Anda di halaman 1dari 3

TERJEMAHAN KITAB MINHATUL MUGIST

1. Pembagian Ilmu Hadist


Ilmu Hadist terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Ilmu Hadist Dirayah


2. Ilmu Hadist Riwayah
Tiap-tiap dari dua hadist tersebut memiliki dasar-dasar yang harus diketahui dan
dikuasai, agar orang yang memulai mempelajarinya, benar benar mengerti. Marilah
kita menguraikannya.

1. Pokok-pokok Ilmu Hadist Dirayah


Batasan ilmu hadist Dirayah yang lebih dikenal dengan ilmu mustholah hadist
adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan untuk mengetahui hal ihwal sanad dan
materi hadist, cara-cara penerimaan dan penyampaian hadist, serta sifat-sifat para
perawi dan lain lainnya.

Objek ilmu hadist dirayah adalah sanad dan matan, sehubungan dengan kesahihan,
hasan dan dhaifnya.
Buah atau faedah ilmu hadist dirayah adalah dapat mengetahui hadist yang shahih.
Penyusun pertama ilmu hadist dirayah ialah AL Qadhi Abu Muhammad Al Hasan
bin Abdurrahman Ar Ramahurmuz. Beliau memberi judul karya tulisnya itu
dengan Al Muhaddits Al Fashil.
Nama disiplin ilmu pengetahuan ini adalah ilmu Hadist Dirayah, disebut juga
dengan Ilmu Mustholah Hadist.
Pengambilan Ilmu hadist dirayah adalah hasil penelitian terhadap perilaku dan
keadaan para perawi hadist.
Hukum mempelajari ilmu hadist dirayah adalah fardhu ‘ain bagi orang yang
sendirian dalam mempelajari fardhu kifayah, apabila jumlah orang yang
mempelajarinya banyak.
Perbandingan ilmu hadist dirayah jelas. Ia merupakan ilmu pengetahuan yang
paling mulia. Sebab, dengan ilmu pengetahuan ini, hadist yang harus diterima dan
yang harus ditolak dapat diketahui.
Persoalan ilmu hadist dirayah adalah persoalan yang berkaitan dengan ucapan.
Setiap hadist yang shahih itu dapat digunakan sebagai bukti atau dalil.

1. Pokok-pokok Ilmu Hadist Riwayah


Batasan ilmu hadist Riwayah adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan untuk
mengetahui cara-cara pengutipan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad saw., baik berupa perkataan, perbuatan, ikrar (pengakuan) maupun
sifat.

Objek ilmu hadist riwayah adalah pribadi Nabi Muhammad saw., yakni sesuatu
yang khusus berkaitan dengan beliau.
Buah atau faedah ilmu hadist riwayah adalah untuk menghindari kesalahan
mengutip terhadap hal-hal yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw.
Perintis pertama ilmu hadist riwayah adalah Imam Muhammad bin Syihab Az
Zuhri, pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, atas intruksi beliau sesudah
Nabi Muhammad saw, wafat.
Nama ilmu tersebut adalah Ilmu Hadist Riwayah.
Pengambilan ilmu hadist riwayah adalah dari perkataan, perbuatan, dan ikrar atau
pengakuan-pengakuan Nabi Muhammad saw.
Hukum mempelajari ilmu hadist riwayah adalah fardhu ‘ain jika tidak ada orang
lain yang mempelajarinya dan fardhu kifayah jika jumlah orang yang
mempelajarinya banyak.
Kedudukan ilmu hadist riwayah termasuk ilmu pengetahuan yang paling mulia.
Sebab, dengan ilmu pengetahuan ini dapat diketahui cara-cara megikuti dan
mematuhi Nabi Muhammad saw.
Persoalan ilmu hadist riwayah itu bersifat juz-iyyah (partial), seperti ucapanmu.
Nabi Muhammad saw, bersabda :
“ Orang islam (muslim) itu adalah orang yang dapat membuat orang-orang lain
merasa tidak pernah terganggu atau disakiti oleh ucapan atau perbuatan.”

Sesungguhnya sebagian sabda Nabi saw. tersebut, yang kamu ucapkan itu menjadi
inti kekuatan perkataanmu. Sebagian sabda Nabi saw. adalah : “Orang islam adalah
orang yang bisa menjaga….”

1. PENJELASAN TENTANG ISTILAH-ISTILAH AHLI HADIST


Ketahuilah, bahwa istilah-istilah yang biasa digunakan oleh para ulama ahli hadist
itu ada 13, yaitu :

1. Al Hadist, yaitu : Segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw.,


baik berupa ucapan, perbuatan, ikrar (pengakuan) maupun sifat.
2. Al Khabar. Menurut pendapat yang sahih, Al Khabar itu sama (sinonim)
Al Hadist. Ada pendapat lain mengatakan, bahwa Al Hadist dan Al
Khabar itu berbeda. Kalau Al Hadist hanya terbatas pada apa yang
datang dari Nabi Muhammad saw., sedangkan Al Khabar terbatas pada
apa yang datang dari selainnya. Pendapat lain mengatakan, bahwa Al
Khabar itu lebih luas dan umum daripada Al hadist, sebab Al Khabar
mencakup apa yang datang dari Nabi saw. dan selainnya, sedangkan Al
Hadist hanya terbatas pada apa yang datang dari Nabi saw.
3. Al Atsar. Menurut pendapat yang autentik Al atsar itu sama (sinonim) Al
Hadist. Ada yang mengatakan, bahwa Al atsar itu adalah Hadist Mauquf,
yaitu apa saja yang datang dari sahabat.
4. As-Sunah. Menurut salah seorang ulama As-sunah itu sama (sinonim) Al
Hadist. Disamping itu, ada pendapat yang menyatakan, bahwa Al Hadist
itu hanya terbatas pada ucapan dan perbuatan Nabi saw. sedangkan As-
sunah lebih umum (mencakup perkataan, perbuatan, pengakuan dan sifat).
5. Al Matan, adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover
oleh sanad yang terakhir.
6. As Sanad, adalah jalan yang dapat menghubungkan pada matnul hadist.
7. Al-Isnad, adalah usaha seseorang ahli hadist dalam menerangkan suatu
hadist yang diakuinya dengan penjelasan kepada siapa hadist itu
disandarkan. Pendapat lain mengatakan, bahwa Al-Isnad itu sama
(sinonim) As-Sanad.
8. Al Musnid, ialah orang yang meriwayatkan hadist dengan menyebutkan
sanadnya.
9. Al Musnad, adalah sebutan untuk kitab kumpulan hadist yang
diiriwayatkan oleh seorang sahabat atau lebih, seperti Musnad Imam
Ahmad bin Hambal. Kadang-kadang musnad disamakan dengan sanad
dan dipai pula sebagai nama suatu macam hadist, sebagaimana akan
diterangkan nanti.
10.Al Muhaddits, ialah orang yang hafal banyak hadist dan mengetahui
keadilan (sisi positif) dan kelemahan (sisi negatif)0 para rawi.
11.Al Hafidz, ialah orang yang hafal 100.000 hadist dengan sanadnya.
12.Al Hujjah, ialah orang yang hafal 300.000 hadist dengan sanadnya.
13.Al Hakim, ialah orang menguasai seluruh sunah (hadist) Nabi Muhammad
saw.

Anda mungkin juga menyukai