Perhitungan Neraca Massa
Perhitungan Neraca Massa
Perhitungan neraca massa dan neraca energi dibuat dengan tujuan untuk membuat
neraca energi pada proses peleburan besi tua dan besi spons pada EAF sehingga
dapat mengetahui biaya energi listrik spesifik dan energi kimia spesifik yang
digunakan dalam satu kali peleburan. Pembuatan perhitungan terdiri dari beberapa
tahapan antara lain perhitungan berat material masuk dan keluar, perhitungan
energi masuk dan energi keluar, penentuan reaksi kimia, dan penentuan panas
yang diserap oleh refraktori dan air pendingin. Dari perhitungan diharapkan dapat
memperoleh jumlah dan komposisi material keluar dan kebutuhan energi listrik
dari peleburan besi tua dan besi spons.
Gambar III. 1. Data jumlah dan komposisi home scrap, impor scrap, dan local
scrap.
21
Gambar III. 2. Jumlah dan komposisi besi spons, rest metal, kapur bakar, dan
dolomit.
Gambar III. 3. Jumlah dan komposisi refraktori, grafit, gas alam, elektroda,
oksigen, dan udara yang masuk.
22
Komposisi dan berat ukuran furnace
Reaksi kimia
awal besi tua, DRI,rest Temperatur Debit air pendingin, (tinggi dan diameter),
yang terjadi
metal,elektroda, lime, lelehan logam, perubahan tebal lapisan EAF
pada proses
dolomite, refraktori, terak, gas temperatur air, waktu (dinding, tutup, dan
peleburan besi
gas alam, buang, dan proses (melting, bawah), waktu
tua dan DRI
oksigen,udara, dan debu refining,dan tapping) proses (melting,
pada EAF
grafit refining, dan tapping)
23
III.2. Tampilan program
Gambar III. 5 sampai Gambar III. 7 adalah tampilan program dari perhitungan
neraca massa dan neraca energi proses peleburan besi spons dan besi tua di EAF:
24
Gambar III. 6. Tampilan perhitungan neraca energi
25
Gambar III. 8. Tampilan perhitungan neraca energi masukan
26
III.3. Pemodelan Neraca Massa
Percobaan yang dilakukan untuk memodelkan konsumsi energi pada EAF
menggunakan material inputan diantaranya adalah home scrap (hmsc), local scrap
(lsc), impor scrap (imsc), besi spons (sp), rest metal (rm), elektroda (el), kapur
bakar (lm), dolomit (dol), refraktori (re), oksigen (ok), udara (ud), grafit (gr), dan
gas alam (ga). Untuk output yang di hasilkan dari proses ini adalah baja cair (lq),
terak (slag), gas buang (og), dan debu (dust). Banyaknya material (M) yang
dimasukkan ke dalam EAF tergantung dari jenis baja yang ingin diproduksi.
Kesetimbangan Fe
𝐴𝑟.𝐹𝑒
𝐹𝑒𝑠𝑝 = �%𝐹𝑒𝑠𝑝 × 𝑀𝑠𝑝 + %𝐹𝑒𝑂𝑠𝑝 × 𝑀𝑠𝑝 × � × %𝑀𝑒𝑡. 𝐹𝑒
𝑀𝑟.𝐹𝑒𝑂
27
Kesetimbangan Ca
Kesetimbangan Si
Asumsi sebanyak 0,58% Si input masuk ke baja cair, maka jumlah Si yang masuk
ke terak-debu adalah sebanyak 99,42% Si input . Jumlah Si di dalam terak adalah
sebanyak 90% Si terak-debu .
Kesetimbangan Mg
28
𝑀𝑔𝑑𝑒𝑏𝑢 = 𝑀𝑔𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 − 𝑀𝑔𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘
Kesetimbangan P
Kesetimbangan Al
Asumsi sebanyak 60,2% Al input masuk ke baja cair sehingga Al yang masuk ke
terak-debu adalah sebanyak 39,8% Al input . Unsur Al yang masuk ke terak adalah
sebanyak 90% dari Al terak-debu .
Kesetimbangan Mn
29
Asumsi sebanyak 9,56% Mn input masuk ke dalam baja cair sehingga Mn input yang
masuk ke terak-debu adalah sebanyak 90,44% Mn input . Sebanyak 90% Mn terak-debu
masuk ke terak.
Kesetimbangan S
Unsur-unsur seperti Nb, V, Ti, Cr, Cu, dan Ni pada percobaan ini berasal dari
material yang sama yaitu home scrap, impor scrap, local scrap, dan rest metal.
Asumsi sebanyak 80% Nb input , 76% V input , 61% Ti input , 100% Cr input , 100%
Cu input , dan 100% Ni input masuk ke dalam baja cair.
𝑁𝑏𝑙𝑞 = 80%𝑁𝑏𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑉𝑙𝑞 = 76%𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑇𝑖𝑙𝑞 = 61%𝑇𝑖𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
30
𝐶𝑟, 𝐶𝑢, 𝑁𝑖𝑙𝑞 = 𝐶𝑟, 𝐶𝑢, 𝑁𝑖𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
Kesetimbangan C
Sebagian besar unsur C yang berasal dari material inputan teroksidasi oleh
oksigen menjadi gas CO dan CO 2 yang nantinya akan masuk ke gas buang. Sisa
dari C yang tidak teroksidasi masuk ke dalam baja cair. Asumsi C input yang masuk
ke baja cair adalah sebesar 1,34% dan C yang menjadi gas CO pada gas buang
adalah sebesar 35%.
Kesetimbangan N 2
3 3
𝑁2 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = %𝑁2 𝑔𝑎 × 𝑚𝑔𝑎 + %𝑁2𝑢𝑑 × 𝑚𝑢𝑑
𝑇𝑜𝑔
𝑁2𝑜𝑔 = 𝑁2𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 ×
𝑇𝑢𝑑
Kesetimbangan H
𝑇𝑜𝑔
𝐻2𝑜𝑔 = 100% 𝐻𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 ×
𝑇𝑢𝑑
31
Kesetimbangan O
𝑂𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = 𝑂𝑠𝑙𝑎𝑔 + 𝑂𝑑𝑢𝑠𝑡 + 𝑂𝑙𝑞 + 𝑂𝐶𝑂 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔 + 𝑂𝐶𝑂2 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔
𝐸𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝐸𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Energi (kWh) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu material dapat
dihitung dengan mencari nilai enthalpi tiap unsur pada suatu material.
𝐶𝑝𝑖 = 𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 𝑇 + 𝑐𝑖 𝑇 −2 + 𝑑𝑖 𝑇 2 (J/deg/mol)
32
∆𝐻𝑖 = 𝐻𝑇 − 𝐻273 = ∫ 𝐶𝑝𝑖 𝑑𝑇 = ∫(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 𝑇 + 𝑐𝑖 𝑇 −2 + 𝑑𝑖 𝑇 2 )𝑑𝑇
𝑇 𝑇
∫273 𝐶𝑝𝑖 𝑑𝑇 = ∫273(𝑎𝑖 + 𝑏𝑖 𝑇 + 𝑐𝑖 𝑇 −2 + 𝑑𝑖 𝑇 2 )dT
𝑏𝑖 1 1 𝑑𝑖
= 𝑎𝑖 (𝑇 − 273) + (𝑇 2 − 2732 ) − 𝑐𝑖 � − �+ (𝑇 3 − 2733 )
2 𝑇 273 3
Setelah memperoleh nilai enthalpi setiap unsur maka untuk mengetahui jumlah
energi yang dipakai untuk menaikkan suhu unsur tersebut adalah dengan
mengalikan enthalpi unsur dengan jumlah mol unsur.
𝑚𝑖
𝑛𝑖 = (mol)
𝑀𝑟
∆𝐻𝑖 ×𝑛𝑖
𝑘𝑊ℎ𝑖 =
3600×1000
33
<CO> + 0,5 (O 2 ) (CO 2 ) ∆𝐻𝑟 = −283 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
2<H 2 > + 0,5 (O 2 ) (H 2 O) ∆𝐻𝑟 = −241,8 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
reaksi pembentukan slag
𝑘𝑊ℎ
2 CaO + SiO 2 Ca 2 SiO 4 ∆𝐻𝑟 = −313
𝑡𝐶𝑎𝑂
𝑘𝑊ℎ
2 MgO + SiO 2 Mg 2 SiO 4 ∆𝐻𝑟 = −218
𝑡𝑀𝑔𝑂
Energi yang dihasilkan dengan dari reaksi oksidasi diatas dapat dilakukan dengan
menghitung perubahan massa unsur-unsur Al, Si, P, Mn, Fe, C, dan H pada
inputan dan keluaran.
34
𝑚𝐴𝑙𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = %𝐴𝑙𝑙𝑞 × 𝑚𝑙𝑞
%𝑀𝑛𝑟𝑚 × 𝑚𝑟𝑚
𝑚𝑀𝑛𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = %𝑀𝑛𝑙𝑞 × 𝑚𝑙𝑞
𝑚𝑀𝑛𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑚𝑀𝑛𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 − 𝑚𝑀𝑛𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi mangan
𝑚𝑀𝑛𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 ×𝑑𝐻𝑟 .𝑀𝑛𝑂×106
𝑘𝑊ℎ𝑀𝑛→𝑀𝑛𝑂 =
𝐴𝑟.𝑀𝑛×3600
35
Asumsi banyaknya Fe yang dioksidasi menjadi FeO adalah sebanyak 85% berat
Fe reaksi dan yang teroksidasi menjadi Fe 2 O 3 adalah sebanyak 15% berat Fe reaksi .
