Anda di halaman 1dari 22

POTENSI OBJEK WISATA KAMPUNG ADAT TRADISIONAL WOLOGAI

TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA WOLOGAI TENGAH


KABUPATEN ENDE

OLEH

FIRMUS RADA DOSA

( 2019430973 )

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi objek dan daya tarik
wisata berupa keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Berupa sumber daya alam yang
berlimpah, keunikan dan keaslian budaya tradisional,keindahan benteng alam, gejala alam,
serta peninggalan sejarah atau budaya. Keseluruhan potensi objek dan daya tarik wisata
tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi sekaligus merupakan media
pendidikan dan pelestrian lingkungan yang mempunyai peranan sangat penting bagi
pengembangan kepariwisataan (Anirwan,2019)
Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan
kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak dapat dipungkiri bahwa
industri pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat
cepat dibandingakan sektor ekonomi lainnya. Banyak lapangan pekerjaan dari industri
pariwisata yang muncul mulai dari kegiatan pengadaan jasa akomodasi, rumah makan, layan
wisata, hingga bisnis cinderamata telah berhasil membantu pemerintah untuk mengurangi
tingginya tingkat pengangguran. Sumbangan devisa bagi kas negara yang terus mengalir juga
merupakan salah satu dampak positif akibat perkembangan industri pariwisata.
Pariwisata tidak akan lepas dari sektor perekonomian baik dalam pandangan ekonomi
mikro maupun makro. Pariwisata menyentuh unit-unit spesifik ekonomi pada level mikro,
seperti hotel, restoran, transportasi, agen perjalanan, perusahaan souvenir, dan oleh-oleh,
serta unit bisnis yang lain. Sedangkan ekonomi makro mempelajari gejala perekonomian
dalam sekala lebih besar, seperti agregat wisatawan dan efeknya terhadap sektor ekonomi
yang lain. (Meita Amanda 2009)
Berdasarkan data, kontribusi pariwisata terhadap pdb nasional pada tahun 2019 sebesar
4,80% atau meningkat sebesar 0,3 poin dari tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut
didorong oleh meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara,wisatawan nusantara,dan
investasi. Dalam the travel & tourism competitiveness report. Tahun 2017 , indonesia
mencatat peringkat ke-42 dari seluruh negara di dunia.
Kepariwisataan dapat berpotensi untuk dikembangkan dengan melihat apa yang dicari
oleh wisatawan. Potensi menjadi hal yang harus diperhatikan dan dilihat lebih jauh lagi, hal
ini dimaksudkan agar semua kelebihan dan potensi yang bisa dikembangkan dapat
dimaksimalkan secara sampurna tenntu semua itu tidak lepas dari peran semua pihak yang
berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi suatu daerah dan
kepariwisataan merupakan dua hal yang memiliki kaitan erat, keduanya dapat bergerak maju
untuk melakukan perkembangan dan perekonomian daerah ( hani ,2010).
Nusa Tengara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
berbagai macam potensi wisata. Menurut direktoral jendral pemerintah potensi wisata yang
ada di ntt terdiri dari wisata alam, wisata buatan, wisata budaya dan juga wisata minat
khusus. Potensi wisata alam adalah daya tarik yang bersumber pada keindahan dan kekayaan
alam seperti danau tiga warna kelimutu yang berada di kabupaten ende dan pulau komodo di
kabupaten mangarai barat. Potensi wisata buatan adalah daya tarik yang dibuat oleh tangan
manusia seperti kolam renang dan wahanaya permainan air. Potensi wisata budaya adalah
daya tarik yang bersumber pada kebudayaan, seperti peningalan sejarah, museum, antraksi
kesenian, dan rumah adat dan objek lainnya yang berkaitan dengan budaya di ntt potensi
wisata budaya sangat banyak, misalnya kampung adat wae rebo dan gua jepang kobavesa dan
juga salah satunya Di Kabupaten Ende yaitu Kampung Adat Desa Wolgai Tengah.
Potensi wisata yang ada dapat menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung baik
wisatawan nusantar maupun wisatawan mancanegara.
Kabupaten Ende yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki
berbagai potensi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan nusantara
maupun wisatawan asing. Kabupaten Ende dengan luas 2.046,60 km2 dan memiliki garis
pantai sepanjang 111mil atau 205,572 km dari pesisir selatan sepanjang 51 mil atau 94,452
km ditengah dari Pulau Flores ( Alfonsius Dan Djou.2013).
objek wisata yang ada di kabupaten ende terdiri dari objek wisata alam, objek wisata
pantai, objek wisata air terjun, objek wisata sejarah dan objek wisata budaya lokal. Objek
wisata ini menjadikan kabupaten ende banyak di kunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan
domestik , maupun wisatawan mancanegara.berikut data objek wisata yang ada di kabupaten
Ende dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Objek Wisata Kabupaten Ende

