Anda di halaman 1dari 15

(Strategi Audit dan Program Audit

Secara Keseluruhan)
Disusun Oleh :

Sendy Natareksa
3403200052
Akuntansi Reguler B

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH
JENIS PENGUJIAN (type of tests)
Dalam mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, auditor menggunakan 5 jenis pengujian untuk menentukan
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Kelima Jenis Pengujian tersebut adalah :

1. Prosedur Penilaian Resiko


• Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substansif atas transaksi, prosedur
analitis, dan pengujian atas rincian saldo sebagai respons terhadap penilaian auditor atas risiko salah saji
yang material.
• Sebagian besar prosedur penilaian risiko auditor dilakukan untuk memahami pengendalian internal.
Prosedur untuk memahami pengendalian internal berfokus pada aspek perancangan maupun implementasi
pengendalian internal dan digunakan untuk menilai risiko pengendalian pada setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan transksi.
JENIS PENGUJIAN (type of tests)
2. Pengujian Pengendalian (test of controls) 3. Pengujian Substansif atas Transaksi (Substansive
Apabila kebijakan dan prosedur pengendalian Test Of Transactions/STOT)
dianggap telah dirancang secara efektif, auditor akan Pengujian substansif adalah prosedur yang dirancang
menilai risiko pengendalian pada tingkat yang untuk menguji salah saji dollar (moneter) yang secara
mencerminkan keefektifan relatif pengendalian tersebut. langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi keuangan. Auditor dapat mengandalkan pada 3 jenis
guna mendukung penilaian itu, auditor melaksanakan pengujian substansif, yaitu :
pengujian pengendalian (test of controls) 1) Pengujian substansif atas transaksi, yang
Pengujian pengendalian baik secara manual maupun digunakan untuk menentukan apakah keenam
terotomatisasi, dapat mencakup jenis – jenis bukti tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah
berikut: dipenuhi bagi setiap kelas transaksi
• Meminta keterangan dari personil klien yang tepat 2) Prosedur analitis
• Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan 3) Pengujian rincian saldo
• Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan
pengendalian Contoh: untuk sebuah transaksi penjualan, STOT
• Melaksanakan-ulang prosedur klien dilakukan untuk menguji apakah transaksi tersebut telah
dicatat secara tepat. Diuji apakah telah dijurnal dan
Contoh: Menyamakan invoice supplier dengan purchase jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang tepat,
order dan receiving report sebelum menyetujui digolongkan secara tepat, di-summarized dan diposting
pembayaran ke ledger yang tepat.
JENIS PENGUJIAN (type of tests)
4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) 5. Pengujian Rincian Saldo (Test of Details of
Prosedur analitis melibatkan perbandingan jumlah Balances)
yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir
auditor. Meskipun tidak diisyaratkan, prosedur analitis buku besar baik untuk akun neraca maupun laporn laba
juga dapat dilaksanakan pada audit saldo akun. Dua rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar
tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam pengujian rincian saldo adalah pada neraca. Contohnya,
mengaudit saldo akun adalah : meliputi konfirmasi saldo pelanggan menyangkut
1) Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan, dan
laporan keuangan pemeriksaan laporan vendor tentang utang usaha.
2) Memberikan bukti susbtansif Pengujian rincian saldo dapat membantu menetapkan
Prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan
perencanaan biasanya berbeda dengan yang dilakanakan sehingga dianggap sebagai pengujian substansif.
dalam tahap pengujian. Sebagai contoh, meskipun Sebagai contoh, konfirmasi menguji salah saji moneter
menghitung marjin kotor selama tahap perencanaan, piutang usaha dan karenanya merupakan pengujian
auditor mungkin melakukannya dngan menggunakan substansif. Demikian pula, perhitungan persediaan dan
data interim. kas yang ada di tangan juga merupakan pengujian
substansif.
IKHTISAR JENIS PENGUJIAN Jenis Bukti

Pelaksanaan Ulang
Gambar ini

Pemeriksaan Fisik

Prosedur Analitis
mengikhtisarkan

Tanya - Jawab
bagaimana auditor

dengan Klien
Pengamatan

Rekalkulasi
merepons risiko salah

Konfirmasi
saji yang material, yang

Inspeksi
diidentifikasi melalui
prosedur penilaian risiko
Prosedur Audit Selanjutnya dengan menggunakan
Pengujian Pengendalian (termasuk prosedur empat jenis prosedur
untuk memahami pengendalian internal)
√ √ √ √
audit selanjutnya, guna
√ √ √ mendapatkan kepastian
Pengujian Substansif atas Transaksi √
audit dalam audit atas
Prosedur Analitis √ √ siklus penjualan dan
penagihan
Pengujian Rincian Saldo √ √ √ √ √ √
MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis
pengujian yang akan dipilih, termasuk ketersedin delapan jenis bukti,
biaya relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas pengendalian
internal, dan risiko inheren.

• Keterediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit Selanjutnya


Masing – masing dari empat jenis prosedur audit selanjutnya
hanya melibatkan jenis bukti tertentu (konfirmasi, dokumentasi, dan
sebagainya).
• Biaya Relatif
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan
dipilih untuk memperoleh bukti yang tepat yang mencukupi, biaya
bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian
yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya :
❑ Prosedur analitis
❑ Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memahami
pengendalian internal
❑ Pengujian pengendalian
❑ Pengujian substantif atas transaksi
❑ Pengujian rincian saldo
MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
• Hubungan antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif
Pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengindikasikan
kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dollar laporan keuangan,
sedangkan pengecualian dalam pengujian substantive atas transaksi atau
pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan.
Pengecualian dalam pengujian pengendalian diseut deviasi pengujian
pengendalian.
• Hubungan antara Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif
Apabila prosedur analitis mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa,
auditor harus melaksanakan pengujian substantive atas transaksi atau
pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang
telah benar-benar terjadi
• Trade-Off antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif
Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai
risiko pengendalian dibawah maksimum. Jika melakukannya, auditor
kemudian harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk
menentukan apakah penilaian tingkat risiko pengendalian itu didukung
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERANCANGAN PROGRAM AUDIT
PENGUJIAN AUDIT Auditor merancang program audit untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan yang
❑ Standar Auditing mengakui bahwa apabila terdapat berkaitan dengan transaksi.
banyak bukti audit dalam bentuk eletronik, tidaklah Auditor mengiuti pendekatan empat langkah untuk
praktisatau memungkinkan untuk mengurangi menurunkan penilaian risiko pengendalian yang
risiko deteksipada suatu tingkat bisa diterima hanya diperkirakan yaitu:
denganmelakukan pengujian substantif. Sebagai ❑ Menerapkan tujuan audit transaksi untuk golongan
contoh potensi untuk memprakarsai dan mengubah transaksi yang diaudit , misalnya penjualan.
informasi yang tidak layak mungkin lebih besar jika ❑ Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat
informasi itu hanya diselenggarak an dalam format mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan
eletronik audit transaksi.
❑ Auditor harus melakukan pengujian pengendalian ❑ Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat
untukmemperoleh bukti yang mendukung penetapan untuk seluruh pengendalian internal yang digunakan
tingkatrisiko pengendalian dibawah untuk mengurangi penilaian pendahuluan atas risiko
maksimum. Mengurangi pengujian substantif apabila pengendalian dibawah maksimum.
hasil pengujian pengendalianmendukung ❑ Merancang pengujian substantif yang tepat dengan
efektifitas pengendalian. mempertimbangkan defisiesi dalam pengendalian
internal dan hasil yang diharapkan.
Prosedur audit
❑ Karena biaya pelaksanaan prosedur analitis relatif
murah banyak auditor menggunakan prosedur ini
hampir pada setiap audit. Prosedur analitis yang
dilakukan pada pengujian substantif biasanya lebih
fokus dan mendalam daripada yang diterapkan pada
tahap perencanaan.

❑ Apabila auditor merencanakan untuk menggunakan


prosedur analitis untuk memperoleh keyakinan
substantif tentang satu saldo akun, data yang
digunakan dalam perhitungan haruslah data yang
cukup bisa dipercaya. Sebagai contoh,jika auditor
mengestimasi total pendapatan denga
menggunakan jam kerja yang ditagih dan rata-rata
penagihan, auditor harus yakin bahwa dua angka itu
dapat diandalkan secara layak.
Pengujian Rincian Saldo
Pengujian rinci saldo untuk merancang pengujian terinci pada
saldo diorientasikan pada tujuan audit. Rancangan pengujian
tersebut merupakan bagian paling sulit dalam keseluruhan
proses perencanaan. Perencanaan prosedur tersebut bersifat
subyektif dan memerlukan pertimbangan professional. Dalam
perencanaan tersebut, metodologi piutang usaha yang banyak
dilakukan oleh auditor :
❑ Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang berpengaruh
terhadap piutang usaha.
❑ Tetapkan materialitas pengendalian dan risiko
inheren untuk piutang usaha
❑ Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan
penerimaan kas.
❑ Merancang pengujian pengendalian serta pengujian
substansif atas Transaksi.
❑ Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk
saldo piutang
❑ Meancang pengujian rincian saldo piutang usaha untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Tingkat Disagregasi Kegiatan Perencanaan.
Kegiatan perencanaan diterapkan pada tingkat disagregasi
yang berbeda, tergantung sifat aktivitas tersebut. Tingkat
disagregasi ini berkisar dari keseluruhan hingga tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo bagi setiap akun.
Sebagai contoh, prosedur penilaian risiko berkaitan dengan
memperoleh informasi tentang latar belakang bisnis dan
industri klien yang bersangkutan dengan audit secara
keseluruhan.
• Pertama auditor akan menggunakan informasi itu
ketika menilai risiko audit yang dapat diterima bagi
penugasan secara keseluruhan.
• Kemudian auditor akan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui prosedur penilaian risiko untuk
menilai risiko inheren bagi tujuan audit khusus.
• Apabila audit terus berlanjut, auditor mungkin akan
menggunakan informasi itu ketika membuat
keputusan tentang pengujian rincian saldo.
Program Audit Ilustratif
Standar auditing mengharuskan auditor untuk menggunakan program
audit tertulis. Perangkat lunak audit akan membantu auditor memilih
prosedur audit yang tepat dan mengaturnya ke dalam program audit.
Prosedur audit juga dapat ditambahkan atau dihapus apabila auditor
merasa perlu. Bagi sebagian besar prosedur audit, ukuran sampel, item
yang dipilih, dan penetpan waktu juga dapat diubah.
Hubungan tujuan audit terkait transaksi dengan tujuan audit terkait
saldo serta tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan.
Auditor masih akan mengandalkan pengujian substantif atas saldo untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo berikut:
• Nilai yang dapat direalisasi.
• Hak dan kewajiban.
Tujuan audit berguna bagi auditor dalam melakukan prosedur audit
untuk mendapatkan keyakinan mengenai empat tujuan audit terkait
penyajian dan pengungkapan. Auditor juga melakukan prosedur
substantif untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua tujuan audit
telah tercapai untuk informasi dan jumlah yang dimasukan dalam
pengungkapan
Fase Proses Audit
Fase proses audit (phases of the audit process) merupakan cara utama audit itu diorganisasi.
Terdapat empat fase proses audit, yaitu:
➢ Fase I : Merencanakan dan merancang pendekatan audit
➢ Fase II : Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
➢ Fase III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
➢ Fase IV : Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit

Fase I : Merencanakan dan merancang pendekatan Audit


Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari:
➢ Prosedur penilaian risiko yang berkaitan dengan penerimaan klien dan perencanaan awal.
➢ Pemahaman bisnis dan industri klien.
➢ Penilaian risiko bisnis klien.
➢ Pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan.
Pada akhir fase I, auditor harus memiliki rencana audit yang disusun dengan baik dan program audit khusus untuk
keseluruhan audit.

Fase II : Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi


Tujuan dari fase II:
➢ Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi pada penilaian risiko pengendalian
oleh auditor (yaitu, bila dikurangi di bawah maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal
atas pelaporan keuangan perusahaan public.
➢ Memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi.
Tujuan pertama dipenuhi dengan melakukan pengujian pengendalian, dan tujuan kedua dipenuhi dengan melakukan
pengujian substantif atau transaksi.
Fase Proses Audit
Fase III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Tujuan dari fase III adalah memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan
catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar.
Dua kategori umum dari prosedur fase III adalah:
• Prosedur analitis substantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan.
• Pengujian rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji moneter dalam saldo keuangan.

Fase IV : Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit


Setelah tiga fase pertama diselesaikan, auditor harus mengumpulkan bukti tambahan yang bersangkutan dengan
tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, mengikhtisarkan hasilnya, mengeluarkan laporan
audit, dan melaksanakan bentuk komunikasi lainnya. Karena itu, fase ini mempunyai beberapa bagian, yaitu
❑ Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan.
❑ Mengumpulkan bukti akhir.
❑ Mengeluarkan laporan audit.
❑ Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai