MODUL PERKULIAHAN
Analisis Biaya
(Anbi)
Topik :
Fungsi procurement dalam
organisasi, keterkaitan dengan
internal dan eksternal organisasi
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan bagaimana Mahasiswa mampu memahami
perbedaan dan peran Procurement, perbedaan dan peran serta Konsep
Purchasing dan Sourcing dalam Procurement, Purchasing dan Sourcing,
Material Management And baik pada industri Jasa maupun
Procurement, baik dalam Industri Jasa Manufaktur.
maupun Manufaktur
1. Tujuan Pembelajaran
1. Pentingnya memahami Fungsi Procurement dalam Organisasi
2. Mengetahui manfaat serta keterkaitan dgn Internal dan eksternal Organisasi
08
3. Memahami Ruang lingkup Internal dan Ekxternal (Organisasi dan Procurement)
2. Pendahuluan
2.1 Pendahuluan
Procurement dilakukan untuk mempermudah operasional suatu perusahaan
atau organisasi agar tidak melakukan segala hal secara mandiri dan membebani
mereka dengan pengelolaan yang besar. Proses procurement tidak selalu sama
tergantung setiap bisnis atau tujuan organisasi yang akan diambil.
Sebelum memahami manfaat dari sistem procurement management, Anda perlu
mengetahui dulu definisi dari prinsip dari bagian ini. Procurement sendiri merupakan
sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahan untuk membeli barang. Jenis barang
apa saja yang dibeli? Jenisnya bermacam-macam.
Misalnya saja mesin produksi, bahan bangunan, peralatan usaha hingga jasa yang
memang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Mungkin sering muncul
pertanyaan bahwa mengapa perusahaan membutuhkan bagian ini? Tentu saja
tujuannya untuk membantu perusahaan agar mendapatkan barang yang diinginkan.
Ketika membutuhkan sebuah barang, tentu perusahaan ingin mendapatkan
kebutuhannya dengan baik. Kebutuhan yang baik ini baik dari segi kualitas, lokasi,
waktu pengerjaan dan yang terutama adalah soal harga.
Pastinya bagian ini juga berfungsi agar biaya yang dikeluarkan perusahaan sekecil
mungkin. Namun dengan mendapatkan barang yang tetap berkualitas. Dengan
demikian perusahaan bisa mendapatkan untung yang lebih besar. Maka dari itu,
penting bagi perusahaan menerapkan sistem procurement management.
Dalam sebuah bisnis pastinya memiliki berbagai macam bagian yang punya fungsi
masing-masing. Misalnya saja bagian finance yang berfungsi sebagai kontrol keuangan
perusahaan atau bisnis. Ada sebuah bagian yang penting dalam sebuah bisnis
yaitu procurement management.
Bagian ini mengambil peran penting dalam sebuah proses pengadaan. Maka dari itu,
Anda perlu memahami manfaat serta betapa pentingnya bagian ini dalam proses bisnis.
Selain itu, pahami juga definisi hingga cara kerjanya secara singkat.
Memaksimalkan Keuntungan
Dalam memaksimalkan keuntungan perusahaan, departemen procurement tentunya
bisa sangat berjasa. Karena dalam proses procurement terdapat proses negosiasi harga.
Dimana dengan memperkecil biaya yang dikeluarkan, untung / margin yang didapatkan
disetiap penjualan bisa lebih tinggi.
Proses procurement akan berdampak kepada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
ketika membeli barang & jasa. Dalam hal ini biaya yang dimaksud, selain biaya moneter,
juga behubungan dengan biaya dalam segi waktu & upaya. Bayangkan, tanpa adanya staff
procurement maka staff dari departemen lain yang harus meluangkan waktu dan berupaya
untuk proses procurement berikut:
1. Mengumpulkan data kebutuhan perusahaan.
2. Permohonan analisa dan persetujuan oleh manajemen.
3. Mengumpulkan data vendor & supplier yang menjual barang yang dibutuhkan.
4. Melakukan analisa kapabilitas vendor & supplier.
5. Permintaan quotation.
6. Negosiasi harga, servis dan fitur.
7. Pengiriman purchase order.
6. Pemesanan barang & jasa.
7. Pengecekan kualitas & kelayakan barang & jasa.
8. Mediasi pembayaran invoice dengan departemen finance.
9. Dokumentasi & pengecekan dokumen pembelian.
Banyak sekali kan prosesnya? Apabila diasumsikan barang / jasa yang sedang dibeli oleh
perusahaan itu hanya satu, maka memang terlihat sedikit pekerjaannya.
Dari pembelian barang kebutuhan operasional bulanan, sampai kebutuhan barang & jasa
yang dibutuhkan case-by-case oleh setiap departemen. Sehingga departemen
procurement dianggap sebagai salah satu fungsi perusahaan yang strategis untuk
meningkatkan produktifitas departemen lain dan terutama keuntungan perusahaan.
Persediaan
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual kembali dan
untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Mengapa kita mengadakan persediaan barang mulai dari bentuk bahan mentah sampai
barang jadi adalah
1. waktu kedatangan barang yang akan dipesan kembali. Jika barang waktu yang
dipesan cukup lama pada periode tertentu maka persediaan barang tersebut harus
disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang dipesan
selanjutnya ada.
2. Berapa kuantitas jumlah barang yang akan disimpan. Jumlah kuantitas barang yang
dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi pemborosan namun jika
terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi.
3. Perhatikan juga safety stock atau persediaan pengamanan. yaitu persediaan buat
jaga jaga (buffer) jika terjadi sesuatu hal yang menghambat terjadinya waktu pembeliaan
sehingga stock barang persediaan masih ada untuk beberapa waktu ke depan.
Pengadaan atau pembelian barang dan sering disebut sebagai procure to pay. Proses
pengadaan ini sendiri terbagi kedalam 3 bagian, purchasing, expediting, dan traffic.
Proses tersebut dimulai dari purchasing atau pembelian barang yang dilanjutkan ke
pengawasan terhadap proses pembelian agar berjalan dengan lancar (expediting) dan
berakhir di traffic yang merupakan proses terakhir untuk pengiriman dan memastikan
barang agar sampai di tempat.
Purchasing bisa dilakukan sendiri tanpa perlu melakukan expediting dan traffic jika hanya
untuk pengadaan barang dalam jumlah yang kecil. Hal ini biasanya dilakukan oleh kantor-
kantor yang ingin membeli sejumlah barang untuk keperluan kantor.
Pembelian dalam jumlah besar akan membutuhkan procurement yang diikuti dengan
beberapa proses. Setiap perusahaan perlu menaati proses tersebut agar pembelian
barang dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur.
8. Setelah barang diterima, pihak keuangan dari perusahaan yang membeli produk itu
akan melakukan pembayaran kepada pemasok barang sesuai dengan
kesepakatan.
Cara organisasi terlibat dengan pemasok mereka dan memantau pengadaan mereka
dapat mengambil bentuk yang berbeda.
Berikut ini adalah beberapa contohnya:
1. Procure-to-pay (P2P) adalah saat perusahaan mengintegrasikan sistem pengadaan
mereka dengan fungsi hutang dagang mereka untuk menghubungkan setiap langkah dari
pengadaan hingga pembayaran.
P2P memberikan kontrol dan transparansi atas seluruh siklus hidup pengadaan, mulai dari
manajemen pasokan, permintaan dan pesanan pembelian, hingga penerimaan barang,
rekonsiliasi faktur, dan melakukan pembayaran.
2. Source-to-pay (S2P) melangkah lebih jauh. Ini mencakup proses menemukan pemasok,
memeriksa item, persyaratan negosiasi, dan mitra kontrak.
Ketika Anda memikirkan tentang sourcing dan procurement, mungkin Anda berpikir
tentang sub tugas (sourcing) dari yang lain (procurement). Aktivitas procurement adalah
aktivitas yang berada di awal siklus hidup pengadaan.
Hal tersebut melibatkan segalanya sampai pembelian barang atau jasa yang sebenarnya.
Tetapi ada lebih banyak sumber daripada hanya memilih item di katalog atau toko.
Untuk mendapatkan sumber (sourcing) secara efektif, tim procurement perlu memahami
kebutuhan organisasi atau perusahaan mereka. Seringkali, profesional procurement akan
menghabiskan banyak waktu bekerja dengan pemangku kepentingan lain di perusahaan
untuk memahami apa yang perlu mereka beli (dan mengapa).
Hal ini terutama berlaku untuk pembelian besar atau kompleks. Sebagai bagian dari
mengerjakan persyaratan organisasi mereka, profesional procurement akan
mengidentifikasi kriteria seperti anggaran, waktu tunggu, dan jumlah pesanan untuk
barang yang akan dibeli.
Sumber (pemasok) menjadi nilai tambah bagi organisasi ketika secara efisien dan hemat
biaya menemukan barang yang dibutuhkan perusahaan dari pemasok yang terbukti dapat
diandalkan dalam jangka panjang.
Tim procurement yang berpikiran maju menetapkan strategi pengadaan yang membantu
mereka mengurangi risiko terhadap rantai pasokan. Mereka mencoba untuk
mengotomatisasi proses sebanyak mungkin.
Sebisa mungkin, mereka mencoba untuk tidak mengambil hanya dari satu pemasok, lebih
memilih untuk memiliki vendor cadangan jika terjadi gangguan rantai pasokan.
Saat memeriksa pemasok, mereka tidak hanya bertanya tentang produk dan harga,
tetapi juga kesehatan keuangan pemasok, struktur perusahaan, kapasitas, dan kepatuhan
terhadap peraturan dan peraturan pemerintah
4. Kesimpulan
Ada beberapa masalah yang kerap terjadi baik dalam procurement maupun purchasing.
Salah satunya, pembuatan dokumen yang masih manual. Hal ini bisa menyebabkan
proses pembelian yang tersendat atau dokumen yang hilang dan berdampak pada
pembuatan laporan keuangan yang lambat.
Untuk mengatasi hal ini, kamu membutuhkan software bisnis yang dapat membantu
kamu untuk membuat dokumen pengadaan barang dengan mudah secara digital.
Paper.id hadir sebagai solusi akan masalah ini.
5. Daftar Pustaka
Alijoyo, Antonius: Wijaya, Boby: Jacob, Intan. 2018. ”Cost/Benefit Analysis (Anaisis
Biaya/Manfaat)”. CRMS. Bandung
Dadan Kurniawan Harun. 2003. “ Prinsip-prinsip Ekonomi Teknik “.Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Eduardus, T. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. In Edisi I (1st ed.).
BPFE-Yogyakarta.
Kholil, Muhammad. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Workshop Pembuatan Spare
Parts Mesin Industri Dengan Menggunakan Metode Kriteria Investasi. Journal
of Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58.
Kholil, Muhammad; Chandra, Agung; Hanum, Bhetriza. 2019. ”Perencanaan
Pengendalian Produksi dan Logistik”. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Manullang, D. W., Karamoy, H., & Pontoh, W. (2019). Analisis Kelayakan Investasi
Aktiva Tetap ( Studi Kasus Pada Cincau Jo , Blencho Dan Brownice Unit
Kreativitas ( Case Study On Cincau Jo , Blencho And Brownice Sam
Ratulangi University Student Creativity Unit ). 7(2), 2561–2570.
Newnan, G. Donald. 2012. “Engineering Economic Analysis”. Eleventh Edition. Oxford
University Press. New York.
Nizar, C., Hamzah, A., & Syahnur, S. (2013). Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat
Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pascasarjana Universitas Syah
Kuala, 1(No. 2), 3.
Sulistiani, H., Miswanto, M., Alita, D., & Dellia, P. (2020). Pemanfaatan Analisis Biaya
Dan Manfaat Dalam Perhitungan Kelayakan Investasi Teknologi Informasi.
Jurnal Ilmiah Edutic, 6(2).
Syukron, Amin dan Kholil, Muhammad. 2014. Pengantar Teknik Industri. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Thuesen, H.G et al. 2002. “Engineering Economy” New Delhi : Prentice-Hall of India
Private Ltd,
Yosan, R.B., Kholil, Muhammad., Hanum, B. Implementation of Inventory.2018. Case
Study Management System (IMS) on the XYZ Online Store Business Unit.
Jurnal IOP Cenference Series: Materials Science and Engineering, 343
012022..
Raymond McLeod, Management Information Systems, 8th Edition, Prentice Hall
International, 2001. Url : www.prenhall.com/mcleod.