Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD’45 alinea ke-4 “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dasah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan kehidupan dunia.” Melindungi segenap bangsa Indonesia : WNI dan WNA harus mendapatkan kehidupan perlindungan. Memajukan kesejahteraan umum : rakyat dari Sabang sampai Merauke harus mendapat kesejahteraan. Mencerdaskan kehidupan bangsa : belajar, adanya pertukaran pelajar. Ikut melaksanakan ketertiban dunia : ikut serta dalam perdamaian dunia. Oleh sebab itu, warga negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, mengamalkan, dalam segala aspek bidang kehidupan. Mempelajari Mendalami : mengerti apa yang susah dipelajari. Mengamalkan : melakukannya di lingkungan sekitar. Contoh, bertoleransi agama dan saling tolong menolong. Tujuan Pendidikan Pancasila adalah untuk mengembangkan kepribadian diri manusia, menjadi lebih dewasa dan lebih mandiri. B. Landasan Pendidikan Pancasila Pancasila dalam perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan interpretasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Dasar negara dari NKRI harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara dengan: 1. Landasan Historis (Sejarah) Kerajaan yang masih diingat sampai sekarang adalah Sriwijaya dan Majapahit. Kedua kerajaan itu mampu membuat Indonesia bersatu melalui kekayaan alam (rempah- rempah). Pada masa ini Pancasila sudah diterapkan walaupun belum dirumuskan : Agama Hindu-Budha hidup rukun dan terdapat candi-candi sebagai tempat ibadah. Gotong-royong, musyawarah, membayar pajak. Pertukaran pelajar Hindia-Belanda. Adanya persatuan dan bertoleransi agama. 2. Landasan Kultural (Budaya) Budaya yang masih ada sampai sekarang seperti, melayat jika ada yang meninggal, menengok atau menjenguk orang yang sedang sakit dan menghadiri pernikahan. Budaya-budaya terdahulu seperti tolong-menolong yang terdapat pada sila ke-2 “mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya. 3. Landasan Yuridis (Kekuatan Hukum) Pada masa kerjaan Sriwijaya dan Majapahit, jika seseorang tidak membayar pajak kepada raja maka akan di hukum. Hukuman selalu berlaku bagi yang bersalah. 4. Landasan Filosofis (Dasar Pemikiran) Pada masa kerajaan Majapahit sudah ada pertukaran pelajar. Selain itu sudah banyak orang Indonesia yang menjadi pemecah olimpiade. Indonesia itu pintar-pintar senior kita juga pintar-pintar.