Disusun oleh:
KELOMPOK 4 KELAS 3-C (Minggu, 29 Oktober 2023)
FAKULTAS USHULUDDIN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Atas berkat karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah “Balaghah al-Qur’an” ini tepat waktu. shalawat serta
salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad صلى هللا عليه
وسلمbeserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Kami selaku pemakalah berharap informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tidak ada yang sempurna di dunia ini,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon
kritik dan saran yang membangun sebagai bagian revisi makalah kami selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................2
BAB II ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
Kesimpulan ..............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kitab suci berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril. Eksistensi al-Quran di
sepanjang sejarah dan di seluruh penjuru dunia semua menggunakan bahasa Arab
meski dibaca oleh bangsa dimana pun. Berbeda halnya dengan kitab-kitab lain yang
bisa ditemukan di berbagai penjuru dunia namun dengan menggunakan bahasa
yang menyesuaikan dengan tempat di mana ia berada dibaca, dipelajari dan dikaji.
Dengan demikian, al-Quran tidak hanya membuat penduduk dunia takjub dengan
keautentikannya, melainkan juga telah membuat semua umat di muka bumi ini
terkesima dengan keindahan kesusastraan ilmu balaghah yang tertuang di
dalamnya.
Al-Fatihah adalah surah yang pertama terdapat dalam kitab al-Quran, surah
ini juga selalu dibaca seorang muslim ketika salat. Surah ini juga dinamai dengan
Um al-Qur’an, karena ia merupakan induk semua ayat-ayat al-Qur’an.
Penamaannya dengan al-Fatihah karena ia terletak pada awal al-Quran, dan karena
biasanya yang pertama memasuki sesuatu adalah yang membukanya, maka kata
Fatihah disini berarti awal al-Quran.
1
Dalam surah Al-Fatihah juga terdapat beberapa kandungan yang mencakup
tujuan dari Al-Qur'an seperti prinsip dan turunan ajaran agama yang meliputi
aqidah, ibadah, syariah, keyakinan atas hari akhir, keimanan atas sifat mulia Allah,
pengesaan dalam penyembahan, juga permohonan pertolongan melalui doa. Al-
Fatihah juga mengandung prinsip-prinsip dasar semua surah-surah dalam al-
Qur'an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-Fatihah?
2. Apa kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-Baqarah ayat 1-5?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-
Fatihah.
2. Untuk mengatahui kajian balaghah yang terdapat di dalam Surat al-
Baqarah ayat 1-5.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena itu, agar tidak adanya kekeliruan yang begitu signifikan pada
makalah ini, maka penulis menganalisis aspek balagah pada surah al-Fatihah
berdasarkan apa yang telah dijelaskan oleh beberapa ulama tafsir.
1. الر ِح ِيم
من هِ ْالرح ِ ِبس ِْم ه
َّللا ه
Surah al-Fatihah diawali dengan pembukaan yang baik dan pengenalan
yang cerdas, atau dikenal dengan istilah Husnu al-Iftitah wa Bara’tu al-Matla’.
Apabila al-Fatihah itu diawali dengan lafaz basmalah sebagaimana pendapat
yang mengatakan bahwa basmalah merupakan ayat pertama dari surah al-
Fatihah, maka hal tersebut adalah yang paling baik. Karena permulaannya
diawali dan dibuka dengan menyebut nama Tuhan. Sedangkan apabila surah al-
Fatihah itu diawali dengan lafaz hamdalah sebagaimana pendapat yang
3
mengatakan bahwa ayat pertama dari surah al-Fatihah itu adalah hamdalah,
maka hal itu juga suatu perkara yang baik. Sebab memuji Allah dan
menggambarkannya dengan sifat-sifatnya yang agung dan mulia adalah cara
teraik dalam memulai sebuah kalimat.1
2. بِس ِْم ه
َِّللا
Pada kalimat “bismillah” terdapat al-Hazdfu (pembuangan/ada kata yang
dibuang). Yaitu mutaalaq huruf ba pada lafaz بسم هللاJika disebutkan fi’ilnya
maka dia membutuhkan kepada fa’il. Dengan demikian, penyebutan Allah tidak
didahulukan. Pada ayat tersebut juga terdapat huruf alif yang dibuang pada بسم
4. الحمد هلل
Terdapat beberapa unsur balagah pada lafaz الحمد هللdi antaranya:
1. Lafaz الحمدmerupakan jumlah khabriyah, namun secara makna menunjukkan
jumlah insyaiyyah. Diucapkannya, الحمد هللyang berarti, “Segala puji hanya
milik Allah,” tetapi maksudnya adalah, “Bacalah oleh kalian lafaz
1
Abu Hayyan al-Nadalusi, Bahr al-Muhit fi al-Tafsir, (Beirut: Dar al-Fikri, 2000), 54.
2
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 1.
3
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 2.
4
Alhamdulillah.” Kalimat tersebut menunjukkan ringkasan dari perintah
membaca hamdalah. Misalnya, dalam ungkapan Arab dinyatakan, الكرم للعرب
yang berarti, “kemuliaan orang-orang arab.” Maksudnya ialah, “Muliakanlah
orang-orang Arab.”4
2. Al-Mubalagah fi al-Tsana. Tambahan huruf alif dan lam pada lafaz الحمد
menunjukkan li al-Istigraq yang bermakna mencakup keseluruhan dalam
rangka berlebihan saat memuji. Sehingga, lafaz الحمدdiartikan, “Segala atau
semua puji hanya bagi Allah.”5
3. Pada lafaz هللada fan ikhtishash untuk menunjukkan bahwa seluruh pujian
itu dikhususkan untuk Allah.
5. َب ْالعالَ ِمين
ِ َر
Terdapat udhul pada kata العالمينdi mana dapat kita pahami bahwa makhluk
Tuhan yang paling dominan, paling berperan di alam ini mesti makhluk yang
berakal, khususnya manusia. Untuk mengungkapkan makna ini maka
diperlukan “penyimpangan” (udhul) dari jamak taksir العوالمkepada jamak
mudzakkar salim العالمين. Kata ال َعالَمmenurut kaidah sharaf tidak bisa menjadi
jamak berakal karena bukan sifat dan bukan benda berakal. Di pihak lain dengan
adanya (udhul), maka ayat lafaz ini bersajak dengan ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya.
6. الر ِح ِيم
من هِ ْالرح
ه
Hanya sebuah pengulangan sebagai taukid (penguat) dari ayat sebelumnya. Afif
al-Din Dimyati mengutip perkataannya imam al-Karramaniy yang mengatakan
bahwa diulangnya lafaz di atas menunjukan bahwa rahmat adalah memberi
nikmat kepada siapapun yang membutuhkan. Kemudian dibedakanlah antara
الرحمنdengan الرحيمyang memunculkan pedapat bahwa الرحمنadalah nikmat
yang Allah yang diberikan kepada seluruh makhluknya di alam raya. Sedangkan
4
Ali al-Shabuni, Shafwatu al-Tafasir, (Mesir: Dar al-Shabuni, 1997), 20.
5
Abu Hayyan al-Nadalusi, Bahr al-Muhit fi al-Tafsir, (Beirut: Dar al-Fikri, 2000), 54.
5
الرحيمyaitu Allah hanya memberikan nikmatnya kepada hambanya yang
beriman.6
7. ِين
ِ ما ِل ِك َي ْو ِم الد
Susunan Idhafah pada firman Allah مالك يوم الدينadalah untuk menghilangkan
adanya dua pemiliki dan berbagai pemiliki selain pada Allah hari itu.
8. ُاِيهاكَ نَ ْعبُدُ َواِيهاكَ نَ ْستَ ِعيْن
Pada lafaz tersebut terdapat pembelokan makna atau biasa disebut dengan
iltifat dari ghaib (orang ketiga) kepada mukhatab (orang yang diajak bicara). Jika
perkataan tersebut berlaku, maka lafaz aslinya berbunyi:
6
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 2.
7
Ali al-Shabuni, Shafwatu al-Tafasir, (Mesir: Dar al-Shabuni, 1997), 20.
8
Afif al-Din Dimyati, Al-Syamil fi Balagah al-Quran, (Kairo: Dar al-Nibros, 2020), 3.
6
َ ط ْال ُم ْستَ ِق
Kemudian pada lafaz يم َ الصرا
ِ mengandung makna Isti’arah
tashrihiyyah. Yaitu agama yang benar diserupakan dengan jalan yang lurus.
صل َٰوة
ب ويُ ِقي ُمون ٱل ه ُ َٰذ ِلك ۡٱل ِك َٰت١ ا ٓل ٓم
ِ ٱلهذِين ي ُۡؤ ِمنُون ِب ۡٱلغ ۡي٢ ب َل ر ۡيب فِي ِه هُدٗ ى ِل ۡل ُمته ِقين
ِنزل ِمن ق ۡب ِلك و ِب ۡٱۡلٓ ِخرة ِ ُ نزل إِل ۡيك وما ٓ أ ِ ُ وٱلهذِين ي ُۡؤ ِمنُون ِبما ٓ أ٣ و ِم هما رز ۡق َٰن ُه ۡم يُن ِفقُون
ٓ ٓ
٥ أ ُ ْو َٰل ِئك عل َٰى هُدٗ ى ِمن هر ِب ِه ۡم وأ ُ ْو َٰل ِئك ُه ُم ۡٱل ُم ۡف ِل ُحون٤ ه ُۡم يُوقِنُون
1. ذَلِكَ الكتاب
Mengandung makna isyarat jauh untuk objek yang dekat. Hal ini menjadi
nilai plus untuk memberitahu bahwa al-Qur’an memiliki kedudukan yang mulia,
dan menunjukan bahwa al-Qur’an memiliki nilai kesempurnaan yang jauh dan
tinggi sehingga jauhnya kesempurnaan al-Qur’an diumpamakan seperti jauhnya
pandangan panca indra.
2. َهدًى ِل ْل ُمتهقِين
ُ
َٰٓ َٰٓ
ُ علَ ٰى هُدٗ ى ِمن هربِ ِه ۡ ۖۡم َوأ ُ ْو ٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱل ُم ۡف ِل
3. َحون َ َأ ُ ْو ٰلَئِك
7
Lafaz همpada kata kedua memiliki faedah li al-hashr (membatasi). Hal
itu untuk menjelaskan mengenai siapa orang-orang yang beruntung itu (al-
muflihun). Dengan begitu dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
orang-orang beruntung pada ayat di atas adalah orang-orang yang diberi
hidayah oleh Allah, dan hanya mereka yang beruntung.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :
Surah al-Fatihah diawali dengan pembukaan yang baik dan pengenalan yang
cerdas, atau dikenal dengan istilah Husnu al-Iftitah wa Bara’tu al-Matla’. Di dalam
Surah al-Fatihah juga terdapat unsur balaghah seperti pengulangan, penggunaan al-
Hazdf, isti'arah makniyah, susunan idhafah di ayat keempat untuk menghilangkan
adanya dua pemilik, pembelokan makna dan adanya seni taqdim di ayat kelima,
makna meminta sesuatu (thalab al-Syai) dan makna Isti’arah tashrihiyyah di ayat
keenam, dan terdapat al-Hadzf di ayat ketujuh.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami sadar banyak kekurangan dan jauh
dari hal sempurna. kami juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan
motivasi bagi kami agar kedepannya bisa lebih baik lagi. Adapun saran yang dapat
9
penulis berikan kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah
ini harap bisa meluruskannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11