BOOK CHAPTER
Editor:
Afif Syarifudin Yahya, S.IP., M.Si
Penerbit
Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA
i
dapat dikuatkan dengan penetapan produk hukum desa
(Peraturan Desa dan/atau Peraturan Kepala Desa).
“Wajah” desa telah berubah, yang dahulu dikonotasikan
sebagai wilayah tertinggal dan berkumpulnya masyarakat
miskin, sekarang sudah mengalami kemajuan
pembangunan infrastruktur yang sangat pesat dan
menurunnya rasio ketimpangan masyarakat kota dan
desa. Besarnya Dana Desa yang diberikan berkontribusi
langsung terhadap pembangunan infrastuktur dan
kemajuan kehidupan masyakarat desa. Kondisi demikian
sudah sejalan dengan apa yang diharapkan dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yaitu
mewujudkan masyarakat desa yang adil, makmur dan
sejahtera. Hingga Bulan Juli 2021 dari 74.957 Desa,
terdapat 3.269 Desa dengan status Mandiri, 15.321 Desa
dengan status Maju, 38.083 Desa dengan status
Berkembang, 12.635 Desa dengan status Tertinggal, dan
5.649 Desa dengan status Sangat Tertinggal (Keputusan
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Nomor: 398.4.1 Tahun 2021). Menjadikan desa yang
tangguh, tumbuh dan berkembang tidak saja
membutuhkan perencanaan penganggaran yang baik,
namun dibutuhkan juga konstruksi pelaksanaan yang
mampu menyesuaikan segala kondisi. Bila hal ini di
lakukan dengan baik maka pembangunan desa menjadi
solusi terbaik untuk mengentaskan kemiskinan,
pengangguran hingga peningkatan ekonomi lokal.
Perekonomian wilayah pedesaan sudah mulai
berkembang. Hadirnya Badan Usaha Milik Desa mampu
menggerakkan perekonomian desa, mengembangkan
pariwisata, dan meningkatkan hasil potensi desa.
Berbagai best practice pengelolaan Desa antara lain: Desa
Kandar Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Kepulauan
Tanimbar) yang mampu menjadi sentra panen raya hasil
pertanian, Desa Semangar Kabupaten Wonogiri yang
ii
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
pemberdayaan pada sektor pertanian, perdagangan dan
produksi batik, Desa Karungan Kabupaten Sragen yang
mampu mengembangkan pariwisata dan penjualan
makanan tradisional tempo dulu melalui Badan Usaha
Milik Desa, Desa Peradong Kabupaten Bangka Barat yang
mampu mengatasi permasalahan gizi buruk (stunting)
melalui program desa siaga kesehatan, maupun
pengembangan kewirausahaan desa berbasis komunitas
yang digalakkan oleh Astra melalui Program Desa
Sejahtera Astra (DSA) oleh 235 anak grup perusahaan
yang tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten
Kendal, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Solok,
Kabupaten Semarang, Kabupaten Tegalrejo, dan Kota
Denpasar. Berbagai best practice pengelolaan Desa
tersebut dapat dijadikan role model untuk pengembangan
Desa lainnya.
Kerja Sama antar Desa perlu digalakkan secara masif
untuk memperoleh manfaat yang optimal. Melalui kerja
sama, Desa akan memperoleh sharing of experience,
sharing of benefits, dan sharing of burdens sehingga dapat
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pelayanan publik. Kerja sama akan membantu untuk
memenuhi kekurangan, mengoptimalkan potensi,
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya,
mengurangi ketimpangan serta mampu mengatasai
berbagai permasalahan yang disebabkan oleh faktor
teritori, sumber daya dan pengetahuan.
Berbagai fenomena tersebut dibahas di dalam buku ini
yang tersajikan dalam 12 Bab yang meliputi: prinsip
penyelenggaraan pemerintahan desa, penataan status
desa, kewenangan desa, pemilihan dan pengembangan
kapasitas aparatur pemerintah desa, sumber dan
pengelolaan keuangan pemerintahan desa, manajemen
aset pemerintahan desa, penyusunan produk hukum
iii
desa, pembangunan kawasan perdesaan, kerja sama
desa, pengelolaan badan usaha milik desa, pembinaan
dan pengawasan pemerintahan desa, dan studi kasus
pengelolaan pemerintahan desa.
Kami mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada
seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan
dan penerbitan buku ini. Semoga di lain kesempatan
dapat berkolaborasi kembali menorehkan hasil
pemikirannya secara komprehensif sebagai amal
kebaikan demi kamajuan bangsa dan negara.
iv
DAFTAR ISI
v
4 PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS
APARATUR PEMERINTAH DESA ......................... 45
Pendahuluan ...................................................... 45
Konsep Sumber Daya Manusia ............................ 47
Manajemen Sumber Daya Manusia ..................... 48
Pemilihan dan Pengembangan
Sumber daya Manusia ........................................ 49
Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa .................. 53
Struktur Pemerintahan Desa............................... 55
Pemilihan Aparatur Pemerintah Desa .................. 57
Pengembangan Kapasitas
Aparatur Pemerintah Desa .................................. 59
5 SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
PEMERINTAHAN DESA ....................................... 67
Pendahuluan ...................................................... 67
Keuangan Desa................................................... 68
Sumber Penerimaan Desa ................................... 69
Asas Pengelolaan Keuangan Desa ........................ 73
Pengelolaan Keuangan Desa ................................ 75
Penutup ............................................................. 92
6 MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA ........ 97
Pendahuluan ...................................................... 97
Manajemen Aset ................................................. 98
Pengelolaan Aset Desa ...................................... 100
7 PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA ............ 113
Undang-Undang Desa ....................................... 113
Peraturan Desa................................................. 122
vi
Peraturan Bersama Kepala Desa ....................... 129
Peraturan Kepala Desa...................................... 132
8 PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ......... 135
Hakekat Kawasan Perdesaan............................. 135
Perencanaan Pembangunan Desa ...................... 144
Penataan Kawasan ........................................... 146
Pembangunan Kawasan ................................... 148
Identifikasi Kawasan Perdesaan ........................ 149
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
Bagi Kawasan Perdesaan .................................. 152
9 KERJA SAMA DESA .......................................... 159
Konsep Dasar Kerja Sama ................................. 159
Bentuk Kerja Sama ........................................... 163
Kerja Sama Desa .............................................. 165
Pelaksanaan Kerja Sama Desa .......................... 172
10 PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA .... 179
Pendahuluan .................................................... 179
Dasar Hukum Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa ................................... 182
Definisi Badan Usaha Milik Desa....................... 183
Definisi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa .... 184
Tahapan-Tahapan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa ................................... 185
Tujuan Pendirian Badan Usaha Milik Desa ........ 188
Dasar Pendirian Badan Usaha Milik Desa .......... 188
Aspek Manajemen Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa ................................... 191
vii
11 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMERINTAHAN DESA ..................................... 195
Pendahuluan .................................................... 195
Konsep Pembinaan ........................................... 196
Konsep Pengawasan.......................................... 198
Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Desa ........................................... 201
12 STUDI KASUS PENGELOLAAN
PEMERINTAHAN DESA ..................................... 223
Pendahuluan .................................................... 223
Pengelolaan Pemerintahan Desa ........................ 225
Realitas Desa di Masa Pandemi Covid 19 ........... 228
Praktek Baik (Best Practice)
Pengelolaan Desa di Indonesia .......................... 233
Penutup ........................................................... 238
viii
1
PRINSIP PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DESA
Pendahuluan
1
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
Pemerintah Desa
2
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
3
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
4
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
5
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
6
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
7
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
8
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
9
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
10
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
11
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
12
PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Profil Penulis
Hasan Basri
Adalah penulis dari buku ini. Lahir dari orang tua
H. Husin seorang petani kopi dari kampung Arul
Pertik Rusip Antara Aceh Tengah dan Hj. Samdiah
sebagai anak ke- empat dari 4 bersaudara. Penulis
Lahir di Desa Rusip Kecamatan Rusip Antara
Kabupaten Aceh Tengah pada tanggal 15 Juli 1985
Penulis menempuh pendidikan SD, SLTP dan SLTA di Aceh
Tengah. Setelah meluluskan sekolah tingkat dasar sampai
dengan sekolah menengah atas, Penulis melanjutkan kejenjang
perguruan tinggi di pulau Jawa dan memproleh Sarjana (SI)
Ilmu Politik dari Universitas Diponegoro Semarang, dan penulis
melanjutkan Magister (S2) Ilmu Politik di Universitas yang sama
lulus tahun 2014.
Aktif menulis Artikel tentang Politik Lokal, Partai Politik Lokal,
Politik pemerintah Daerah dan Pilkada. Artikel Ilmiahnya
dipublikasi dalam jurnal skala nasional. Selain aktif menulis
juga sebagai pengajar Politik Lokal partai dan pemilu dan Ilmu
Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Gajah Putih Aceh sampai sekarang.
Email Penulis: hasanbasri@ugp.ac.id. hasangayo15@gmail.com
14
2
PENATAAN STATUS DESA
Pendahuluan
15
PENATAAN STATUS DESA
16
PENATAAN STATUS DESA
Pembentukan Desa
17
PENATAAN STATUS DESA
18
PENATAAN STATUS DESA
19
PENATAAN STATUS DESA
Penghapusan Desa
20
PENATAAN STATUS DESA
21
PENATAAN STATUS DESA
22
PENATAAN STATUS DESA
23
PENATAAN STATUS DESA
24
PENATAAN STATUS DESA
25
PENATAAN STATUS DESA
Gambar 2.1.
Alur Tahapan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Sumber: diolah berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014, 2021
26
PENATAAN STATUS DESA
Daftar Pustaka
Rahayu, Ani Sri. 2018. Pengantar Pemerintahan Desa.
Malang: Sinar Grafika
Poerwadarminta, W.J.S. 2004. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017
Tentang Penataan Desa
https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/809/dist
ribusi-penduduk-indonesia-per-juni-2021-jabar-
terbanyak-kaltara-paling-sedikit, diakses 26
Desember 2021
Profil Penulis
Nanda Zunafriesma
Lahir di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah pada
tahun 1993 dan Dosen tetap Yayasan Universitas
Gajah Putih dengan unit kerja pada Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gajah Putih.
Ia mendapat gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Gajah Putih Takengon pada tahun 2015
dengan jurusan Ilmu Administrasi Negara. Menyelesaikan
program Master tahun 2019 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Negeri Diponegoro Jawa Tengah pada
Program Studi Ilmu Administrasi Publik. Penulis juga pernah
bekerja sebagai Tenaga Perbantuan bagian Persandian dan
Statistik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh
Tengah pada tahun 2019. Penulis menyukai mempelajari
tentang implementasi dan evaluasi kebijakan Publik.
Email Penulis: nandazunafriesma@gmail.com
27
28
3
KEWENANGAN DESA
Pendahuluan
29
KEWENANGAN DESA
30
KEWENANGAN DESA
Konsep Kewenangan
31
KEWENANGAN DESA
32
KEWENANGAN DESA
33
KEWENANGAN DESA
34
KEWENANGAN DESA
Kewenangan Desa
35
KEWENANGAN DESA
36
KEWENANGAN DESA
37
KEWENANGAN DESA
39
KEWENANGAN DESA
41
KEWENANGAN DESA
42
KEWENANGAN DESA
43
KEWENANGAN DESA
Daftar Pustaka
Silahuddin, M. (2015). Kewenangan Desa dan Regulasi
Desa.
Nurcholis, (2011). Pertumbuhan dan pennyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Yogyakarta: Liberty
Marbun, SF. (1997). Peradilan Administrasi Negara dan
Upaya Administrasi di Indonesia. Yogyakarta: Liberty,
Sugiama, A. Gima. (2013). Manajemen Aset Pariwisata
(Edisi 1). Bandung: Guardaya Intimarta
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nonor 44 Tahun 2016
Tentang Kewenangan Desa
Profil Penulis
Hajar Ashwad
Lahir di Kota Takengon, 08 Juli 1990, pendidikan
S1 penulis di Universitas Gajah Putih Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik lulus pada tahun 2013, untuk
Jenjang pendidikan S2 penulis melanjutkan ke
Universitas Sumatera Utara (USU) dengan
mengambil konsentrasi jurusan Studi
Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik lulus pada
tahun 2017.
Penulis bertugas sebagai dosen tetap di Universitas Gajah Putih
sejak tahun 2018 sampai saat ini. Penulis Juga mencoba aktif
dalam menulis Artikel tentang 1).
Pengawasan Dan Pengelolaan Retribusi Parkir Oleh Dinas
Perhubungan Bener Meriah Provinsi Aceh, 2). Peran Bagian
Hukum Dalam Menyelesaikan Perkara Pemerintahan Di
Sekretariat Kabupaten Aceh Tengah 3). Implementasi Program
Ternak Penggemukan Sapi Bali di Kabupaten Aceh Tengah
(Studi Kasus Tentang Program Pemerintah Daerah Dalam
Mencapai Swasembada Daging Di Kawasan Ternak Ketapang
Kabupaten Aceh Tengah.
Email Penulis: hajarashwad@gmail.com
44
4
PEMILIHAN DAN
PENGEMBANGAN KAPASITAS
APARATUR PEMERINTAH DESA
Pendahuluan
45
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
46
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
47
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
48
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
49
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
50
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
51
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
52
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
53
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
54
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
55
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
56
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
1. Kepala Desa
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa pemilihan kepala desa dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. pemilihan kepala desa dilaksanakan secara
serentak di seluruh wilayah kabupaten/kota.
b. Pemerintah daerah kabupaten/kota menetapkan
kebijakan pelaksanaan pemilihan kepala desa
57
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
58
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
59
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
60
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
61
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
62
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
63
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
Daftar Pustaka
Venni, Alam Heldi. 2017. Pengembangan Sumber Daya
Aparatur Desa. Gorontalo: Ideas Publishing
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Priyono. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sidoarjo: Zifatama Publishing
Isnaini, Rodiyah & Agustina Isna Fitra. 2020. Manajemen
Sumber Daya Manusia Sektor Publik. Sidoarjo:
UMSIDA Press
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2017 Tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa
64
PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH DESA
Profil Penulis
Riau Sujarwani
Lahir di Tanjungpinang Kepulauan Riau pada
Tanggal 16 Januari 1986. Lulus Sarjana Sosial
jurusan Administrasi Negara Universitas Slamet
Riyadi Surakarta Tahun 2004. Kemudian
melanjutkan kuliah Pasca Sarjana jurusan
Manajemen di Universitas Slamet Riyadi Surakarta dengan
konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia lulus pada
Tahun 2011. Menjadi Dosen sejak 2011 hingga saat ini di
STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang. Di STISIPOL Raja Haji
penulis paling sering mengampu mata kuliah Asas Asas
Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis juga ada beberapa
tulisan yang berupa jurnal, baik yang di terbitkan pada jurnal
yang berkualitas SINTA maupun yang belum berkualitas SINTA,
juga ada jurnal Internasional. Selain itu penulis juga beberapa
kali mendapatkan Penelitian Dosen Pemula yang didanai oleh
KEMENRISTEK DIKTI, bersama Dosen STISIPOL RH lainnya.
Menjadi dosen adalah profesi yang penulis rasa paling komplit
karena dengan menjadi dosen penulis dapat terus belajar dan
belajar agar ilmu yang didapat terus berkembang dan tajam.
Kemudian dapat melakukan penelitian yang terupdate serta
dapat melakukan pengabdian kepada masyarakat. Semoga apa
yang penulis tulis pada book chapter ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Terima kasih.
Email Penulis: riausujarwani@gmail.com
65
66
5
SUMBER DAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
PEMERINTAHAN DESA
Pendahuluan
67
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
Keuangan Desa
68
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
69
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
70
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
5) bangunan desa;
6) pelelangan ikan yang dikelola oleh desa;
7) pelelangan hasil pertanian;
8) hutan milik desa;
9) mata air miliki desa;
10) permandian umum; atau
11) lain-lain kekayaan asli desa.
Berdasarkan kekayaan asli desa yang dimiliki
maka pemerintah desa dapat memanfaatkan
kepemilikan aset tersebut untuk dijadikan
sebagai sumber pendapatan asli desa baik melalui
kegiatan usaha atas aset yang dimiliki, kegiatan
sewa menyewa aset serta berbagai kegiatan
lainnya.
c. Swadaya, partisipasi dan Gotong royong
Swadaya, partisipasi dan gotong royong
masyarakat adalah penerimaan yang berasal dari
sumbangan masyarakat desa. Penganggaran
penerimaan swadaya, partipasi dan gotong royong
harus dihitung secara cermat dan riil dalam
bentuk uang yang masuk ke rekening kas desa
untuk mendukung pelaksanaan suatu kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah desa.
d. Lain-lain pendapatan asli desa
Pendapatan asli desa lain adalah penerimaan desa
yang diperoleh antara lain dari hasil pungutan
desa sesuai dengan kewenangan desa yang
ditetapkan dan diatur dalam Peraturan desa.
Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan
desa diluar yang ditetapkan dan diatur dalam
Peraturan desa dan penyusunan rancangan
71
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
72
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
73
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
74
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
c. Meningkatkan
keswadayaan
masyarakat
75
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
76
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
77
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
78
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
79
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
80
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
81
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
2. Pelaksanaan
Setelah melaksanakan tahapan awal (perencanaan)
pengelolaan keuangan desa maka proses berikutnya
adalah tahapan pelaksanaan. Pelaksanaan adalah
rangkaian kegiatan yang dikerjakan dengan mengacu
pada rencana yang telah ditetapkan secara bersama
agar dapat mencapai tujuan organisasi. Yang
dimaksud dengan pelaksanaan dalam pengelolaan
keuangan desa adalah rangkaian kegiatan untuk
melaksanakan rencana dan anggaran yang telah
ditetapkan secara bersama melalui APBDesa
(Bihambing, 2019). Kegiatan utama yang terdapat
pada tahapan pelaksanaan da[at berupa penyusunan
Rencana Anggaran Biaya (RAB), pengajuan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP), dan dilanjutkan
dengan melaksanakan kegiatan dilapangan. Kegiatan
pokok pada fase pelaksanaan ini secara umum dapat
dipilah menjadi 2 (dua) yaitu: kegiatan yang berkaitan
dengan pengeluaran, dan melaksanakan kegiatan di
lapangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
20 Tahun 2018 dapat diketahui bahwa pelaksanaan
82
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
83
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
84
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
85
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
86
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
87
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
88
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
89
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
90
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
91
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
Penutup
92
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
Daftar Pustaka
Bihambing, H. (2019) Pengelolaan Keuangan Desa.
Yogyakarta: deepublish.
BPKP (2015) Petunjuk pelaksanaan bimbingan dan
konsultasi pengelolaan keuangan desa, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Jakarta.
Hadiyati, S. N. (2018). Studi Identifikasi Faktor–Faktor
Yang Dapat Mempengaruhi Pengelolaan Keuangan
Desa (Studi Empiris Pada Seluruh Desa Di Kecamatan
Gegesik Kabupaten Cirebon, Monex : Journal Research
Accounting Politeknik Tegal, 7(2), pp. 435–442. doi:
10.30591/monex.v7i2.933.
Hasan, S., Kasim, N. M. and Tijow, L. M. (2021) ‘Prospektif
Model Pengelolaan Keuangan Desa Melalui
Pengawasan Berbasis Masyarakat’, Maleo Law
Journal, 5(I), pp. 1–17.
Kamaroesid, H. (2017) Pengelolaan Keuangan Desa dalam
Praktek/Penerapannya di Desa. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Matridi, R. A. et al. (2015) ‘An Evaluation of P3DK (An
Acceleration of Development Village Program): A
Reviewing on Failure toward Revolving Loan Fund
System in Kepulauan Riau Province, Indonesia’,
Procedia - Social and Behavioral Sciences. Elsevier
B.V., 169, pp. 189–197. doi:
10.1016/j.sbspro.2015.01.302.
Mondale, T. F., Aliamin and Fahlevi, H. (2017) ‘Analisis
Problematika Pengelolaan Keuangan Desa (Studi
Perbandingan pada Desa Blang Kolak I dan Desa
Blang Kolak II , Kabupaten Aceh Tengah)’, Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam, 3(2), pp. 196–212.
Nurcholis, H. (2011) Pertumbuhan dan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
93
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
94
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA
Profil Penulis
Raja Abumanshur Matridi
Merupakan Putra sulung dari tiga bersaudara,
anak dari ayah yang bernama Raja Anizar, SPd.SD
dan Ibu Darmayanti, dan merupakan suami dari
istri tercinta Raviany Rizal, ST dan telah
dikaruniai 2 orang putra, yang pertama Raja Rakhshan Nadhif
dan yang kedua Raja Rafisqy Arfadhia. Lahir di Midai
(Kabupaten Natuna), 5 Februari 1986. Pendidikan, SDN 006
dan SMPN 1 Kecamatan Midai, SMAN 2 Kota Tanjungpinang,
dan menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Ilmu Administrasi
Negara di STISIPOL Raja Haji Kota Tanjungpinang tahun 2010.
Menyelesaikan pendidikan S2 di Northern University of Malaysia
pada tahun 2013 di bidang Public Management. Menjadi dosen
sejak tahun 2013 di STISIPOL Raja Haji dan diamanahkan
menduduki jabatan Sekretaris Prodi Administrasi Publik masa
bakti 2013-2018. Menduduki jabatan Ketua Prodi Administrasi
Publik sejak 2018-sekarang. Merupakan Co-Author pada buku
Program Pemerintah Daerah dan Permasalahan Sosial, rutin
menerbitkan jurnal baik berskala nasional maupun
internasional. Aktif dalam kegiatan penelitian dan bekerjasama
dengan pemerintah daerah. Dipercayakan menjadi Tenaga Ahli
dalam menyusun naskah kajian pemekaran desa di Kabupaten
Natuna pada tahun 2019 dan 2020. Menjadi Tenaga Ahli pada
kajian Dampak Pemberian Bantuan Terhadap Pendapatan
Nelayan/Pembudidaya Di Kabupaten Bintan tahun 2018,
Tenaga Ahli dalam Menyusun Potret Pembangunan Manusia
Kabupaten Bintan pada tahun 2019 dan Tenaga Ahli pada
kegiatan Fasilitator Inovasi Daerah di Kabupaten Bintan Tahun
2020 dan 2021 dan merupakan team work Pemerintah
Kabupaten Bintan dalam meraih penghargaan Innovation
Government Award (IGA) sebagai Kabupaten Terinovatif kategori
Daerah Perbatasan pada tahun 2020 dan 2021.
Email Penulis: matridi_aeksalo@yahoo.com
95
96
6
MANAJEMEN ASET
PEMERINTAHAN DESA
Pendahuluan
97
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
Manajemen Aset
98
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
99
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
hak-hak lain yang sah. Aset desa yang dapat dikuasai oleh
Pemerintah desa dapat berupa tanah perkemahan desa,
tanah umum, pasar desa, pasar ternak, dermaga kapal,
bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil
pertanian, seluruh hutan yang ada di desa, semua mata
air yang ada di desa, masyarakat umum, dan aset lainya
milik desa. Berdasarkan hal tersebut jelaslah bahwa harta
desa adalah murni milik desa.
100
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
101
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
102
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
103
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
104
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
105
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
106
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
107
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
6. Pengalihan
Bentuk pengalihan harta desa meliputi: tukar
tambah, jual beli, dan kepemilikan aset desa dapat
dijual apabila: aset tersebut tidak mempunyai nilai
guna untuk menunjang pekerjaan pemerintahan
desa; Aset berupa tanaman dan ternak
yang dikelola oleh pemerintah desa, seperti: jati,
maranti, bambu, sapi dan kambing; penjualan aset
dilakukan melalui penjualan langsung atau lelang;
Penjualan langsung meliputi: meja, kursi, komputer,
mesin tik, serta tanaman dan ternak; Lelang meliputi:
mobil, peralatan mesin; Penjualan lelang disertai
dengan kwitansi penjualan dan ditetapkan dengan
keputusan pengelola desa atas penjualan tersebut;
Uang hasil penjualan dicatat di kas kota sebagai
pendapatan kota; Penyertaan modal pemerintah desa
pada aset desa dilakukan dalam rangka pembinaan,
pembinaan dan peningkatan kinerja Badan Usaha
Milik Desa (BUMDesa). Penyertaan modal yang
diharapkan berupa Tanah Kas Desa.
7. Administrasi
Aset desa yang telah ditentukan penggunaannya,
harus diinventarisasi dan diberi kode dalam buku
inventarisasi aset desa. Pengkodean ini diatur dalam
pedoman umum pengkodean aset desa.
8. Penilaian aset
Penilaian aset dilakukan oleh pemerintah kabupaten
bersama dengan pemerintah desa untuk melakukan
inventarisasi aset berdasarkan ketentuan hukum.
Penilaian
properti dalam konteks penggunaan dan pengalihan
tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai negara
atau penilai publik.
108
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
109
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
Daftar Pustaka
Campbell, J. D , Jardine, McGlynn, (2011). Asset
Management Excellence: Optimizing Equipment Life-
Cycle Decisions, Second Edition
Risnawati, Dewi. 2017. Pengelolaan Aset Desa Dalam
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Di Desa Krayan
Bahagia Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. E-
jurnal ilmu pemerintahan, 2017, 5 (1): 199-212 ISSN
2477-2458.
Widjaja, H.A.W (2003). Pemerintahan Desa/Marga: Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Haryono, A. (2007). Modul Prinsip dan Teknik Manajemen
Kekayaan Negara. Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan, Pusdiklat Keuangan Umum. Tangerang.
Hastings, Nicholas A. John. (2010). Physical Assett
Management: Springer. Australia
Muchtar, Hidayat. (2011). Manajemen Aset (Privat dan
Publik): Laks Bang. Yogyakarta.
Marwansyah. (2009). Pengantar Manajemen: Politeknik
Negeri Bandung, Bandung.
Nurcholis, (2011). Pertumbuhan dan pennyelenggaraan
Pemerintahan Desa: Liberty Yogyakarta
Siregar, Doli. (2004). Manajemen Aset: Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Sugiama, A. Gima. (2013). Manajemen Aset Pariwisata,
Guardaya Intimarta, Edisi 1, Bandung
Sutaryono, Dkk. (2017). Buku Pinter Pengelolaan Aset
Desa: Forum Pengembangan Pembaharuan Desa
(FPPD). Yogyakarta
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
110
MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DESA
Profil Penulis
Muhsin Efendi
Lahir di Suka Ramai, 18 April 1985, pendidikan S1
penulis di Universitas Diponegoro Semarang
dengan mengambil Jurusan Ilmu Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik lulus
tahun 2009, untuk Jenjang pendidikan S2 penulis
lanjutnya ke Universitas Iskandarmuda Banda
Aceh juga mengambil jurusan Ilmu Administrasi lulus tahun
2017. Penulis bertugas sebagai dosen tetap di Universitas Gajah
Putih sejak tahun 2011 sampai saat ini.
Penulis Juga aktif dalam menulis Artikel tentang:
1).Accountability of the 2020 Village Fund Allocation Management
(Alokasi Dana Kampung) in Arul Pertik Village, Central Aceh
Regency, Indonesia, 2). Implementasi Pelayanan Program
Keluarga Harapan (PKH) Di Kecamatan Syiah Utama Kabupaten
Bener Meriah. 3). Pengaruh Kompetensi, Iklim Organisasi, Dan
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi Kasus
Pada Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah). 4).
Implementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
Oleh Dinas Sosial Kecamatan Bandar Bener Meriah. 5). Peran
Bagian Hukum Dalam Menyelesaikan Perkara Pemerintahan Di
Sekretariat Kabupaten Aceh Tengah, 6). Pengelolaan Pariwisata
Alam Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Perspektif Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Kepariwisataan, 7). Pengawasan Pengelolaan Retribusi Parkir
Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener
Meriah Artikel Ilmiahnya dipublikasi dalam jurnal skala
nasional dan berkat dorongan teman-teman dan keluarga besar
serta keinginan besar untuk membangun pendidikan, saya
telah menghasilkan sebuah karya yang berbentuk buku dengan
judul “Kewenangan Daerah Dalam Rangka Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bener Meriah”.
Email Penulis: muhsinefendi.fisipol@ugp.ac.id
muhsin85.efendi@gmail.com
111
112
7
PENYUSUNAN PRODUK
HUKUM DESA
Undang-Undang Desa
113
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
114
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
116
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
117
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
118
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
119
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
120
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
121
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
Peraturan Desa
122
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
123
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
124
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
125
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
3. Pembahasan
Badan Permusyawaratan Desa mengundang Kepala
desa untuk membahas dan menyepakati rancangan
Peraturan desa. Dalam hal terdapat rancangan
Peraturan desa prakarsa Pemerintah desa dan usulan
Badan Permusyawaratan Desa mengenai hal yang
sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang
sama, maka didahulukan rancangan Peraturan desa
usulan Badan Permusyawaratan Desa, sedangkan
rancangan Peraturan desa usulan Kepala desa
digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.
Rancangan Peraturan desa yang belum dibahas dapat
ditarik kembali oleh pengusul. Rancangan Peraturan
desa yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali
kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Rancangan
Peraturan desa yang telah disepakati bersama
disampaikan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan
Desa kepada Kepala desa untuk ditetapkan menjadi
peraturan desa paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal kesepakatan. Rancangan peraturan
desa wajib ditetapkan oleh Kepala desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima
belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan
peraturan desa dari pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa.
4. Penetapan
Rancangan Peraturan desa yang telah dibubuhi tanda
tangan disampaikan kepada Sekretaris desa untuk
diundangkan. Dalam hal Kepala desa tidak
menandatangani Rancangan Peraturan Desa, maka
rancangan Peraturan desa tersebut tetap wajib
diundangkan dalam Lembaran desa dan sah menjadi
Peraturan Desa.
126
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
5. Pengundangan
Sekretaris desa mengundangkan peraturan desa
dalam lembaran desa. Peraturan Desa dinyatakan
mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat sejak diundangkan.
6. Penyebarluasan
Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah desa dan
Badan Permusyawaratan Desa sejak penetapan
rencana penyusunan rancangan Peraturan desa,
penyusunan rancangan Peratuan Desa, pembahasan
rancangan Peraturan desa, hingga pengundangan
Peraturan desa. Penyebarluasan dilakukan untuk
memberikan informasi dan/atau memperoleh
masukan masyarakat dan para pemangku
kepentingan.
Tahapan evaluasi dan klarifikasi peraturan desa
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa,
pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah
Desa yang telah dibahas dan disepakati oleh
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa,
disampaikan oleh Kepala Desa kepada
Bupati/Wali Kota melalui Camat atau sebutan
lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati
untuk dievaluasi.
b. Dalam hal Bupati/Wali Kota tidak memberikan
hasil evaluasi dalam batas waktu, Peraturan Desa
tersebut berlaku dengan sendirinya.
127
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
128
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
129
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
130
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
131
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
132
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
Daftar Pustaka
Putri, Lia Sartika. 2016. Kewenangan Desa dan Penetapan
Peraturan Desa (Village Authority and The Issuance of
Village Regulation). Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 13
N0. 02
Raharjo, Muhamad Mu’iz. 2021. Pokok-Pokok dan Sistem
Pemerintahan Desa, Teori, Regulasi dan Implementasi.
Depok: RajaGrafindo Persada
Saparin, Sumber. 1986. Luas Bidang Kegiatan
Pemerintahan, Tata Pemerintahan Dan Administrasi
Pemerintahan Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sukriono, Didik dan Desinta Dwi Rapita. 2018. Pelatihan
Pembuatan Produk Hukum Desa di Pemerintahan Desa
Kecamatan Sumber Pucung Kabupaten Malang. Jurnal
Praksis dan Dedikasi Sosial, Vo.1 No.1
Syamsuddin, Aziz. 2013. Proses dan Teknik Penyusunan
Undang-Undang. Jakarta: Sinar Grafika
Widjaja, HAW. 2003. Penyelenggaraan Otonomi Daerah di
Desa. Jakarta: Rajawali Pers
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa.
133
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
Profil Penulis
Linda Fatmawati Saleh
Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 30 Mei 1981.
Menyelesaikan studi S1 di Fakultas Hukum
Universitas Sulawesi Tenggara. Menempuh dan
menyelesaikan jenjang Pendidikan S2 dan S3 di
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Saat ini
berkarir sebagai Perancang Peraturan Perundang-
undangan Ahli Muda di Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Sulawesi Tenggara. Selain sebagai Perancang
Peraturan PerUndang-Undangan, Penulis juga merupakan staf
pengajar di beberapa Perguruan Tinggi di Sulawesi Tenggara.
Disela-sela pekerjaan tersebut, aktif pula menulis buku, jurnal
internasional dan media serta narasumber pada berbagai
kegiatan ilmiah.
Email : Lindafatmawatisaleh@gmail.com
134
8
PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN
135
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
136
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
138
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
139
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
142
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
143
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
144
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
145
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Penataan Kawasan
146
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Pembangunan Kawasan
148
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
149
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
151
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
152
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
153
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
154
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
155
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Daftar Pustaka
Iqbal, M. (2007). Analisis peran pemangku kepentingan
dan implementasinya dalam pembangunan pertanian.
Jurnal Litbang Pertanian, 26(3), 89–99. Retrieved from
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id
/publikasi/p3263071.pdf
Karsidi, R. (2007). Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Usaha Kecil dan Mikro. Jurnal Penyuluhan, 3(2), 136–
145.
Kolopaking, L.M. & Fredian Tonny, 2005.
Pengembangan Kawasan Pedesaan Berbasis
Komunitas. Bahan Pelatihan Kerjasama
Departemen Komunikasi Pengembangan
Masyarakat dengan Direktorat Jenderal
Pengembangan Masyarakat Desa, Departemen
Dalam Negeri RI.
Kolopaking, Lala M, dkk. (2016). Mekanisme Perencanaan
Desa Membangun dan Membangun Desa. In Pusat
Studi Kebijakan Pembangunan Pertanian Perdesaan,
LPPM Institut Pertanian Bogor (Vol. 1).
Korten, David C. (2001). Menuju Abad Ke-21 :
Tindakan Sukarela clan Agenda Global. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Narayan, Deepa. (2002). Empowerment and Poverty
Reduction: A Source Book. Washington DC: The World
Bank
Nasution, H. S. (2018). Analisis Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto Era Desentralisasi Fiskal Di Propinsi Banten
Periode 2001:1-2009:4
Suyitman. (2010). Model Pengembangan Kawasan
Agropolitan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tjokrowinoto, Moeljarto. (1999). Pembangunan: Dilema
dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Widiawati, Kristiana. (2018). Agropolitan dan
Pembangunan Ekonomi Perdesaan. Saintis, 9, 86–88.
https://doi.org/10.19613/j.cnki.1671-
3141.2018.86.025
156
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Profil Penulis
Wesley Liano Hutaoit
Keterarikan penulis terhadap isu sosial diperoleh
melalui membaca yang sudah menjadi kebutuhan
dan kebiasaan sejak penulis menginjakkan kaki
di perkuliahn pada tahun 2003. Kebiasan
membaca memberikan kemudahan dalam
menulis terutama menemukan ide-ide baru
berkenaan dengan lingkungan sosial. Hal itu yang
mendorong penulis menentukan pilihan untuk menempuh dan
menyelesaikan perkuliahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas HKBP Nommensen Medan tahun 2010 dan
melanjutkan perkuliahan pada sekolah Magister Studi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Ketertarikan
menulis juga terbentuk di dalam organisasi GMNI Kota Medan.
Penulis sebagai Dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Penulis aktif dalam penelitian sosial, penelitian daerah, book
chapter dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi
bangsa dan negara.
Email Penulis: wesleyuntag45@gmail.com
157
158
9
KERJA SAMA DESA
159
KERJA SAMA DESA
160
KERJA SAMA DESA
161
KERJA SAMA DESA
162
KERJA SAMA DESA
163
KERJA SAMA DESA
164
KERJA SAMA DESA
165
KERJA SAMA DESA
166
KERJA SAMA DESA
167
KERJA SAMA DESA
168
KERJA SAMA DESA
169
KERJA SAMA DESA
170
KERJA SAMA DESA
171
KERJA SAMA DESA
172
KERJA SAMA DESA
173
KERJA SAMA DESA
174
KERJA SAMA DESA
175
KERJA SAMA DESA
Daftar Pustaka
Ahmadi, A. (2007). Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta.
Chozin, M. A. (2010). Pembangunan Perdesaan Dalam
Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. IPB
Press.
Clistrap, R. L. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Salemba Empat.
Dwipaya, A. A. (2003). Membangun Good Governance di
Desa. IRE Press.
Engkoswara; Komariah, A. (2012). Administrasi
Pendidikan. Alfabeta.
Huda, N. (2015). Hukum Pemerintahan Desa dalam
konstitusi Indonesia sejak kemerdekaan hingga era
reformasi. Setara Press.
Johnson, E. (2006). Contextual Teaching and Learning
(Menjadikan Kegiatan Belajar Mengasyikan dan
Bermakna) Terjemahan Ibnu Setiawan. In The SAGE
Encyclopedia of Online Education.
Kansil, C. S. . (1988). Desa Kita dalam Peraturan Tata
Pemerintahan Desa. Ghalia Indonesia.
Kartohadikoesoemo, S. (1984). Desa. Balai Pustaka.
Ndraha, T. (1991). Dimensi-Dimensi Pemerintah Desa.
Bumi Aksara.
Nugroho, Riant ; Suprapto, F. A. (2021a). Kerja sama
Pemerintahan Antar Desa Bagian 1: Konsep Dasar.
Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.
Nugroho, Riant ; Suprapto, F. A. (2021b). Kerja sama
Pemerintahan Antar Desa Bagian 2: Kelembagaan
Kerjasama Antar Desa. Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia.
Nurcholis, H. (2011). Pertumbuhan dan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. In Erlangga.
Saragi, T. P. (2004). Mewujudkan Otonomi Masyarakat
Desa Alternatif Pemberdayaan Desa. Yayasan Adikara
IKAPI-FORD FOUNDATION.
176
KERJA SAMA DESA
177
KERJA SAMA DESA
Profil Penulis
Nurbaiti Usman Siam
Lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada
tahun 1968 dan Dosen tetap Yayasan Raja Haji
Fisabilillah dengan unit kerja pada Program Studi
Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji
Tanjungpinang Kepulauan Riau.
Ia mendapat gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Eka Sakti Padang pada tahun 1992 dengan
jurusan Ilmu Pemerintahan. Menyelesaikan program Master
tahun 2015 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Padjadjaran Bandung pada Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Penulis juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas
Administrasi Negara Universitas Lancang Kuning Kelas Jauh
Tanjungpinang pada tahun 1992-1999. Dan pernah kerja
sebagai TKPMP di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau pada tahun
1993 dan di tempatkan pada Kabupaten Kepulauan Riau.
Penulis memiliki pengalaman diluar jabatan fungsional adalah
sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Pemerintahan 1999-
2000, Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan 2000-2001,
Sekretaris P3M tahun 2001-2002, Ketua P3M tahun 2002
sampai dengan tahun 2012, tahun 2012 sampai dengan tahun
2015 menjadi Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, pada
bulan September tahun 2015 hingga sekarang menjadi Wakil
Ketua II bidang Administrasi Umum, Keuangan dan
Kepegawaian di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja
Haji Tanjungpinang. Penulis menyukai mempelajari tentang
Pemerintahan Desa.
Email Penulis: nurbaitiusmansiam@gmail.com
178
10
PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK DESA
Pendahuluan
179
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
180
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
181
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
182
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
183
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
184
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
dalam penyelengaraannya.
Pengelola Badan Usaha Milik Desa wajib dibekali ilmu
manajemen yakni pengenalan tentang fungsi manajemen.
Pertama, fungsi perencanaan (planing) Badan Usaha Milik
Desa sesuai dengan tahapannya, baik perencanaan
jangka pendek, jangka menegah maupun perencanaan
jangka panjang. Kedua, fungsi pengorganisasian
(organizing) tahapannya yakni mendapat mandat sebagai
pengelola Badan Usaha Milik Desa dari Kepala desa,
dalam surat keputusannya penetapan Direktur,
Sekretaris, Bendahara serta sejumlah Pimpinan unit
usaha. Ketiga, fungsi pengarahan (actuating) pada tahap
ini seluruh personil yang telah ditempatkan sesuai
tupoksi harus diarahkan pada usaha Badan Usah Milik
Desa itu sendiri dan berfokus pada mewujudkan unit
usaha yang telah disepakati. Keempat, fungsi
pengendalian (controlling) usaha yakni Badan Usaha Milik
Desa yang telah berkembang perlu dilakukan
pengendalian/pengawasan sesuai tahap pertama
kesepakatan yang telah direncanakan artinya terkait
program usaha selanjutnya unit yang membidangi usaha
tersebut. Penjelasan tersebut seiring dengan definisi
pengelolaan dalam buku Terry (2012:15) yang
menyebutkan pengelolaan adalah proses khas yang terdiri
dari atas tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.
185
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
186
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
187
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
188
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
189
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
190
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
191
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
192
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
Daftar Pustaka
Eko, S., et al.. 2014. Desa Membangun Indonesia.
Yogyakarta: Forum Pengembangan Pembaharuan
Desa (FPPD).
Massis, De, et al., 2015, Product Innovation in Family
versus Nonfamily Firms: an Exploratory Analysis.
Journal of Small Bussiness Management Vol. 53 No.
1: 1-36.
Muhaimin. 2020. Rekonstruksi Penggunaan Dana Desa
Untuk Mewujudkan Kesejahtraan Masyarakat Desa.
Jurnal Penelitian Hukum De Jure. Vol. 20, No.4. 557-
572
Terry, George R. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen.
Jakarta. Bumi Aksara. Hlm 15.
Wirawan, Aditya. 2017. Kajian Yuridis Penatausahaan
Barang Milik Desa yang diperoleh dari Angaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Vol.3 (2016) No.138-
153
Udang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Badan Usaha Milik Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 4 tahun 2015 tentang Badan
Usaha Milik Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pengeloaan Aset Desa
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Desa
Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2020
193
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
Profil Penulis
Hasiun Budi
Lulus Sarjana (S1) Ilmu Ekonomi pada Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Gajah Putih dengan
konsentrasi Ilmu Manajemen, tahun 2003 pada
tahun 2008 mengabdi di kampus yang sama
sebagai staf dosen dan pada tahun 2011
ditetapkan sebagai dosen pada prodi ilmu
komunikasi dengan jabatan fungsional akademik Aisten Ahli,
dengan mengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, Azas-
azas Manajemen, Kewirausahaan, Teknik Melobi dan Negosiasi
ditahun yang sama pernah menjadi anggota panwaslih kepala
daerah kabupaten Aceh Tengah, serta melanjutkan studi
Magister Sains Manajemen di Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe selesai pada Tahun 2013, penulis aktif menulis
diberbagai jurnal Ilmiah Nasional, serta menulis buku monograf
saat ini Jabatan Fungsional Akademik lektor 200 KUM. sejak
tahun 2019 s/d sekarang aktif mengikuti program seminar
kedaireka, scale up bumdes, seminar nasinonal dan regional
baik sebagai peserta dan narasumber di berbagai perguruan
tinggi.
Email Penulis : hasiunbudi.fisipol@ugp.ac.id
194
11
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PEMERINTAHAN DESA
Pendahuluan
195
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
Konsep Pembinaan
196
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
197
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
Konsep Pengawasan
198
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
199
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
200
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
201
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
202
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
203
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
204
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
205
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
206
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
207
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
208
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
209
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
210
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
211
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
212
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
213
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
214
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
215
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
216
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
217
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
218
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
219
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
220
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
Daftar Pustaka
Ivancevich, John, M, dkk. (2008). Perilaku dan Manajemen
Organisasi, jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga.
Jamaludin, Adon Nasrullah. (2015). Sosiologi Perdesaan.
Bandung: Pustaka Setia.
Mangunhardjana, A. (1986). Pembinaan Arti dan
Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.
Manullang, M. (2005). Dasar-Dasar Manajemen.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Mathis Robert, Jackson John. (2002). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Salemba empat.
Nurcholis, Hanif. (2011). Pertumbuhan dan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:
Erlangga.
Nurtjahjo, Hendra. et.al (2013). Memahami
Maladministrasi. Jakarta: Ombudsman Republik
Indonesia.
Rustiadi & Pranoto. (2007). Agropolitan: Membangun
Ekonomi Perdesaan. Bogor: Crestpent Press.
Sedarmayanti. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia,
Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri
Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.
Silalahi, Ulber. (2002). Pemahaman Praktis Asas-Asas
Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju.
Terry, George R & Leslie W. Rue (Terj. G.A Ticoalu). (2010).
Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Widjaja, A. W. (2001). Pemerintahan Desa dan
Administrasi Desa. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Ombudsman Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa
221
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA
Profil Penulis
Fitri Dewi Wulandari
Ketertarikan penulis terhadap ilmu pengetahuan
sudah tampak sejak kecil karena memiliki
kegemaran membaca dan menulis karangan.
Bahkan sejak awal sudah memiliki cita-cita
sebagai seorang guru. Sejak lulus dari SMU Negeri
1 Tanjungpinang di tahun 2000 dengan jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial, semakin memperkuat keinginan
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Kota
Tanjungpinang, yakni pada Stisipol Raja Haji pada program
studi Ilmu Administrasi Negara dan menamatkan pendidikan
tersebut pada tahun 2006. Saat itu penulis sudah menjadi
Asisten Dosen, dan diangkat sebagai dosen tetap Yayasan pada
tahun 2007. Penulis berkesempatan meneruskan pendidikan
Pasca Sarjana di Universitas Diponegoro Semarang pada tahun
2011 Pada Program Studi Magister Ilmu Administrasi,
Konsentrasi Kebijakan Publik.
Penulis memiliki kepakaran dibidang Kebijakan Publik, Analis
Formulasi Kebijakan, Manajemen Publik dan Ekonomi Politik
Kebijakan. Dalam rangka mewujudkan karir sebagai dosen
profesional dan tersertifikasi, penulis juga aktif sebagai peneliti
di bidang kepakarannya tersebut. Beberapa penelitian telah
dilakukan, baik yang pendanaannya berusmber dari internal
perguruan tinggi maupun Kemenristek DIKTI. Selain penelitian,
penulis juga berupaya aktif menulis buku dengan harapan
karya-karya penulis dapat memberikan kontribusi positif bagi
bangsa dan negara yang sangat tercinta ini.
Email Penulis: fitridewiwylandari@gmail.com
222
12
STUDI KASUS PENGELOLAAN
PEMERINTAHAN DESA
Pendahuluan
223
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
224
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
225
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
226
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
227
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
228
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
230
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
231
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
232
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
233
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
234
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
235
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
236
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
237
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
Penutup
238
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
239
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
Daftar Pustaka
Bawono, Icuk Rangga dan Erwin Setyadi. 2019. Panduan
Penggunaan Dan Pengelolaan Dana Desa. Jakarta:
Grasindo
Margono, Subando Agus dan Bevaola Kusumasari. 2015.
Manajemen Publik Kontemporer. Yogyakarta: Gava
Media
Setiyono, Budi. 2014. Pemerintahan Dan Manajemen
Sektor Publik: Prinsip-Prinsip Manajemen Pengelolaan
Negara Terkini. Yogyakarta: Center of Academic
Publishing Service
Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011. Administrasi Publik
Konsep dan Perkembangan Ilmu di Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Syafiie, Inu Kencana. 2010. Ilmu Administrasi Publik.
Jakarta: Rineka Cipta
Wibawa, Samodra, dkk. 2019. Menata Desa : Bunga
Rampai Pemikiran. Yogyakarta: K-Media
Wijaya, Andy Fefta dan Oscar Radyan Danar, 2014.
Manajemen Publik : Teori dan Praktek. Malang
:Universitas Brawijaya Press
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Cipta Kerja
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2020 Perubahan
atas Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019
Tentang Penggunaan Dana Desa
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2020 Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 11
Tahun 2019 Tentang Penggunaan Dana Desa dalam
rangka Stabilisasi Keuangan Negara menghadapi
pandemi Corona Virus Disease 2019
240
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
241
STUDI KASUS PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA
Profil Penulis
Indah Wahyu Maesarini
Menyelesaikan gelar Sarjana Ilmu Politik di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada
tahun 1999, melanjutkan Program Magister
Administrasi Publik pada Universitas Gadjah
Mada dan memperoleh gelar Magister Sains pada tahun 2001.
Pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Program Sarjana
dari 2010-2014, menempati posisi sebagai Ketua Program Studi
Pascasarjana pada 2015 serta menduduki posisi sebagai Kepala
Satuan Penjaminan Mutu Internal dari 2017-2021. Posisi saat
ini sebagai Dosen Tetap pada Program Studi Administrasi Publik
di Institut Ilmu Sosial dan Manajemen Stiami Jakarta dengan
mengajar mata kuliah pada Manajemen Publik dan Manajemen
Pelayanan Publik sekaligus sedang menjalankan kuliah
program Doktoral Administrasi Publik pada Universitas
Terbuka. Karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasi adalah
penelitian pada beberapa Instansi Pemerintah yang ada di DKI
Jakarta serta Kota Depok. Selain aktif sebagai Pengajar, Penulis
juga pernah terlibat aktif sebagai Konsultan Instansi
Pemerintah pada Tenaga Ahli di Bidang Kebijakan Publik
Tingkat Pusat dari tahun 2015-2020.
Email Penulis: inwamae2014@gmail.com
242