Firmus Dosa Proposal
Firmus Dosa Proposal
OLEH
( 2019430973 )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi objek dan daya tarik
wisata berupa keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Berupa sumber daya alam yang
berlimpah, keunikan dan keaslian budaya tradisional,keindahan benteng alam, gejala alam,
serta peninggalan sejarah atau budaya. Keseluruhan potensi objek dan daya tarik wisata
tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi sekaligus merupakan media
pendidikan dan pelestrian lingkungan yang mempunyai peranan sangat penting bagi
pengembangan kepariwisataan (Anirwan,2019)
Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan
kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak dapat dipungkiri bahwa
industri pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat
cepat dibandingakan sektor ekonomi lainnya. Banyak lapangan pekerjaan dari industri
pariwisata yang muncul mulai dari kegiatan pengadaan jasa akomodasi, rumah makan, layan
wisata, hingga bisnis cinderamata telah berhasil membantu pemerintah untuk mengurangi
tingginya tingkat pengangguran. Sumbangan devisa bagi kas negara yang terus mengalir juga
merupakan salah satu dampak positif akibat perkembangan industri pariwisata.
Pariwisata tidak akan lepas dari sektor perekonomian baik dalam pandangan ekonomi
mikro maupun makro. Pariwisata menyentuh unit-unit spesifik ekonomi pada level mikro,
seperti hotel, restoran, transportasi, agen perjalanan, perusahaan souvenir, dan oleh-oleh,
serta unit bisnis yang lain. Sedangkan ekonomi makro mempelajari gejala perekonomian
dalam sekala lebih besar, seperti agregat wisatawan dan efeknya terhadap sektor ekonomi
yang lain. (Meita Amanda 2009)
Berdasarkan data, kontribusi pariwisata terhadap pdb nasional pada tahun 2019 sebesar
4,80% atau meningkat sebesar 0,3 poin dari tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut
didorong oleh meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara,wisatawan nusantara,dan
investasi. Dalam the travel & tourism competitiveness report. Tahun 2017 , indonesia
mencatat peringkat ke-42 dari seluruh negara di dunia.
Kepariwisataan dapat berpotensi untuk dikembangkan dengan melihat apa yang dicari
oleh wisatawan. Potensi menjadi hal yang harus diperhatikan dan dilihat lebih jauh lagi, hal
ini dimaksudkan agar semua kelebihan dan potensi yang bisa dikembangkan dapat
dimaksimalkan secara sampurna tenntu semua itu tidak lepas dari peran semua pihak yang
berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi suatu daerah dan
kepariwisataan merupakan dua hal yang memiliki kaitan erat, keduanya dapat bergerak maju
untuk melakukan perkembangan dan perekonomian daerah ( hani ,2010).
Nusa Tengara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
berbagai macam potensi wisata. Menurut direktoral jendral pemerintah potensi wisata yang
ada di ntt terdiri dari wisata alam, wisata buatan, wisata budaya dan juga wisata minat
khusus. Potensi wisata alam adalah daya tarik yang bersumber pada keindahan dan kekayaan
alam seperti danau tiga warna kelimutu yang berada di kabupaten ende dan pulau komodo di
kabupaten mangarai barat. Potensi wisata buatan adalah daya tarik yang dibuat oleh tangan
manusia seperti kolam renang dan wahanaya permainan air. Potensi wisata budaya adalah
daya tarik yang bersumber pada kebudayaan, seperti peningalan sejarah, museum, antraksi
kesenian, dan rumah adat dan objek lainnya yang berkaitan dengan budaya di ntt potensi
wisata budaya sangat banyak, misalnya kampung adat wae rebo dan gua jepang kobavesa dan
juga salah satunya Di Kabupaten Ende yaitu Kampung Adat Desa Wolgai Tengah.
Potensi wisata yang ada dapat menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung baik
wisatawan nusantar maupun wisatawan mancanegara.
Kabupaten Ende yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki
berbagai potensi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan nusantara
maupun wisatawan asing. Kabupaten Ende dengan luas 2.046,60 km2 dan memiliki garis
pantai sepanjang 111mil atau 205,572 km dari pesisir selatan sepanjang 51 mil atau 94,452
km ditengah dari Pulau Flores ( Alfonsius Dan Djou.2013).
objek wisata yang ada di kabupaten ende terdiri dari objek wisata alam, objek wisata
pantai, objek wisata air terjun, objek wisata sejarah dan objek wisata budaya lokal. Objek
wisata ini menjadikan kabupaten ende banyak di kunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan
domestik , maupun wisatawan mancanegara.berikut data objek wisata yang ada di kabupaten
Ende dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Objek Wisata Kabupaten Ende
Daya tarik wisata Daya tarik wisata Daya tarik wisata Daya tarik wisata
alam alam sejarah budaya
1 2 3 4
Kawah/Danau/Sungai Wisata Pantai Wisata Sejarah Wisata Budaya
-Danau Triwarna -Pantai Arubara -Situs Bung Karno -Perkampungan Adat
Kelimutu Desa Wologai
-Tiwu Sora -Pantai Nangawitu - Situs Sukun -Perkampungan Adat
Pancasila Saga
-Tiwu Lewu -Pantai Mausambi -Mumi Nua One -Perkampungan Adat
Nggela
Air Panas -Pantai Ende -Makam Ibu Amsi -Perkampungan Adat
Pora
-Oka Detusoko -Pantai Mbuu -Benteng Marilonga -Perkampungan Adat
Moni
-Kolorongo -Pantai Nggemo- -Benteng Portugis -Perkampungan Adat
Jago Po Wolotopo
-Liasembe -Pantai Maurole -Tarian Woge
Wisata Air Terjun -Pantai Aewora -Tenun Ikat Nggela
-Murundao -Pantai Nangamboa -Tenun Ikat Jopu
-Murukola -Pantai Maukeke
-Muru Keba -Pantai Enabhara
(Sumber :Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Ende 2022)
Desa Wologai Tengah merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Detusoko
Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur , Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 24
desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Detusoko. Desa ini memiliki jumlah penduduk
yang sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani dan juga wiraswasta. Penduduk di desa
ini memiliki kepercayaan yang sangat kuat terhadap suku dan peraturan yang di buat oleh kepala
suku (Mosa Laki) dari peninggalan Para Leluhur merka, sebagian besar masyrakat tersebut
menganut agama Katolik tetapi juga sebagian beragama islam.
Wilayah Desa Wologai terletak sekitar 75 kilometer arah timur Kota Ende di tempuh
dengan kendraan umum maupun mobil sewaan selama sehari. Kampung adat ini terletak di
ketinggihan sekitar 1.045 meter di atas permukaan air laut,dan kampung adat wologai tengah
telah berusia sekitar 800 tahun. Desa ini merupakan salah satu desa tradisional yang terkenal di
Flores. Menurut cerita, desa ini memiliki masa lalu yang kelam. Dahulu, desa wologai
menggunakan kulit manusia untuk gendang.desa ini di jadikan oleh masyrakat setempat untuk
menjadikan, desa tersebut sebagai kampung adat tradisional sehingga banyak tamu dari berbagai
daerah yang datang berkunjung untuk melihat keindahan kampung adat tradisional tersebut di
Desa Wologai.
Pengelolahan kampung adat masih di kelolah masyarakat sekitar, atas perintah
kepala suku (mosa laki) dan juga bekerja sama dengan pemerintahan setempat. Masyarakat
sekitar saling membantu dan membagai tugas seperti menyediakan jasa parkir kendaraan,
kebersihan ataupun sebagai pemandu wisata. Dengan adanya kampung adat tradisional menjadi
destinasi wisata yang ramai di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah, baik wisatawan
nusantara maupun wisatawan mancanegara . Salah satu keindahan kampung adat wologai yaitu
bangunan rumah adat yang di buat dari bahan-bahan alam dan memiliki nilai sejarah pembuatan
yang sangat panjang yaitu dengan melalui berbagai ritual adat yang di lakukan secara turun
temurun dan juga bangunan rumah adat yang di susun secara rapih sehingga sangat bagus untuk
menarik perhatian para wisatawan. Di sekitaran kampung adat wologai ada beberapa pedang dan
pengerajin yang biasa menawarkan hasil dagangannya kepada para wisatawan, misalnya : kopi
asli wologai, patung seni yang di buat dari kayu dan juga souvenir atau cinderamata mata laiinya
yang berasal dari daerah tersebut.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharpkan dapat memberikan potensi pada bidang ilmu ekonomi pembangunan
khususnya pembangunan daerah wisata budaya serta sebagai bahan refrensi bagi penelitian
selanjutnya mengenai perekonomian masyarakat demi pengembangan ilmu pengetahuan
.
2. Manfaat praktis
a. Bagi lembaga
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan alternative dan sumbangan pkiran bagi
dinas wisata di kabupaten ende sebagai masukan untuk meningkatkan potensi objek
wisata di masa yang akan datang.
b. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya
khususnya yang berkaitanaan potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat di
Desa Adat Tradisional tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Pariwisata
A.Definisi Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang lintas sektoral dalam perekonomian. Sektor ini
membutuhkan input-input yang bersifat ekonomis, sosial budaya dan lingkungan. Oleh sebab itu
kepariwisataan sering dikatakan sebagai aktifitas yang multi bidang (multi-feceted).
secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “pari” yang berarti
banyak ,berkali-kali,berputar putar, dan “wisata” artinya berpergian atau perjalana.jadi,
pariwisata berarti suatu kegiatan perjalan atau berpergian yang dilakukan dari suatu tempat ke
tempat lain, dengan tujuan bermacam-macam.
Menurut Oka A. Yoeti (2008),pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan
untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
menikmati perjalanan tersebut.
Adapun jenis dan dan macanm pariwisata menurut Oka. A Yoeti adalah sebagai
berikut :
2.Objek Wisata
Pengembangan objek dan daya tarik wisata yang merupakan pergerakan utama sektor
kepariwisataan membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan
pemerintah , kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta . Sesuai dengan tugas
dan kewenangannya , pemerintah merupakan pihak fasilitator yang memiliki peran dan fungsinya dalam
pembuatan dan penetu seluruh kebijakan terkait pengembangan objek dan daya tarik wisata.
Daya tarik dalam objek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam
upaya peningkatan dan pengembangan objek dan daya tarik wisata. Keberadaan objek dan daya tarik
wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal ini disebabkan karena faktor
utama yang membuat pengunjung atau wosatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah
potensi dan daya tarik yang dimiliki objek wisata tersebut.
A. Bertambahnya kesempatan kerja dengan perkataan lain akan dapat menghilangkan pengangguran
B. Meningkatnya penerimaan pendapatan nasional, yang berarti pula income perkapita bertambah.
Jadi dalam pengembangan industri pariwisata dalam suatu negara, tujuannya adalah untuk
mengarahkan dan mengembangkan nilai-nilai ekonomi yang disebabkan adanya lalu lintas orang-orang
yang mengadakan perjalanan untuk tujuan pariwisata. Secara langsung pengembangan industri pariwisata
mempunyai efek keterkaitan (Linkage Effect) terhadap sektor-sektor penunjang pariwisata, yaitu dengan
munculnya:
Dengan demikian, majunya industri pariwisata yang menyerap begitu banyak tenaga kerja sudah
ikut serta berusaha untuk memeratakan pembagian pendapatan. Sebab segala lapisan masyarakat
merasakan manfaatnya. Mereka yang bermodal kecil, bisa berusaha secara kecil-kecilan dengan menjual
barang-barang souvenir shop yang megah dan sebagainya atau investasi dengan membeli bus-bus untuk
kepentingan wisatawan.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Objek wisata akan berpotensi jika di kelolah oleh pemerintah daerah bersama dengan
masyarakat sekitar, di sini pemerintah daerah yang diwakili oleh lembaga daerah dinas
kebudayaan dan pariwisata berperan memfasilitasi dengan kebijakan, pembangunan fasilitas
dan kegiatan-kegiatan untuk membangun sebuah objek wisata . Sedangkan masyarakat
sekitar berperan sebagai peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan. Dari potensi pariwisata terciptalah lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,
dengan terbukanya peluang-peluang usaha yang dapat dilakukan sehingga berdampak
terhadap perekonomian masyarakat.
berdasarkan penjelasan di atas , maka disusun skema kerangka konsep sebagai berikut.
Objek Wisata
Kepala Adat
Pengelolahan
Masyarakat Setempat
Pemerintahan Setempat
Potensi Wisata
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini sumber data primernya yakni data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung
dari masyarakat sekitar dan juga melalui internet.
a) person, yaitu individu atau perseorangan. Sumber data yang bisa memberikan data berupa suatu
jawaban lisan melalui wawancara atau dalam penelitian ini bisa disebut dengan informan. Untuk batasan
dalam penelitian kualitatif, tidak ada batasan untuk pengambilan informan.
b) place, yaitu data yang diperoleh dari gambaran tentang situasi kondisi yang berlangsung berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Dalam hal ini yang berkaitan dengan tempat atau tentang
kondisi yang berlangsung dan berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu pengamatan langsung dan
jawaban dari pengelola tenpat wisata.
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Seperti
pencarian bahan-bahan dan teori-teori dengan mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur-
literatur yang berhubungan dengan potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat. Dan data
skunder ini dikumpulkan oleh peneliti untuk melengkapi data primer yaitu seluruh data yang berkaitan
dengan potensi objek wisata kampung adat wologai. Data sekunder ini di peroleh dari dokumen,
laporan,serta barkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian potensi wisata di kampung adat wologai.
Dalam rangka memperoleh data-data yang peneliti perlukan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data agar dalam penelitian diperoleh informasi
atau data-data yang relevan dengan topik masalah yang hendak diteliti.
1. Wawancara
wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian.
Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, dalam pelaksanaan wawancara
diperlukan keterampilan diri seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang
peneliti harus memiliki keterampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman,
artinya tidak ragu dan takut menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap
netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada
peneliti. Dalam penelitian ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis dengan
bantuan suatu daftar pertanyaan. Pengumpulan datadata dengan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan tujuan dengan masyarakat setempat, pedagang
yang
yang menjual daganganya di sekitar kampung adat tradisional , pengunjung, dan pengelola
objek wisata kampung adat tradisional wologai.
2. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap. Gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti akan terjun langsung kelapangan guna memperoleh data yang
dibutuhkan. Peneliti berpedoman pada pedoman observasi dan mengamati secara langsung
situasi dan kondisi yang sedang terjadi di wilayah rumah adat tradisional wologai dan juga
melihat bangunan rumah adat yang ada di desa tersebut, kemudian mencatat semua apa yang
terjadi di lokasi tersebut, mendekripsikan semua keadaan sekitar melalui analisis bukti foto
sebagai dokumentasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang. Peneliti mendokumentasikan
semua hasil penelitiannya melalui bentuk catatan dari hasil wawancara, foto, hasil dari data
dokumentasi juga dapat berupa buku-buku, majalah, poster, brosur, laporan-laporan kegiatan dan
juga file atau data-data.
1. Wawancara
pada tahap ini peneliti mengambil informasi dari berbagai narasumber dengan cara
memberikan pertanyaan yang berkaitan terhadap objek yang diteliti:
A. Ketua/pemimpin suku
1) apa saja potensi yang ada di objek wisata?
2) bagaimana peran bapa sebagai ketua suku dalam pengelolaan objek wisata yang ada?
3) apa saja faktor pendukung dalam pengelolaan objek wisata?
4) bagaimana dampak objek wisata ini bagi masyarakat?
b. Masyarakat sekitar dan pedagang dengan pertanyaan:
1) adakah kontribusi yang masyarakat terima dengan objek wisata ini?
2) menurut anda, apakah ada peningkatan perekonomian setelah anda ikut berpartisipasi di objek
wisata ini?
3) apa yang dapat anda jual dalam kawasan pariwisata?
C. Pengunjung dengan pertanyaan :
1) apa pendapat anda tentang objek wisata?
2) apa yang menjadi daya tarik tentang objek wisata ini?
3) apa saja kelebihan objek wisata di bandingkan tempat wisata lain?
2. Observasi
pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan langsung dan pencatatan sistematika
terhadap fenomena-fenomena selama praktik melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi di desa wologai yang diselidiki dengan hasil data
3. Dokumentasi pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data melalui tulisantulisan atau
bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah-masalah maupun variabel penelitian dengan
hasil data berupa buku-buku, majalah, poster, brosur, laporan-laporan kegiatan, file atau data-
data.
Penelitian ini menggunakan analisis data induktif dan deduktif. Berdasarkan data yang
diperoleh dari lapangan, dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan studi
dokumentasi, maka peneliti mengangkat fakta-fakta yang khusus, peristiwa konkret kemudian
ditarik kesimpulan yang bersifat umum (damim, 2002). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa
potensi objek wisata kampung adat tradisional wologai terhadap perekonomian masyarakat
sekitar yang dianalisis atau ditinjau berdasarkan perspektif ekonomi.
Daftar Pustaka