Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BALAGHAH AL-QUR’AN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Balaghah al-Qur’an


Dosen Pengampu:
Dr. Ahsin Sakho Bin Muhammad Asyrofuddin

Disusun oleh:
KELOMPOK 4 KELAS 3-C (Minggu, 29 Oktober 2023)

Edo Murtado 11220340000064 Mohammad Farhan 11220340000 101

Abdillah Ramadhan 11220340000096 Siti Khoirun Nisa 11220340000035

Ahmad Fathoni H. 11220340000118 Restu dwi Cahyani 11220340000031

Muhammad Fatur Rohman 11220340000107 Zoha Ulya Millatina 11220340000014

Aida Samrotul Puadah 11220340000074 Nur Muhammad H. 11220340000138

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Atas berkat karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah “Balaghah al-Qur’an” ini tepat waktu. shalawat serta
salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


kerja sama dan juga dukungan dari banyak pihak, sehingga memudahkan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang sudah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Adapun makalah ini kami
susun untuk menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Balaghah al-Qur’an
dengan dosen pengampu Dr. Ahsin Sakho Bin Muhammad Asyrofuddin. Pada
makalah ini pemakalah menguraikan Balaghah Al-Qur’an surah al-Fatihah dan juga
surah al-Baqarah ayat 1-5.

Kami selaku pemakalah berharap informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tidak ada yang sempurna di dunia ini,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon
kritik dan saran yang membangun sebagai bagian revisi makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami sampaikan pada
makalah ini, kami mohon maaf.

Ciputat, 27 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................2

C. Tujuan ....................................................................................................2

BAB II ......................................................................................................................3

PEMBAHASAN ......................................................................................................3

1. Analisis balaghah pada surat al-Fatihah ................................................3

2. Analisis balaghah pada surat al-Baqarah ayat 1-5 .................................7

BAB III PENUTUP .................................................................................................9

Kesimpulan ..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan kitab suci berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril. Eksistensi al-Quran di
sepanjang sejarah dan di seluruh penjuru dunia semua menggunakan bahasa Arab
meski dibaca oleh bangsa dimana pun. Berbeda halnya dengan kitab-kitab lain yang
bisa ditemukan di berbagai penjuru dunia namun dengan menggunakan bahasa
yang menyesuaikan dengan tempat di mana ia berada dibaca, dipelajari dan dikaji.
Dengan demikian, al-Quran tidak hanya membuat penduduk dunia takjub dengan
keautentikannya, melainkan juga telah membuat semua umat di muka bumi ini
terkesima dengan keindahan kesusastraan ilmu balaghah yang tertuang di
dalamnya.

Al-Fatihah adalah surah yang pertama terdapat dalam kitab al-Quran, surah
ini juga selalu dibaca seorang muslim ketika salat. Surah ini juga dinamai dengan
Um al-Qur’an, karena ia merupakan induk semua ayat-ayat al-Qur’an.
Penamaannya dengan al-Fatihah karena ia terletak pada awal al-Quran, dan karena
biasanya yang pertama memasuki sesuatu adalah yang membukanya, maka kata
Fatihah disini berarti awal al-Quran.

M.Quraish Shihab dalam bukunya Pesona Al-Fatihah mengatakan: tidak


mengherankan kalau surah Al-Fatihah ini dinamakan umm al-kitab, induk al-Qu'an
serta dinamai al-Sab' al-Matsani. Ia dinamakan Al-Fatihah "pembukaan yang
sempurna" bukan saja karena ia terdapat pada permulaan al-Qur’an, tetapi juga
karena ia adalah pembuka yang sangat sempurna bagi segala macam kebajikan.
Surah ini dinamai al-Asas karena asas dasar dari segala macam persoalan terpuji di
dunia dan di akhirat. Dia juga disebut al-Waqiyah (pemelihara), karena melalui
pembacaan dan penggambarannya seseorang terpelihara dari segala macam
bencana.

1
Dalam surah Al-Fatihah juga terdapat beberapa kandungan yang mencakup
tujuan dari Al-Qur'an seperti prinsip dan turunan ajaran agama yang meliputi
aqidah, ibadah, syariah, keyakinan atas hari akhir, keimanan atas sifat mulia Allah,
pengesaan dalam penyembahan, juga permohonan pertolongan melalui doa. Al-
Fatihah juga mengandung prinsip-prinsip dasar semua surah-surah dalam al-
Qur'an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-Fatihah?
2. Apa kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-Baqarah ayat 1-5?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-
Fatihah.
2. Untuk mengatahui kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-
Baqarah ayat 1-5.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Balaghah pada Surah al-Fatihah

Menganalisis aspek balagah yang terdapat pada suatu ayat al-Qur’an


bukanlah suatu perkara yang mudah. Kita perlu pemahaman dan pendalaman yang
baik dalam ilmu balagah untuk dapat menganalisisnya. Banyak ulama tafsir yang
ketika mentafsirkan sebuah ayat, selain membahas isi kandungannya, mereka juga
sedikit membahas mengenai aspek balagahnya. Syeikh Ali al-Shabuni misalnya, di
dalam kitab tafsirnya, Shafwatu al-Tafasir, setelah selesai menjelaskan kandungan
sebuah ayat yang ditafsrikannya, maka beliau melanjutkan pembahasan tersebut
dari aspek balagahnya secara sistematis dan dijadikan sebagai pembahasan
tersendiri.

Oleh karena itu, agar tidak adanya kekeliruan yang begitu signifikan pada
makalah ini, maka penulis menganalisis aspek balagah pada surah al-Fatihah
berdasarkan apa yang telah dijelaskan oleh beberapa ulama tafsir.

Adapun unsur-unsur balagah yang terdapat pada surah al-Fatihah di


antaranya:

٤ ‫ِين‬ ِ ‫ َٰم ِل ِك ي ۡو ِم ٱلد‬٣ ‫ٱلر ِح ِيم‬ ‫ ه‬٢ ‫ب ۡٱل َٰعل ِمين‬


‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬ ِ ‫ ۡٱلحمۡ ُد ِ ه‬١ ‫ٱلر ِح ِيم‬
ِ ‫َّلل ر‬ ‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬
‫ٱَّللِ ه‬‫بِ ۡس ِم ه‬
‫ص َٰرط ٱلهذِين أ ۡنعمۡ ت عل ۡي ِه ۡم غ ۡي ِر‬ ِ ٦ ‫ٱلص َٰرط ۡٱل ُم ۡست ِقيم‬
ِ ‫ٱهدِنا‬ ۡ ٥ ‫ين‬ُ ‫ِإيهاك نعۡ بُ ُد و ِإيهاك ن ۡست ِع‬
٧ ‫ضا ٓ ِلين‬
‫ب عل ۡي ِه ۡم وَل ٱل ه‬ ُ ‫ۡٱلم ۡغ‬
ِ ‫ضو‬

1. ‫الر ِح ِيم‬
‫من ه‬ِ ْ‫الرح‬ ِ ‫ِبس ِْم ه‬
‫َّللا ه‬
Surah al-Fatihah diawali dengan pembukaan yang baik dan pengenalan
yang cerdas, atau dikenal dengan istilah Husnu al-Iftitah wa Bara’tu al-Matla’.
Apabila al-Fatihah itu diawali dengan lafaz basmalah sebagaimana pendapat
yang mengatakan bahwa basmalah merupakan ayat pertama dari surah al-
Fatihah, maka hal tersebut adalah yang paling baik. Karena permulaannya
diawali dan dibuka dengan menyebut nama Tuhan. Sedangkan apabila surah al-
Fatihah itu diawali dengan lafaz hamdalah sebagaimana pendapat yang

3
mengatakan bahwa ayat pertama dari surah al-Fatihah itu adalah hamdalah,
maka hal itu juga suatu perkara yang baik. Sebab memuji Allah dan
menggambarkannya dengan sifat-sifatnya yang agung dan mulia adalah cara
teraik dalam memulai sebuah kalimat.1

2. ‫بِس ِْم ه‬
ِ‫َّللا‬
Pada kalimat “bismillah” terdapat al-Hazdfu (pembuangan/ada kata yang
dibuang). Yaitu mutaalaq huruf ba pada lafaz ‫ بسم هللا‬Jika disebutkan fi’ilnya
maka dia membutuhkan kepada fa’il. Dengan demikian, penyebutan Allah tidak
didahulukan. Pada ayat tersebut juga terdapat huruf alif yang dibuang pada ‫بسم‬

‫ هللا‬dan ‫الرحمن‬. Hal itu terjadi karena banyaknya penggunaan.2


Dikatakan juga bahwa lafaz ‫ بسم هللا‬terdapat isti’arah makniyah. Disebut
istiarah makniyah jika huruf “ba” pada lafaz basmalah diiartikan sebagai sebuah
“pertolongan”. Sehingga hal tersebut diibaratkan dengan hubungan antara yang
mencari pertolongan dan yang dicari atau dimintai pertolongan.3
3. ‫الر ِح ِيم‬
‫من ه‬ِ ْ‫الرح‬
‫ه‬
Ini merupakan gaya bahasa (fan al-Ta’did) di mana lafaz ‫ الرحمن‬dibedakan

dengan lafaz ‫ الرحيم‬karena berada dalam satu kalimat/tempat. Namun tentunya


keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam segi lafaz dan makna, di
mana lafaz ‫ الرحمن‬itu lebih luas maknanya daripada lafaz ‫ الرحيم‬yang disebakan

karna adanya penambahan huruf alif pada lafaz ‫الرحمن‬

4. ‫الحمد هلل‬
Terdapat beberapa unsur balagah pada lafaz ‫ الحمد هلل‬di antaranya:
1. Lafaz ‫ الحمد‬merupakan jumlah khabriyah, namun secara makna menunjukkan
jumlah insyaiyyah. Diucapkannya, ‫ الحمد هلل‬yang berarti, “Segala puji hanya
milik Allah,” tetapi maksudnya adalah, “Bacalah oleh kalian lafaz

1
Abu Hayyan al-Nadalusi, Bahr al-Muhit fi al-Tafsir, (Beirut: Dar al-Fikri, 2000), 54.
2
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 1.
3
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 2.

4
Alhamdulillah.” Kalimat tersebut menunjukkan ringkasan dari perintah
membaca hamdalah. Misalnya, dalam ungkapan Arab dinyatakan, ‫الكرم للعرب‬
yang berarti, “kemuliaan orang-orang arab.” Maksudnya ialah, “Muliakanlah
orang-orang Arab.”4
2. Al-Mubalagah fi al-Tsana. Tambahan huruf alif dan lam pada lafaz ‫الحمد‬
menunjukkan li al-Istigraq yang bermakna mencakup keseluruhan dalam
rangka berlebihan saat memuji. Sehingga, lafaz ‫ الحمد‬diartikan, “Segala atau
semua puji hanya bagi Allah.”5
3. Pada lafaz ‫ هلل‬ada fan ikhtishash untuk menunjukkan bahwa seluruh pujian
itu dikhususkan untuk Allah.
5. َ‫ب ْالعالَ ِمين‬
ِ ‫َر‬
Terdapat udhul pada kata ‫ العالمين‬di mana dapat kita pahami bahwa makhluk
Tuhan yang paling dominan, paling berperan di alam ini mesti makhluk yang
berakal, khususnya manusia. Untuk mengungkapkan makna ini maka
diperlukan “penyimpangan” (udhul) dari jamak taksir ‫ العوالم‬kepada jamak

mudzakkar salim ‫العالمين‬. Kata ‫ ال َعالَم‬menurut kaidah sharaf tidak bisa menjadi
jamak berakal karena bukan sifat dan bukan benda berakal. Di pihak lain dengan
adanya (udhul), maka ayat lafaz ini bersajak dengan ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya.
6. ‫الر ِح ِيم‬
‫من ه‬ِ ْ‫الرح‬
‫ه‬
Hanya sebuah pengulangan sebagai taukid (penguat) dari ayat sebelumnya. Afif
al-Din Dimyati mengutip perkataannya imam al-Karramaniy yang mengatakan
bahwa diulangnya lafaz di atas menunjukan bahwa rahmat adalah memberi
nikmat kepada siapapun yang membutuhkan. Kemudian dibedakanlah antara
‫ الرحمن‬dengan ‫ الرحيم‬yang memunculkan pedapat bahwa ‫ الرحمن‬adalah nikmat
yang Allah yang diberikan kepada seluruh makhluknya di alam raya. Sedangkan

4
Ali al-Shabuni, Shafwatu al-Tafasir, (Mesir: Dar al-Shabuni, 1997), 20.
5
Abu Hayyan al-Nadalusi, Bahr al-Muhit fi al-Tafsir, (Beirut: Dar al-Fikri, 2000), 54.

5
‫ الرحيم‬yaitu Allah hanya memberikan nikmatnya kepada hambanya yang
beriman.6
7. ‫ِين‬
ِ ‫ما ِل ِك َي ْو ِم الد‬
Susunan Idhafah pada firman Allah ‫ مالك يوم الدين‬adalah untuk menghilangkan
adanya dua pemiliki dan berbagai pemiliki selain pada Allah hari itu.
8. ُ‫اِيهاكَ نَ ْعبُدُ َواِيهاكَ نَ ْستَ ِعيْن‬

Pada lafaz tersebut terdapat pembelokan makna atau biasa disebut dengan
iltifat dari ghaib (orang ketiga) kepada mukhatab (orang yang diajak bicara). Jika
perkataan tersebut berlaku, maka lafaz aslinya berbunyi:

ُ‫اِيهاه نَ ْعبُدُ َواِيهاه نَ ْستَ ِعيْن‬

“Hanya kepada-Nya kami menyembah dan hanya kepada-Nya kami meminta


pertolongan.” Mendahulukan maf’ul berfungsi meringkas (al-Qashr), sehingga
maknanya menjadi, “kita menyembah selain engkau.”7

Padanya juga terdapat seni taqdim. Dhamir didahulukan untuk membatasi


ibadah dan isti’anah hanya kepada Allah satu-satunya. Ibadah didahulukan atas
isti’anah karena isti’anah adalah buahnya. Pengulangan ‫ إياك‬disertai dengan fi’ilnya
yang kedua untuk memberi faidah bahwa masing-masing dari ibadah dan isti’anah
itu adalah yang dimaksud secara zatnya.8

َ ‫ط ْال ُم ْستَ ِق‬


9. ‫يم‬ َ ‫الصرا‬
ِ ‫ا ْه ِدنَا‬

Ayat di atas mengandung makna meminta sesuatu (thalab al-Syai).


Maksudnya, tetapkanlah kami di atasnya. Yang dimaksud adalah permohonan yang
dawam dan terus menerus.

6
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 2.
7
Ali al-Shabuni, Shafwatu al-Tafasir, (Mesir: Dar al-Shabuni, 1997), 20.
8
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 3.

6
َ ‫ط ْال ُم ْستَ ِق‬
Kemudian pada lafaz ‫يم‬ َ ‫الصرا‬
ِ mengandung makna Isti’arah
tashrihiyyah. Yaitu agama yang benar diserupakan dengan jalan yang lurus.

10. َ‫علَ ْي ِه ْم َوال الضهالِين‬


َ ‫ب‬
ِ ‫ضو‬ُ ‫غي ِْر ْال َم ْغ‬ َ َ‫ط الهذِينَ أَ ْنعَ ْمت‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم‬ َ ‫صرا‬
ِ
Pada lafaz ‫علَ ْي ِه ْم‬َ ‫ب‬
ِ ‫ضو‬ ُ ‫غي ِْر ْال َم ْغ‬َ terdapat al-Hadzf (yang dibuang), taqdirnya
adalah: ‫غير صراط المغضوب عليهم‬

B. Analisi Balagah pada Surah al-Baqarah ayat 1-5

‫صل َٰوة‬
‫ب ويُ ِقي ُمون ٱل ه‬ ُ ‫ َٰذ ِلك ۡٱل ِك َٰت‬١ ‫ا ٓل ٓم‬
ِ ‫ ٱلهذِين ي ُۡؤ ِمنُون ِب ۡٱلغ ۡي‬٢ ‫ب َل ر ۡيب فِي ِه هُدٗ ى ِل ۡل ُمته ِقين‬
ِ‫نزل ِمن ق ۡب ِلك و ِب ۡٱۡلٓ ِخرة‬ ِ ُ ‫نزل إِل ۡيك وما ٓ أ‬ ِ ُ ‫ وٱلهذِين ي ُۡؤ ِمنُون ِبما ٓ أ‬٣ ‫و ِم هما رز ۡق َٰن ُه ۡم يُن ِفقُون‬
ٓ ٓ
٥ ‫ أ ُ ْو َٰل ِئك عل َٰى هُدٗ ى ِمن هر ِب ِه ۡم وأ ُ ْو َٰل ِئك ُه ُم ۡٱل ُم ۡف ِل ُحون‬٤ ‫ه ُۡم يُوقِنُون‬

1. ‫ذَلِكَ الكتاب‬

Mengandung makna isyarat jauh untuk objek yang dekat. Hal ini menjadi
nilai plus untuk memberitahu bahwa al-Qur’an memiliki kedudukan yang mulia,
dan menunjukan bahwa al-Qur’an memiliki nilai kesempurnaan yang jauh dan
tinggi sehingga jauhnya kesempurnaan al-Qur’an diumpamakan seperti jauhnya
pandangan panca indra.

2. َ‫هدًى ِل ْل ُمتهقِين‬
ُ

Lafaz di atas mengandung majaz Aqli. Di mana sebuah hidayah


disandarkan kepada al-Qur’an sebagai suatu sebab. padahal pada hakikatnya
yang memberi hidayah kepada manusia adalah Allah, bukan al-Qur’an.

َٰٓ َٰٓ
ُ ‫علَ ٰى هُدٗ ى ِمن هربِ ِه ۡ ۖۡم َوأ ُ ْو ٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱل ُم ۡف ِل‬
3. َ‫حون‬ َ َ‫أ ُ ْو ٰلَئِك‬

Mengandung pengulangan kata isyarat (isyarah) untuk memberikan perhatian


lebih kepada para pembaca mengenai siapa yang dimaksud dengan orang-orang
َٰٓ
yang terdapat pada lafaz َ‫ أ ُ ْو ٰلَئِك‬itu.

7
Lafaz ‫ هم‬pada kata kedua memiliki faedah li al-hashr (membatasi). Hal
itu untuk menjelaskan mengenai siapa orang-orang yang beruntung itu (al-
muflihun). Dengan begitu dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
orang-orang beruntung pada ayat di atas adalah orang-orang yang diberi
hidayah oleh Allah, dan hanya mereka yang beruntung.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :

1. Analisis Balaghah pada Surah al-Fatihah :

Surah al-Fatihah diawali dengan pembukaan yang baik dan pengenalan yang
cerdas, atau dikenal dengan istilah Husnu al-Iftitah wa Bara’tu al-Matla’. Di dalam
Surah al-Fatihah juga terdapat unsur balaghah seperti pengulangan, penggunaan al-
Hazdf, isti'arah makniyah, susunan idhafah di ayat keempat untuk menghilangkan
adanya dua pemilik, pembelokan makna dan adanya seni taqdim di ayat kelima,
makna meminta sesuatu (thalab al-Syai) dan makna Isti’arah tashrihiyyah di ayat
keenam, dan terdapat al-Hadzf di ayat ketujuh.

2. Analisis Balaghah pada Surah al-Baqarah ayat 1-5:


Pada al-Baqarah ayat kedua mengandung majaz Aqli dan makna isyarat untuk
objek yang dekat. Di dalam Surah al-Baqarah pada lima ayat pertama juga
mengandung pengulangan kata isyarat untuk memberikan perhatian lebih kepada
para pembaca.
Kesimpulan keseluruhan adalah bahwa kedua surah ini menunjukkan
penggunaan beragam figur retorika dan bahasa yang cermat untuk menyampaikan
pesan-pesan agama dengan efektif kepada pembaca atau pendengar. Analisis
balaghah membantu memahami kompleksitas bahasa al-Qur'an dan mendalaminya
dalam konteks pemahaman agama Islam.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, kami sadar banyak kekurangan dan jauh
dari hal sempurna. kami juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan
motivasi bagi kami agar kedepannya bisa lebih baik lagi. Adapun saran yang dapat

9
penulis berikan kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah
ini harap bisa meluruskannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

al-Nadalusi, Abu Hayyan, Bahr al-Muhit fi al-Tafsir, Beirut: Dar al-Fikri,


2000.

al-Shabuni, Ali, Shafwatu al-Tafasir, Mesir: Dar al-Shabuni, 1997.

Dimyati, Afif al-Din, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, Kairo: Dar al-Nibros,


2020.

11

Anda mungkin juga menyukai