Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DI KELAS IX.1


SMP NEGERI 3 BUAY PEMUKA PELIUNG

MUHAMMAD SHOHEH
Guru SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah Tujuan penelitian ini adalah: a.) Untuk meningkatkan proses pembelajaran
yang dilakukan di kelas. b.) Untuk meningkatkan kinerja guru. c.) Untuk meningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem Based Instruction di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay
Pemuka Peliung. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) sebanyak dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Penelitan ini mengambil subjek siswa di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung sebanyak 28 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model
Problem Based Instruction mengalami peningkatan yaitu dengan rincian Pada Prasiklus diperoleh nilai ketuntasan
belajar 53,57% dengan nilai rata-rata 69,82 dan nilai tertinggi 90 terendah 55. Pada Siklus I nilai ketuntasan belajar
yaitu 71,43% dengan nilai rata-rata 78,21 dan nilai tertinggi 95 terendah 65. Dan pada Siklus ke II nilai ketuntasan
belajar meningkat menjadi 96,43% dengan nilai rata-rata 83,93 dan nilai tertinggi 95 terendah 70. Sehingga
kesimpulannya dari penelitian ini adalah dengan model Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung.

Kata Kunci: Hasil Belajar, PAI, Model Problem Based Instruction

Abstract: The aims of this study are: a.) To improve the learning process carried out in the classroom. b.) To
improve teacher performance. c.) To improve student learning outcomes in Islamic Religious Education subjects
with the Problem Based Instruction model in class IX.1 of SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung. This study uses two
cycles of classroom action research. Each cycle consists of four stages, namely: design, activities and observations,
reflection, and revision. This research took the subject of 28 students in class IX.1 of SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung. The results showed that student learning outcomes in Islamic Religious Education subjects with the
Problem Based Instruction model experienced an increase, namely with details in the Pre-cycle, the value of
learning completeness was 53.57% with an average value of 69.82 and the highest score of 90 the lowest was 55. In
the cycle I the value of learning completeness is 71.43% with an average value of 78.21 and the highest score is 95
and the lowest is 65. And in Cycle II the value of learning mastery increases to 96.43% with an average value of
83.93 and the highest score is 95 the lowest is 70. So the conclusion from this research is that the Problem Based
Instruction model can improve student learning outcomes in Islamic Religious Education subjects in class IX.1 of
SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung.

