Anda di halaman 1dari 10

Catur Marga

Dalam ajaran Agama Hindu, Catur Marga


adalah sebuah konsep ajaran yang
termasuk bagian dari aspek Tattwa
dalam kerangka dasar agama Hindu.
Catur Marga berasal dari kata "catur"
yang berarti empat dan "marga" yang
berarti jalan. Catur Marga juga sering
dikenal dengan sebutan Catur Marga
Yoga. Catur Marga umumnya
didefinisikan sebagai empat jalan untuk
mencapai moksa dan membangun
jagaddhita.[1] Catur Marga adalah empat
tahapan berjenjang dalam mencapai
pemahaman akan hakikat Tuhan, hakikat
kesemestaan, hakikat bertingkah laku,
ritual, dan pemahaman-pemahaman
tentang pengetahuan hakiki lainnya.[2]

Bagian-Bagian Catur Marga


Yoga[3]

Catur Marga terdiri dari empat bagian,


yakni:

Bhakti Marga Yoga

Bhakti Marga Yoga merupakan


perpaduan antara kata Bhakti Marga dan
Bhakti Yoga. Kata Bhakti berarti
menyalurkan, mencurahkan,
mempersembahkan, cinta yang tulus dan
luhur kepada Tuhan, kesetiaan kepada-
Nya, pelayanan, perhatian yang sungguh-
sunggah untuk memuja-Nya, penyerahan
diri seutuhnya pada Sang Pencipta. Kata
Marga berarti jalan atau usaha dan
kegiatan. Yoga berarti usaha untuk
menghubungkan diri dengan Tuhan.
Bhakti Marga Yoga adalah jalan menuju
Tuhan dengan cara menunjukkan bhakti
kepada-Nya.

Bhakti Yoga adalah proses atau cara


mempersatukan atman dengan Brahman
dengan berlandaskan atas dasar cinta
kasih yang mendalam kepada Ida Sang
Hyang Widhi dan segala ciptaan-Nya.

Karma Marga Yoga

Karma Marga Yoga berasal dari akar


kata “karma” yang artinya melakukan
kegiatan atau kerja, demikianlah karma
dalam hal ini berarti aktivitas/kegiatan
untuk suatu tujuan. Karma Marga Yoga
berarti usaha atau jalan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan melalui
tindakan kerja yang tulus ikhlas. Karma
Marga Yoga menekankan kerja sebagai
bentuk pengabdian dan bhakti kepada
Tuhan di dalam usaha mewujudkan
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan
batin.

Landasan filosofis untuk melakukan


karma marga untuk mencapai kebebasan
adalah ketekunan melakukan kerja,
keikhlasan, dan tidak terikat dengan hasil
pekerjaan. Setiap perbuatan akan
mendatangkan hasil sebagai hukum dari
kerja, maka dengan perbuatan baik dan
melakukan kerja sesuai dengan
swadarma maka seseorang akan
memperoleh kebebasan. Hal yang
penting untuk memahami Karma Marga
Yoga adalah pengertian terhadap hakikat
kerja. Seseorang dapat melepaskan diri
dari keterikatan kerja hanya melalui
keyakinan bahwa kerja yang dilakukan itu
sebagai perwujudan bhakti kepada Tuhan
maupun pengabdian kepada
kemanusiaan, tanpa kesadaran itu
seseorang tidak dapat melepaskan diri.

Jnana Marga Yoga

Jnana artinya pengetahuan sehingga


Jnana Marga Yoga artinya usaha untuk
menghubungkan diri dengan Tuhan
melalui jalan pengetahuan. Pengetahuan
yang ditekankan yaitu pengetahuan
spiritual, yakni pengetahuan yang dapat
membebaskan umat manusia dari
belenggu penderitaan, lahir, dan
kematian.
Jnana atau ilmu pengetahuan suci
menuntun manusia untu bekerja tidak
terikat oleh hawa nafsu, tanpa motif
kepentingan pribadi, rela melepaskan hak
milik, sadar bahwa badan bukan atma
yang bersifat abadi. Walaupun banyak
cara untuk mendekatkan diri dengan
Tuhan seperti melalui persembahan harta
benda, melalui tapa brata, melalui yoga,
dsb. Namun dengan jalan ilmu
pengetahuan (kerohanian) lautan dosa
dapat diseberangi, dengan pikiran
terpusat pada ilmu pengetahuan dan
melaksanakan kerja dengan penuh
keyakinan (sradha) seseorang mencapai
kesempurnaan.
Raja Marga Yoga

Raja Marga Yoga adalah jalan atau usaha


tertinggi untuk menghubungkan diri
dengan Tuhan melalui jalan melakukan
Yoga . Raja Marga memerlukan
pengendalian diri, disiplin diri,
pengekangan dan penyangkalan
terhadap hal-hal yang bersifat
keduniawian. Raja Marga Yoga adalah
suatu jalan mistik (rohani) untuk
mencapai kelepasan atau moksa. Melalui
jalan ini seseorang akan lebih cepat
mencapai moksa, tetapi tantangan yang
dihadapinya pun lebih berat, orang yang
mencapai moksa dengan jalan ini
diwajibkan mempunyai seorang guru
kerohanian yang sempurna untuk dapat
menuntun dirinya ke arah tersebut.

Referensi
1. Nala, Dr. I. Gst. Ngurah; Wiratmadja,
Drs. I. G. K. Adia (1991). Murddha
Agama Hindu. Denpasar: PT. Upada
Sastra. hlm. 150.

2. Jayendra, Putu Sabda (2017).


"AJARAN CATUR MARGA DALAM
TINJAUAN KONSTRUKTIVISME DAN
RELEVANSINYA DENGAN EMPAT
PILAR PENDIDIKAN UNESCO" (http://
ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/
vs/article/viewFile/329/291) . Jurnal
Penelitian Agama. III (1): 73. line
feed character di |title= pada
posisi 50 (bantuan)

3. Sutarti, Titin (2019). "Menghayati


Ajaran Hindu Ke Dalam Diri" (http://ej
ournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/Wi
dyaAksara/article/view/44/33) .
Widya Aksara Jurnal Agama Hindu.
24 (1): 9–10.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Catur_Marga&oldid=23665485"

Halaman ini terakhir diubah pada 12 Juni 2023,


pukul 04.15. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai