasa
bangga karena baru pertama kali dapat menyelesaikan karya tulis berbentuk PTK.
yang kebetulan diselenggarakan oleh P4TKTKPLB. Semoga karya tulis yang
perdana ini menjadi bahan pelajaran bagi Penulis untuk menulis karya tulis karya
tulis ilmiah lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas menulis karya ilmiah
lainnya..
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman teman yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ini.. Khusus kepada
pembibing karya tulis online Bapak Musa Sukardi saya menyampaikan ucapan
terima kasih atas bimbingannya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat saya
selesaikan tepat pada waktunya yang telah penulis rencanakan.
Pada akhir kata ijinkan saya minta maaf bila ada hal hal yang kurang
berkenan yang tidak sengaja dan tidak sadar mungkin pernah saya ucapkan atau
tulis. Atas perhatinnya penulis ucapkan banyak terima kasih
Denpasar, 22 September 2009
Penulis

MENINGKATKAN DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA


MELALUI SANKSI BERJENJANG PADA SISWA KELAS III SD NO I SANUR
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
ABSTRAKSI

2
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ideal sesuai dengan
undang undang sistem pendidikan nasional pasal 3, maka salah satu faktornya
yang harus diperhatikan adalah bila siswa selalu bersikap disiplin dan memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi disekolah.Kenyataan terjadi pada saat ini
dilapangan, anak selalu kurang disiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab
di sekolah, tidak membuat pekerjaan rumah, mencoret coret bangku, tidak biasa
mengantre, pada saat upacara bendera tidak tertib, tidak berpakian dengan rapi,
sering datang terlambat, menyerahkan tugas tidak tepat waktu, di dalam kelas
selalu mengganggu teman, sering berkelahi, kurang hormat pada guru.

Hal hal ini merupakan dasar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa.
Kalau kebiasan ini tidak menemukan pemecahan masalahnya maka tujuan
penedidikan nasional akan sulit terwujud.
Berbagai faktor yang mempengaruhi anak kurang menunjukkan sikap tersebut,
diantaranya lemahnya perhatian orang tua kepada putra putrinya dikarenakan
orang tua selalu sibuk dengan urusan ekonomi, orang tua yang otoriter, keluarga
yang home broken, pengaruh pergaulan dilingkungan sekitar anak , adanya
perkembangan media yang elektronik, kurang demokratisnya pendekatan dari
orang tua maupun guru yang ada di sekolah.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat disiplin dan
rasa tanggung jawab siswa kelas III SD I Sanur tahun pelajaran 2009/2010. Hal
ini dianggap penting oleh peneliti karena faktor tersebut akan berpengaruh
terhadap tercapainya tujuna pendidikan di sekolah ( tujuan institusional ), Dengan
demikian maka yang menjadi obyek dan subyek penelitian adalah siswa kelas III
SD I Sanur tahun pelajaran 2009/2010
Langkah penelitian ini adalah mulai dari perencanaan, observasi sebelum
pelaksanaan, penelitian, observasi pada saat pelaksanaan penelitian dari siklus I
sampai dengan siklus II dan dilakukan pengolahan data secara diskriptif
komperatif serta diadakan refleksi dari masing masing siklus.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui, bahwa sebelum diterapkan sanksi
berjenjang pada siswa kelas III SD I Sanur, tingkat disiplin siswa sangat rendah
dibawah nilai rata-rata standar yaitu 5,2. Begitu pula nilai rata rata rasa tanggung
jawab siswa dengan rata rata katagori D yaitu dengan nilai 4,9. Dan kalau
digabungkan antara nilai sikap disiplin dan rasa tanggung jawab maka nilainya
rata rata 5,1 ( D )
Pada siklus I ini diketahui bahwa pada katagori tingkat disiplin siswa nilainya
masih rendah yaitu nilai cukup ( C ). Sedangkan pada katagori rasa tanggung
jawab siswa mencapai nilai cukup ( C ) yaitu rata rata nilainya 6,7. namun pada
poin mengerjakan tugas rumah dengan nilai ( D ) yaitu 5,4,
Dengan adanya kekurangan kekurangan yang ditemukan pada siklus I ini, maka
peneliti mencari solusi pemecahan dengan meningkatkan sanksi sanksi terhadap
siswa yang melanggar ataupun dengan cara cara lain namun siswa tidak merasa
terpaksa melakukan atau melaksanakan tugas ( tindakan ) secara tulus dan ikhlas.
Cara cara tersebut adalah dengan memberikan pembinaan kepada siswa, agar
mereka secara sadar dan ikhlas melakukan kegiatan yang bersikap disiplin dan
memiliki rasa tanggung jawab penuh terhadap tugas tugas hariannya

3
Dengan perbaikan tersebut maka pada siklus II hasilnya diketahui bahwa tingkat
disiplin siswa kelas III SD I Sanur tahun pelajaran 2009/2010 di sekolah,
mencapai nilai rata rata 8,6 ( dalam katagori sangat baik ). Sedangkan pada tingkat
tanggung jawab siswa mencapai nilai 8,5 ( sangat baik ). Namun yang menjadi
catatan pada penelitian ini adalah bahwa, pada katagori mengerjakan tugas rumah
yang hanya mampu mencapai nilai pada katagori cukup ( C ) yaitu dengan nilai
rata rata 6,7
Terjadinya peningkatan tingkat disiplin dan tanggung jawab siswa dari siklus I
sampai siklus ke II karena dilakukan perbaikan pada teknik dalam meberikan
sanksi berjenjang secara bervariasi, pembinaan dengan kontinu serta motivasi
kepada siswa itu sendiri.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pasal 3 undang undang sistem pendiikan nasional disebutkan,
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu ,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab” ( Undang Undang Sisdiknas, Asa
Mandiri 2006; 53 )
Dengan demikian apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan tersebut
selain kreatif, mandiri cakap dan berilmu dan sehat yang paling mendasar adalah
memiliki akhlak mulia, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan bertanggung
jawab. Harapan ideal tersebut dapat dicapai bila salah satu faktornya yang harus
diperhatikan adalah bila siswa selalu bersikap disiplin dan memiliki rasa
tanggung jawab di sekolah dengan nilai rata rata baik (7,0 -8,4) dan sangat baik
( 8,5 – 10 ).
Kenyataan terjadi pada saat ini dilapangan, anak selalu kurang disiplin dan
kurang memiliki rasa tanggung jawab di sekolah, tidak membuat pekerjaan
rumah, mencoret coret bangku, tidak biasa antre, pada saat upacara bendera tidak
tertib, tidak berpakian dengan rapi, sering datang terlambat, menyerahkan tugas
tidak tepat waktu, di dalam kelas selalu mengganggu teman, sering berkelahi,
kurang hormat pada guru. Hal hal ini merupakan dasar dalam pembentukan watak
dan kepribadian siswa. Kalau kebiasan ini tidak menemukan pemecahan
masalahnya maka tujuan pendidikan nasional akan sulit terwujud.
Berbagai faktor yang mempengaruhi anak kurang menunjukkan sikap
tersebut, diantaranya lemahnya perhatian orang tua kepada anaknya dikarenakan

4
orang tua selalu sibuk dengan urusan ekonomi, orang tua yang otoriter, keluarga
yang home broken, pengaruh pergaulan dilingkungan sekitar anak , adanya
perkembangan media elektronik, kurang demokratisnya pendekatan dari orang
tua maupun guru yang ada disekolah.
Dengan memberikan sanksi berjenjang di sekolah pada siswa diharapkan
dapat merubah sikap dari kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab menjadi
anak yang berdisiplin dan bertanggung jawab.
B. Identifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan identifikasi adalah tanda diri, bukti diri, penentu
atau penetapan , indentitas seseorang, benda dan sebagainya, proses psikologi
yang terjadi pada diri seseorang karena secara tidak sadar membayangkan dirinya
seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yang
dikaguminya ( kamus lingkap Bahasa Indonesia, Sofiah Ramdhani; 2002, hal
248 ).
Jadi yang dimaksud dengan identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah penetapan atau menentukan masalah yang berkaitan dengan meningkatkan
disiplin dan tanggung jawab siswa. Adapun identifikasi masalah yang peneliti
dapatkan adalah sebagai berikut.
1. Bahwa pendidikan itu adalah suatu proses perkembangan pribadi seseorang
yang banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar seseorang .
Faktor luar salah satunya adalah pengaruh lingkungan terhadap diri siswa seperti
alat pendidikan, metoda pendidikan, media pendidikan, sarana dan prasarana. Alat
pendidkan salah satu diantaranya sanksi yang berjenjang. Hal ini tentu akan
memberikan dampak terhadap pola tingkah laku dan kebiasaan siswa di sekolah
dan selanjutnya akan dibawa dalam kehidupan selanjutnya.
2. Dalam proses pendidikan yang berlangsung secara formal di sekolah guru
sebagai pendidik, motivator, fasilitator akan sangat memberikan dampak terhadap
perilaku dan kebiasan murid itu sendiri. Sebagai pendidik guru disekolah akan
menjadi toladan bagi anak didik. Sikap dan perilakunya biasanya akan ditiru oleh
anak didik.
3. Sekolah dasar yang merupakan jenjang pendidikan dasar seharusnya
menegakkan tata tertib sekolah seperti pada sekolah sekolah formal pada tingkat
lebih tinggi. Dengan penegakaan peraturan yang berlaku disekolah tentu akan
menjadi kebiasaan bagi siswa itu sendiri untuk belajar bertanggung jawab dan
berdisiplin. Sekolah yang tidak menegakkan tata tertib, siswanya akan acuh tak
acuh, karena apapun yang mereka ( siswa ) lakukan tidak akan pernah merasa
ada resiko, beban yang akan dikenakan akibat bertingkah laku yang kurang baik
atau bertingkah laku yang salah.
4. Di dalam lingkungan sekolah siswa perlu mendapat pengawasan sehari hari
dalam bertingkah laku dan bertindak. Pola tingkah laku itu hendaknya diarahkan
kepada etika dan tata krama , sehingga menjadi kebiasaan yang mereka sehari
hari. Jadi semua komponen dan pelaksana yang di sekolah harus pula berpola dan
berbuat sesuai dengan etika dan tata krama yang berlaku.
C. Batasan Masalah