Daya tarik wisata Daya tarik wisata Daya tarik wisata Daya tarik wisata
alam alam sejarah budaya
1 2 3 4
Kawah/Danau/Sungai Wisata Pantai Wisata Sejarah Wisata Budaya
-Danau Triwarna -Pantai Arubara -Situs Bung Karno -Perkampungan Adat
Kelimutu Desa Wologai
-Tiwu Sora -Pantai Nangawitu - Situs Sukun -Perkampungan Adat
Pancasila Saga
-Tiwu Lewu -Pantai Mausambi -Mumi Nua One -Perkampungan Adat
Nggela
Air Panas -Pantai Ende -Makam Ibu Amsi -Perkampungan Adat
Pora
-Oka Detusoko -Pantai Mbuu -Benteng Marilonga -Perkampungan Adat
Moni
-Kolorongo -Pantai Nggemo- -Benteng Portugis -Perkampungan Adat
Jago Po Wolotopo
-Liasembe -Pantai Maurole -Tarian Woge
Wisata Air Terjun -Pantai Aewora -Tenun Ikat Nggela
-Murundao -Pantai Nangamboa -Tenun Ikat Jopu
-Murukola -Pantai Maukeke
-Muru Keba -Pantai Enabhara
(Sumber :Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Ende 2022)

Desa Wologai Tengah merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Detusoko
Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur , Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 24
desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Detusoko. Desa ini memiliki jumlah penduduk
yang sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani dan juga wiraswasta. Penduduk di desa
ini memiliki kepercayaan yang sangat kuat terhadap suku dan peraturan yang di buat oleh kepala
suku (Mosa Laki) dari peninggalan Para Leluhur merka, sebagian besar masyrakat tersebut
menganut agama Katolik tetapi juga sebagian beragama islam.
Wilayah Desa Wologai terletak sekitar 75 kilometer arah timur Kota Ende di tempuh
dengan kendraan umum maupun mobil sewaan selama sehari. Kampung adat ini terletak di
ketinggihan sekitar 1.045 meter di atas permukaan air laut,dan kampung adat wologai tengah
telah berusia sekitar 800 tahun. Desa ini merupakan salah satu desa tradisional yang terkenal di
Flores. Menurut cerita, desa ini memiliki masa lalu yang kelam. Dahulu, desa wologai
menggunakan kulit manusia untuk gendang.desa ini di jadikan oleh masyrakat setempat untuk
menjadikan, desa tersebut sebagai kampung adat tradisional sehingga banyak tamu dari berbagai
daerah yang datang berkunjung untuk melihat keindahan kampung adat tradisional tersebut di
Desa Wologai.
Pengelolahan kampung adat masih di kelolah masyarakat sekitar, atas perintah
kepala suku (mosa laki) dan juga bekerja sama dengan pemerintahan setempat. Masyarakat
sekitar saling membantu dan membagai tugas seperti menyediakan jasa parkir kendaraan,
kebersihan ataupun sebagai pemandu wisata. Dengan adanya kampung adat tradisional menjadi
destinasi wisata yang ramai di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah, baik wisatawan
nusantara maupun wisatawan mancanegara . Salah satu keindahan kampung adat wologai yaitu
bangunan rumah adat yang di buat dari bahan-bahan alam dan memiliki nilai sejarah pembuatan
yang sangat panjang yaitu dengan melalui berbagai ritual adat yang di lakukan secara turun
temurun dan juga bangunan rumah adat yang di susun secara rapih sehingga sangat bagus untuk
menarik perhatian para wisatawan. Di sekitaran kampung adat wologai ada beberapa pedang dan
pengerajin yang biasa menawarkan hasil dagangannya kepada para wisatawan, misalnya : kopi
asli wologai, patung seni yang di buat dari kayu dan juga souvenir atau cinderamata mata laiinya
yang berasal dari daerah tersebut.

Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata merupakan perubahan mendasar yang


ditimbulkan oleh kegiatan tersebut terhadap kondisi masyarakat sekitar, seperti misalnya
peningkatan atau penurunan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan pekerjaan dan perilaku
masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak sekali penelitian-penelitian terdahulu yang
membahas tentang dampak-damopak objek wisata terhadap perekonomian masyarakat. Dalam
penelitian ini menjelaskan bahwasanya sektor pariwisata ikut berperan dalam peningkatan
perekonomian masyarakat sekitar, dengan terbentuknya peluang usaha penjualan barang
maupun jasa dengan kualitas penorama alam dan keindahan kampung adat tradisional tersebut.
Dari uraian di atas disini penulis tertarik ingin melakukan penelitian tentang seberapa
besar potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat di sekitar Desa Adat Tardisioanal
Wologai Kabupaten Ende.

1.2 Perumusan Masalah


Bersasarkan pada uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah-masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagimana potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat di sekitaran Kampung
Adat Tradisional Wologai ?
2. Bagimana peranan pemerintah setempat dan juga masyarakat untuk menjaga kelestrian
Kampung Adat Tradisional sehingga banyak di kunjungi oleh wisatawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1.untuk mendeskripsiksan bagimana potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat
di Desa Wologai.
2.untuk mendeskripsikan bagimana peranan pemerintah untuk menjaga kelestarian budaya yang
ada dengan mengelolahnya secara baik.

1.4 Manfaat Penelitian

menfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharpkan dapat memberikan potensi pada bidang ilmu ekonomi pembangunan
khususnya pembangunan daerah wisata budaya serta sebagai bahan refrensi bagi penelitian
selanjutnya mengenai perekonomian masyarakat demi pengembangan ilmu pengetahuan
.
2. Manfaat praktis
a. Bagi lembaga
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan alternative dan sumbangan pkiran bagi
dinas wisata di kabupaten ende sebagai masukan untuk meningkatkan potensi objek
wisata di masa yang akan datang.
b. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya
khususnya yang berkaitanaan potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat di
Desa Adat Tradisional tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori

1.Pariwisata

A.Definisi Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang lintas sektoral dalam perekonomian. Sektor ini
membutuhkan input-input yang bersifat ekonomis, sosial budaya dan lingkungan. Oleh sebab itu
kepariwisataan sering dikatakan sebagai aktifitas yang multi bidang (multi-feceted).

secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “pari” yang berarti
banyak ,berkali-kali,berputar putar, dan “wisata” artinya berpergian atau perjalana.jadi,
pariwisata berarti suatu kegiatan perjalan atau berpergian yang dilakukan dari suatu tempat ke
tempat lain, dengan tujuan bermacam-macam.

Menurut Oka A. Yoeti (2008),pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan
untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
menikmati perjalanan tersebut.

Danamik Dan Weber (2006) mendefenisikan pariwisata adalah fenomena pergerakan


Manusia, barang dan jasa yang sangat komplek. Terkait erat dengan organisasi, hubungan-
hubungan kelembaggan dan individu, penyedia kebutuhan layanan dan sebaginya. Dalam arti
luas, pariwisata adalah kegiatan reakriasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari perkerjaan
rutin atau menjcari susana lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi kegiatan penting
dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Di
dalam maknha yang umum kepariwisataan (Tourism) terambil dari kata tour atau perjalanan.

Menurut Undang- Undang Repoblik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan Bab 1 (ketentuan umum) Pasal 1 Dalam Undang-Undang yang dimaksud
dengan:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan reakriasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta inntraksi antar wisatawan dan masyarakat
setempat,sesama wisatawam, dan pemerintah daerah .
5. Daya tarik wisata adalah segala sesuwatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya di sebut destinasi priwisata adlah kawasan
geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas serta
masyarakat saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan peneyelenggara pariwisata.
8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
9. Kawasan strategis parisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangab pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi,sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup,serta pertahanan
dan keamanan.
B.macam-macam pariwisata

Menurut James J. Spiliance (2003) terdapat berbagai macam jenis pariwisata


berdasarkan motif seorang untuk melakukan perjalanan wisata. Perbedaan motif tersebut
mempengaruhi preferensi seorang untuk melakukan perjalanan wisata dan kemudian
akan tercermin pada jenis pariwisata yang berbeda.

