Anda di halaman 1dari 3

1.

Maksudnya adalah zat tersebut dapat memberikan kelangsungan hidup organisme untuk waktu
yang lama. Zat tersebut saling tersusun satu sama lain dan memberikan energi yang dapat
meningkatkan gizi organisme, sehingga selalu tetap kuat dan sanggup dalam menjalani hidup. Tanpa
adanya zat tersebut tidak akan ada organisme yang dapat hidup.

2. Glikolisis merupakan salah satu tahap dalam katabolisme tubuh yang berfungsi untuk memecah
gula menjadi energi. Gula ini diperoleh dari karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat akan
dioksidasi pada tahap glikolisis untuk menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, dan 2
molekul. ATP yang dihasilkan dari glikolisis akan digunakan untuk menjalankan segala proses yang
memerlukan ATP, asam piruvat yang dihasilkan dari tahap glikolisis akan dioksidasi oleh enzim
piruvat dehydrogenase untuk menghasilkan asetil koenzim A dan karbon dioksida, dan NADH yang
dihasilkan dari tahap glikolisis akan di proses di transpor elektron untuk menghasilkan ATP lebih
banyak.

Glikolisis terjadi pada tahap respirasi aerob yang terjadi didalam sitoplasma. Proses pemecahan
glukosa ini melalui beberapa tahapan untuk dapat menghasilkan ATP diantaranya :

1. Glukosa diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase yang membutuhkan energi
dari ATP
2. Glukosa 6-fosfat dikatalisis oleh enzim fosfohexosa isomerase dan hasilnya akan berubah
menjadi fruktosa 6-fosfat
3. Fruktosa 6-fosfat dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase dengan bantuan ATP dan hasilnya
berubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat. ATP yang dipecah berubah menjadi ADP.
4. Fruktosa 1,6 bifosfat (6 atom C) dipecah menjadi molekul gliseraldehida 3-fosfat / PGAL (3
atom C) dan molekul dihidroksiaseton fosfat / DHAP (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis
oleh enzim aldolase. Kemudian molekul DHAP diubah menjadi PGAL, sehingga membentuk 2
molekul PGAL.
5. Satu molekul DHAP yang terbentuk diubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa
isomerase yang bekerja bolak balik.
6. Satu molekul PGAL diubah menjadi 3-bifosfogliserat oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase dengan mengikat fosfat organik dan menghasilkan satu NADH per satu PGAL
7. 1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase dan
menghasilkan ATP.
8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2 fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase
9. 2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenol piruvat oleh enzim enolase
10. Fosfoenolpiruvat dikatalisis menjadi asam piruvat oleh enzim piruvat kinase dan disertai
dengan pembentukan ATP.

3. Maksudnya adalah ketiga unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam terciptanya
suatu penyakit. Setiap unsur akan mempengaruhi unsur yang lain. Host menentukan apakah dia
akan terserang agent atau tidak, agent dapat menyerang host diakibatkan oleh unsur lingkungan
yang sudah diciptakan oleh host. Apabila host menciptakan lingkungan yang tidak sehat, lingkungan
tersebut dapat memicu agent yang kemudian akan menyerang host kembali dengan penyakit.

4. Keduanya merupakan respon imun yang dapat terjadi saat tubuh dimasuki oleh sel asing seperti
mikroba. Hanya saja ada perbedaannya yaitu respon imun non spesifik memiliki reaksi terhadap
semua jenis mikroba , tidak tahan lama, namun dapat membedakan mikroba yang baik dengan
patogen. Sedangkan respon imun spesifik merupakan respon imun yang lebih cepat dalam
penanganan patogen karenan mampu menghasilkan sel memori sehingga dapat memberikan
perlindungan dalam waktu yang lama, namun respon imun ini diproduksi sedikit lebih lambat
daripada respon imun non spesifik.

5. Disaat tubuh dimasuki oleh patogen , sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan
menghancurkan patogen yang menyerang. Hal tersebut dilakukan oleh limfosit. Penyakit yang sudah
pernah menginfeksi individu , dapat ditangani dengan mudah oleh limfosit T dan bantuan dari sel
memori yang dapat mempertahankan kondisi imun lebih lama. Namun apabila patogen yang
menginfeksi individu belum pernah terjadi sebelumnya, maka sel memori harus berupaya mengenal
patogen baru tersebut untuk dapat menciptakan antibodi terhadap patogen tersebut apabila terjadi
untuk kedua kalinya. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi imunitas primer.

6. Prinsip vaksinasi yaitu untuk menciptakan antibodi kepada individu dengan memasukkan patogen
yang lemah kedalam tubuh individu dan merangsang sistem imunitas tubuh agar kebal dari patogen
tersebut dengan membuat sel memori untuk menciptakan antibodi yang dapat mengatasi serangan
dari patogen tersebut apabila terjadi kembali suatu saat nanti.

