Anda di halaman 1dari 1

Kasus Pembelajaran Kelas 3 SD

Bu Tata adalah seorang guru baru di sekolah yang berada di daerah berinisial S. Dia
diberikan tugas untuk mengajar kelas 3 di sekolah tersebut dengan jumlah siswa 29 siswa dan 1
diantaranya tidak bisa membaca, menulis, bahkan berhitung. Siswa tersebut bernama boy yang
terpaksa dinaikkan karena terdapat kebijakan untuk menaikkan semua siswa. Selama di kelas,
boy hanya diam saja ketika ditanya oleh Bu Tata dia hanya menganggukkan kepala atau
menggelengkan kepala saja tanpa berbicara. Pada suatu hari Bu Tata membawa proyektor untuk
mengajar materi benda padat, benda cair dan benda gas di kelas 3.
Bu Tata memulai pembelajaran dengan mempersilahkan ketua kelas untuk berdo’a,
mengabsensi siswa, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Bu Tata
memberikan stimulus terkait materi yang diajarkan, dengan menanyakan pertanyaan pemantik
berupa “Apa itu benda?”. Siswa menjawab dengan penuh antusias. Pada kegiatan inti Bu Tata
menampilkan sebuah video yang berisikan penjelasan serta gambar-gambar tentang benda padat,
benda cair, benda gas sebagai literasi digital kepada siswa. Siswa memperhatikan dengan
seksama termasuk boy. Setelah video berakhir Bu Tata menanyakan kepada siswa “apa
kesimpulan yang dapat diambil pada video tersebut?”. Ada beberapa siswa yang mengangkat
tangan termasuk boy. Bu Tata memilih boy untuk menyampaikan pendapatnya “air, meja,
balon”. Bu Tata meminta teman-teman yang lain untuk bertepuk tangan karena boy sudah berani
untuk berpendapat. Bu Tata meminta pendapat siswa lain serta memberikan sedikit penjelasan
sebagai penguat.
Bu Tata melanjutkan pembelajaran dengan memberikan LKPD dan menjelaskan kepada
siswa bagaimana cara untuk mengerjakannya. LKPD yang dibagi ada 2 lembar, lembar 1 berupa
gambar-gambar dan lembar 2 berapa beberapa pertanyaan. Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan serta menempelkan gambar-gambar mana yang termasuk benda padat, benda cair,
dan benda gas pada pertanyaan terakhir di lembar 2. Bu Tata juga menyampaikan kepada siswa
bahwa LKPD tersebut dikerjakan bersama teman sebangkunya. Boy yang duduk sendiri terpaksa
harus mengerjakan lembar LKPDnya sendiri. Tiba-tiba, Bu Tata dipanggil ke ruang guru karena
ada rapat sebentar sehingga Bu Tata harus meninggalkan siswa kelas 3 untuk mengerjakan
LKPDnya sendiri.
Setelah 25 menit rapat pun selesai Bu Tata kembali ke kelas 3. Karena sudah waktunya
istirahat Bu Tata meminta semua siswa yang sudah selesai untuk mengumpulkan LKPDnya ke
meja Bu Tata dan langsung istirahat. Boy mengumpulkan paling terakhir dan langsung berlari
keluar kelas, ternyata LKPDnya dia gunting-gunting menjadi 4 dan tertulis huruf-huruf yang
tidak bisa dibaca. Setelah Bu Tata memeriksa hasil siswa didapatkan 60% siswa yang memenuhi
nilai KKM.

Anda mungkin juga menyukai