Makalah Penanggulangan Bencana
Makalah Penanggulangan Bencana
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
dibuat untuk memenuhi persyaratan Ujian Dinas Tingkat II Tahun 2016 yang
diadakan di Provinsi Maluku Utara dan Sekaligus untuk menambah wawasan penulis
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik. Oleh sebab itu, penulis dengan rendah hati menerima
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
dengan ketidakberdayaan".
Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa
bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman
bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi. Dan menduduki peringkat tiga untuk
Sejauh ini upaya pemerintah dalam membentuk masyarakat yang siap dan
Aman dari Bencana. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 telah
untuk mengurangi risiko (dampak) yang diakibatkan oleh adanya bencana. Nick
komunitas dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara
yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana. Tentunya rancangan tanggap
darurat bencana akan sangat tergantung pada jenis ancaman, kerentanan dan risiko
sekolah pun juga perlu melakukan kesiapsiagaan demi terciptanya warga sekolah
(kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa) yang siap dan siaga terhadap bencana
Tidak semua telah siap dan siaga dalam menghadapi bencana. Kondisi tersebut
dapat kita temukan dengan mudah disekitar kita. Yang telah siap dan siaga dalam
Sebaliknya yang belum siap dan siaga ditandai dengan tidak adanya pelatihan
kesiapsiagaan bencana, tidak adanya sistem peringatan dini, dan rencana tanggap
darurat Artinya masih masyarakat yang kurang siap dan siaga dalam menghadapi
bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama Januari 2013
mencatat ada 119 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. BNPB juga mencatat
akibatnya ada sekitar 126 orang meninggal akibat kejadian tersebut. kejadian
menyebabkan 126 orang meninggal, 113.747 orang menderita dan mengungsi, 940
rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak sedang, 10.945 rumah rusak ringan. Untuk
tanggap darurat banjir dan longsor sejak akhir Desember 2012 hingga sekarang,
BNPB telah mendistribusikan dana siap pakai sekitar Rp 180 milyar ke berbagai
berbagai masalah, antara lain kurangnya data dan informasi kebencanaan, baik di
Dari uraian diatas, terlihat bahwa masih terdapat kelemahan dalam sistem
Bencana merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan risiko bencana menjadi
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana
disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi. dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.5
2008) bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
harta benda, dan dampak psikologis. Bencana itu sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi 2 kategori : bencana alam atau lingkungan dan bencana yang terjadi karena
Sementara contoh lain dari bencana yang disebabkan oleh ulah manusia atau
2.2. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan bukan lagi menjadi istilah yang asing bagi kita. Istilah ini kerap
operasional dan memfasilitasi respon yang efektif ketika suatu bencana terjadi (Heru
Susetyo, 2006:1). Nick Carter (Deny Hayati, dkk, 2006: 5) memaparkan setiap
aktifitas bencana yang dilakukan merupakan upaya terpadu seluruh elemen dalam
dengan efektif, tepat guna dan berdaya guna. UNISDR (Dheny Prasetyo
efektif dari dampak-dampak peristiwa atau kondisi bencana yang mungkin ada,
segera ada atau saat ini ada. Sedangkan Achmad Jaelani (2008:53) menjelaskan
bahwa kesiapsiagaan merupakan tindakan yang dilakukan pada masa pra bencana.
Artinya, setiap lembaga dan masyarakat memiliki kewajiban dan peran dalam
saja, akan tetapi individu pun juga harus menyiapkan diri mereka sendiri. Setiap
merespon bencana. Dari pendapat para ahli tersebut, penulis membatasi pengertian
kesiapsiagaan sebagai upaya yang dilakukan pada masa pra bencana yang
menghadapi bencana yang mungkin akan terjadi dengan cara cepat dan tepat.
Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi lembaga yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana yang dimulai sejak status siaga darurat,
hasil pemantauan yang akurat oleh instansi yang berwenang dan juga
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
instansi yang berwenang) dengan tujuan agar sarana prasarana vital serta kegiatan
BAB III
PEMBAHASAN
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana
disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi. dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.5
3.2.Tahapan Bencana
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap
serangan atau saat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan tahap
rekonstruksi. Dari ke-empat tahap ini, tahap pra disaster memegang peran yang
sangat strategis.
a. Tahap Pra-Disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai
saat sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact. Tahap ini
dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang sangat strategis karena pada tahap
pra bencana ini masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan
dijumpainya kelak. Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat akan
bencana.
tenaga mencoba ntuk bertahan hidup. Waktunya bisa terjadi beberapa detik
sampai beberapa minggu atau bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat
c. Tahap Emergensi
bencana adalah masyarakat awam atau awam khusus yaitu masyarakat dari
dengan masalah Airway dan Breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah
ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk,
terhantam benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma
kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia
atau nuklir atau gas. Pada minggu ke dua dan selanjutnya, karakteristik korban
dan air bersih, atau personal higiene. Masalah kesehatan dapat berupa sakit
lambung (maag), diare, kulit, malaria atau penyakit akibat gigitan serangga.
d. Tahap Rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti
sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada tahap
rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama
yang perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan
yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan melakukan rekonstruksi budaya
kepada masyarakat korban bencana, kita berharap kehidupan mereka lebih baik
bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini seharusnya bisa dijadikan
baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki daya
pertolongan, sehingga manajemen bencana lebih fokus pada hal yang bersifat
risiko yang lebih fokus pada upaya-upaya pencegahan dan mitigasi, baik yang
mengurangi kerugian akibat bencana, baik kerugian jiwa, sosial, ekonomi dan
tingkat masyarakat.
tahap pascabencana.9
Situasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang
pencegahan;
pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
ancaman bencana.
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
meliputi:
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
maupun buatan.
dimaksud terdiri atas bayi, balita, anak-anak, ibu yang sedang mengandung
Tahap tindakan dalam tanggap daruratdibagi menjadi dua fase yaitu fase
akut dan fase sub akut. Fase akut, 48 jam pertama sejak bencana terjadi disebut
fase penyelamatan dan pertolongan medis darurat sedangkan fase sub akut
3. Pasca Bencana
meliputi:
a. Rehabilitasi. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pascabencana.5
1. Cepat dan tepat. Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah
secara terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling
mendukung.
4. berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya
dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan. Yang
dimaksud dengan “prinsip berhasil guna” adalah bahwa kegiatan
yang berlebihan.
6. Kemitraan
7. Pemberdayaan
yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apa
pun.
berasaskan:
berisi hal-hal yang membedakan latar belakang, antara lain, agama, suku,
masyarakat.
generasi sekarang dan untuk generasi yang akan datang demi kepentingan
1. MITIGASI
merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak
maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana,
2. KESIAPSIAGAAN
dampak bencana.
3. TANGGAP DARURAT
dgn segera pada saat kejadian bencana utk menangani dampak buruk
prasarana.
4. PEMULIHAN
Pemulihan adalahserangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga diperlukan
mulai dari tahap pra bencana, tahap tanggap darurat, dan tahap pasca
bencana.
4.2. Saran
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban pemerintah