Tugas Kelompok Irigasi Dan Drainase M1 - Q1
Tugas Kelompok Irigasi Dan Drainase M1 - Q1
Disusun Oleh:
Kelompok:1
Kelas: Q
Anggota Kelompok:
Ririn Hoerunnisa (215040200111012)
Alda Fesnita (215040200111117)
Cintantya Medina (215040200111149)
Iftitah Nurweninging Ati (215040201111145)
Yudhika Tsabitah R. Z. (215040207111047)
Rajendra Adjie Dharma (215040207111125)
• Pasal 47-60 Penerapan PP 43 Tahun 2008,pasal 52-55 yang mengatur Masalah yang dihadapi dalam Untuk memastikan
tentang penggunaan air tanah dilakukan dengan pengambilan air tanah secara pelaksanaan peraturan
maksimal. Namun, ada beberapa kendala yang intensif dapat memberikan berjalan dengan sukses,
menghambat pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan dampak-dampak bagi ada beberapa langkah yang
tersebut. masyarakat dan juga bisa diambil. Penggunaan
lingkungan. air tanah harus didasarkan
- Pemanfaatan air tanah harus pada prinsip keseimbangan
dilakukan dengan dan pelestarian air tanah itu
memperhatikan aspek-aspek sendiri, sehingga tidak
lingkunga, karena menimbulkan dampak
penggunaan yang berlebihan negatif pada lingkungan
dapat menibulkan kerusakan sekitar. Strategi
lingkungan yang serius dan pemanfaatan air tanah
degradasi lahan dapat dilaksanakan melalui
(Rejekiningrum, 2009). sejumlah tahapan,
- Pengambilan air tanah yang termasuk perizinan,
melebihi rata-rata dapat pengawasan,
mengakibatkan penurunan pengendalian, dan
tinggi permukaan air tanah, konservasi air tanah. Selain
yang pada gilirannya dapat itu, untuk menjaga
menyebabkan genangan air kelangsungan pemanfaatan
atau bahkan banjir di wilayah dan ketersediaan air tanah,
tersebut. Penurunan kualitas diperlukan upaya
tanah juga dapat disebabkan pelestarian melalui
karena intrusi air, yaitu pengelolaan air yang
masuknya air laut ke daratan. bijaksana.
Hal ini diakibatkan karena
perbedaan tekanan dan
pengambilan air tanah yang
berlebih (Indriastoni, 2014).
• Pasal 61-66 Pasal 61-66 menjelaskan dan mengatur tentang Hambatan yang dihadapi Untuk memastikan
pengendalian daya rusaka air dan penanggulangan dalam, mengimplementasikan implementasu perundangan
intrusi air asin yang dilakukan dengan tujuan untuk perundangan tersebut, yaitu pada pasal tersebut dapat
mengurangi amblasan tanah dan mendapatkan kondisi dapat membahayakan berjalan dan dilaksanakan
lingkungan yang baik dan terpelihara. keadaan lingkungan dan dengan baik, maka perlu
masyarakat sekitar. Apabila adanya kebijakan dari
pengambilan air tanah tanah peemerintah setempat
disekitar patai dilakukan dalam kewenanganya
dengan jumlah yang tidak mengambil tindakan
terbatas dalam menggagu sebagai upaya
keseimbangan antara air tanah pengandalian daya rusak air
tawar dan air tanah asin. tanah. Selain itu, perlu
Selain itu pembuatan apabila adanya koordinasi atau
terdapat kesa;ahan dalam pemberdayaan masyarakat
pembuatan sumur injeksi setempat terkait adanya
dapat memberikan dampak upaya pengendalian daya
negatif bagi masyarakat rusak air sehingga
sehingga tidaka akn berfungsi masyarakat dapat berperan
dengan baik. dalam upaya mitigasi
tersebut. Upaya
pengendalain daya rusak air
yang dapat dilakukan, yaitu
upaya pencegahan fisik
seperti pembangunan
sarana dan prasarana dalam
rangkan pencegahan
kerusakan/bencana yang
diakibatkan oleh daya rusak
air. Sedangkan pencegahan
non fisik seperti
Penyeimbangan hulu dan
hilir wilayah sungai adalah
penyelarasan antara upaya
kegiatan konservasi di hulu
dengan pendayagunaan di
hilir. Selain itu perlu
adanya penanggulangan
saat terjadi bencana dan
pemulihan setelah terjadi
bencana,
Bab IV Pelaksanaan dari pasal-pasal pada bab IV beberapa • Ditemukan Pengawasan pemerintah
Perizinan sudah berjalan dengan baik. Namun, terdapat beberapa pelanggaran pasal 69 terhadap perizinan
(Pasal 67-79) kendala atau permasalahan yang dihadapi saat dan 73 yang mana pemakaian air dan
penerapan pasal-pasal tersebut. pelaku tidak pengusahaan air perlu
mengikuti ketentuan diperketat. Harus ada surat
lebih lanjut mengenai edaran resmi dari
perizinan dan teknis pemerintah yang setuju
yang diatur dalam untuk pengusahaan air.
peraturan serta tidak selain, itu pemerintah juga
memperbaharui atau perlu mengecek secara
memperpanjang izin berkala agar penggunaan
pemakaian air tanah air secara ilegal dapat
atau izin pengusahaan diminimalkan.
air tanah contohnya
adalah kasus PT Coca
Cola Bottling
Indonesia (CCBI)
yang ditetapkan
sebagai tersangka
kasus penggunaan air
tanah tanpa izin
(KPUPR, 2014).
• Pelanggaran pada
pasal 77 mengenai
kegiatan penggalian
sumur ilegal yang
tidak dilaporkan ke
bupati/walikota.
Selain itu, kasus
pemasangan meteran
air bodong seperti
pada kasus penegakan
hukum di empat
lokasi, yakni
Marunda, Sunter, dan
Cakung-Cilincing
(POKJA AMPL,
2011).
Bab V Sistem Dalam pelaksanaan perundangan pada pasal-pasal yang Terdapat permasalahan yang Pendapat kelompok kami
Informasi Air termasuk dalam bab sistem informasi air tanah ini masih dihadapi dalam terkait permasalahan
Tanah (Pasal terdapat beberapa permasalahan, sehingga dapat pengimplementasian atau tersebut agar
80-82) diartikan bahwa pada bab ini pelaksanaanya masih dapat penerapan sistem informasi pengimplementasiannya
belum terlaksana dengan baik. air dan tanah yaitu dalam dapat terlaksana dengan
kasus beberapa tahun ini telah baik yaitu seluruh pihak
terjadi peningkatan secara yang berkepentingan atau
drastis dalam pengambilan air memiliki wewenang dalam
tanah di daerah perkotaan, bidang air tanah harus dapat
seperti di Kota Bandung. menyediakan layanan
Permasalahn ini timbul akibat infotmasi yang lebih jelas
dari cara atau strategi dalam kepada masyarakat. Hal ini
pengambilan air tanah yang bertujuan untuk
tidak sesuai dengan prinsip- mengurangi serta terjadinya
prinsip hidrologi yang baik kesalahan dalam
terhadap keberlanjutan dan pemahaman informasi.
kualitas sumberdaya air tanah Berdasarkan studi kasus
(Alamsyah, 2014). yang ada di Kota Bandung,
sebaiknya pihak yang
berkepentingan
memberikan penjelasan
lebih lanjut kepada Kota
Bandung terkait strategi
dalam pengambilan air
tanah agar sesuai dengan
prosedur yang sesuai atau
berlaku.
Pasal VI Pelaksanaan Pembiayaan untuk Solusi dari kelompok kami yang dapat ditawarkan adalah
Pembiayaan perundangan dari pasal- pengelolaan air tanah pemerintah atau stakeholder yang terkait harus membuat
(Pasal 83-85) pasal yang termasuk ke memiliki beberapa kendala. kebijakan atau suatu strategi pengelolaan air sehingga biaya
dalam bab pembiayaan Hal ini dapat ditunjukkan untuk penyediaan sarana dan prasarana pada pemanfaatan
pengelolaan air tanah dengan musim hujan yang air tanah dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.
masih belum terjadi di Indonesia. Tidak
diaplikasikan dengan semua daerah di Indonesia
baik di Indonesia mendapatkan kelimpahan air
yang sama rata. Sehingga ada
beberapa daerah yang
mengalami banjir karena
mendapatkan kelebihan air
dan di daerah lain mengalami
kekeringan. Permasalahan
kedua adalah sumber air
yang digunakan sangat
terbatas, sedangkan jumlah
penduduk Indonesia terus
bertambah. Masalah kualitas
air semakin dipersempit
alternatif sumber-sumber air
yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat (Sameko dan
Winata, 2016 dalam Darwis,
2018). Oleh karena itu,
keterbatasan air bersih di
beberapa wilayah di
Indonesia membutuhkan
adanya inovasi teknologi
dengan biaya yang tinggi.
Bab VII Pelaksanaan PP Tahun 2008 Bab VII pasal 86-91 yang Kendala yang terjadi pada Solusi yang dapat
Pemberdayaan, meliputi pemberdayaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pengawasan diterapkan sebagai upaya
Pengendalian, terhadap air tanah dapat terlaksanan dengan baik. adalah salah satunya yaitu agar undang-undang dapat
dan Pelaksanaan pemberdayaan, pengendalian, dan adanya penyalahgunaan air berjalan dengan baik,
Pengawasan pengawasan dilakukan oleh pemerintah (gubernur, tanah secara illegal dan legal terutama pada poin
(Pasal 86-91) bupati/ walikota) bersama para pihak yang memiliki (Widowati dan Ikasari, 2011). pengawasan yaitu perlunya
kepentingan terkait pengelolaan air tanah yang Selain itu di Semarang terjadi memperketat badan
bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan air eksploitasi air tanah dalam pengurus pengawasan
tanah. Namun terdapat beberapa kendala pada bagian jumlah besar yang dalam melakukan tugasnya.
pengawasan. menyebabkan turunnya Hal ini terkait perizinan
kualitas dan kuantitas yang ketat bagi pihak
sumberdaya air tanah (Prafitri manapun sebelum memulai
dan Subowo, 2019). praktik penggunaan air.
Terjadinya beberapa Perlu juga dilakukan
permasalahan diatas kebijakan pengawasan baru
disebabkan oleh kurangnya yang lebih ketat seperti
pengawasan yang ketat dilakukannya kontrol
sehingga masih ada peluang melalui kunjungan rutin
beberapa pihak untuk pada lokasi pemanfaatan air
melakukan pelanggaran. untuk memastikan bahwa
praktik berjalan dengan
baik dan tidak terjadi hal
yang melanggar aturan. Hal
ini mencegah terjadinya
eksploitasi serta
mendukung terlaksananya
peraturan undang-undang
pengelolaan air tanah.
Bab VIII Pelaksanaan setiap pasal dalam bab sanksi administratif Permasalahan yang dapat Pengimplementasian
(Saksi terlaksana dengan baik, namun dengan seiring dialami pada penerapan perundang-undangan pada
Administratif berjalannya penerapan sanksi administratif ini akan sanksi administratif ini sanksi administratif dapat
(Pasal 92-93) menghadapi beberapa permasalahan atau kendala yang diantaranya terdapat oknum terlaksanan dengan baik,
melanggar pada setiap pasal tersebut. atau pelanggar yang maka menurut kelompok
melakukan pelanggaran atas kami, pemerintah
hak izin yang terdapat pada diharuskan lebih tegas
penggunaan atau pengelolaan kepada oknum atau
air (Artawan et al., 2020) pelanggar dalam
melakukan atau
memberikan penjelasan
perizinan penggunaan atau
pengelolaan air tanah. Pada
peraturan yang berlaku
sudah diatur mengenai
prosedur dalam perizinan
penggunaan atau
pengelolaan air. Jadi,
apabila izin tersebut sudah
dikeluarkan oleh
pemerintah maka
pemegang/pemilik izin
(oknum) harus
mengindahkan atas izin
yang dimiliki. Apabila
oknum atau pelanggar
melakukan pelanggaran
dengan berbagai kegiatan
dan melebihi batas yang
telah ditentukan maka akan
dikenakan sanksi lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Fahmi K. 2014. Strategi Konservasi Air Tanah di Daerah Perkotaan. Skripsi.
Artawan, I Gusti Agung Gede Catra., I Nyoman Budiartha, I Nyoman Sutama. 2020. Akibat Hukum Terhadap Penggunaan Air Bawah Tanah
Tanpa Izin. Jurnal Konstruksi Hukum. 1(1): 181-186.
Aryanto, D.E. dan H. Gagoek. 2017. Kajian Multi Varian Faktor yang Berpengaruh terhadap Infiltrasi Tanah sebagai Dasar Penentuan
Daerah Potensial Resapan Air Tanah. Prosiding Biology Education Conference, 14 (1).
Darwis. 2018. Pengelolaan Air Tanah. Pustaka AQ: Yogyakarta
Djunaedi. 2011. Kajian Penataan Sumber Daya Air dan Konservasi Air Tanah pada Wilayah Kritis Air (Studi Kasus di DAS Blega Kabupaten
Sampang Madura – Jawa Timur). Jurnal Teknik Pengairan. 2(1).
Gunakan Air Tanah Tanpa Izin, Coca Cola Jadi Tersangka. (7 April 2014). Diakses pada 27 Agustus 2023 dari
https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera1/article/gunakan-air-tanah-tanpa-izin-coca-cola-jadi-tersangka
Indriastoni, R. N., & Kustini, I. 2014. Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil, 3(3),
228-232.
Kristanto, W. A. D., Astuti, F. A., Nugroho, N. E., & Febriyant, S. V. 2020. Sebaran Daerah Sulit Air tanah Berdasarkan Kondisi Geologi
DaerahPerbukitanKecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. JurnalSains &Teknologi Lingkungan, 12(1), 68–83
Nugroho, N. E., dan Paripurno, E. T. 2020. Karakter Dan Potensi Risiko Kerusakan Ekosistem Karst Cekungan Air Tanah Watuputih
Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian, 2(1): 34-45.
Prafitri dan Subowo. 2019. Implementasi Kebijakan Pengawasan Dalam Izin Pengelolaan Air Tanah di Kota Semarang. Journal of Public
Policy and Management Review. 8(4): 1-8
Prahastianto, E. F. 2014. Permasalahan dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Tanah. Studi Kasus: Pemanfaatan Air Tana pada Cekungan Air
tanah Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Rejekiningrum, P. 2009. Peluang Pemanfaatan Air Tanah Untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air. Jurnal Sumberdaya Lahan. 3(2): 85-96.
Widiyanto, A. F., Yuniarno, S., dan Kuswanto. 2015. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 10(2): 246-254
Widodo, Trisno. 2013. Kajian Ketersediaan Air Tanah Terkait Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Blitar. J. Pembangunan Wilayah & Kota,
9(2): 122-133
Widowati, D. A., dan Ikasari, I. H. 2011. Peranan Pajak Pemanfaatan dan Pengambilan Air Bawah Tanah terhadap Konservasi Air Tanah.
Mimbar Hukum. 23(2), 307–327.