Anda di halaman 1dari 2

Pasien Tn H, laki-laki berusia 39 tahun rujukan dari RS Carolus datang ke IGD SHLV

dengan keluhan utama jatuh dari tangga dengan tinggi sekitar 3 meter saat sedang mengerjakan
tugas rumah 15 menit SMRS. Pasien terjatuh dengan posisi ke arah belakang sehingga tangan
dan kakinya tidak mampu menopang tubuh dan kepala pasien. Setelah terjatuh pasien mengalami
penurunan kesadaran dan tidak dapat membuka matanya namun masih memiliki kekuatan
motorik. Pasien juga sempat mengalami apnea setelah percobaan intubasi yang gagal. Pada
pemeriksaan fisik, tampak pasien sakit berat dengan kesadaran semi-coma GCS E1M3VT.
Ditemukan juga adanya edema yang hiperemis pada regio occipital dengan pupil yang anisokor
3mm/5mm dan refleks cahaya yang lambat. Pemeriksaan status neurologis tanda rangsang
meningeal serta refleks fisiologis dan patologis masih dalam batas yang normal namun
pemeriksaan saraf kranial, kekuatan motorik, dan sensorik tidak dapat dinilai. Diagnosis dapat
dipertajam dengan penemuan pada pemeriksaan penunjang radiologi di mana terdapat
perdarahan intracerebral pada lobus frontalis bilateral dan parietal kanan, perdarahan subdural
yang mengisi sulcus corticalis di frontotemporal dan parietal sisi kiri serta basal cistern dan
fissura sylvii, perdarahan subarachnoid pada frontotemporal sisi kiri, edema serebri, serta
midline shift yang kemungkinan disebabkan oleh padatnya ruang dalam intrakranial
Diagnosis TBI sendiri dibuat melalui pengumpulan informasi yang didapatkan dari
keluarga pasien bahwa pasien mulai mengalami keluhan penurunan kesadaran sejak terjatuh.
Penurunan kesadaran menunjukan adanya suatu lesi yang menekan atau merusak bagian ARAS
dari medulla oblongata sehingga menjelaskan bahwa lesi tersebut terlatak pada daerah
intrakranial. Melalui pemeriksaan penunjang ditemukan bahwa terdapat suatu perdarahan
intraserebral, subdural, dan subarachnoid yang terjadi sehingga menyebabkan suatu midline shift
ke arah kanan yang dapat menjadi penjelasan mengapa pada pasien ini ditemukan adanya
penurunan kesadaran. 3,4
Tatalaksana yang diberikan pada pasien sendiri dimulai dari penilaian terhadap primary
survey: 3,4,5
● Airway. Pasien telah terintubasi untuk mempertahankan patensi jalan napas
● Breathing. Penilaian terhadap laju napas, pola napas, SpO2, dan kesimetrisan. Pada
pasien dipantau tanda-tanda vital yang berada dalam batas normal
● Circulation. Penggunaan 2 IV line pada tangan kanan serta kaki kanan dan penilaian
adanya perdarahan aktif saat pasien datang. Tekanan darah pasien dinilai mencapai target
SBP >= 110 mmHg
● Disability. Melakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran pasien, ukuran pupil serta
refleks cahaya, dan penilaian terhadap gula darah pasien.
● Environment. Penilaian suhu pasien dan memastikan pasien dalam suhu yang normal.
● Adjuncts. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan berupa CT scan kepala disertai dengan
rontgen dada dan panggul. Pemasangan EKG 12 lead didapatkan hasil sinus rhythm.
Pemeriksaan darah (full blood, ureum, elektrolit, dan analisa gas darah) telah dilakukan.
Pemeriksaan AMPLE

Anda mungkin juga menyukai