Anda di halaman 1dari 17

lOMoARcPSD|32630104

Makalah Hukum Perdata

Law (Universitas Syiah Kuala)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)
lOMoARcPSD|32630104

MAKALAH

Tentang

HAK MILIK

Disusun Oleh:
Agustia Darma1

Dosen Pembimbing:
Wardah, S.H., M.H., LL.M.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020
KATA PENGANTAR
1 Mahasiswa fakultas hukum unsyiah, NIM: 1903101010299

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Final Makalah yang berjudul “HAK MILIK”.

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Wardah, S.H., M.H., LL.M. yang telah membantu kami

baik secara moral maupun materi. Kami menyadari, bahwa Tugas Final Makalah yang kami buat

ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca

guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga Tugas

Final Makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk

perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Blang pidie, 23 Mei 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar belakang ………………………………………………………… 1

B. Rumusan masalah ……………………………………………………... 1

C. Tujuan …………………………………………………………………. 1

BAB 2. PEMBAHASAN

A. Konsep Hak Milik Di Indonesia ………………………………………. 2-5

B. Pengaturan Pembatasan Hak Milik ……………………………............ 5-7

C. Ciri Ciri Hak Milik ……………………………………………………. 7-8

D. Cara Memperoleh Dan Hapusnya Hak Milik …………………………. 9-10

E. Penyerahan Hak Milik Di Indonesia ………………………………….. 10-11

BAB 3. PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 12

BAB 4. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 13

iii

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pasal 20 ayat (1) UUPA memuat ketentuan hukum mengenai definisi hak milik yaitu sebagai

hak turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dimiliki orang atas tanah, dengan

mengingat ketentuan Pasal 6 UUPA mengenai fungsi sosial hak atas tanah.

Atas dasar itulah kami menyusun makalah yang berjudul “HAK MILIK ”. Dalam makalah

ini akan membahas mengenai berbagai hal tentang hak kepemilikan. Setelah pembelajaran ini

diharapkan pembaca dapat memiliki kemampuan untuk menjelaskan apa itu hak milik,

bagaimana pengaturan hak milik, ciri ciri hak milik, cara memperoleh dan hapusnya hak

milik. Serta menunjukan sikap positif terhadap pelaksanaan hak milik dalam berbagi aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu hak milik ?

2. Bagaimanakah pengaturan hak milik di indonesia ?

3. Apa ciri ciri dari hak milik ?

4. Bagaimana cara memperoleh hak milik ?

5. Apa sebab hapusnya hak milik ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi kan pengetahuan bagi pembaca dalam

mengetahui berbagai hal tentang demokrasi.

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep Hak Milik Di Indonesia

Hak Milik (eigendom) merupakan salah jenis hak kebendaan yang diatur dalam Buku II

Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, disingkat KUH Perdata).

Dengan berlakunya UndangUndang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria (UUPA), hak milik atas tanah dicabut dari Buku II KUH Perdata dan diatur

dalam UUPA. Sehingga cara memperoleh, peralihan, pembebanan, dan hapusnya hak milik

atas tanah berbeda dengan apa yang diatur dalam Buku II KUH Perdata. 2 Mengenai hak

milik diatur dalam Bab Ketiga Pasal 570 – 624 KUH Perdata. Pasal 570 KUH Perdata

menerangkan bahwa hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan

dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan

sepenuhnya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, dengan tidak mengurangi kemungkinan

akan adanya pencabutan hak tersebut demi kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan

undang-undang dengan disertai pembayaran ganti rugi. Dengan demikian hak milik dapat

dikatakan sebagai hak kebendaan yang paling utama apabila dibandingkan dengan hak

kebendaan yang lain.

Meskipun hak milik merupakan hak kebendaan yang paling utama, terhadap hak milik

terdapat beberapa pembatasan, yaitu: 3

1. Undang-undang dan peraturan umum

2. Tidak menimbulkan gangguan

2 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Yogyakarta: Liberty, 2000, Hlm. 41.
3 Ibid., Hlm. 50.

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

3. Kemungkinan adanya pencabutan hak (onteigening).

4. Hukum tetangga

5. Penyalahgunaan hak.

Hak milik di katakan merupakan hak yang turun temurun karena hak milik dapat di wariskan

oleh pemegang hak kepada ahli warisnya. Hak milik sebagai hak yang terkuat berarti hak

tersebut tidak mudah hapus dan mudah di pertahankan terhadap gangguan dari pihak lain. 4

Selain bersifat turun temurun, terkuat, dan terpenuh hak milik juga dapat beralih dan di

alihkan kepada orang lain. Dalam KUH Perdata, kedudukan penguasaan atau menguasai

serta menikmati suatu barang yang ada dalam kekuasaan seseorang secara pribadi atau

dengan perantaraan orang lain, seakan-akan barang itu miliknya sendiri sebagaimana diatur

dalam Pasal 529 KUH Perdata (bezet).5

Menurut pendapat Salim HS, bezit adalah suatu keadaan yang senyatanya, seseorang

menguasai suatu benda, baik benda bergerak maupun tidak bergerak, namun secara yuridis

formal benda itu belum tentu miliknya. Ini berarti bahwa bezitter hanya menguasai benda

secara materiil saja, sedangkan secara yuridis formal benda itu milik orang lain.6 Menguasai

suatu benda mungkin sebagai pemegang saja atau mungkin sebagai orang yang menikmati

bendanya. Menguasai benda sebagai pemegang saja, misalnya pada hak gadai. Pemegang

benda jaminan tidak boleh menikmati benda jaminan, ia hanya menguasai sebagai pemegang

saja. Menguasai benda sebagai orang yang menikmati, artinya mengambil manfaat secara

materiil, misalnya pada hak memungut hasil, hak pakai dan mendiami, hak sewa. Penguasa

benda tidak hanya memegang, melainkan menikmati dan itu adalah hak yang diperolehnya

atas suatu benda.

4 Andrian sutedi, peralihan hak atas tanah dan pendaftarannya, Cet.4,Jakarta: Sinar grafika, 2010, Hlm. 60-61.
5 Pasal 529 KUHPerdata.
6 Lex Privatum Vol. VII/No. 5/Mei/2019

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

Menguasai benda, dapat dilakukan sendiri atau dengan perantaraan orang lain, contoh

menguasai benda yang dilakukan sendiri, menemukan intan/emas di tempat galian,

memperoleh rusa di hutan bebas, menemukan benda berharga di jalan, dsb. Menguasai benda

semacam ini diakui oleh Undang-undang yaitu tercantum dalam Pasal 1977 ayat (1) KUH

Perdata.7 Bagi orang lain, penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaan dan sifat

haknya, adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum, dan

tanah harus dipelihara dengan baik agar bertambah kesuburan dan mencegah kerusakannya.8

Hak milik milik atas tanah merupakan hak atas tanah yang wajib didaftarkan serta menurut

sifatnya dapat dipindahtangankan, sehingga dapat dibebani dengan hak tanggungan.

Subyek Hak Milik

Pasal 21 ayat (1) UUPA menentukan bahwa hanya warganegara Indonesia yang dapat

mempunyai hak milik. Namun ayat (2) ketentuan tersebut membuka peluang bagi badan

hukum tertentu untuk mempunyai hak milik. Beberapa badan hukum yang dapat mempunyai

hak milik adalah bank pemerintah atau badan keagamaan dan badan sosial, sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak

atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan. Hak milik tidak dapat dipunyai oleh warganegara

asing maupun orang yang memiliki kewargangeraan ganda (warganegara Indonesia sekaligus

warganegara asing). Bagi warganegara asing atau orang yang berkewarganegaraan ganda

yang memperoleh hak milik karena pewarisan tanpa wasiat atau percampuran harta karena

perkawinan wajib untuk melepaskan hak tersebut paling lama satu tahun setelah memperoleh

7 Pasal 1977 ayat (1) KUH Perdata.


8 Ibid, hal. 93

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

hak milik. Apabila jangka waktu tersebut berakhir dan hak milik tidak dilepaskan, maka hak

milik menjadi hapus karena hukum dan tanahnya jatuh kepada negara dengan tetap

memperhatikan hak-hak pihak lain yang membebani tanah tersebut.9

B. Pengaturan Pembatasan Hak Milik

Hak milik atas tanah adalah hak yang terkuat dan terpenuhi, mempunyai pengaruh yang

sangat penting terhadaphak milik atas bendabenda lain.10 Hak milik menurut ketentuan Pasal

20 Undang-Undang Pokok Agraria yang berbunyi:

(1) Hak Milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas

tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6.

(2) Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.11

Hak milik merupakan hak yang paling kuat atas tanah, yang merupakan kewenangan kepada

pemiliknya untuk memberikan kembali suatu hak lain di atas bidang tanah hak milik yang

dimilikinya tersebut ( dapat berupa Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai,dengan

pengecualian Hak Guna Usaha) yang hampir sama dengan kewenangan Negara (sebagai

penguasa).12 Dapat diketahui bahwa pada dasarnya Hak Milik atas tanah hanya dapat dimilik

oleh warga negara Indonesia tunggal saja,ini sesuai dengan ketentuan Pasal 21 Undang-

Undang Pokok Agraria “Hanya warga negara Indonesia dapat mempunyai Hak Milik”.13

Dalam ketentuan pemerintah telah diatur batas kepemilikan tanah, dalam hal ini tanah hak

milik, pemerintah mengatur sesuai dalam ketentuan peraturan Kepala Badan Pertahanan

Nasional No 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah Dan

9 Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cet. 4, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, Hlm. 60-61.
10 Soejono & H. Abdurahman, Prosedur Pendaftaran Tanah, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.
11 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op.Cit, hlm. 29.
12 Ibid, hlm. 30.
13 Ibid, hlm. 31.

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

Kegiatan Pendaftaran Tanah, Pasal 3 yang menyatakan: Kepala Kantor Pertanahan memberi

keputusan mengenai:

a. Pemberian Hak Milik untuk orang perseorangan atas tanah pertanian yang luasnya tidak

lebih dari 50.000 M² (lima puluh ribu meter persegi).

b. Pemberian Hak Milik untuk orang perseorangan atas tanah non pertanian yang luasnya

tidak lebih dari 3.000 M² (tiga ribu meter persegi).

c. Pemberian Hak Milik untuk badan hukum keagamaan dan sosial yang telah ditetapkan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukkan Badan-Badan

Hukum yang dapat mempunyai Hak Milik atas Tanah, atas tanah non pertanian yang luasnya

tidak lebih dari 50.000 M² (lima puluh ribu meter persegi).

d. Pemberian Hak Milik atas tanah dalam rangka pelaksanaan program:

1. Transmigrasi;

2. Redistribusi tanah;

3. Konsolidasi tanah;

4. Program yang dibiayai oleh APBN dan/atau APBD; dan

5. Pendaftaran Tanah yang bersifat strategis dan massal.14

Sebagaimana diketahui peraturan Kepala BPN No 2 Tahun 2013 mengatur tentang batas

kepemilikan hak atas tanah khusus tanah hak milik pemerintah mengatur tentang batas

kepemilikan tanah dalam hal ini hak milik perseorangan sesuai dalam Pasal 3 huruf (a)

”Pemberian Hak Milik untuk orang perseorangan atas tanah non pertanian yang luasnya tidak

lebih dari 3.000 M² (tiga ribu meter persegi) “15 perlu diketahui yang diatur pemerintah hanya

tanah hak milik perseorangan, namun sebagaimana diketahui sebelum peraturan ini dibuat,

14 Dilihat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Hak Atas Tanah Dan Kegiatan Pendaftaran Tanah, Pasal 3
15 Ibid

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

pemerintah sudah menetapkan peraturan yang menetapkan penetapan luas tanah yang dapat

dimiliki oleh seorang keluarga yang terdapat dalam UU/No.56/prp/1960. Pemilikan tanah

dan penguasaan tanah yang melampaui batas dan merugikan kepentingan umum, pengaturan

ini lebih dikenal dalam Undang-Undang Pokok Agraria dalam pasal 7 dan 17 yaitu sebagai

pelaksanaanya, peraturan ini dibuat karena terbatasnya persediaan tanah pertanian,

khususnya di daerah-daerah yang padat penduduknya, hal itu menyebabkan menjadi

sempitnya, kalau tdak dikatakan hilangnya sama sekali kemungkinan bagi banyak petani

untuk memiliki tanah sendiri. Menurut taksiran 60% dari jumlah petani adalah petani tak

bertanah.16

C. Ciri Ciri Hak Milik

Adapun ciri-ciri hak milik menurut Prof. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan adalah: 17

1. Hak milik merupakan hak induk terhadap hak kebendaan lainnya.

2. Hak milik merupakan hak yang selengkaplengkapnya.

3. Hak milik bersifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yang lain.

4. Hak milik merupakan inti dari kebendaan yang lain.

5 Hak milik adalah hak yang terkuat dan terpenuh, artinya hak milik adalah yang paling kuat

jika dibandingkan dengan hak-hak lainnya dan dapat dipertahankan oleh pemegang haknya

dari gangguan pihak lain.

6. Hak milik dapat dibebani dengan hak-hak lainnya, seperti hak guna usaha, hak pakai, hak

sewa, hak tanggungan, dan hak-hak lainnya.

16 Efendi Perangin, Op.Cit, hlm.123.


17 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Yogyakarta: Liberty, 2000, Hlm. 48.

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

7, Hak milik tidak mempunyai jangka waktu berlakunya, sampai kapanpun dan dapat

diwariskan kepada ahli warisnya.

8. Hanya hak milik yang dapat diwakafkan, hak-hak lain tidak dapat diwakafkan.

9. Hak milik hanya dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia dan badan hukum

Indonesia.18

Hak milik atas tanah itu terjadi melalui penetapan pemerintah memerlukan suatu proses,

dimulai dengan mengajukan permohonan kepada instansi pemerintah yang mengurus tanah,

selanjutnya instansi tersebut mengeluarkan surat keputusan pemberian hak milik kepada

pemohon. Setelah itu pemohon berkewajiban untuk mendaftarkan haknya tersebut kepada

Kantor Pendaftaran Tanah untuk dibuatkan buku tanah dan kepada pemohon diberikan

sertifikat yang terdiri dari salinan buku tanah dan surat ukur sebagai bukti dari haknya

tersebut. Dengan demikian Hak milik lahir pada waktu dibuatkan buku tanah. Untuk

mewujudkan adanya suatu kepastian hukum dalam setiap peralihan hak atas tanah, maka

dalam hal ini PP No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah sebagai peraturan pelaksanaan

dari Undang-undang Pokok Agraria telah menentukan bahwa setiap perjanjian yang

bermaksud memindahkan hak atas tanah memberikan sesuatu hak baru atas tanah,

menggadaikan tanah atau meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan, harus

dibuktikan dengan suatu akte yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat pembuat akte tanah

PPAT. Akta tersebut berfungsi sebagai alat pembuktian beralihnya hak atas tanah guna

pendaftaran haknya di Kantor Pertanahan setempat. 19

D. Cara Memperoleh Dan Hapusnya Hak Milik


18 Syiah Kuala Law Journal : Vol. 2(2) Agustus 2018 Nurlaila, Ilyas Ismail, Mahdi Syahbandir
19 Ibid

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

Secara umum cara memperoleh hak milik diatur dalam Pasal 584 KUH Perdata, yaitu: 20

1. Pemilikan/pendakuan (toeeigening)

2. Perlekatan/ikutan (natrekking)

3. Daluwarsa/lampaunya waktu (verjaring)

4. Pewarisan (erfopvolging), baik menurut undangundang maupun surat wasian.

5. Penunjukan/penyerahan (levering)

Selain diatur dalam Pasal 584 KUH Perdata, cara memperoleh hak milik juga diatur dalam

pasal-pasal diluar Pasal 584 KUH Perdata, yaitu: 21

1. Penjadian benda (zaaksvorming)

2. Penarikan buahnya (vruchttrekking)

3. Persatuan benda (vereniging)

4. Pencabutan hak (onteigening)

5. Perampasan (verbeurdverklaring)

6. Pencampuran harta (boedelmenging)

7. Pembubaran dari sebuah badan hukum

8. Abandonnement

Sedangkan cara berakhirnya hak milik adalah sebagai berikut: 22

1. Karena orang lain memperoleh hak milik itu dengan salah satu cara untuk memperoleh hak

milik di atas.

2. Karena binasanya benda.

20 Ibid., Hlm. 62
21 Ibid., Hlm. 62
22 Ibid., Hlm. 82.

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

3. Karena pemegang hak milik melepaskan hak milik atas benda tersebut.

Hapusnya Hak Milik Menurut ketentuan Pasal 27 UUPA, hak milik hapus karena:
 Tanahnya jatuh kepada negara: karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18 UUPA;

 Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;

 Karena diterlantarkan;

 Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) UUPA.