7. Soil Transmitted Helmints adalah cacing yang satugolongan dengan nematoda yang melakukan
penularannya melalui media tanah. Cacing ini membutuhkan tanah untuk proses pematangan dari
bentuk non-infektif menjadi infektif. Cacing ini berkembang di tanah yang lembab , biasanya terletak
pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Penularan cacing ini dapat dipengaruhi oleh
kebiasaan buruk buang air besar sembarangan dan faktor lingkungan yang tidak layak huni.
Penularan dari cacing ini terjadi secara pasif yaitu dengan tertelannya telur cacing ini kedalam tubuh.
Gejala yang ditimbulkan adalah sakit perut, nafsu makan menurun, muntaber, anemia, hingga
penurunan berat badan. Pengobatan yang dapat dilakukan dengan memberikan obat khusus untuk
mengeliminasi infeksi Trichuris Trichiura, dan Teknik translasi dengan metode FLOTAC. Kemudian
untuk pencegahannya dapat dengan memperbaiki sanitasi lingkungan dan pemberian edukasi
kesehatan melalui penyuluhan.

8. Menurut saya cara yang paling efektif dalam pencegahan penyakit kecacingan adalah dengan
melakukan program Gerakan Masyarakat Sehat. Dalam program tersebut, masyarakat dapat
teredukasi dan dapat lebih membiasakan diri dengan berkehidupan sehat. Cacingan banyak
disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat yang dapat mengkontaminasi bahan pangan yang
dikonsumsi masyarakat dan nyamuk yang dapat menyebarkan cacing seperti Anopheles Sp. Kegiatan
yang dilakukan dalam Gerakan Masyarakat Sehat diantaranya seperti bergotong royong
membersihkan lingkungan, melaksanakan upaya sanitasi makanan, dan himbauan hidup sehat yang
berkualitas. Gerakan masyarakat ini dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan ke daerah
masyarakat dan dapat pula melalui sosial media guna melakukan promosi kesehatan untuk
meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat.

9. Siklus Plasmodium sp terjadi pada nyamuk Anopheles sp sebagai agent dan manusia sebagai host.
Plasmodium yang masih berupa sporozoit tinggal didalam ludah nyamuk, jadi ketika nyamuk
menggigit manusia sporozoite itu akan masuk kedalam aliran darah individu dan mengarah ke hati.
Sesampainya di hati, sporozoite akan berubah menjadi schizont. Schizont yang sudah siap akan
menghasilkan merozoit dan terlepas ke sel darah merah. Didalam sel darah merah, merozoit akan
berkembang menjadi trofozoit imatur dan menghasilkan schizont baru, lalu kemudian akan merusak
sel darah merah dan berpindah ke sel darah merah yang lain untuk melakukan hal yang sama.
Beberapa merozoit juga dapat berkembang menjadi gametosit jantan dan bentina. Gametosit ini
akan dibawa kembali oleh nyamuk Anopheles saat menyerap darah. Didalam tubuh nyamuk , kedua
gametosit ini membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang akan menghasilkan zigot baru.
Didalam usus nyamuk, zigot ini akan berkembang menjadi ookinet dan dapat bergerak. Setelahnya
berkembang menjadi oosit untuk keluar dari usus nyamuk menuju kelenjar ludah pada nyamuk.
Disaat sudah berada dalam kelenjar ludah nyamuk, oosit akan berubah menjadi sporozoit.

10. Indonesia sudah mengalami kasus penyakit kaki gajah sebanyak lebih dari 14.932 jiwa. Penyakit
kaki gajah ini merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan pembengkakan akibat cacing
filaria yang dibawa oleh nyamuk jenis Aedes, Culex, Mansonia, dan Anopheles. Berkembangnya
nyamuk tersebut diakibatkan lingkungan yang tidak layak huni di beberapa daerah di Indonesia
terutama NTT, Papua, Aceh, dan Jawa Barat.

Ditahun 2017 terdapat beberapa kasus kaki gajah di Indonesia, sebagai berikut :

• Jawa Barat: 907 kasus kronis


• Nusa Tenggara Timur: 2.864 kasus kronis
• Papua: 3.047 kasus kronis
• Aceh: 591 kasus kronis
• Papua Barat: 1.244 kasus kronis

Guna mengatasi penyakit tersebut agar tidak menyebar luas, pemerintah melakukan program
eliminasi kaki gajah dengan Pemberian Obat Pencegahan Massal filariasis kepada seluruh daerah
yang mengalami endemik kaki gajah. Obat yang digunakan yaitu DEC 6 mg/kg BB yang dicampur
dengan Albendazole 400 mg dengan waktu pemberian sekali setahun selama 5 tahun berturut yang
diharapkan dapat memutus rantai penularan filariasis.

Anda mungkin juga menyukai