𝑚𝐹𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 ×𝑑𝐻𝑟 .𝐹𝑒𝑂×106
𝑘𝑊ℎ𝐹𝑒→𝐹𝑒𝑂 =
𝐴𝑟.𝐹𝑒×3600
𝑚𝐹𝑒𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 ×𝑑𝐻𝑟 .𝐹𝑒2 𝑂3 ×106
𝑘𝑊ℎ𝐹𝑒→𝐹𝑒2 𝑂3 =
𝐴𝑟.𝐹𝑒×3600
𝑚𝑟𝑚
𝑚𝑆𝑖𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = %𝑆𝑖𝑙𝑞 × 𝑚𝑙𝑞
Energi yang dihasilkan dari pembakaran gas alam dapat dihitung dengan
menghitung jumlah mol dari gas CH 4 dan C 2 H 6 kemudian dikalikan dengan
energi yang dihasilkan dari pembakaran gas CH 4 dan C 2 h 6 .
36
III.7. Energi yang Diserap oleh Air Pendingin
Perhitungan energi yang diserap oleh air pendingin dilakukan dengan memakai
data-data yang diperoleh dari PT Krakatau Steel. Total kebutuhan air yang
dipasok ke EAF adalah 1109,4 m3/jam. Temperatur air input adalah 35oC dan
keluarannya memiliki temperatur 46,5oC sehingga perubahan temperatur adalah
11,5oC. Nilai kalor jenis air adalah 4184 J/ kg/ K. Banyaknya energi yang diserap
air pendingin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
𝑡
𝑚 = 1109,4 × × 1000
60
𝑞 = 𝑚 × 𝑐 × ∆𝑇
𝑡
= 1109,4 × × 1000 × 4184 × 11,5
60
Dimana m adalah jumlah air yang dipakai air pendingin (kg), t adalah waktu
operasi (peleburan, permurnian, dan penuangan) (menit), q adalah kalor yang
diterima oleh air pada air pendingin (joule), c adalah kalor jenis (J/kg/K), dan ΔT
adalah perubahan temperatur dari air (K).
III.8. Energi yang Diserap oleh Dinding, Tutup, dan Bawah EAF
Panas yang diserap pada dinding, tutup, dan bawah EAF dihitung dengan asumsi
bahwa dinding, tutup, dan bawah EAF memiliki lapisan refraktori seperti pada
Tabel III. 1dan Tabel III. 2.
37
Tabel III. 2. Lapisan dasar refraktori EAF
No. Komponen Ketebalan (mm) Konduksi panas
(W/m/K)
1 Bata kerja 650 21
2 Bata safety 78 3,6
3 Baja 30 41
Dinding EAF yang berbentuk silinder memiliki diameter sebesar 6000 mm.
Tinggi EAF adalah 3,344 meter. Konduksi panas pada lelehan logam dan udara
adalah sebesar 15 W/m/K dan 20 W/m/K.
Perhitungan kalor yang hilang karena konduksi pada dinding refraktori dengan
temperatur operasi 1585 oC adalah sebagai berikut,
(1858−303)
𝑄 = (𝑎
1 +𝑏1 +𝑐1 +𝑑1 +𝑒1 )
Dimana :
1
𝑎1 = (2𝜋×3×3,344×15)
𝑙𝑛(3,35⁄3)
𝑏1 = (2𝜋×3×3,344×21)
𝑙𝑛(3,428⁄3,35)
𝑐1 = (2𝜋×3×3,344×3,6)
𝑙𝑛(3,458⁄3,428)
𝑑1 = (2𝜋×3×3,344×41)
1
𝑒1 = (2𝜋×3,458×3,344×20)
Untuk waktu operasi 74 menit atau 4440 detik, maka kalor yang terkonduksi pada
dinding EAF adalah
673336 × 4440
𝑘𝑊ℎ = = 830
1000 × 3600
38
Perhitungan kalor yang hilang akibat konduksi pada tutup EAF dengan diameter
3800 mm adalah sebagai berikut,
(1858−303)
𝑄 = (𝑎
2 +𝑏2 +𝑐2 +𝑑2 +𝑒2 )
Dimana :
1
𝑎2 = (4𝜋×3,82
×15)
(4,15−3,8)
𝑏2 =
4𝜋×21×3,8×4,15
(4,228−4,15)
𝑐2 =
4𝜋×4,6×4,228×4,15
(4,258−4,228)
𝑑2 =
4𝜋×41×4,258×4,228
1
𝑒2 = (4𝜋×4,2582
×20)
Asumsi luas tutup dan bawah EAF sama dengan 1/4 luas bola. Nilai Q adalah
503.470 W(J/s)
Untuk waktu operasi 74 menit atau 4440 detik, maka kalor yang terkonduksi pada
tutup dan bawah EAF adalah
503470 × 4440
𝑘𝑊ℎ = = 620,946 kWℎ
1000 × 3600
39