5
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terbatas pada : Meningkatkan disiplin dan
tanggung jawab siswa melalui sanksi berjenjang pada kelas III SD No. I Sanur
tahun pelajaran 2009/2010.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
Apakah dengan melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan disiplin siswa,
pada siswa Kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010 ?
Apakah melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa, pada siswa kelas III SD No 1 Sanur tahun pelajaran 2009/2010 ?
Bagimana perilaku siswa kelas III SD No 1 Sanur tahun pelajaran 2009/2010
setelah sanksi berjenjang diterapkan ?
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan
masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
Mengetahui dan mendiskripsikan melalui sanksi berjenjang dapat
meningkatkan disiplin siswa kelas III SD No 1 Sanur tahun pelajaran
2009/2010
Mengetahui dan mendeskripsikan melalui sanksi berjenjang dapat
meningkatkan tanggung jawab siswa, pada siswa kelas III SD No I Sanur
tahun pelajaran 2009/2010
Mengetahui dan mendeskripsikan perilaku siwa setelah penerapan sanksi
berjenjang pada siswa kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran
2009/2010
G. Manfaat Hasil Penelitian
Setelah selesai penelitian ini dilakukan maka hasilnya dapat diharapkan
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis sabagai berikut.
1.Manfaat secara teoritis.
Manfaat secara teoritik bahwa hasil penelitian yang peneliti lakukan ini
merupakan dasar bagi peneliti peneliti selanjutnnya demi kesempuraan dan
tercapainya hasil penelitian yang lebih berkualitas, akurat dan bermanfaat
2. Bagi siswa .
Membiasakan diri bersikap disiplin dan rasa tanggung jawab dalam semua tugas
dan kegiatan sehari hari, sehingga dikemudian hari menjadi anak yang percaya
diri, berdisiplin, memiliki budi pekerti yang luhur dan rasa tanggung jawab yang
tinggi terhadap tugas tugas yang dihadapinya.
3. Bagi Guru.
Sebagai dasar bagi guru bahwa dengan menerapkan disiplin dan tanggung jawab
kepada siswa tentu akan dapat meningkatkan prestasi siswa di sekolah dan sebagai
acuan bawa disiplin dan tanggung jawab tersebut perlu diberikan secara kontinu
dan tetap diawasi dalam kesehariannya di sekolah. Disamping itu dapat
mengatasi anak anak yang kurang berdisiplin dan kuarang memiliki rasa
tanggung jawab di sekolah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik.
4 Bagi Sekolah.

6
Dengan tumbuhnya sikap disiplin dan rasa tanggung jawab siswa maka proses
pendidikan dan pembelajaran akan dapat berlangsung dengan lancar dan pada
akhirnya diharapkan akan tercapainya tujuan instutusional dengan baik.
Dapat membuat kebijakan dan peraturan tata tertib sekolah maupun tata tertib
kelas sehingga proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah berlangsung
dengan lancar.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN MASALAH
A. Landasan Teori
1. Konsep Penerapan Sikap Disiplin Dalam Pendidikan.
Dalam arti yang luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang
ditujukan untuk membantu siswa agar mereka dapat mamahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan siswa terhadap
lingkungannya. Dengan disiplin siswa diharapkan bersedia untuk tunduk dan
mengikuti peraturan tertentu dan mejauhi larangan tertentu. Kesedian semacam ini
harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara
kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas di sekolah, sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai. Jadi menegakkan desiplin tidak bertujuan
untuk” mengurangi kebebasan dan kemerdekaan peserta didik akan sebaliknya
ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada peserta didik dalam
batas batas kemampuannya . Akan tetapi jika kebebasan peserta didik terlampau
dikurangi, dikekang dengan peraturan maka peserta didik akan berontak dan
mengalami frustasi dan kecemasan” ( Drs. Ahmad Rohani HM dkk, ; 126 )
Sesuai dengan pendapat tersebut desiplin yang dilaksanakan disekolah
terhadap siswa, siswa akan belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif
dan bermanfat bagi dirinya dan lingkungannya baik pada saat bersekolah maupun
untuk bekal hidup dikemudian hari. Tetapi pendekatan dengan penegakan disiplin
tersebut janganlah sampai membuat siswa tertekan, dan penerapannya harus pula
demokratis dalam artian mendidik.
Namun demikian mulianya tujuan penegakan disiplin seringkali tidak
mendapat respons yang positif dari siswa hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor
yaitu: a) kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan
sikap siswa yang agresif ingin brontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak
manusiawi, b) kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik yang berada
diatas rata-rata maupun yang berada dibawah rata-rata dalam berbagai aspek yang
ada hubungannya dengan kehidupan di sekolah, c) siswa kurang dilibatkan dan

7
diikutsertakan dalam tanggung sekolah, d) latar belakang kehidupan keluarga dan
e) sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas tanggung jawab.
Diantara penyebab pelanggaran tersebut pelanggaran yang umum sering terjadi
karena 1) kebosanan siswa dalam kelas, dikarenakan yang dikerjakan siswa
monoton tidak ada variasai dalam proses pembelajaran. 2) Siswa kurang mendapat
perhatian dan apresiasi yang wajar bagi mereka yang berhasil. Untuk mengatasi
hal ini seorang guru sebagai pendidik harus memilih strategi, metoda dan berbagai
pendekatan yang bervariasi agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
Dalam rangka meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di
sekolah, seorang guru harus menyatakan peraturan dan konsekuensinya bila siswa
melanggarnya ” konsekuensi ini dilakukan secara bertahap dimulai dari
peringatan, teguran, memberi tanda cek , disuruh menghadap Kepala Sekolah dan
atau dilaporkan kepada orang tuanya tentang pelanggaran yan dilakukannya di
sekolah ”, ( Drs. Ahmad Rohani HM dkk, 1991; 131 ).
Sesuai dengan pendapat ini bahwa pendidikan bertujuan untuk
menumbuhkan perilaku dan sikap mental dengan melatih serta
mengembangkannya ke arah nilai sikap yang positif. Untuk membina,
menumbuhkan sikap mental dan perilaku yang baik ini, maka alat pendidikan
seperti menerapkan disiplin, memberi tugas dan tanggung jawab kepada siswa
sesuai dengan kemampuannya perlu dilakukan.
Pembinaan mental dan sikap ini dapat dilakukan melalui sanksi yang
berjenjang . Dengan demikian bekal pendidikan yang berisi penambahan
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai serta sikap-sikap haruslah darahkan
untuk ”..........4. Mengembangkan sikap sikap yang cocok untuk tuntutan hidup
dan kehidupan kini, disini dan akan datang seperti sikap-sikap : hemat, sederhana,
disiplin, selalu berikhtiar, menghargai waktu, berorientasi pada masa depan,
berusaha mengatasi alam, misalnya menggunakan payung bila hujan, percaya
pada diri sendiri, bekerja untuk menaikkan prestasi, meminta upah atau bayaran
bila telah selesai menunaikan tugas dan sebagainya” ( Tim Dosen FIP-IKIP
Malang, Usaha Nasional,1980; 224 )
2. Penerapan Disiplin Melalui pembiasaan.
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang
positif bagi kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Pada mulanya
memang disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan
peserta didik. Akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai suatu yang memang
seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan
bersama, maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke
arah disiplin diri sendiri ( self discipline ).
Disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar yang
memberikan keterbatasan tertentu akan tetapi disiplin telah merupakan aturan
yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu hal yang wajar dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengalaman utama dalam pelaksanaan disiplin akan memberikan
kerangka dalam keteraturan hidup selanjutnya. ”Disiplin diri sendiri hanya akan
tumbuh dalam suatu suasana di mana antara guru dan para peserta didik terjalin
sikap persahabatan yang berakar pada dasar saling hormat menghormati dan

8
saling mempercayai,” ( Drs Ahmad Rohani HM dkk,1991;134 ). Jadi sesuai
dengan pendapat ini berarti disiplin harus diterapkan dalam kerangka dan batas
yang demokratis serta pedagogis.
3. Pendidikan Melalui Tanggung Jawab.
Dalam buku” On Becoming A Personal Excellent”, tahun 2006, hal 104,
oleh Drs. Waidi, MBA.Ed, yang dikutif dari buku ” Quantum Teaching, Dobbi
Deporter dkk, menyebutkan bahawa salah satu keberhasilan mendidik siswa
adalah dengan cara memberinya tanggung jawab” Demikian juga Soemarno
Soedarsono dalam bukunya” Character Building” mengatakan bahwa karakter
seseorang dapat dibentuk dengan pemberian tanggung jawab.
Tanggung jawab merupakan indikator penting bahwa seseorang memiliki
nilai lebih : kualitas merupakan dambaan banyak orang. Dalam setiap tindakan
apabila tidak dilandasi tanggung jawab biasanya seseorang akan ceroboh. Lebih
jauh Soemarno Soedarsono mengatakan bahwa tanggung jawab merupakan hal
yang sangat urgen dalam pembentukan watak seseorang . Oleh karena itu sudah
saatnya dunia pendidikan kita harus merubah orientasinya dari orientasi kognitif
ke arah orientasi afektif ( tanggung jawab ) atau dari orientasi kecerdasan
intlektual ( IQ ) ke arah kecerdasan spiritual ( SQ ) dan emosional ( ESQ ).
Seseorang yang tidak mengambil tanggung jawab tidak akan pernah
belajar. Di dalam tanggung jawab ada sejumlah media pembelajaran, seperti
resiko, kesulitan dan keberanian mental. Hal ini akan menyebabkan seseorang
tumbuh dewasa. Orang yang pintar, cerdas dan terampil apabila tidak memiliki
tanggung jawab tidak ada orang yang akan memanfaatkan keterampilannya
tersebut.
Untuk itulah seorang anak dalam proses pendidikan baik formal maupun
non formal perlu dilatih agar memiliki rasa tanggung jawab.
4. Interaksi Pendidikan.
Di dalam pendidikan, komunikasi antara komunikator dan komunikan di
dalamnya terjadi umpan balik antara guru dan murid. Intraksi semacam ini
disebut interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan. Dalam interaksi semacam ini terjadi siswa yang belajar dan guru yang
mendidik serta mengajar keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Siswa yang belajar mengembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga
tujuan tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan di dalam dirinya. Dalam
interaksi seperti ini siwa membutuhkan situasi dan kondisi yang memungkinkan
serta menunjang berkembangnya potensi dalam dirinya. Siswa tidak sekedar
sebagai objek saja, tetapi terutama sebagai subyek yang belajar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interaksi antara guru dan murid
adalah. ”1). Interaksi bersifat edukatif, 2). Dalam interaksi terjadi perubahan
tingkah laku pada siswa sebagai hasil belajar-mengajar, 3). Peranan dan
kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar-mengajar, 4). Interaksi
dalam proses belajar-mengajar, 5). Sarana kegiatan proses belajar-mengajar yang
tersedia, yang membantu tercapainya interaksi belajar-mengajar secara efektif dan
efesien”, ( Dra.Ny.Roestiyah NK,.1986; 37 )
Jadi menurut pendapat tersebut diatas maka dalam interaksi antara guru dan
murid, guru berfungsi sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, fasilitator dan

9
pengganti orang tua dirumah. Sebagai pengajar artinya guru menyediakan situasi
dan kondisi belajar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan artinya menyediakan
seperangkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta sarana maupun prasarana.
Guru sebagai pemimpin artinya harus bersikap demokratis, terbuka mau
mendengarkan pendapat orang lain, keluhan, perasaan, ide muridnya, serta
bersedia bekerjasama, saling mengerti dan toleransi. Jadi guru tidak berkuasa
penuh, bertindak atas pertimbangan menguntungkan dirinya saja, tanpa
memikirkan kepentingan siswanya. Disamping itu guru tidak boleh bersifat masa
bodoh, melainkan mau bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama untuk
kesejahteraan siswanya.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan hubungan guru dan murid,
sering terjadi hambatan-hambatan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Hambatan-hambatan itu dikarenakan siswa kurang berdisiplin tidak menghormati
guru dan selalu mengganggu temannya yang sedang belajar kurang memiliki rasa
tanggung jawab. Dalam hal seperti inilah, maka peranan guru sebagai pemimpin
dalam menentukan strategi, memilih metode dan pendekatan yang bervariasi
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Perilaku siswa
dalam interaksi seperti ini ada yang positif dan negatif. Perilaku yang positif perlu
mendapat apresiasi, pujian, dan pemberian hadiah. Seorang ahli yang terkenal
Thorndike, dalam buku psikiologi pendidikan oleh Toya,1985, 42 menyebutkan
”respons yang dihargai cenderung diulang pada situasi tertentu, sedang respons
yang tidak diberi penghargaan cenderung untuk tidak diulang”.
Sesuai dengan pendapat ini berarti, tingkah laku apapun yang dilakukan
siswa baik didalam kelas maupun di luar kelas yang bersifat positif perlu
diberikan aspresiasi. Disamping memberikan penghargaan dalam interaksi dikenal
pula hukuman atau sanksi. Hukuman atau sanksi serta penghargaan, apresiasi
yang diberikan kepada siswa harus didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Penghargaan atau hukuman diberikan atas dasar fungsi yang sebenarnya artinya
pada situasi tertentu penghargaan atau hukuman perlu diberikan secara tepat. b.
Penghargaan atau hukuman diberikan disesuaikan dengan tingkah laku dan
kepribadian siswa. c. Penghargaan atau hukuman harus dikaitkan dengan tujuan
yang jelas artinya diarahkan untuk mempermudah proses pendidikan.
Jadi dalam memberikan sanksi atau hukuman kepada siswa dapat menekan
tingkah laku yang kurang baik. Sedangkan apresiasi atau penghargaan dapat
menumbuhkan sikap dan perilaku yang dapat diulang pada situasi dan kondisi
yang tepat. Dengan demikian apapun bentuk dan model intraksi edukatif
disekolah pada umumnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan
pendapat bahwa,” intraksi belajar mengajar pada hakekatnya bermaksud
mengantarkan siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya”
( Suprayekti, M.Pd, 2003; 6 )
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Kurang Disiplin
Sikap siswa kurang desiplin di sekolah dipengaruhi dari berbagai faktor.
Hal ini karena siswa berasal dari berbagai latar belakang kehidupan sosial
ekonomi maupun derajat pendidikan orang tuanya. Faktor –faktor tersebut
diantaranya adalah

10
Sekolah kurang menerapkan disiplin. Sekolah yang kurang menerapkan disiplin,
maka siswa biasanya kurang bertanggung jawab karena siswa menganggap tidak
melaksanakan tugas pun di sekolah tidak dikenakan sanksi, tidak dimarahi guru.
Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak yang kurang baik perilakunya
akan berpengaruh terhadap anak yang diajaknya berintraksi sehari hari..
Cara hidup di lingkungan anak tinggal. Anak yang tinggal di lingkungan
hidupnya kurang baik, maka anak akan cendrung bersikap dan berperilaku kurang
baik pula.
Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya akan cendrung kurang
bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan dan kesulitan kesulitan,
begutu pula seballiknya anak yang sikap orang tuanya otoriter, maka anak akan
menjadi penakut dan tidak berani mengambil keputusan dalam bertindak.
Keluarga yang tidak harmonis. Anak yang tumbuh dikeluarga yang kurang
harmonis ( home broken ) biasanya akan selalu mengganggu teman dan sikapnya
kurang disiplin.
Latar belakang kebiasan dan budaya. Budaya dan tingkat pendidikan orang tuanya
akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak. Anak yang hidup dikeluarga
yang baik dan tingkat pendidikan orang tunya bagus maka anak akan cendrung
berperilaku yang baik pula.
Bedasarkan uraian tersebut di atas maka sikap disiplin dan bertanggung
jawab siswa sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Bukan semat-mata
dipengaruhi oleh faktor internal. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli filsafat John
Locke ( 1632 – 1704) mengajarkan” bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh
faktor-faktor lingkungan terutama pendidikan. Beliau berkesimpulan bahwa tiap
individu lahir sebagai kertas putih dan lingkungan tersebutlah yang akan
”menulisi” kertas putih tersebut” ( Tim Dosen IKIP Malang,1980,12).
Jadi dengan demikian, bahwa lingkungan yang baiklah yang dapat
membentuk dan membina pribadi yang ideal, dan buakan semata-mata dari bakat
anak tersebut.
6. Sanksi Sebagai Alat Pendidikan.
Alat pendidkan adalah segala usaha atau tindakan yang dengan sengaja
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Penggunaan alat pendidikan harus
disesuaikan dengan tujuan , keadaan siswa, situasi pendidikan dan lingkungan
pendidikan.
Sering terjadi tindakan para pendidik memberikan kesan kurang mendidik
bagi siswa. Hal ini akan menimbulkan hilangnya kepercayaan siswa terhadap para
pendidik atau guru di sekolah. Kerena banyak siswa yang selalu
mengidentifikasikan diri dengan citra ( profil ) para pendidik yang selalu
dihormati. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang tokoh pendidik Salzman,
Beliua menulis buku ” Buku Semut” , ”Buku Kepiting”.” Dalam Buku Kepiting
terlihat gambar pada halaman buku seekor induk kepiting dan anaknya sedang
mengikuti induknya: ” Nak, jalan ikuti ibu”. Anak menjawab” Ya, bu saya
memang mengikuti jalannya ibu. Karena ibu berjalan begitu, maka saya juga
berjalan demikian” ( Tim Dosen IKIP Malang, 1980,34 )
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pendidikan akan
berlangsung dengan cara meniru atau mengikuti pola tingkah laku seorang tokoh.

11
Dalam hal ini gurulah yang menjadi tokoh bagi anak di sekolah di samping pula
orang tua di rumah.
7. Hal-hal yang perlu diketahui guru dalam menerapkan sikap disiplin dan
tanggung jawab pada siswa.
Dalam menerapkan sanksi terhadap tindakan melanggar disiplin dan
tanggung jawab pada siswa, perlu diperhatikan informasi tentang diri siswa itu
sendiri. Tanpa mengetahui informasi tersebut guru akan kesulitan dalam
menerapkan bimbingan menuju kearah perubahan perilaku yang positif.
S Nasuton ( 2002 ) memerinci hal-hal yang harus diketahui guru tentang
diri anak adalah:”
Keterangan pribadi anak, nama orang tua/wali,tanggal masuk
Kepandaian : angka rapor,hasil-hasil tes dan tingkat kelas
Kesehatan”penyakit-penyakit,cacat badan dan kebiasaan hidup, serta
perkembangan berat badan, tinggi badan dan sebagainya
Keadaan rumah , pekerjaan ibu, bapak, pendidikan orang tua, agama orang tua,
suasana rumah dan sebagainya
Riwayat sekolah: kerajinan bersekolah, kemangkiran, hukuman yang diperoleh,
hadiah dan pujian
Kesanggupan siswa istimewa, hobi
Sifat-sifat pribadi ( watak ), suka bergaul, pendiam, jujur dan sebagainya
Cita cita untuk kemudian hari” ( Heri Sukarman, M.Sc.Ed, 20037 )
Sejalan dengan pendapat ini bahwa tanpa mengenal pribadi siswa seacara dekat
maka proses pendidikan akan sulit dilakukan, karena siswa memiliki berbagai
latar belakang, watak atau karakter tersebut diatas.
Semakin mengetahui pribadi siswa maka penerapan tindakan disiplin dan
memberikan tugas serta tanggung jawab semakin mudah. Pada akhirnya dapat
membantu kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran disekolah.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan secara umum dari tahun ke tahun tingkat disiplin
siswa umumnya siswa SD No. I Sanur dan khususnya siswa kelas III menunjukan
penurunan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang datang terlambat,
berpakian kurang rapi, sering mengganggu siswa yang lain pada saat belajar,
petugas piket tidak melaksanakan tugasnya dengan semestinya, tidak
mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, tidak
menyelesaikan tugas rumah, kurang hormatnya terhadap guru di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan anak kurang disiplin seperti ini
diantaranya kurang pengawasan guru secara rutin, tidak ditegakkannya tata terib
yang ada di sekolah, perhatian orang tua dirumah kurang pada anaknya, pengaruh
teman sebaya, dalam penegakkan disiplin dan tanggung jawab tidak ada sanksi
yang tegas.
Kebiasan dari sejak kecil merupakan cikal bakal pembentukan watak, sikap
dan prilaku seseorang dikemudian hari. Kebiasaan yang baik akan menyebabkan
watak, sikap dan prilaku seseorang akan baik pula di kemudian hari, demikian
juga sebaliknya kebiasaan yang tidak baik dari kecil akan menentukan watak,
sikap dan perilaku yang kurang baik pula. Kalau kebiasaan yang tidak baik selalu
dibiasakan maka tujuan pendidikan yang dicanangkan tidak akan tercapai.

12
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir diatas dengan menerapkan
disiplin dan tanggung jawab siswa melalui sanksi berjenjang diduga dapat
merubah sikap dan perilaku siswa dari yang negatif kearah yang positif, sehingga
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah berjalan dengan lancar dengan harapan
hasil belajar yang menyangkut asfek kognitif, afektif dan psikomotor dapat
tercapai dengan ditandainya dengan kematangan IQ, SQ, ESQ.
C. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir berpikir di atas maka dapat dirumuskan
hipotesa tindakan sebagai berikut:
Dengan melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan disiplin siswa, pada siswa
kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
Dengan melalui sanksi berjenjang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa
pada siswa kelas III SD No I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
Setelah sanksi berjenjang diterapkan sikap dan perilaku siswa kelas III SD No I
Sanur tahun pelajaran 2009/2010 dapat berubah dari yang tidak baik ( negatif )
dapat menjadi berperilaku yang baik ( positif ).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
a. Waktu penelitian
Penelitian Tindakan Kelas yang saya lakukan merupakan penelitian
mengenai sikap dan perilaku siswa, maka penelitian yang tepat adalah mulai bulan
Juli sampai September, karena pada pertengahan bulan juli adalah awal siswa
sekolah. Pada awal sekolah, siswa biasanya mengikuti orientasi pengenalan
lingkungan terutama bagi siswa baru. Khusus untuk kelas tiga dan kelas kelas
yang lebih tinggi merupakan siswa yang sudah mengetahui lingkungan sekolah
secara umum. Namun kebiasaan kebiasan yang kurang positif masih dibawa dari

13
kebiasaan pada kelas kelas sebelumnya. Diharapkan semakin tinggi kelas, tingkat
disiplin dan tanggung jawab siswa semakin tinggi pula. Untuk itulah mengapa
peneliti memilih waktu yang tepat yaitu antara bulan Juli sampai September pada
tahun pelajaran berjalan. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui secara jelas
peningkatan disiplin dan tanggung jawab melalui sanksi berjenjang.
b.Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada Sekolah Dasar No I Sanur pada tahun
pelajaran 2009/2010. Tempat penelitian ini saya pilih, karena tempat ini
merupakan tempat saya bertugas sehari hari. Dalam melaksanakan tugas sehari
hari, peneliti menemukan sesuatu kejanggalan dalam sikap disiplin dan tanggung
jawab siswa dari tahun ketahun mengalami penurunan. Dalam pikiran peneliti hal
ini kalau terus dibiarkan akan mempengaruhi watak, sikap dan kebiasan serta
perilaku siswa dikemudian hari yang tentunya akan mempengaruhi tercapainya
tujuan dari pendidikan itu sendiri, terutama dari kualitasnya.
Harapan ideal peneliti, siswa yang disiplin dan bertanggung jawab di
sekolah prestasi belajarnya pun akan meningkat pula. Dengan harapan hasil
penelitian ini agar menjadi bahan pertimbangan bagi rekan rekan sejawat dalam
mendidik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di tempat peneliti bertugas.
Itulah alasan peneliti memilih tempat penelitian ini, yang sekaligus tempat peneliti
bertugas sehari hari.
B. Subyek Penelitian
Sebagai subyek Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang saya lakukan
adalah siswa kelas III SD No.I Sanur tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa
yang saya teliti sebanyak 42 orang. Penelitian Tindakan Kelas ini tidak
menggunakan teknik sampling. Jadi yang diteliti adalah semua siswa kelas tiga
SD No. I Sanur tahun pelajaran 2009/2010.
C. Sumber Data
Sumber data yang peneliti dapatkan adalah dari siswa kelas III SD No. I
Sanur tahun pelajaran 2009/2010, sekaligus sebagai obyek penelitian.
D. Metode Dan Instrumen Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik
observasi. Spradly tahun 1980 yang dikutip oleh Dra. Ari Pudjiastuti, M.Pd.,
Widyaiswara P4TK PKn dan IPS Malang, 2007 menyebutkan, bahwa teknik
observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan sistimatis dan teratur mengenai
objek yang sedang diteliti, observasi menjadi teknik pengumpulan data yang baik
bagi penelitian yang ingin menjaring data tentang perilaku/sikap. Observasi
terutama ditujukan untuk memperoleh data berkaitan dengan apa yang dikerjakan
(cultural behavior) dan apa yang dibuat dan dipergunakan (cultural artifacts) oleh
partisipan. ( Spradly, 1980 ).
Bentuk observasi yang peneliti pakai adalah observasi secara langsung.
Yang dimaksud dengan observasi secara langsung adalah pengamatan langsung
pada obyek yang diamati yaitu siswa itu sendiri
2. Teknik wawancara.

14
Yang dimaksud dengan wawancara adalah ”proses memperoleh keterangan
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan responden atau tanpa
menggunakan pedoman (guide). Materi wawancara persoalan yang ditanyakan
kepada responden berkisar masalah dan tujuan penelitian. ( Dra. Ari Pudjiastuti,
M.Pd., Widyaiswara P4TK PKn dan IPS Malang, 2007 )
Wawancara yang peneliti lakukan adalah dengan siswa yang berkaitan
dengan disiplin yang dilaksanakan di sekolah dan rasa tanggung jawab setelah
diadakannya sanksi berjenjang.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipakai pengumpulan data adalah melalui lembaran pengamatan
( observasi ) dan lembaran wawancara.
E. Validasi Instrumen
a. Validasi Teoritik Dan Validasi empirik.
Yang dimaksud dengan validasi instrumen adalah ketepatan alat yang
dipakai untuk mengukur dari indikator yang akan diteliti. Sesuai dengan hal
tersebut maka untuk mengukur tingkat disiplin dan tanggung jawab siswa
menggunakan pedoman pengamatan atau observasi. Sebagai hasil dari
observasi berupa sikap dan tingkah laku, disiplin dan tanggung jawab siswa di
sekolah
F. Analisis Data
Dalam penelitian ini tidak menggunakan analisis uji stastistik namun
menggunakan analisis diskriptif dan komperatif. Hasil observasi yang telah
dilakukan diolah dan dianalisis secara diskriptif komperatif yaitu membandingkan
nilai antar siklus maupun indikator dalam penelitian. Observasi dengan analisis
diskriptif ini berdasarkan hasil observasi dan refleksi tiap siklus.
G. Indikator Kinerja
Kondisi akhir yang kita harapkan setelah melakukan Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) ini, bahwa disiplin dan tanggung jawab siswa kelas III SD No 1
Sanur tahun pelajaran 2009/2010 mengalami peningkatan. Peningkatan disiplin
dan tanggung jawab siswa ini dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku sehari
hari, yaitu dari kurang berdisiplin menjadi berdisiplin serta memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tugas tugas di sekolah.
Berdasarkan pengamatan atau observasi sebelum menerapkan sanksi
berjenjang siswa memiliki sikap kurang berdisiplin dan kurang memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tugas tugasnya.
Rentangan nilai yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan tinggi
rendahnya sikap disiplin dan rasa tanggung jawab siswa adalah sebagai berikut:
”Sangat baik ( A ) = 8,5 – 10
Baik ( B ) = 7,0 – 8,4
Cukup ( C ) = 5,5 - 6,9
Kurang ( D ) = 4,0 – 5,4
Sangat kurang ( E ) = 0.0 – 3,9”, ( Drs. Safari, MA; 2003, 54 )
Indikator kinerja yang saya tetapkan bahwa sebelum menerapkan sanksi
berjenjang sikap dan tanggung jawab siswa nilai rata ratanya adalah berkisar
pada rentangan 5,5 – 6,9 ( Cukup/ C ). Setelah menerapakan sanksi berjenjang
nilai rata rata siswa tingkat disiplin dan tanggung jawabnya diharapkan berkisar

15
pada rentangan 8,5 – 10 ( sangat baik/A). Indikator terendah yaitu dengan nilai
rata rata C, Dan diasumsikan bahwa siswa secara umum sudah mengetahui
disiplin dan rasa tanggung jawab di sekolah. Namun hal ini peneliti akan buktikan
setelah melakukan observasi secara kontinu selama melakukan penelitian.
H. Prosodur Penelitian
Bentuk penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
( classroom acttion research ). Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
dengan menerapkan sanksi berjenjang pada siswa siswa yang kurang disiplin dan
kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sehari hari di sekolah.
Rancangan penelitian ini menggunakan prosodur yang telah saya tetapkan,
kemudian dilaksanakan dengan harapan hasil penelitian betul betul valid dan
tepat. Prosodur yang saya pergunakan adalah melalui beberapa tahap yaitu :
Tahap perencanaan penellitian
Tahap observasi sebelum pelaksanaan penelitian
Tahap Pelaksanaan penelitian
Tahap observasi saat penerapan sanksi berjenjang.
Tahap evaluasi dari hasil pelaksanaan penellitian
Tahap repleksi
a. Tahap Perencanaan Penelitian.
Dalam tahap ini peneliti merencanakan penelitian diawali dengan adanya
permasalahan bahwa di tempat bertugas banyak siswa yang kurang berdisiplin dan
kurang bertanggung jawab sehingga akan mempengaruhi pembelajaran dan pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi siswa itu sendiri di sekolah. Untuk
mengetahui persoalan ini, maka peneliti ingin membuktikan kebenaran tersebut.
Kebiasaan yang kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab siswa di sekolah,
diperkirakan salah satu penyebabnya karena alat pendidikan yang kurang
diterapkan di sekolah yaitu ” sanksi berjenjang ”. Untuk menjawab hal tersebut
kemudian peneliti mulai membuat proposal penelitian tindakan kelas
b.Tahap Observasi Sebelum Pelaksanaan Penelitian
Untuk mengetahui secara jelas sikap disiplin dan tanggung jawab siswa di
sekolah maka peneliti membuat pedoman observasi terhadap sikap disiplin dan
tanggung jawab siswa dengan indikator indikatornya. Observasi ini saya lakukan
untuk mengetahui secara jelas sikap disiplin siswa sebelum diterapkan sanksi
berjenjang dan sikap kurang berdisiplin serta rasa bertanggung jawab setelah
dilterapkannya sanksi berjenjang di sekolah. Observasi pada tahap awal ini
peneliti juga menggunakan pedoman observasi yang telah ditentukan indikator
indikatornya.
c. Tahap Pelaksanaan penelitian.
Pada tahap ini peneliti memberikan pengarahan kepada siswa dan membuat
kesepakatan dengan siswa, bahwa bagi siswa yang tidak tertib dan tidak disiplin
di sekolah akan dikenakan sanksi berjenjang. Pada tahap ini juga peneliti
memberitahu kepada siswa, bahwa yang berdisiplin dan bertanggung jawab juga
akan diberikan penghargaan ( apresiasi ). Peneliti menentukan sanksi sanksi yang
akan dikenakan kepada siswa yang melanggarnya. Observasi pada tahap ini
dilaksanakan dengan menggunakan pedoman pengamatan ( pedoman observasi )
dengan indikator indikator yang telah ditetapkan.

16
Bagi siswa yang melanggar kesepakatan dipanggil kemudian diberikan
sanksi ”
Sanksi berupa teguran atau peringatan.
Sanksi berdiri di depan kelas sambil membaca.
Sanksi membersihkan halaman sekolah
Sanksi membersihkan wc dan kamar mandi
Sanksi fisik jongkok bangun didepan kelas dengan hitungan sendiri
Sanksi fisik Berlari dihalaman sekolah
Sanksi pemanggilan siswa oleh kepala sekolah
Sanksi pemanggilan orang tua siswa

d. Tahap observasi saat penerapan sanksi berjenjang.


Setelah diamati beberapa hari dengan pedoman pengamatan mulai
berlangsungnya pelaksanaan dan pada saat penerapan sanksi berjenjang tersebut
diatas, maka selanjutnya peneliti mengamati kembali dengan pedoman
pengamatan yang telah ditetapkan dengan indikator – indikatornya. Kemudian
nilainya dirata ratakan.
e. Tahap evaluasi dari hasil pelaksanaan penellitian.
Setelah dilakukan observasi sebelum penerapan sanksi berjenjang dan
sesudah dilaksanakan penerapan sanksi berjenjang, selanjutnya dilakukan
perbandingan hasil observasi sebelum diterapkan sanksi berjenjang dengan hasil
observasi setelah diterapkan sanksi berjenjang pada siswa kelas III SD No I Sanur
tahun pelajaran 2009/2010.
f. Tahap repleksi.
Setelah diketahui hasill perbandingannya kemudian diulangi lagi
observasinya mulai dari tahap pelaksanaan penelitian sampai pada tahap
penerapan sanksi berjenjang. Hal ini gunanya untuk mengetahui secara jelas
pengaruh penerapan sanksi berjenjang dibandingkan dengan tanpa mengunakan
sanksi berjenjang untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa. Setelah
diketahui secara jelas pengaruhnya, maka bagi siswa yang tidak melanggar
disiplin dan tanggung jawab peneliti juga memberikan penguat berupa apresiasi
dan motivasi. Dengan demikian siswa yang kurang bersikap disiplin dan
bertanggung jawab akan terdorong keinginannya untuk berlomba-lomba bersikap
berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

17
A. Diskripsi Kondisi Awal
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah tidak lepas dari
sarana prasarana, manajemen sekolah serta lingkungan termasuk orang tua untuk
tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya
adalah alat pendidikan yaitu “sanksi berjenjang “.
Sanksi berjenjang adalah salah satu alat pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan disamping metoda, dan administrasi pendidikan. Penerapan
sanksi berjenang terhadap siswa yang melanggar disiplin dan kurang bertanggung
jawab di sekolah hendaknya dilaksanakan secara kontinu, sinergi dan
terkoordinasi dengan komponen-komponen yang lain yang ada di sekolah,
merupakan keharusan.
Melihat hal-hal tersebut di atas kondisi di SD I Sanur kurang
melaksanakan peraturan secara teratur dan belum ada aturan yang jelas mengenai
tata tertib yang harus dilakukan oleh siswa. Hal ini terlihat banyaknya siswa yang
datang terlambat ke sekolah, setiap upacara bendera tidak disiplin, banyaknya
siswa tidak mengerjakan tugas tugas rumah dan sekolah, kurang menghormati
antara teman dan guru, tidak melaksanakan tugas piket dengan teratur, tidak
terbiasanya mengantre pada saat menyetor tugas, menyontek pada saat ulangan, di
dalam kelas selalu mengganggu teman, berpakian kurang rapi, tidak terbiasa
membuang sampah pada tempatnya, di kelas tidak tertib dan lain-lain.
Semua indikator indikator tersebut tentu akan mempengaruhi prestasi siswa
dan pada akhirnya mutu dan tujuan pendidikan di sekolah tidak tercapai dengan
maksimal. Khususnya kelas III SD I Sanur hal ini sangat mempengaruhi prestasi
siswa di dalam kelas dan guru selalu mengalami kesulitan dalam pengelolaan
kelas dikarenakan faktor faktor tersebut.
Untuk itulah Peneliti ingin melaksanakan penelitian dibidang sikap
terutama pada sikap disiplin dan tanggung jawab siswa di sekolah. Menurut
anggapan peneliti hal ini merupakan faktor utama dalam rangka tercapainya
tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Baimanapun kemampuan, bakat dan minat siswa tersebut bersarnya apabila
tidak disertai dengan disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-
tugasnya tentu semuanya itu akan sia-sia.
B. Diskripsi Siklus I
Dalam siklus I ini akan diuraiakn untuk mengetahui secara jelas proses
mulai dari perencanaan sampai hasil dari siklus pertama ini.
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini diawali dengan
mengadakan pengamatan dengan pedoman pengamatan yang telah disusun
sebelum melakukan penelitian. Setelah data data masuk dan diketahui hasilnya
bahwa tingkat disiplin siswa sangat rendah dibawah nilai rata-rata standar
( kurang ( D ) = 4,0 – 5,4 ). Nilai rata rata tersebut adalah 5,2. Begitu
pulai nilai rata rata rasa tanggung jawab siswa dengan rata rata katagori D yaitu
dengan nilai 4,9. Dan kalau digabung antara sikap disiplin dan rasa tanggung
jawab maka nilainya rata rata 5,1 ( D )

18
Adapun hasil dari pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.
Katagori sikap disiplin
Tidak terlambat datang ke sekolah = 4,9
Berpakaian rapi = 5,8
Kebiasan mengantre = 5,1
Menghormati guru dan teman = 5,9
Pulang dengan tertib = 4,4
Katagori tanggung jawab siswa
Menyerahkan tugas tepat waktu = 4,3
Mandiri ( tidak mencontek ) = 5,1
Mengerjakan tugas rumah = 5,1
Melaksanakan tugas piket kelas = 5,3
Menjaga kebersihan lingkungan = 5,1
b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Kemudian peneliti mulai memberikan pengarahan dan pemahaman terhadap
siswa mengenai hal hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu di sekolah
terutama sikap disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas, akan
mennetukan tingkat keberhasilan pendidikan. Hanya dengan sikap disiplin dan
rasa tanggung jawab yang tinggi kualitas pendidikan di sekolah akan tercapai.
Untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik maka, dalam
menerapan disiplin dan tanggung jawab siswa, perlu diterapkan sanksi berjenjang
bagi siswa yang melanggar.
Disini peneliti menentukan tingkatan sanksi yang akan diterapkan bagi
siswa yang melanggar yaitu
Sanksi berupa teguran atau peringatan.
Sanksi Berdiri di depan kelas sambil membaca.
Sanksi membersihkan halaman sekolah
Sanksi membersihkan wc dan kamar mandi
Sanksi fisik jongkok bangun didepan kelas dengan hitungan sendiri
Sanksi fisik Berlari dihalaman sekolah
Sanksi pemanggilan siswa oleh kepala sekolah
Sanksi pemanggilan orang tua siswa
Pemahaman kepada siswa atau obyek penelitian ini dilakukan selama satu
minggu.
Memasuki tahap pelaksanan tindakan ini bagi siswa yang melanggar setiap
indikator indikator yang telah ditetapkan dalam pedoman pengamatan akan
dikenakan sanksi berjenjang sesuai dengan sanksi sanksi tersebut diatas. Dengan
ketentuan pelanggaran pertama diterapkan sanksi tingkat I, melanggar yang ke II
diterapkan sanksi yang ke II dan seterusnya.
Disini peneliti juga memberikan motivasi dan apresiasi bagi anak yang
tidak melanggar, dengan tujuan bagi anak yang melanggar agar termotivasi untuk
mencontoh temannya yang tidak melanggar ketentuan tersebut.
c. Hasil Pengamatan

19
Pengamatan yang peneliti pergunakan dengan pedoman pengamatan atau
observasi dan pedoman konversi nilai atau tolak ukur yang dipakai adalah dengan
menggunakan rentangan nilai sebagai berikut.
Sangat baik ( A ) = 8,5 – 10
Baik ( B ) = 7,0 – 8,4
Cukup ( C ) = 5,5 - 6,9
Kurang ( D ) = 4,0 – 5,4
Sangat kurang ( E ) = 0.0 – 3,9”, ( Drs. Safari, MA; 2003, 54 )

d. Refleksi Tindakan Siklus I


Tahap refleksi tindakan, dilakukan pada setiap akhir siklus. Pada refleksi
peneliti harus dapat mengkaji kelemahan dan kelebihan dari penerapan sanksi
berjenjang demi untuk meningkatkan tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab
siswa di sekolah. Disamping itu harus dapat mencari solusi sanksi ataupun cara
yang lain yang relevan dalam artian mendidik dan bukan memberikan sanksi
yang bersifat balas dendam terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan dapat
mencapai titik kesempurnaan khususnya dalam meningkatkan disiplin dan rasa
tanggung jawab siswa di sekolah.

Adapun hasil dari pengamatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut.: a.


Katagori sikap disiplin
Tidak terlambat datang ke sekolah = 6,9
Berpakaian rapi = 7,4
Kebiasan mengantre = 6,8
Menghormati guru dan teman = 7,0
Pulang dengan tertib = 6,6
b. Katagori tanggung jawab siswa

Menyerahkan tugas tepat waktu = 6,3

Mandiri ( tidak mencontek ) = 6,8


Pada
siklus I
Mengerjakan tugas rumah = 5,4
ini

Melaksanakan tugas piket kelas = 7,2


Menjaga kebersihan lingkungan = 8,1
diketahui bahwa pada katagori tingkat disiplin siswa rata rata mencapai nilai
cukup yaitu 6,9, kalau ditinjau secara rinci maka pada poin kebiasan mengantre
dengan nilai cukup ( 6,8 ) dan pulang dengan tertib dengan nilai rata rata ( 6,6 ) .
Jadi nilainya masih rendah yaitu nilai cukup ( C ).

20
Sedangkan pada katagori rasa tanggung jawab siswa mencapai nilai cukup
( C ) yaitu rata rata nilainya 6,7 dan kalau dilihat secara rinci maka, pada poin
menyerahkan tugas tepat waktu masih rendah dengan nilai ( C ) yaitu nilainya 6,3
pada poin mandiri dengan nilai ( C ) yaitu nilainya 6,8. Serta pada poin
mengerjakan tugas rumah dengan nilai ( D ) yaitu 5,4, Kalau digabungkan antara
tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab maka nilainya rata rata 6,8 ( cukup )
Karena penelitian ini dilakukan secara sinergi dengan guru bidang studi
yang lain, yaitu guru bahasa inggris, agama dan bidang studi olah raga. Pada
point point tersebut perlu mendapat perthatian yang lebih serius
Dengan adanya kekurangan kekurangan yang ditemukan pada siklus I ini,
maka peneliti mencari solusi pemecahan dengan meningkatkan sanksi sanksi
terhadap siswa yang melanggar ataupun dengan cara cara lain namun siswa tidak
merasa terpaksa melakukan atau dengan kata lain secara ikhlas.
Cara lain yang dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan kepada
siswa, agar mereka secara sadar dan ikkhlas melakukan kegiatan yang bersikap
disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab penuh terhadap tugas tugas hariannya.
C. Diskripsi Siklus II
Dari data yang didapat dari pedoman pengamatan terjadi peningkatan
tingkat disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di sekolah. Hal ini dikerenakan
penerepan sanksi selalu ditingkatkan, bila siswa melanggar poin pon tertentu pada
setiap item dari masing masing katagori yang telah ditetapkan disertai dengan
pembinaan pembibaan secara kontinu.
Penerapan sanksi berjenjang dalam rangka meningkatkan disiplin dan rasa
tanggung jawab siswa disekolah pada silklus II ini juga mencatat hal hal penting
yang dipandang perlu dalam rangka meningkatkan kualitas rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab siswa disekolah. Hal yang dipandang perlu adalah memperbaiki
teknik pemberian sanksi berjenjang demi kesempurnaan hasil yang diharapkan.
Dari katagori sikap disipin siswa secara umum terjadi peningkatan, namun
ada beberapa poin yang masih pelu mendapat perhatian yaitu pada poin
mengerjakan tugas rumah. Sedangkan untuk point pulang dengan tertib sudah
cukup bagus.
Pada katagori rasa tanggung jawab tedapat poin yang perlu mendapat
perhatian yaitu mengerjakan tugas rumah.
Adapun hasil dari pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.
Katagori sikap disiplin
Tidak terlambat datang ke sekolah = 8,9
Berpakaian rapi = 8,9
Kebiasan mengantre = 8,0
Menghormati guru dan teman = 8,7
Pulang dengan tertib = 8,5
Katagori tanggung jawab siswa

21
Menyerahkan tugas tepat waktu = 8,9

Mandiri ( tidak mencontek ) = 9,0

Mengerjakan tugas rumah = 6,7

Melaksanakan tugas piket kelas = 9,0

Menjaga kebersihan lingkungan = 8,9


Dari table tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat disiplin siswa di
sekolah mencapai rata rata 8,6 ( dalam katagori sangat baik / A ). Sedangkan pada
tingkat tanggung jawab siswa mencapai nilai 8,5 ( sangat baik / A ) . Dan kalau
digabungkan antara sikap disiplin dan rasa tanggung jawab maka nilainya rata
rata 8,5 ( sangat baik / A )
Dari kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya bahwa bila mencapai
nilai rata rata 8,5 sampai 10, maka dapat dikatakan tingkat disiplin dan tanggung
jawab siswa sangat tinggi setelah diterapkan sanksi berjenjang dan mendapat
pengawasan secara kontinu dan secara sinergi antara guru guru bidang studi dan
komponen komponen yang ada disekolah’
D. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Dalam pembahasan tiap ssiklus ini akan ditampilkan hasil pengamatan
padamsikluspertama dan hasil pengamatan pada siklus ke dua. Adapun hasilnya
kita akan bandingkan adalah sebagai nberikut.
Tabel perbandingan nilai antara siklus 1 dan siklus 2
Disiplin
Indikator Siklus 1 Siklus 2
Tidak terlambat dating ke sekolah 6,9 8,9
Berpakian rapi 7,4 8,9
Kebiasaan mengantre 6,8 8,0
Menghormati guru dan teman 7,0 8,7
Pulang dengan tertib 6,6 8,5

Tanggung Jawab

Indikator Siklus 1 Siklus 2


Menyerahkan tugas tepat waktu 6,3 8,9
Mandiri( tidak mencontek ) 6,8 9,0
Mengerjakan tugas rumah 5,4 6,7
Melaksanakan tugas piket kelas 7,2 9,0
Menjaga kebersihan lingkungan 8,1 8,9
Nilai rata rata 6,8 8,5

22
Perbandingan dengan pra penelitian antara siklus I dan siklus II adalah sebagai
berikut:
Pra penelitian Siklus I Siklus II
5,1 6,8 8,5

Kalau kita lihat perbandingan nilai antara pra penelitian, siklus satu
dengan siklus kedua tentu peningkatannya cukup signifikan dari katagori kurang
( D ) lalu mencapai nilai cukup ( C ) pada siklus I dan nilai sangat baik ( A ) pada
siklus II. Namun yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan disiplin dan
rasa tanggung jawab siswa adalah pada poin mengerjakan tugas rumah, yang
hanya mampu mencapai hasil katagori cukup yaitu dengan nilai 6,7.
Hal ini disebabkan karena anak dirumah kurang mendapat perhatian yang
cukup dari orang tua, karena berbagai alasan diantaranya orang tuanya selalu
sibuk mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan anaknya belajar dirumah.
Pada siklus pertama nilainya rata rata cukup, hal ini disebabkan bahwa
dalam menanamkan sikap disiplin kepada siswa membutuhkan waktu yang agak
lama, karena merubah kebiasaan kebiasan yang kurang baik pada diri siswa tidak
dapat dirubah secara spontan. Mengubah kebiasan-kebiasan buruk menjadi yang
lebih baik tidak bisa pula dipaksakan secara tiba tiba perlu memberikan
pembinaan secara kontinu.
Hal inilah menyebabkan penanaman sikap disiplin dan tanggung jawab
disekolah perlu dilaksanakan secara sinergi antara komponen komponen
pendidikan yang ada di sekolah, guru kelas, guru bidang studi, tata usaha , kepala
sekolah dan tidak kalah pentingnya orang tua dan masyarakat yang ada di
lingkungan anak didik itu berada.
E. Kesimpulan Hasil Penelitian
Dengan adanya beberapa kekurangan dan kelemahan pada siklus pertama
yaitu dalam penerapan sanksi berjenjang untuk meningkatkan disiplin dan rasa
tanggung jawab siswa, terutama tentang tatacara menerapkan sanksi sanksi
tersebut. Dalam siklus ke dua perlu diperbaiki teknis penerapannya. Pada siklus
pertama penerapan sanksi pada perilaku siswa yang salah, dilakukan secara
monoton dan kurang bervariasi, namun dalam siklus ke dua dilakukan penerapan
sanksi berjenjang yang lebih bervariasi dan disenergikan dengan pembinaan akan
membuat siswa lebih tanggap dan responsip.
Dengan digabungkan penerapan sanksi berjenjang dengan pembinaan
secara kontinu maka siswa semakin menyadari kesalahannya dan siswa akan
termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Dalam hal ini juga
pembinaan juga disertai dengan apresiasi kepada siswa yang tidak berbuat
kesalahan atau berdisiplin dan bertannggung jawab. Hal ini pula mendorong
siswa untuk termotivasi berbuat yang lebih baik. Dengan demikian penerapan

23
sanksi kepada siswa seakan akan siswa merasa tidak terbebani oleh sanksi yang
diberikan kepada mereka. Dan selanjutnya siswa secara sadar tulus dan ikhlas
melakukan apa yang menjadi peraturan yang berlaku di sekolah umumnya dan di
kelas III khususnya.
Hal ini dapat dilihat salah satu contohnya siswa melaksanakan piket kelas
seperti mengepel tanpa menunggu guru datang terlebih dahulu, mereka sudah
melakukannya dengan kesadaranya sesuai jadwal piket yang di tetapkannya.
Begitu pula dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada
tempatnya. Dan lain lain sesuai dengan indikator yang peneliti tetapkan.
Namun dalam meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa
disekolah yang lebih mendalam, kita tidak boleh berpatokan pada 10 indikator itu
saja, namun hendaknya dapat dikembangkan lebih mendalam lagi. Misalnya
sikap siswa dalam mengikuti upacara bendera, sikap siswa pada saat makan di
sekolah, sikap siswa dalam mengikuti extrakurikuler dan lain lain.
Dengan penerapan sanksi berjenjang disertai dengan pembinaan secara
terus menerus kepada siswa maka siswa akan menyadari tugas dan tanggung
jawabnya yang ada di sekolah. Penerapan sanksi harus dilakukan secara bervariasi
tidak boleh monoton. Kalau menerapannya monoton siswa sudah menebak
terlebih dahulu sanksi apa yang mereka dapatkan dengan melakukan
kesalahnanya yang sama. Begitu pula apabila dalam penerapan sanksi kepada
siswa tanpa disertai dengan pembinaan pada saat yang bersamaan, mereka tidak
akan mengerti apa kesalahan yang telah mereka perbuat dan apa gunanya bila
tidak melakukan kesalahan tersebut.
Jadi dari penelitian yang saya lakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
Penerapan sanksi kepada siswa yang melanggar harus dilakukan secara sinergi
dengan komponen lainya yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru bidang
studi ( agama, olah raga, bahasa inggris, tata usaha ) serta orang tua siswa dan
lingkungannya.
Penerapan sanksi secara berjenjang hendaknya dilakukan secara bervariasi dan
tidak boleh monoton.
Penerapan sanksi sanksi kepada siswa harus disertai dengan pembinaan dan
bimbingan ( mendidik ) secara berkesainambungan serta tidak boleh ada unsur
balas dendam.
Dengan penerapan sanksi disertai dengan pembinaan pada awalnya siswa merasa
berat melakukannya namun hal ini dilakukan secara kontinu dan sinergi disiplin
dan tanggung jawab itu menjadi suatu kebiasan anak dalam keseharianya di
sekolah.
Berdasarkan penelitian pada siklus pertama dan kedua terjadi peningkatan disiplin
dan rasa tanggung jaswab siswa secara signifikan. dari nilai rata rata D ( kurang )
pada pra penelitian menjadi nilai rata rata C ( cukup ) pada siklus pertama, dengan
dilakukan perbaikan maka pada siklus kedua peningkatanya cukup signifikan
yaitu dengan nilai rata rata A ( sangat baik ).
Namun ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan dan belum dapat
diselesaikan dalam penelitian ini adalah pada katagori siswa mengerjakan tugas

24
rumah. Hal ini semoga menjadi bahan penelitian selanjutnya pagi peneliti
dibidang sikap siswa.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam bab penutup ini ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan adalah
sebagai berikut:
Bahwa melaui penerapan sanksi secara berjenjang dapat meningkatkan disiplin
siwa kelas III SD I Sanur dalam tahun pelajaran 2009/2010
Bahwa melalui penerapan sanksi secara berjenjang dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa kelas III SD I Sanur dalam tahun pelajaran 2009/2010
Bahwa melalui penerapan sanksi berjenjang kepada siswa kelas III SD I Sanur
tahun pelajaran 2009/2010 sikap dan pola tingkah laku siswa mengalami
perubahan dari yang kurang berdisplin menjadi berdisiplin serta bertanggung
jawab.
B. Saran saran
Ada beberapa hal yang perlu peneliti sarankan di sini yaitu:
Bagi guru guru hendaknyalah dalam memberikan pelajaran selalu memperhatikan
sikap disiplin siswa karena hal ini akan berpengaruh terhadap tercapainya tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dan biasakan dalam
memberikan sanksi disertai dengan bimbingan secara kontinu
Kepada orang tua murid hendaknya selalu memperhatikan putra putrinya dalam
belajar di rumah

Kepada semua komponen yang terlibat dalam pendidikan di sekolah hendaknya


memperhatikan tata tertib sekolah yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
Kepada Dinas Pendidikan terkait hendaknya selalu memberikan pengawasan
dalam pelaksanaan pendidikan agar berjalan sesuai dengan perarturan yang
berlaku.
Kepada semua guru guru hendaknya selalu mencoba menerapkan PTK demi
inovasi dan kemajuan dalam bidang pendidikan.

25
DAFTAR PUSTAKA
Ari Pudjiastuti,M.Pd, Dra,(Widyaiswara P4TK PKN dan IPS, Malang),
Instrumen Penelitian, Diklat KTI 2007
Ahmad Rohani HM, DRS, dkk, Pengelolaan Pengajaran, Rineka
Cipta, Jakarta, 1990
Heri Sukaraman, M.Sc.Ed, Dasar Dasar Didaktik dan
Penerapannya Dalam Pembelajaran, Depdiknas
Dirjen Pendasmen, Direktorat Tenaga
Kependidikan,Jakarta, 2003
Rosestyah N.K, Ny, Dra, Masalah Masalah Ilmu Keguruan,
Bina Aksara, Jakarta, 1986
Rosestyah N.K, Ny, Dra, Masalah Pengajaran Sebagai suatu
Sistem, Bina Aksara,Jakarta, 1986
Safari, MA, Drs, Evaluasi Pembelajaran, Departemen Pendidikan
Nasional, Dirjen Pendasmen, Direktorat Tenaga
Kependidikan, 2003
Sofiyah Ramdhani ES, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Karya
Agung, Surabaya, 2002
Suprayekti,M.Pd,Dra, Intraksi Belajar Mengajar, Depdiknas
Dirjen Pendasmen, Direktorat Tenaga
Kependidikan, Jakarta 2003
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Dasar-Dasar Pengantar
Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1981
Toya, Psikologi Pendidikan Untuk SPG, KPG, SGO, PGA, Untuk
Kalangan Sendiri, Denpasar, 1985
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU RI NO 20 Th
2003 ), Asa Mandiri, 2006
Waidi, MBA.Ed,Drs, ON Becoming A Personal Excellent, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2006

Lampiran 1
Tabel 1
Data Observasi Pra Penelitian

Disiplin Tanggung Jawab


Nama Siswa JM
No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I Wayan Sugiarsana 3 5 4 6 4 3 3 3 5 5 41
Ni Wayan Tuwiti
2 2 5 4 6 5 3 3 3 5 5 41
Sumartini
3 Wayan Agus Antara 3 5 4 6 5 3 3 3 5 5 42

26
4 Kadek Adi Wiraguna 4 5 4 5 5 3 3 3 5 5 42
5 I.A. Safira 6 5 4 5 4 2 3 3 5 5 42
6 Komang Indah Pratami 2 7 4 6 4 3 4 3 5 5 43
7 Kadek Ayu Ratnasari 6 7 6 6 5 4 6 5 5 5 55
8 Ahmad Ilham 6 7 6 6 5 5 6 6 5 5 57
Putu Arya Weda
9 62
Asmara 7 7 5 6 6 7 6 8 5 5
Kadek Agus Widya
10 54
Putra 4 6 6 5 5 5 6 6 6 5
11 Putu Sri Ayu Tariza 7 7 5 5 4 6 5 5 6 5 55
12 Ni Putu Mia Tresiana 8 8 6 6 6 8 8 8 6 5 69
I Gede Juni Prasetia
13 51
Putra 5 5 6 6 4 5 6 5 4 5
I Made Reksi Adi
14 65
Saputra 7 7 7 6 7 7 8 5 6 5
15 I Gede Aditya Pratama 5 6 7 7 5 5 6 5 6 5 57
Komang Virginia
16 54
Ananta 6 7 7 7 2 4 5 6 5 5
17 Luh Putu Srinadi 5 4 4 6 6 5 5 3 6 6 50
Kadek Rery Karma
18 55
Haditya 7 6 4 6 3 6 6 6 5 6
A.A Kryan Gede
19 52
Intaran 3 6 5 6 5 4 5 6 6 6
20 Eka Sanjaya 3 5 6 6 4 2 6 5 4 5 46
21 Gede Agus Widistira 5 6 6 6 8 3 5 6 5 5 55
I Putu Billi Sulastra
22 51
Yasa 2 7 6 6 3 5 5 5 6 6
Gusti Putu Hindi
23 59
Pertiwi 6 8 7 6 5 4 6 5 6 6
24 Putu Diah Febryanti 7 7 5 6 4 5 6 6 5 5 56
25 Gusti Made Setyawan 6 5 5 6 6 3 5 6 6 5 53
I Wayan Krisna
26 51
Kurniawan 6 5 6 6 5 3 5 5 5 5
27 I Gede Bayu Sanjaya 6 6 5 6 4 3 5 5 6 6 52
28 I Wayan Indra Saputra 6 7 5 6 5 5 6 6 5 5 56
I Komang Arta Marfian
29 52
C. 7 5 4 6 5 3 5 6 6 5
I Gst Dian
30 49
Tresnaningsih 6 5 5 6 2 3 5 6 6 5
31 Erik Cahya Pramana 2 7 5 6 3 5 5 5 6 5 49
32 Qhi Qhuitita Maulina 6 5 7 6 2 5 4 5 6 5 51
33 Risky Ananda Rosis 7 7 6 6 3 5 5 6 5 5 55
34 Natama Ivan Fauzi 2 7 7 6 2 3 6 5 6 5 49
35 Ali Wardana 3 5 3 6 2 6 6 6 6 5 48
36 Anandita Caesar 4 7 6 6 6 5 6 7 5 5 57

27
Sadewa
37 I Gede Arya Budiantra 6 4 3 6 5 5 5 6 5 5 50
38 Galang Dika Perkasa 2 5 3 6 5 5 5 5 5 5 46
39 Putri Eka Suryani 2 3 3 6 5 3 5 6 4 5 42
Arisita Dewi Komang
40 47
Putri 4 5 5 6 5 3 5 5 4 5
41 Andreani Novia Lestari 6 6 5 6 4 6 5 6 6 5 55
42 I Ketut Swidantara 6 4 3 6 4 5 5 3 6 5 47
Jumlah 206 246 214 250 187 183 218 218 225 216
Rata rata 4.9 5.86 5.1 5.95 4.45 4.36 5.19 5.19 5.36 5.14

Keterangan
Disiplin Tanggung Jawab
1.Tidak terlambat datang ke sekolah 6. Menyerahkan tugas tepat waktu
2.Berpakianrapi 7. Mandiri ( tidak mencontek )
3. Kebiasaan mengantre 8. Mengerjakan tugas rumah
4 Menghormati guru
danteman 9. Melaksanakan tugas piket kelas
5. Pulang dengan tertib 10. Menjaga kebersihan lingkungan

Lampiran 2
Tabel 2
Data Observasi Penelitian Siklus I

Disiplin Tanggung Jawab


Nama Siswa JML
No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I Wayan Sugiarsana 6 5 8 6 7 3 3 4 5 9 56
Ni Wayan Tuwiti
2 6 5 8 6 7 3 3 4 7 9 58
Sumartini
3 Wayan Agus Antara 6 7 8 6 7 3 3 4 7 9 60
4 Kadek Adi Wiraguna 6 7 8 7 7 3 3 4 7 9 61
5 I.A. Safira 6 7 8 7 7 4 3 4 7 9 62
Komang Indah
6 67
Pratami 6 7 8 7 7 4 7 4 8 9
7 Kadek Ayu Ratnasari 6 7 8 7 7 6 7 4 7 9 68
8 Ahmad Ilham 6 7 8 7 7 6 7 5 6 9 68
Putu Arya Weda
9 68
Asmara 5 7 8 7 7 8 5 5 7 9
10 Kadek Agus Widya 5 7 6 7 7 8 5 5 8 9 67

28
Putra
11 Putu Sri Ayu Tariza 7 7 5 7 7 8 5 5 7 9 67
12 Ni Putu Mia Tresiana 8 7 6 7 6 8 5 5 7 9 68
I Gede Juni Prasetia
13 68
Putra 7 8 6 7 5 7 7 7 5 9
I Made Reksi Adi
14 73
Saputra 7 8 7 7 7 7 8 7 6 9
I Gede Aditya
15 74
Pratama 7 8 7 7 5 6 8 8 9 9
Komang Virginia
16 71
Ananta 7 8 7 7 5 7 8 6 7 9
17 Luh Putu Srinadi 7 8 4 7 6 5 8 6 7 8 66
18 Kadek Rery Karma H 7 8 4 7 5 6 8 6 8 8 67
A.A Kryan Gede
19 69
Intaran 7 8 5 7 5 6 8 7 8 8
20 Eka Sanjaya 7 8 6 7 6 7 8 6 8 8 71
21 Gede Agus Widistira 7 8 6 7 8 7 8 6 8 9 74
I Putu Billi Sulastra
22 71
Yasa 7 8 6 7 5 7 8 7 8 8
Gusti Putu Hindi
23 69
Pertiwi 7 8 7 7 5 7 8 5 7 8
24 Putu Diah Febryanti 7 8 5 7 5 5 8 5 7 8 65
25 Gusti Made Setyawan 7 8 7 7 6 5 8 5 8 8 69
I Wayan Krisna
26 71
Kurniawan 7 8 8 7 5 7 8 5 8 8
27 I Gede Bayu Sanjaya 8 8 8 7 5 5 8 5 8 8 70
I Wayan Indra
28 71
Saputra 8 8 8 7 5 6 8 5 8 8
I Komang Arta
29 75
Marfian C. 8 8 8 7 8 7 8 5 8 8
I Gst A D
30 75
Tresnaningsih 8 8 8 7 8 8 8 5 7 8
31 Erik Cahya Pramana 8 8 8 7 8 5 7 5 8 8 72
32 Qhi Qhuitita Maulina 8 8 8 8 8 8 7 5 8 5 73
33 Risky Ananda Rosis 8 8 8 8 8 8 7 5 8 7 75
34 Natama Ivan Fauzi 7 7 7 8 8 8 8 5 7 7 72
35 Ali Wardana 7 7 7 8 8 8 8 6 8 7 74
Anandita Caesar
36 75
Sadewa 7 7 7 8 8 8 8 7 7 8
I Gede Arya
37 73
Budiantra 8 7 6 8 8 8 8 6 7 7
38 Galang Dika Perkasa 8 7 6 7 8 8 8 7 7 7 73
39 Putri Eka Suryani 8 7 6 7 8 6 7 6 7 7 69
Arisita Dewi Komang
40 72
Putri 8 7 6 7 8 8 7 7 7 7

29
Andreani Novia
41 67
Lestari 6 7 6 7 5 8 7 6 7 8
42 I Ketut Swidantara 6 7 6 7 5 5 5 6 7 7 61
Jumlah 292 311 287 297 277 267 286 230 306 342
Rata rata 6.95 7.4 6.83 7.07 6.6 6.36 6.81 5.48 7.29 8.14

Keterangan
Disipli
n Tanggung Jawab
1. Tidak terlambat datang ke sekolah 6. Menyerahkan tugas tepat wak
2. Berpakian rapi 7. Mandiri ( tidak mencontek )
3. Kebiasaan mengantre 8. Mengerjakan tugas rumah
4. Menghormati guru dan teman 9. Melaksanakan tugas piket kel
5. Pulang dengan tertib 10. Menjaga kebersihan lingkung

Lampiran 3
Tabel 3
Data Observasi Penelitian Siklus 2

Disiplin Tanggung Jawab


Nama Siswa JML
No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 I Wayan Sugiarsana 8 9 4 8 4 9 9 3 9 9 72
Ni Wayan Tuwiti
2 8 9 4 8 8 9 9 3 9 9 76
Sumartini
3 Wayan Agus Antara 8 9 4 8 8 9 9 3 9 9 76
4 Kadek Adi Wiraguna 8 9 6 8 8 9 9 3 9 9 78
5 I.A. Safira 9 9 6 8 8 9 9 3 9 9 79
6 Komang Indah Pratami 9 9 6 8 8 9 9 7 9 9 83
7 Kadek Ayu Ratnasari 9 9 6 8 8 9 9 7 9 9 83
8 Ahmad Ilham 9 9 8 8 8 9 9 6 9 9 84
Putu Arya Weda
9 85
Asmara 9 9 8 9 8 9 9 6 9 9
Kadek Agus Widya
10 85
Putra 9 9 8 9 8 9 9 6 9 9
11 Putu Sri Ayu Tariza 9 9 7 9 8 9 9 6 9 9 84
12 Ni Putu Mia Tresiana 9 9 7 9 8 9 9 7 9 9 85
I Gede Juni Prasetia
13 85
Putra 9 9 7 9 8 9 9 7 9 9
I Made Reksi Adi
14 83
Saputra 9 9 6 9 7 9 9 7 9 9
15 I Gede Aditya Pratama 9 9 9 9 8 9 9 5 9 9 85

30
Komang Virginia
16 87
Ananta 9 9 9 9 8 9 9 7 9 9
17 Luh Putu Srinadi 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 88
Kadek Rery Karma
18 88
Haditya 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9
A.A Kryan Gede
19 80
Intaran 9 9 9 9 9 9 9 8 9,3 9
20 Eka Sanjaya 9 9 9 8 9 9 9 8 9 9 88
21 Gede Agus Widistira 9 9 9 8 9 8 9 8 9 9 87
I Putu Billi Sulastra
22 88
Yasa 9 9 9 8 9 9 9 8 9 9
Gusti Putu Hindi
23 87
Pertiwi 9 9 9 9 9 9 9 6 9 9
24 Putu Diah Febryanti 9 9 9 9 9 9 9 7 9,5 9 79
25 Gusti Made Setyawan 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 88
I Wayan Krisna
26 88
Kurniawan 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9
27 I Gede Bayu Sanjaya 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 89
28 I Wayan Indra Saputra 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 88
I Komang Arta Marfian
29 89
C. 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9
I Gst Ayu Dian
30 89
Tresnaningsih 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9
31 Erik Cahya Pramana 9 8 9 9 9 9 9 8 9.8 9 88.8
32 Qhi Qhuitita Maulina 9 8 9 9 9 9 9 8 9 9 88
33 Risky Ananda Rosis 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 89
34 Natama Ivan Fauzi 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 89
35 Ali Wardana 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9,6 79
Anandita Caesar
36 89
Sadewa 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9
37 I Gede Arya Budiantra 9 9 9 9 9 9 9 8 9 9 89
38 Galang Dika Perkasa 9 9 9 9 9 9 9 8 9 8 88
39 Putri Eka Suryani 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 88
Arisita Dewi Komang
40 88
Putri 9 9 9 9 9 8 9 8 9 9
41 Andreani Novia Lestari 9 9 9 9 9 8 9 7 9 9 87
42 I Ketut Swidantara 9 9 8 9 9 8 9 7 9 8 85
Jumlah 374 376 338 367 357 374 378 282 361 367
Rata rata 8.9 9 8 8.7 8.5 8.9 9 6.71 9.02 8.95

Keterangan
Disiplin Tanggung Jawab
1. Tidak terlambat datang ke sekolah 6. Menyerahkan tugas tepat waktu
2. Berpakian rapi 7. Mandiri ( tidak mencontek )
3. Kebiasaan mengantre 8. Mengerjakan tugas rumah

31
4. Menghormati guru dan teman 9. Melaksanakan tugas piket kelas
5. Pulang dengan tertib 10. Menjaga kebersihan lingkungan

32

Anda mungkin juga menyukai