2. Tanahnya musnah. Selain itu hak milik juga hapus apabila terjadi pelanggaran terhadap

ketentuan-ketentuan peraturan landreform yang mengenai pembatasan maksimum dan

larangan pemilikan tanah/pertanian secara absentee. 23

E. Penyerahan Hak milik di indonesia

a. Peralihan hak milik secara nyata dan secara yuridis

1 Peralihan hak milik secara nyata

Penyerahan barang jual beli, penjual memilki kewajiban untuk :

 memelihara dan merawat kebendaan yang akan diserahkan kepada pembeli hingga saat

penyerahannya.

 menyerahkan kebendaan yang dijual pada saat yang telah ditentukan, atau jika tidak telah

ditentukan saatnya, atas permintaan pembeli.

 menanggung kebendaan yang dijual tersebut.24

Mengenai penanggungan menurut Pasal 1491 . KUHPerdata, kewajiban penjual dua hal:

 menjamin penguasaan barang yang dijual itu secara aman dan tenteram.

23 Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cet. 4, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, Hlm. 66.
24 Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

10

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

 menjamin terhadap adanya cacat-cacat barang tersembunyi, atau yang sedemikian rupa

hingga menerbitkan alasan untuk pembatalan pembelian, namun diperbolehkan

diperjanjikan bahwa penjual tidak menanggung sesuatu apapun.25

2 Peralihan hak milik secara juridis.

Hukum adat tidak dikenal apa yang disebut dengan levering, karena manakala penjual dan

pembeli sudah ada kata sepakat, serta pembeli sudah sudah membayarnya secara terang

(dihadapan kepala desa / kepala persekutuan hukum) maka denga diberlakukannnya

UUPA, khusus PP No.5 tahun 1960 maka semua hak atas tanah baik bekas hak barat

maupun bekas tanah adat diperlakukan sama, yakni didaftar. Dalam hal man pemindahan

hak milik atas tanah karena suatu title (jual beli harus dilakukan dihadapan PPAT.

Pengalihan hak milik selalau mensyaratkan adanya kewajiban untuk melakukan

penyerahan. Mengingat HKI dikategorikan sebagai benda bergerak yang tidak berwujud,

maka penyerahannya dilakukan dengan cara membuat akta baik akta otentik maupun akta

dibawah tangan yang menyatakan adanya perpindahan kepemilikan atas HKI.

Bahkan UU HKI (kecuali UU No. 28 Tahun 2014) mensyaratkan apabila terjadi

perpindahan kepemilikan wajib dicatatkan dalam daftar umum di Direktorat Jenderal HKI,

selanjutnya juga dikatakan bahwa pengalihan yang tidak dicatatkan tidak berakibat hukum

kepada pihak ketiga. Sampai pada titik ini dapat dikatakan bahwa HKI dalam hukum

Indonesia secara tegas diatur sebagai benda yang atasnya melekat hak kebendaan sehingga

dapat dikuasai oleh hak milik.26

BAB 3

PENUTUP

25 Pasal 1491 KUHperdata tentang jual beli


26 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 2

11

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

A. Kesimpulan

Hak milik di katakan merupakan hak yang turun temurun karena hak milik dapat di wariskan

oleh pemegang hak kepada ahli warisnya. Hak milik sebagai hak yang terkuat berarti hak

tersebut tidak mudah hapus dan mudah di pertahankan terhadap gangguan dari pihak lain.

Dalam ketentuan pemerintah telah diatur batas kepemilikan tanah, dalam hal ini tanah hak

milik, pemerintah mengatur sesuai dalam ketentuan peraturan Kepala Badan Pertahanan

Nasional No 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah Dan

Kegiatan Pendaftaran Tanah.

Jenis- jenis hak atas tanah sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 16 ayat (1).

BAB 4

DAFTAR PUSTAKA

12

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)


lOMoARcPSD|32630104

Diakses dari https://www.jurnalhukum.com/hak-milik-eigendom/ pada tanggal 23 Mei 2020

Diakses dari https://www.jurnalhukum.com/hak-milik/ pada tanggal 23 Mei 2020

Diakses dari https://online-journal.unja.ac.id/Zaaken/article/view/8288 pada tanggal 23 Mei


2020
Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/download/21369/21069 pada
tanggal 23 Mei 2020
Diakses dari https://www.Jurnal.unsyiah.ac.id pada tanggal 26 Mei 2020
Diakses dari https://www.Jurnal.unsyiah.ac.id/kajian terhadap hak milik atas tanah yang
terjadi berdasarkan hukum adat/ilyas ismail pada tanggal 26 Mei 2020
Diakses dari https://ejournal.uksw.edu/refleksihukum/issue/view/52 pada tanggal 26 Mei
2020

13

Downloaded by Rahmadi madi (rahmadimad227@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai