Anda di halaman 1dari 8

Tugas Analisis Jurnal Penelitian

(Tiara Putri Sakinah (102421003)

Jurnal

A. Identitas Jurnal

Nama Penulis : Kahfi K. Illahi, Erma Sulistyaningsih, Erfan Efendi

Tahun Penulisan : 2021

Judul Jurnal : Bagaimana perilaku kebersihan kita? tungau debu rumah dan

hubungannya dengan rhinitis alergi

Topik Pembahasan.

Bagaimana perilaku kebersihan kita, tungau debu rumah dan hubungannya

dengan rhinitis alergi. Penelitian ini menganalisis hubungan antara aspek-


aspek perilaku yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan terkait TDR dengan

skor SFAR pada masyarakat Kabupaten Jember.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku

terhadap TDR yang mencakup pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan skor

rinitis alergi. Penelitian observasional analitik dilakukan pada populasi

perempuan berusia 17-34 tahun di Kabupaten Jember, dan didapatkan 141

responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi dan ekslusi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner perilaku

terhadap TDR dan skor rinitis alergi yang disebarkan secara online. Data

dianalisis dengan uji chi-square dengan signifikansi p<0,05.

C. Kerangka Berfikir
1. Teori Terkait
Beberapa teori yang mendasari penelitian ini adalah :

a. Rinitis Alergika (Von Pirquet,1986)

Definisi Rinitis menurut Von Pirquet, 1986. Rinitis alergika (RA)

adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada

pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang

sama serta dilepaskannya mediator kimia ketika terjadi paparan ulang


dengan alergen spesifik tersebut.

b. Rinitis Alergika (WHO ARIA, 2001)

Definisi menurut WHO ARIA rinitis alergika adalah kelainan pada

hidung dengan gejala rasa gatal, rinore, bersin-bersin, dan hidung

tersumbat karena mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai

oleh IgE.

c. Domain perilaku menurut Benyamin Bloom (1908)


Benyamin Bloom (1908), ia membagi perilaku manusia dalam tiga

domain (ranah/kawasan), yaitu : Kognitif (Pengetahuan/knowledge),

afektif (Sikap), dan psikomotor (Tindakan).


2. Hipotesis

Hipotesis yang dibangun pada penelitian ini adalah "Ada hubungan antara

pengaruh Alergen utama rinitis alergi terhadap Tungau Debu Rumah


(TDR) yang sering ditemukan pada ruangan yang lembap dan beberapa

perabot rumah tangga.”

D. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain

cross sectional. Salah satu metode yang digunakan untuk skrining rinitis

alergi adalah Score for Allergic Rhinitis (SFAR). Penelitian dilakukan pada
bulan Februari-April 2021. Populasi penelitian ini adalah perempuan
berusia 17-34 tahun di Kabupaten Jember. Jumlah sampel penelitian

sebanyak 141 responden dihitung menggunakan rumus Lemeshow dan

dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria eksklusi

penelitian antara lain mempunyai peliharaan anjing atau kucing, merokok


atau tinggal bersama perokok, bekerja di salah satu sektor (pabrik,

pertanian, dan perkebunan).

E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 46 dari 141 responden
(32,62%) mempunyai skor SFAR ≥ 7 yang mengindikasikan gejala rinitis

alergi. Mayoritas responden (76 orang atau 54 %) memiliki pengetahuan

yang cukup terhadap TDR, sebesar 132 responden (93,62%) memiliki sikap

yang baik terhadap TDR dan 94 responden (66,67%) memiliki tindakan

yang baik terhadap TDR. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan


antara pengetahuan, sikap dan tindakan tentang TDR dengan SFAR,

masing-masing dengan nilai p= 0.000.

F. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat Kabupaten Jember
memiliki pengetahuan yang cukup, sikap yang baik, dan tindakan yang baik

terkait dengan TDR dan upaya yang dilakukan untuk meminimalkan

populasinya sehingga dapat menurunkan kejadian penyakit rinitis alergi.

Masing-masing aspek perilaku berhubungan dengan kejadian rinitis alergi.

Keterbatasan pada penelitian ini menggunakan cross-sectional, sehingga


penelitian ini hanya mampu menggambarkan hasil perilaku terhadap TDR

dan skor SAFAR pada waktu tertentu saja, sehingga untuk penelitian

selanjutnya dapat menggunakan metode lon-gitudinal untuk mengetahui


perilaku masyarakat Jember terhadap TDR dan rinitis alergi dari waktu ke

waktu.

Rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti terhadap pemerintah yaitu

lebih meningkatkan pengetahuan tentang TDR sehingga perilaku terhadap


TDR semakin baik lagi guna menurunkan kejadian penyakit rinitis alergi

melalui edukasi dan promosi kesehatan secara kontinyu terkait TDR.

Meskipun rinitis alergi tidak banyak mengakibatkan kematian, namun

penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup seseorang serta menurunkan

produktivitas, apalagi penyakit ini lebih sering terjadi pada usia produktif.

G. Komentar (Review)
1. Deskripsi dan Interpretasi

Menurut hasil review mengenai jurnal Al-Sihah, “Bagaimana perilaku

kebersihan kita? tungau debu rumah dan hubungannya dengan rhinitis

alergi” dapat disimpulkan bahwa Alergen utama rinitis alergi adalah

Tungau Debu Rumah (TDR) yang sering ditemukan pada ruangan yang

lembap dan beberapa perabot rumah tangga. Rinitis alergi merupakan


penyakit inflamasi mukosa hidung akibat induksi oleh immunoglobulin E

(IgE) karena pajanan alergen dengan gejala diantaranya bersin berulang,

hidung tersumbat, hidung berair, dan hidung gatal. Adapun metode yang

digunakan untuk skrining rinitis alergi adalah Score for Allergic Rhinitis

(SFAR).

2. Analisis berdasarkan Teori Perilaku dan Materi Promosi Kesehatan


a. Teori Berdasarkan Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908), ia membagi perilaku manusia dalam tiga

domain (ranah/kawasan), yaitu : Kognitif (Pengetahuan/knowledge),

afektif (Sikap), dan psikomotor (Tindakan). Pada penelitian ini


disebutkan bahwa Perilaku kesehatan yang terdiri dari pengetahuan,

sikap dan praktik sangat erat hubungannya dengan faktor penyebab

terjadinya penyakit, termasuk rinitis alergi.

b. Berdasarkan dimensi perilaku Kesehatan


1) Healthy Behavior (preventif)

Apabila individu mempunyai kerabat yang mengalami rinitis alergi

dimana lebih dari 80% rinitis alergi disebabkan oleh tungau debu

rumah (TDR), maka individu tersebut akan lebih waspada atau

melakukan tindakan pencegahan seperti membersihkan tugau-


tungau debu yang ada dirumah dan lebih memperhatikan

kebersihan dan sanitasi rumah dan lingkungan sekitar. dan akan

memiliki pengetahuan yang lebih terhadap TDR dan rinitis alergi.

2) Health Seeking Behavior (kuratif & Rehabilitative)


Dapat menggunakan gunakan humidifier untuk mengatur

kelembapan udara di rumah. Udara yang terlalu kering

memperparah debu, sedangkan udara yang terlalu lembap memicu

pertumbuhan tungau dan jamur. Penderita harus mengatur agar

kelembapannya tidak melebihi 50 persen. Namun, jika membasmi


populasi tungau saja tidak cukup, penderita mungkin memerlukan

obat rinitis alergi atau pengobatan lainnya. Dan sebaiknya

berkonsultasi dengan dokter karena obat alergi bisa memicu reaksi

pada beberapa orang.

3) Perilaku Kesehatan Lingkungan

Langkah terbaik mengatasi alergi tungau adalah dengan


mengurangi populasi tungau di rumah dengan cara memperhatikan

kebersihan rumah dan lingikungan sekitar. Pastikan rutin


membersihkan seprai, perabot berlapis kain, karpet, serta furnitur

sejenisnya agar tungau tidak bertahan hidup.

c. Penerapan Strategi Promosi kesehatan “Advokasi”


Advokasi ini dapat disampaikan kepada pemerintah yaitu lebih

meningkatkan pengetahuan tentang TDR sehingga perilaku terhadap


TDR semakin baik lagi guna menurunkan kejadian penyakit rinitis

alergi melalui edukasi dan promosi kesehatan secara kontinyu terkait

TDR. Meskipun rinitis alergi tidak banyak mengakibatkan kematian,

namun penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup seseorang serta

menurunkan produktivitas, apalagi penyakit ini lebih sering terjadi pada


usia produktif.
Daftar Pustaka

Ilahi, K. K., Sulistyaningsih, E., & Efendi, E. (2021). How Is Your Cleaning

Behavior? House Dust Mites and Its Relationship to Allergic Rhinitis. Al-
Sihah: The Public Health Science Journal, 140-149

Anda mungkin juga menyukai