Keywords: Learning Outcomes, PAI, Problem Based Instruction Model

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UUPN No. 2
1989, pasal 1). Sehingga dalam mengemban tugasnya guru dituntut dapat mendidik, mengajar
dan melatih agar penguasaan konsep lebih tertanam. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh
perubahan dan pembaharuan dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun
unsur tersebut adalah siswa, guru, alat atau metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua
unsur tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Perkembangan
dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi. Salah
satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan
pada setiap jenjang. Banyak hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan
kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.
Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan
yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua,
siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dengan proses
belajar mengajar. Di mana dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas
dan peranannya.
Proses pendewasaan manusia telah menjadi pusat perhatian berbagai disiplin dan
karenanya lahir berbagai konsep mengenai proses itu. Para pendidik menamakan proses itu
sebagai proses pendidikan. Oleh karena itu William Stern dengan teori konvengensinya
berpendapat bahwa potensi dalam dirinya dan karena lingkungannya” (Dalam:3)
Kedewasaan seseorang tidak hanya diukur dari pengetahuannya saja, tetapi juga
bagaimana seseorang dapat menunjukkan prilakunya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan
pengalamannya terhadap seluruh aspek kehidupannya. Oleh karena itu antara pengetahuan dan
pengalaman seseorang harus seimbang atau sebanding dengan sikap moralnya.
Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat
siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari
apa yang teraktualisasi dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Dalam pembelajaran
PAI di sekolah selam ini para guru lebih mengunakan metode konvensional, yaitu ceramah dan
tanya jawab. Hal ini tidak berarti metode verbalistik tidak baik, melainkan pada suatu saat siswa
akan menjadi bosan bila guru berbicara terus dan siswa hanya duduk diam mendengarkan.
Kadang ada pokok pembahasan yang kurang tepat untuk disampaikan dengan metode ceramah
dan lebih efektif melalui metode lain.
Kebutuhan mengenai permasalahan keagamaan semakin komplek seiring perkembangan
zaman. Karena guru PAI harus tanggap. Seorang guru harus tepat dan efektif dalam
menyampaikan materi pelajaran PAI. Untuk menciptakan siswa yang berkualitas dan mampu
menghadapi perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode merupakan
suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan dari segi hasil. Dari segi
proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam poses
pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajaran yang tinggi, semangat belajar yang
besar dan rasa percaya pada diri sendiri.
Sedang dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidaktidaknya sebagian besar (74%). Suatu
proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan
keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
merupakan wadah yang tepat untuk mengajar dan mendidik anak-anak agar anak didik
mempunyai bekal kemampuan dan keterampilan, guna kehidupan di masa ini dan di masa
datang. Oleh karena itu ukuran berhasil tidaknya suatu pendidikan tergantung pada seluruh
komponen sekolah dimana seseorang melakukan proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas hasil belajar, faktor guru sangatlah
menentukan. Posisi dan peran guru sebagaimana ditegaskan oleh Sardiman (1987: 123)-
mata“tidak transfer of know ledge semata, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer
of value dan sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar”. Dari
kutipan terseb keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak hanya diukur dari meningkatnya
pengetahuan anak, tetapi juga harus meningkat pemahamannya terhadap nilai-nilai moral.
Keadaan yang demikian ini menuntut guru untuk dapat meningkatkan kualitas mengajarnya
melalui berbagai macam kegiatan konstruktif sehingga dapat memaksimalkan hasil mengajar.
Model Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah autentik dari kehidupan actual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat.
Kondisi yang telah dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi dan demokratis.
Model pembelajaran Problem Based Instruction dapat digunakan dalam segala aspek
bidang studi, model ini juga cocok digunakan pada pembelajaran PAI. Karena didalam
pembelajaran PAI kerap sekali ditemukannya suatu permasalan baru sesuai dengan
perkembangan zaman. Dan dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based
Intruction yang bercirikan adanya permasalahan nyata sehingga peserta didik dapat berfikir
ktritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh sebuah pengetahuan. Peneliti
memilih pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung yang merupakan salah
satu sekolah yang memiliki banyak prestasi baik dalam bidang akademik dan ekstrakulikuler,
begitu juga dengan nilai dalam bidang Pendidikan Agama Islam, standart nilai KKM yang ada di
SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung adalah 74, dan semua prestasi tersebut akan lebih baik
didukung dengan pembelajaran yang melibatkan langsung siswa dengan permasalahan yang ada
di sekitarnya. Yaitu pengunaan pembelajaran berbasis masalah, dengan adanya metote ini
kualitas pembelajaran yang ada di SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung akan lebih menigkat
karena Keberhasilan sebuah pendidikan tidak hanya dari faktor pendidik dan yang didik tapi juga
dari bagaimana proses belajar mereka dengan adanya metode pembelajaran berbasis masalah ini
diharapkan nantinya peserta didik mampu untuk mengapresiasikan dirinya dan dapat terbuka
dengan lingkungan terhadap suatu permasalahan, baik yang menimpa dirinya maupun temannya.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan penerapan pembelajaran model
Problem Based Instruction diharapkan siswa menjadi aktif, serta dapat mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi baik oleh guru dan siswa sendiri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
mengangkat judul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan Model Problem Based Instruction di Kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung”.
Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan model Problem Based Instruction di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung.
Tujuan penelitian ini adalah:
a) Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
b) Untuk meningkatkan kinerja guru.
c) Untuk meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan model Problem Based Instruction di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung.
Manfaat Penlitian:
a. Bagi siswa
Membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan pelajaran, memungkinkan
siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta
berpikir lebih kreatif, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengembangkan program
pembelajaran serta melaksanakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan prestasi pembelajaran agar selalu menjadi yang terbaik dan dapat dijadikan
salah satu referensi guna perbaikan serta evaluasi proses pembelajaran yang ada di sekolah.
Sanjaya (2006: 212) mengatakan “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”. Dalam penerapan SPBM, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, Walaupun sebenarnya guru sudah,
mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu
menyelsaikan masalah secara sistematis dan logis. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM) sama dengan model Problem Basic Intruction (PBI) atau pembelajaran berbasis
masalah dan sama dengan Strategi Problem solving yaitu sama-sama pembelajaran yang
berorientasikan pada masalah pada masalah dan penyelsaiannya.
Menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan hasil belajar adalah
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjino, hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran
diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil bulan Agustus s.d September 2021.
Penelitian dilaksanakan di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung sebanyak 28 siswa. Obyek dalam
penelitian ini adalah proses hasil bekajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi
dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat
yang bersangkutan (Arikunto, 2010:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan
adalah adanya partisipasi dan kolaboratif antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran.
Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah. Pada prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat
saling mendukung satu sama lain.
Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan adalah :
1.Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan peningkatan
hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar.
2.Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar siswa.
Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari nilai rata-rata dan
prosentase dari hasil belajar siswa, sebagaimana rumus :

X=
∑X
∑N
Dengan X = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajaur digunakan rumus sebagai berikut:

P=
∑ Siswayangtuntasbelajar x 100 %
∑ siswa
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penilitian
Pra Penelitian
Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan di kelas
IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung. Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.
Dari 28 orang yang tercatat sebagai siswa di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung
menunjukkan sikap yang kurang bersemangat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal
ini dikarenakan pada saat penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan menggunakan
metode ceramah dan tidak menggunakan media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajarannya
didominasi oleh guru yang berbicara secara aktif atau berceramah, dan siswa hanya
mendengarkan dan mencatat. Sehingga siswa merasa jenuh dan beberapa dari mereka tidak
memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru mereka. Beberapa dari mereka
melakukan aktivitas-aktivitas yang lain, misalnya mengantuk, dan mengobrol dengan teman
sebangku.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah kelas
tersebut terdapat beberapa orang siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dicarilah cara agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, sehingga siswa tersebut termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Adapun nilai
pra siklus pada penelitian ini menghasilkan nilai rata-rata 69,82 dengan ketuntasan belajar
53,57%.
a. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada Agustus 2021 di
Kelas IX.1 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
Dari table observasi keatifan siswa pada siklus I di atas, terlihat bahwa 57,14% atau 16
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, 14,28% atau 4 siswa yang cukup aktif dalam
proses pembelajaran dan 28,57% atau senbanyak 8 siswa yang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Pada
siklus ini hasil belajar siswa yang diperoleh sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, namun masih belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I adalah nilai rata-rata
78,21 dengan ketuntasan belajar 71,43%. Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan model Problem Based
Instruction selain itu juga digunakan untuk membangkitkan semangat siswa dalam mempelajari
Pendidikan Agama Islam.
b. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada September 2021
di Kelas IX.1 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
Dari table observasi keatifan siswa pada siklus II di atas, terlihat bahwa 85,71% atau 24
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, 10,71% atau 3 siswa yang cukup aktif dalam
proses pembelajaran dan ada 3,57% atau 1 siswa yang tidak terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar. Pada siklus II ini hasil belajar siswa meningkat bila dibandingkan dengan hasil belajar
siswa pada siklus sebelumnya yaitu rata-rata nilai siswa adalah 83,93 dengan ketuntasan 96,43%.

Pembahasan
Hasil belajar siswa pada siklus I terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan pra siklus,
tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada pra siklus diperoleh nilai
sebesar 69,82 dengan ketuntasan belajar 53,57% sedangkan pada siklus I nilai rata-rata evaluasi
adalah 78,21 dengan ketuntasan belajar 71,43%, dengan demikian, perlu dilanjutkan siklus II
agar hasil belajar siswa dapt diharapkan meningkat.
Pada siklus II ini hasil belajar siswa terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus
I. Pada siklus I nilai rata-rata evaluasi siswa adalah 78,21 dengan ketuntasan belajar 71,43%,
setelah diberikan tindakan pada siklus II nilai rata-rata evaluasi siswa adalah 83,93 dengan
ketuntasan 96,43%. Sehingga terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Pada siklus II, hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan (85%).
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan, sehingga siklus II dirasa cukup, tanpa harus dilanjutkan siklus III.
Ini berarti dengan penggunaan metode Problem Based Instruction dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung dapat meningkatan
hasil belajar siswa. Terlihat dari grafik peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan
siklus II yang ada di bawah ini.
Grafik. Hasil Ketuntasan Belajar
Siswa

Grafik. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

96.43
71.43
53.57

PRASIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan model Problem Based Instruction mengalami peningkatan
yaitu dengan rincian Pada Prasiklus diperoleh nilai ketuntasan belajar 53,57% dengan nilai rata-
rata 69,82 dan nilai tertinggi 90 terendah 55. Pada Siklus I nilai ketuntasan belajar yaitu 71,43%
dengan nilai rata-rata 78,21 dan nilai tertinggi 95 terendah 65. Dan pada Siklus ke II nilai
ketuntasan belajar meningkat menjadi 96,43% dengan nilai rata-rata 83,93 dan nilai tertinggi 95
terendah 70. Sehingga kesimpulannya dari penelitian ini adalah dengan model Problem Based
Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di kelas IX.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung.

Saran
1.Kepada guru SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung hendaknya memilih dan menggunakan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam proses
pembelajaran yang salah satunya adalah model Problem Based Instruction .
2.Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses
pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat mencapai
hasil belajar yang lebih baik.
3.Kepada siswa supaya dapat fokus dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh
guru, dan selalu memperhatikan arahan yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Aqip, Zainal. dkk. 2011. Penelitian Tinddakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Aryani, Ine Kusuma dan Susantim, Markum. 2010. Pendidikan Agama Islam Berbasis Nilai.
Bogor: Ghalia Indonesia

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2007. Naskah akademikkajian kebijakan
kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam . Jakarta: Depdiknas

Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR-
RUZZ MEDIA

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran.


Jakarta: Depdiknas

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktur Tenaga
Kependidikan Ditjen PMPTK

Gustaf, Asyirint. 2010. Langkah Cerdas Menjadi Guru Sejati Berprestasi. Yogyakarta: Bahtera
Buku

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai