Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN KEBUTUHAN VAKSIN DAN LOGISTIK


UPTD PUSKESMAS GANTRUNG TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cata-cita Bangsa Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan nasional yang
berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan di selaraskan
Keberhasilan Pembangunan Kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sumber daya manusia yang sehat,terampil dan ahli serta disusun
dalam satu program kesehatan denganperencanaan terpadu yang di dukung
oleh data dan informasi yang valid. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi masih tetap menjadi penyebab kematian.untuk mendapat
dampak penurunan kematian dan kesakitan, maka program imunisasi tidak
hanya berbicara tentang cakupan tetapi kualitas pelayanan harus terjamin. Salah
satu kualitas pelayanan program imunisasi adalah potensi vaksin yang cukup
yaitu melalui rantai dingin vaksin dari pabrik ke lapangan tetap dijaga dengan
baik sesuai dengan ketentuan.
Upaya imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
sangat efektif. Dengan upaya imunisasi penyakit cacar terbukti terbasmi di
Indonesia sehingga Inonesia sudah bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974
oleh WHO. Pada tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi pengembangan
program imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang
dapat dicegah dnegan imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis,
campak, rubela polio, tetanus, dan hepatitis B. Dalam penyelenggaraan program
imunisasi sibutuhkan vaksin, alat suntik, rantai dingin agar kualitas vaksinasi
sesuai dengan standart guna menumbuhkan imunitas yang optimal bagi sasaran
imunisasi.
Vaksin merupakan suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman, racun kuman, yang telah dilemahkan atau dimatikan yang
berguna merangsang kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada
seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu. Sebagai produk biologis vaksin memiliki karakteristik tertentu dan
memerlukan penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik hingga dipakai
di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua jenis vaksin adalah + 2°C s/d +
8°C.
Sesuai dengan laporan KIPI oleh USA menyatakan sebagian besar
kejadian KIPI akibat kesalahan prosedur dan pelaksanaan. Oleh karena itu
proses pengiriman vaksin melalui transportasi darat atau udara vaksin harus
disimpan pada Cold Box. Ditingkat provinsi/ kabupaten Cold Box berupa freezer
atau lemari es, sedangkan ditingkat Puskesmas Cold Box sudah menggunakan
termos anti panas.
Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat
apakah vaksin layak digunakan atau tidak. Petugas Cold Chain dalam memantau
suhu vaksin ada berbagai alat dan indikator yang sangat membantu seperti
VVM, Freeze tag dan TTM.

B. LATAR BELAKANG
Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi
vaksin yang baik, yaitu melalui pengolahan rantai dingin vaksin dari pabrik
sampai kelapangan tetap terjaga dengan baik sesuai dengan ketentuan vaksin
yaitu suatu produk biologis yang dibuat dari komponen kuman/ racun kuman
yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang
timbulnya kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang,
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Penyimpanan vaksin di Puskesmas Gantrung sudah sesuai dengan
standar operasional pelaksanaan (SOP) dari panduan yang ada. Bila
penyimpanan vaksin di Puskesmas belum sesuai standart dikhawatirkan dapat
mengakibatkan kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan
potensi vaksin itu sendiri yang berpengaruh pada kualitas vaksin yang dapat
menimbukan kejadian ikutan paca imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan.
Vaksin merupakan kebutuhan dasar pelaksanaan program imunisasi,
kekurangan vaksin menyebabkan tidak tercapai target cakupan dan hilangnya
kepercayaan masyarakat. kelebihan vaksin merupakan pemborosan dan
kerugian negara.
Logistik imunisasi terdiri dari Vaksin, Auto Disable Syringe dan Safety
Box. Ketiga kebutuhan tersebut harus direncanakan dan tersedia secara
bersamaan dalam jumlah yang berimbang (system bundling).
Dalam rangka mewujudkan visi Puskesmas Gantrung yaitu terwujudnya
Kecamatan Kebonsari lebih sehat dan mandiri tahun 2023, maka dalam
melaksanakan kegiatan Perencanaan kebutuhan vaksin dan logistik harus
diupayakan misi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
untuk mewujudkan keluarga sehat melalui gerakan masyarakat hidup sehat, adil
dan merata dan meningkatkan profesionalisme aparatur puskesmas dalam
rangka optimalisasi managemen pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan kegiatan Perencanaan kebutuhan vaksin dan logistik, tetap
harus berpedoman pada tujuan, tata nilai dan budaya Puskesmas Gantrung yang
sudah ditetapkan yaitu BerAKHLAK : Berorientasi pada pelayanan
(berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat),
AKUNTABEL (bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan),
KOMPETEN (terus belajar dan mengembangkan kapabilitas), HARMONIS
(peduli dan menghargai perbedaan), LOYAL (berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara), ADAPTIF (harus terus berinovasi dan
antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan), KOLABORATIF
(harus membangun kerjasama yang sinergis)

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
kebutuhan vaksin dan logistic dapat direncanakan dan tersedia secara
bersamaan dalam jumlah yang berimbang (system bundling) yang sesuai
standart ditingkat Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Puskesmas Mampu menghitung sasaran imunisasi
b. Puskesmas Mampu Menghitung kebutuhan vaksin dan logistik lainnya sesuai
sasaran
c. Puskesmas Mampu Menentukan kapasitas penyimpananvaksin

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1 Perencanaan kebutuha  Menentukan target sasaran


n vaksin  Perencanaan kebutuhan vaksin dan logistik
 Indek Pemakaian (IP) Vaksin

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan Pok
No Rincian Kegiatan Pembahasan
ok
1 Perencanaan 1. Menentukan t SASARAN IMUNISASI RUTIN
kebutuhan vak arget sasaran. a. Bayi lahir hidup (LH): Hepatitis
sin. B 0, BCG
b. Bayi Surviving Infant (SI):
DPT-HB-Hib, bOPV, IPV, MR,
PCV, JE
c. Anak Baduta: DPT-HB-Hib,
Campak Rubella/MR
d. Murid kelas 1 SD: DT,
Campak Rubella/MR
e. Murid kelas 2 dan 5 SD: Td
f. Murid wanita kelas 5 dan 6
SD: HPV
g. WUS (termasuk iIbu hamil): Td
b) Bayi Lahir Hidup (LH)  usia
< 1 tahun
Dapat diperoleh dari data
Kemenkes, Provinsi,
Kab/Kota, atau
Cara Perhitungan:
Sasaran Kecamatan
Jml bayi LH kec tℎn lalu
x Jml byi Kab Ko tℎn ini
Jml bay LH kab atau ko tℎn lalu

Sasaran Desa/Kelurahan
Jml bayi LH desa atau kel tℎn lalu
x Jml bayi LH kec tℎn ini
Jml bayi kec tℎn lalu
atau pendataan sasaran di lapangan

2) Surviving Infant (SI)  usia 2


bulan s.d < 1 tahun
Data bisa diperoleh dari
Kemenkes, Provinsi, Kab/Kota
atau
Cara perhitungan:
Surviving Infant (SI): Jumlah bayi –
(jumlah bayi x IMR)

3) Anak usia Baduta  usia 1,5


s.d < 2 tahun
Sumber data:
Kemenkes, Provinsi, Kab/Kota
Catatan: Jika menggunakan
data Kemenkes, maka jumlah
Baduta harus dikurangi
dengan jumlah SI (karena data
Baduta pada data Pusdatin
adalah anak usia 0-<2 tahun)
atau Jumlahnya sama dengan
jumlah SI tahun lalu.

4) Murid Sekolah Dasar/MI


sederajat;
Pemberian imunisasi pada
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS)
Sumber data:
a. Kemenkes, Provinsi,
Kab/Kota,
b. Dinas Pendidikan/
Sekolah
c. Kandepag atau
Madrasah

5) Wanita Usia Subur (WUS)


usia 15 – 39 thn
Sumber data:
- Kemenkes, Provinsi,
Kab/Kota
- 21,9% dari jumlah penduduk
(estimasi sasaran yg
diintervensi: ? )

SASARAN IMUNISASI TAMBAHAN


• Kelompok yang paling berisiko
terhadap kasus tertentu
• Data sasaran dapat diperoleh d
ari data yang sudah ada atau p
endataan di lapangan
2. Perencanaan • Ditetapkan dengan Keputusan t
kebutuhan va ersendiri
ksin dan logis
tic JENIS IMUNISASI PROGRAM
a) Hepatitis B
b) BCG
c) OPV
d) DPT-HB-Hib
e) IPV
f) Campak Rubella/MR
g) DT
h) Td
i) HPV
j) PCV
k) JE

PERENCANAAN KEBUTUHAN VAK


SIN
Dalam menghitung jumlah kebutuhan
vaksin, harus diperhatikan beberapa
komponen:
- Jumlah sasaran
- Taget cakupan
- Jumlah pemberian (dosis)
imunisasi
- Indek Pemakaian (IP) Vaksin

IMUNISASI RUTIN LENGKAP

PERENCANAAN KEBUTUHAN
ADS DAN SB
1) Auto Disable Syringes
Berdasarkan sistem bundling
maka perencanaan dan
penyediaan ADS mengikuti
jumlah vaksin dan indeks
pemakaian vaksin.

2) Safety Box
Berdasarkan sistem bundling
maka perencanaan dan penye
diaan SB mempertimbangkan j
umlah ADS
JENIS KEBUTUHAN
1) Auto Disable Syringes
• ADS 0,05 ml
• ADS 0,5 ml
• ADS 5 ml
2) Safety Box
• Ukuran 2,5 liter untuk 50
ADS
• Ukuran 5 liter untuk 100 A
DS

PERENCANAAN KEBUTUHAN ADS


a. ADS 0,05 ml:
Jumlah vaksin x IP
b. ADS 0,5 ml:
Jumlah vaksin (semua pemberian)
x IP
c. ADS 5 ml:
vial vaksin BCG + MR + JE

PERENCANAAN KEBUTUHAN SB
a. Safety Box 5 liter:
Jumlah semua ADS/100
b. Safety Box 2,5 liter:
Jumlah semua ADS/50

PERHITUNGAN CADANGAN
• Perhitungan kebutuhan vaksin,
ADS, dan SB di tingkat
kabupaten dan provinsi hanya
untuk kebutuhan satu tahun
• Jumlah kebutuhan yang
diusulkan dari provinsi dan
kabupaten/kota tidak ditambah
dengan cadangan
• Cadangan persediaan vaksin,
ADS, dan SB akan dihitung di
tingkat pusat

PERENCANAAN KEBUTUHAN
PERALATAN COLDCHAIN
Cold Chain adalah kelompok
peralatan yang berfungsi untuk
menjaga kualitas vaksin, sejak dari
produksi sampai ke tempat
pelayanan imunisasi.
Penggunaan untuk penyimpanan,
transportasi, dan penempatan
sementara untuk vaksin.

Setiap alat penyimpanan vaksin


harus dilengkapi dengan:
1) Alat pemantau suhu/Alat
pemantau dan perekam suhu
2) Indikator paparan suhu beku
3) Kartu monitoring suhu
4) Kartu stok vaksin
3. Indeks pemak Setiap alat transportasi vaksin harus
aian ( IP ) vak dilengkapi dengan:
sin 5) Alat pemantau suhu/Alat
pemantau dan perekam suhu
6) Indikator paparan suhu beku

INDEKS PEMAKAIAN (IP) VAKSIN


Adalah rata-rata dosis yang
dimanfaatkan dalam setiap kemasan
vaksin
Cara perhitungan:
Jumlah cakupan imunisasi antigen
tertentu dibagi dengan Jml vaksin
(perkemasan) yang digunakan dalam
periode waktu yang sama
Perhitungan IP Vaksin sebaiknya
dilakukan di unit pelayanan imunisasi
(puskesmas).

IP VAKSIN NASIONAL
1) Imunisasi Rutin
• Hepatitis B 0: 1
• BCG :3
• bOPV :6
• DPT-HB-Hib :4
• IPV :4
• MR :4
• Td :6
• PCV :1
• JE :4
2) BIAS
• DT :8
• MR :8
• Td :8
• HPV :1

PELAPORAN MONITORING
LOGISTIK
1) Kegunaan  untuk
mengetahui ketersediaan stok
vaksin, ADS, SB di tempat
penyimpanan
2) Pelaporan mencakup stok
awal, bulan, penerimaan,
pengeluaran, stok akhir bulan
3) Dibuat absensi penerimaan
laporan, dan feedback
4) Dilakukan stok opname secara
berkala

F. SASARAN
Sasaran dalam perencanaan kebutuhan vaksin dan logistik adalah vaksin, auto
disposable syringe dan safety box.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Bulan
No Kegiatan Sasaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Perencanaan vaksin, x x x x x x x x x x x x
kebutuhan vaksin auto
disposable
syringe
dan safety
box.

H. Pencatatan Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Monitoring dengan melaksanakan Pemantauan pelaksanaan Program


disesuaikan dengan RPK/ Jadwal yang ada. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan terhadap jadwal yang direncanakan apakah sesuai atau tidak,
sehingga apabila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau perubahan dapat segera diperbaikiagar
tidak mengganggu jalannya Program.Pelaporan kegiatan dengan membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan setiap bulan sekali oleh PJ Program
Imunisasi dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas ( PDCA )
b. Pelaporan monitoring kegunaan vaksin dan logistic untuk mengetahui
ketersediaan stok vaksin, ADS, SB di tempat penyimpanan pelaporan
mencakup stok awal, bulan, penerimaan, pengeluaran, stok akhir bulan dibuat
absensi penerimaan laporan, dan feedback dilakukan stok opname secara
berkala.
c. Pencatatan Logistic adalah catatan kegiatan hasil pengadaan logistic kegiatan
Imunisasi setiap bulan dalam bentuk laporan stok Vaksin dengan permintaan
vaksin.Sedangkan Pelaporan Program Imunisasi dilakukan dengan merekap
hasil pencatatan pelaksana program yang dilakukan setiap bulan, dan
dilaporkan secara online melalui web ke bagian Imunisasi Dinas Kesehatan
kabupaten Madiun. Evaluasi kegiatan Program Imunisasi dilakukan setiap
bulan melalui rapat pembinaan PJ dengan pelaksana, rapat pra lokmin UKM,
rapat Lokmin
Puskesmas dan setiap 3 bulan melalui hasil PWS Imunisasi tribulan dan rapat
evaluasi PKP setiap akhir tahun.

Mengetahui
PJ UKM Esensial Koordinator Pelayanan Imunisasi

Sofyan Janurianto, S,Kep.NS Eka Herlina. A.Md. Keb


NIP. 198501062011011007 NIP. 19750520 200502 2014

Anda mungkin juga menyukai