Adapun jenis dan dan macanm pariwisata menurut Oka. A Yoeti adalah sebagai
berikut :

1) Menurut letak geografis dimana kegiatan pariwisata berkembang.


 Pariwisata lokal (Local Tourism) yaitu pariwisata setempat yang
mempunyai lingkup relatif sempit dan terbatas pada tempat-tempat
tertentu saja.
 Pariwisata regional yaitu kegiatan pariwisata yang berkembang disuatu
tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas dari pariwisata lokal
tetapi lebih sempit dibanding keperiwisataan nasional.
 Pariwisata nasional (Natinal Tourism) pariwisata ini dibagi menjadi dua
taitu :
Dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah
daerah suatu negara dimana titik beratnya adalah orang yang melakukan
perjalanan wisata adalah warga negara sendiri.
Dalam arti luas, yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu
negara selain kegiatan wisatawan domestik juga wisatawan asing dimana
didalamnya termasuk pariwisata aktif dan pariwisata pasif.
 Pariwisata regional – internasional yaitu kepariwisataan yang berkembang
disuatu wilayah internasional yang terbatas pada negara tertentu seperti
pariwisata asean.
 Pariwisata internasional (International Tourism) kegiatan kepariwisataan
yang berkembang di seluruh negara di dunia.
2) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran.
 Pariwisata aktif (In Bound Tourism) yaitu kegiatan pariwisata yang
ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing kesuatu negara yang
dikunjunginya.
 Pariwisata pasif (Out Going Tourism) yaitu kegiatan pariwisata yang
ditandai gejala keluarnya wisatawan keluar negri berarti pemasukan devisa
bagi negara yang dikunjunginya.
3) Jenis menurut alasan / tujuan wisata
 Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism) bentuk
pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk
memenuhi kehendak ingin taunya, untuk mendorong ketenangan
sarafnya,untuk melihat suatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam,
dan untuk menikmati hiburan dikota besar ataupun ikut serta dalam
keramaian pusat wisatawan.
 Pariwisata untuk reakriasi jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang
yang mengkehendaki pemanfaatan hari liburnya untuk beristrahat,
memulikan kembali kesegaran jasmani dan rohani, dan menyegarkan
keletihan juga kelelahannya.
 Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism) jenis ini di tandai oleh
adanya rangkean motifasi seperti keinginan untuk belajar di pusat
pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan
cara hidup rayat di negara lain, untuk mengunjungi momen bersejarah,
peninggalan peradaban masa lalu atau sebaliknya penemuan besar masa
kini, pusat kerajinan,pusat keagamaan atau juga ikut serta dalam festival
seni musik,teater, tarian rakyat dan lain-lain.
4) Menurut waktu berkunjung.
 Pariwisata musiman (Seasional Tourism) yaitu jenis pariwisata yang
kegiatannya berlangsung pada waktu tertentu.
 Occational tourim yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya dihubungkan
dengan kejadian-kejadian tertentu.
5) Menurut objeknya.
 Paristiwa budaya (Cultural Tourism) yaitu jenis pariwisata dimana motivasi
orang yang melakukan perjalanan disebabkan karna daya tarik seni budaya suatu
tempat atau daerah.
 Pariwisata kesehatan (Recuperational Tourism) yaitu jenis pariwisata dimana
orang–orang melakukan perjalanan adalah untuk penyembuhan suatu penyakit.
 Pariwisata politik yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan
perjalanan wisata bertujuan untuk melihat/menyeksiakan suatu paristiwa yang
berhubungan dengan kegiatan suatu negara.
 Pariwisata komersial yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan
perjalanan wisata dilibatkan dengan kegiatan-kegiatan dagang nasional maupun
internasional.
 Pariwisata agama (Religion Tuorism) yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang
yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk melihat/menyeksiakan, atau
menjalankan upacara keagamaan.

2.Objek Wisata

A. Konsep Objek Wisata


Direktorat perlindungan dan pengawetan alam (1979) mengasumsikan objek wisata
adalah pembinaan terhadap kawasan beserta seluruh isinya maupun terdapat aspek
pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap kawasan wisata.
Objek wisata yang mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan ,
satwa,geomarfologo,tanah,air,udara dan lain sebaginya aerta suatu atribut dari lingkungan
yang menurut anggapan manusia memiliki nilai tertentu seperti keindahan,
keunikan,kelangkaan, kekhasan,keragaman,benteng alam,peningalan sejarah tradisional,dan
kehutanan.objek wisata alam yang ada di indonesia dikelompokan menjadi dua yaitu
(1) objek wisata yang terdapat didalam kawasan kosenvasi yang terdiri dari taman
nasional,taman wisata,taman buru,taman laut dantaman hutan raya.semua kawasan ini
berada dibawah tanggung jawab direktoral jendral perlindungan dan pelestarian alam dan
depertemen kehutanan.kegiatan reakriasi yang dapat dilakukanberupa lintas
alam,mendaki gunung,mendayung,berenang,menyelam dan lain sebaginya.
(2) objek wisata yang terdapat di luar kawasan konservasi di kelolah oleh pemerintah
daerah,pihak swasta dan perum perhutani, sallah satunya adalah wana wisata
(anonymous,2010).
kelayakan sumber daya aalam merupakan potensi objek wisata alam yang terdiri dari
unsur fisik, lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomarfologo, tanah ,air, dan udara, serta
suatu atribut lingkungan yang menurut anggapan manusia memiliki nilai-nilai tertentu seperti
keindahan, keunikan, kelengkapan, atau kekhasan keragaman, bentangan alam dan
kehutanan.

b.Pengembangan objek wisata dan daya tarik wisata.

Pengembangan objek dan daya tarik wisata yang merupakan pergerakan utama sektor
kepariwisataan membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan
pemerintah , kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta . Sesuai dengan tugas
dan kewenangannya , pemerintah merupakan pihak fasilitator yang memiliki peran dan fungsinya dalam
pembuatan dan penetu seluruh kebijakan terkait pengembangan objek dan daya tarik wisata.

Daya tarik dalam objek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam
upaya peningkatan dan pengembangan objek dan daya tarik wisata. Keberadaan objek dan daya tarik
wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal ini disebabkan karena faktor
utama yang membuat pengunjung atau wosatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah
potensi dan daya tarik yang dimiliki objek wisata tersebut.

3. Peranan objek wisata pada perekonomian

Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhinya untuk memungkinkan hidup


atau memperoleh kesenangan dalam hidupnya. Manusia tidak pernah merasa puas akan apa
yang mereka peroleh dan mereka capai. Kalau keinginan-keinginan pada masa lalu telah
tercapai, maka berbagai keinginan baru akan timbul. Hal ini akan berulang-ulang terjadi.
Salah satu sifat penting dalam hidup manusia adalah bahwa mereka akan selalu mempunyai
keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi daripada yang telah mereka capai
pada masa sekarang. (Sukirno, 2016).
Batasan tentang definisi pariwisata bila ditinjau lebih jauh, ternyata orang-orang yang
mengadakan lalu lintas dalam rangka usahanya untuk memenuhi kebutuhan yang baru, guna
mencapai kemakmuran lebih dari keadaan semula, memberi pengaruh dalam kehidupan
perekonomian, tidak saja bagi kehidupan perekonomian suatu negara atau bangsa tetapi juga
secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan perekonomian dunia. 18 suatu negara
yang mengembangkan industri pariwisata di negaranya, lalu lintas orang-orang tersebut
ternyata membawa hasil yang bukan sedikit dan bahkan merupakan penghasilan yang utama,
melebihi ekspor bahan-bahan mentah yang dihasilkan negara tersebut. Dalam mempelajari
pariwisata internasional, ahli-ahli ekonomi menggunakan istilah invisible ekspor atau ekspor
tidak kentara atas barangbarang dan jasa-jasa pelayanan.
Pariwisata merupakan suatu bentuk ekspor yang menguntungkan, terutama bagi
Ekonomi Nasional suatu Negara. Keuntungan keuntungan yang nyata yang banyak
pengaruhnya dalam perekonomian diantaranya yaitu : (Yoeti, Oka 2008)

A. Bertambahnya kesempatan kerja dengan perkataan lain akan dapat menghilangkan pengangguran

B. Meningkatnya penerimaan pendapatan nasional, yang berarti pula income perkapita bertambah.

C. Semakin besarnya penghasilan dari pajak.

D.Semakin kuatnya posisi neraca pembayaran luar negeri.

Jadi dalam pengembangan industri pariwisata dalam suatu negara, tujuannya adalah untuk
mengarahkan dan mengembangkan nilai-nilai ekonomi yang disebabkan adanya lalu lintas orang-orang
yang mengadakan perjalanan untuk tujuan pariwisata. Secara langsung pengembangan industri pariwisata
mempunyai efek keterkaitan (Linkage Effect) terhadap sektor-sektor penunjang pariwisata, yaitu dengan
munculnya:

A. Perbaikan jalan – jalan untuk akses melakukan kegiatan berwisata.

B. Tourist information centre.

C. Perbaikan infrastruktur seperti peningkatan kapasitas bandara, stasiun, dan terminal.

D. Souvenir shop, sebagai akibat laju pertumbuhan permintaan akan souvenir.

Dengan demikian, majunya industri pariwisata yang menyerap begitu banyak tenaga kerja sudah
ikut serta berusaha untuk memeratakan pembagian pendapatan. Sebab segala lapisan masyarakat
merasakan manfaatnya. Mereka yang bermodal kecil, bisa berusaha secara kecil-kecilan dengan menjual
barang-barang souvenir shop yang megah dan sebagainya atau investasi dengan membeli bus-bus untuk
kepentingan wisatawan.

2.2 Tinjauan Empiris


Beberapa penelitian terdahulu dijadikan pedoman atau landasan dalam penelitian ini.pemilihan
penelitian terdahulu didasari dengan kesamaan antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independen).hal yang menjadi acuan terdahulu ialah, tujuan penelitian, metode penelitian dan hasil
penelitian dan dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu

N Peneliti/tahun/judul Variabel Metode Hasil penelitian


o penelitian
1 Chyntia Yulia Ronga Objek wisata Analisis regresi Hasil penelitian ini
Kaka(2019) pengaruh objek perkebunan linier menunjukan
wisata perkebunan the teh ,kondisi ekonomi perubahan sosilal
wonosari terhadap kondisi yang terlihat pada
ekonomi masyarakat desa masyarakat
toyomarto kecamatan singosari toyomarto adalah
kabupaten malang dilihat dari cara pola
pikir masyarakat
yang semakin maju
dan berkembang .
Perubahan juga
dirasakan pada
bidang ekonomi
bahwa terdapat
pengaruh objek
wisata perkebunan
teh wonosari
terhadap kondisi
ekonomi masyarakat
yaitu perubahan pada
mata pencarian dan
peningkatan
pendapatanmasyarak
at dusun wonosari
desa toyomarto
2 Restika Cahya Ningshi (2018) Objek Analisis swot Goa pindul
kontribusi objek wisata goa wisata,perekonomian dan analisis tren berdasarkan analisis
pindul terhadap perekonomian masyarakat linier swot memiliki
masyarakat kekuatan dan potensi
untuk berkembang
karena untuk wisata
sejenis di gunung
kidul belum
ada.dengan
mengembangkan
potensi dari objek
wisata,maka dapat
berkontribusi secara
maksimal. Kondisi
perekonomian
masyarakat
mengalami kenaikan
yang signifikan
dilihat dari pdrb
sebelum dan sesudah
wisata goa pindul
dibuka .
3 Sani Alim Irhamna (2017) The impact of Terdapat
pengembangan pariwisata tourism devaloment, peningkatan kualitas,
terhadap perekonomian economoic of local pelayanan objek
masyarakat sekitar objek societi wisata setelah
wisata dieng kabupaten adanya
wonosobo pengembangan
namun ada
penurunan pada
bidang kebersihan
dan keamanan .
Presentase
pendapatan
masyarakat
mengalami
peningkatan yang
dihitung dengan
skala likert namun
untuk kesempatan
kerja rendah.
4 Suhel dan Basir (2018) the role Tourist,investment Tes kasualitas Kebijakan
of tourism toward economic of granger pemerintah memiliki
growt in the local economy tourism,govvement , peranan penting
speding of tourism untuk menumbuhkan
and economic pengembangan
growth sektor pariwisata
yang berindekasi
dalam kontribusi
sektor ini pada
pertumbuhan
ekonomi

2.3 Kerangka Berpikir

Objek wisata akan berpotensi jika di kelolah oleh pemerintah daerah bersama dengan
masyarakat sekitar, di sini pemerintah daerah yang diwakili oleh lembaga daerah dinas
kebudayaan dan pariwisata berperan memfasilitasi dengan kebijakan, pembangunan fasilitas
dan kegiatan-kegiatan untuk membangun sebuah objek wisata . Sedangkan masyarakat
sekitar berperan sebagai peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan. Dari potensi pariwisata terciptalah lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,
dengan terbukanya peluang-peluang usaha yang dapat dilakukan sehingga berdampak
terhadap perekonomian masyarakat.
berdasarkan penjelasan di atas , maka disusun skema kerangka konsep sebagai berikut.
Objek Wisata

Kepala Adat

Pengelolahan
Masyarakat Setempat
Pemerintahan Setempat

Potensi Wisata

Lapangan Kerja Dan Usaha

Peningkatan Ekonomi Masyarakat


Setempat
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.


pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti
mengumpulkan data orang-orang di tempat penelitian (Sugiyono 2004). Penelitian kualitatif juga bisa
dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya. Peneliti memilih menggunakan metode kualitatif karena
peneliti ingin menjadi partisipatoris dalam perjalanan penelitian dan metode kualitatif ini cocok
untuk mengkaji rumusan masalah penelitian ini.
3.2 Fokus Penelitian
Agar mempermudah peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti hanya akan berfokus tentang
bagaimana potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat sekitar di Desa Wologai dari
objek wisata yakni Kampung Adat Tradisional . Untuk pemilihan penelitian objek wisata adalah
karena pengelolaan dari objek wisata tersebut langsung dilakukan oleh masyarakat sekitar sehingga
dapat dilihat bagaimana potensi dari objek wisata tersebut terhadap perekonomian masyarakatnya.
3.3 Pemilihan Lokasi Dan Situs Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Peneliti akan mengunjungi
tempat penelitian guna pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang akan
dilakukan. Lokasi penelitian ini adalah Kampung Adat Tradisional yang terletak di Desa Wologai
Tengah, Kecamatan Detusoko Abupaten Ende Nusa Tenggara Timur Indonesia.
3.4 Populasi Dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti dan di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah objek wisata yang ada di wilayah Desa Wologai sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah objek wisata Kampung
Adat Tradisional Wologai.
3.5 Sumber data
Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder:
1. Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data primernya yakni data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung
dari masyarakat sekitar dan juga melalui internet.

a) person, yaitu individu atau perseorangan. Sumber data yang bisa memberikan data berupa suatu
jawaban lisan melalui wawancara atau dalam penelitian ini bisa disebut dengan informan. Untuk batasan
dalam penelitian kualitatif, tidak ada batasan untuk pengambilan informan.

b) place, yaitu data yang diperoleh dari gambaran tentang situasi kondisi yang berlangsung berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Dalam hal ini yang berkaitan dengan tempat atau tentang
kondisi yang berlangsung dan berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu pengamatan langsung dan
jawaban dari pengelola tenpat wisata.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Seperti
pencarian bahan-bahan dan teori-teori dengan mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur-
literatur yang berhubungan dengan potensi objek wisata terhadap perekonomian masyarakat. Dan data
skunder ini dikumpulkan oleh peneliti untuk melengkapi data primer yaitu seluruh data yang berkaitan
dengan potensi objek wisata kampung adat wologai. Data sekunder ini di peroleh dari dokumen,
laporan,serta barkas-berkas yang berhubungan dengan penelitian potensi wisata di kampung adat wologai.

3.6 Pengumpulan data

Dalam rangka memperoleh data-data yang peneliti perlukan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data agar dalam penelitian diperoleh informasi
atau data-data yang relevan dengan topik masalah yang hendak diteliti.

1. Wawancara
wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian.
Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, dalam pelaksanaan wawancara
diperlukan keterampilan diri seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang
peneliti harus memiliki keterampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman,
artinya tidak ragu dan takut menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap
netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada
peneliti. Dalam penelitian ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis dengan
bantuan suatu daftar pertanyaan. Pengumpulan datadata dengan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan tujuan dengan masyarakat setempat, pedagang
yang
yang menjual daganganya di sekitar kampung adat tradisional , pengunjung, dan pengelola
objek wisata kampung adat tradisional wologai.
2. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap. Gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti akan terjun langsung kelapangan guna memperoleh data yang
dibutuhkan. Peneliti berpedoman pada pedoman observasi dan mengamati secara langsung
situasi dan kondisi yang sedang terjadi di wilayah rumah adat tradisional wologai dan juga
melihat bangunan rumah adat yang ada di desa tersebut, kemudian mencatat semua apa yang
terjadi di lokasi tersebut, mendekripsikan semua keadaan sekitar melalui analisis bukti foto
sebagai dokumentasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang. Peneliti mendokumentasikan
semua hasil penelitiannya melalui bentuk catatan dari hasil wawancara, foto, hasil dari data
dokumentasi juga dapat berupa buku-buku, majalah, poster, brosur, laporan-laporan kegiatan dan
juga file atau data-data.

3.7 Instrumen Penelitian

1. Wawancara
pada tahap ini peneliti mengambil informasi dari berbagai narasumber dengan cara
memberikan pertanyaan yang berkaitan terhadap objek yang diteliti:
A. Ketua/pemimpin suku
1) apa saja potensi yang ada di objek wisata?
2) bagaimana peran bapa sebagai ketua suku dalam pengelolaan objek wisata yang ada?
3) apa saja faktor pendukung dalam pengelolaan objek wisata?
4) bagaimana dampak objek wisata ini bagi masyarakat?
b. Masyarakat sekitar dan pedagang dengan pertanyaan:
1) adakah kontribusi yang masyarakat terima dengan objek wisata ini?
2) menurut anda, apakah ada peningkatan perekonomian setelah anda ikut berpartisipasi di objek
wisata ini?
3) apa yang dapat anda jual dalam kawasan pariwisata?
C. Pengunjung dengan pertanyaan :
1) apa pendapat anda tentang objek wisata?
2) apa yang menjadi daya tarik tentang objek wisata ini?
3) apa saja kelebihan objek wisata di bandingkan tempat wisata lain?

2. Observasi
pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan langsung dan pencatatan sistematika
terhadap fenomena-fenomena selama praktik melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi di desa wologai yang diselidiki dengan hasil data

3. Dokumentasi pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data melalui tulisantulisan atau
bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah-masalah maupun variabel penelitian dengan
hasil data berupa buku-buku, majalah, poster, brosur, laporan-laporan kegiatan, file atau data-
data.

3.8 Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis data induktif dan deduktif. Berdasarkan data yang
diperoleh dari lapangan, dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan studi
dokumentasi, maka peneliti mengangkat fakta-fakta yang khusus, peristiwa konkret kemudian
ditarik kesimpulan yang bersifat umum (damim, 2002). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa
potensi objek wisata kampung adat tradisional wologai terhadap perekonomian masyarakat
sekitar yang dianalisis atau ditinjau berdasarkan perspektif ekonomi.
Daftar Pustaka

Amanda,Meita. 2009 Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan


Masyarakat Lokal Studi Kasus Petani Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten : Institute
Bogor.
Anirwan. 2019 Pengembangan Potensi Pariwisata Di Era Otonomi Daerah Dikabupaten
Gowa.
Alfonsius. Dan Djou 2003.
Damanik Janianton Dan Weber, Helmut.F.2006 Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke
Aplikasi. Yogyakarta Penarbit Andi.
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Ende.
Hani, dkk.2010 potensi wisata alam pantai bahari.
Irhamna, Sani Alim. 2017. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perekonomian
Masyarakat Sekitar Objek Wisata Di Dieng Kabupaten Wonosobo.Economics Development
Analisis Jurnal.Vol.6.No.3 P.
Kaka,Chyntia Yulia Ronga Dkk.2019.Pengaruh Objek Wisata Perkebunan Teh Wonosari
Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Desatoyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten
Malang.
Sugiyono.2010.memahami penelitian kualitatif. Bandun.alfabeta.
Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Yoeti,Okaa. 2008. Industry Pariwisata Dan Peluang Kesempatan Kerja Bandung; Parca.

Anda mungkin juga menyukai