Anda di halaman 1dari 4

Suatu ketika, Sayidina Umar Radhiyallahu anhu bertanya kepadanya,

"Siapakah yang engkau angkat sebagai wakilmu di Mekah?" la menjawab,


"Ibnu Abza." Sayidina Umar Radhiyallahu 'anhu bertanya, "Siapakah Ibnu Abza itu?"
Jawabnya, "la seorang hamba sahaya Kami yang telah kami merdekakan." Sayyidina Umar
Radhiyallahu 'anhu bertanya lagi, "Mengapa engkau mengangkat seorang hamba sahaya
sebagai wakil?" awabnya, "la adalah hamba sahaya kami yang 'alim membaca Al-Qur'an,
'alim dalam faraid, dan ahli dalam memutuskan hukum." Mendengar hal itu, Sayyidina
Umar Radhiyallahu 'anhu langsung berkata, "Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda,
Melalul Al-Qur an, Allah Subhaanahu wata'ala
meninggikan derajat banyak orang dan melalui Al-Qur an pula Allah Subhaanahu
wata'ala merendahkan derajat banyak orang (yakni orang yang tidak emperdulikan Al-
quran)'.!

Syafa'at Al-Qur'an
Hadits Ke-8

Dari Sayidina Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu 'anhu, dari Baginda Nobi Shallallahu
'alaihi wasallam, "Tiga hal yang akan berada di bawah Arsy llan: pada Hari Kiamat:
(1) Al-Qur'an yang akan membela hamba Allah Subhaanahu wata'ala. la memiliki zhahir
dan batin, (2) amanah, (3) 'hubungan persaudaraan' yang akan berseru, 'Ingat, siapa
yang menyambung aku, Allah Subhaanahu wata'ala akan menyambungnya (dengan rahmat-
Nya). Siapo yang memutuskanku, Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya)."
(dari Kitab Syarhus Sunnah)

FAIDAH
Maksud 'tiga hal yang akan berada di bawah Arsy° adalah kedekatan kepada Allah
Subhaanahu wata'ala, yaitu sangat dekat di sisi Allah Subhaanahu wata'ala. Maksud
'membela hamba Allah Subhaanahu wata'ala' ialah barangsiapa yang memperhatikan Al-
Qur'an, menunaikan hak-haknya mengamalkan isinya, maka Al-Qur'an pasti akan
membelanya di hadapan Allah Subhaanahu wata'ala dan akan mensyafaatinya serta
menaikkan derajatnya.
Mulla Ali Qari Rahmatullah 'alaih meriwayatkan dari Imam Tirmidzi Rahmatullah'alaih
bahwa Al-Qur'an akan memohon kepada Allah Subhaanahu wata'ala agar memberikan
sepasang pakaian kepada orang yang menunaikan hak-hak Al-Qur'an, maka Allah
Subhaanahu wata'ala memberinya mahkota kemuliaan. Kemudian Al-Qur'an meminta
tambahan lagi, lalu Allah Subhaanahu wata'ala mengaruniakan kepadanya seluruh
pakaian Kemuliaan.
Al-Qur'an pun berkata, "Ya Allah, ridhailah ia," maka Allah Subhaanahu wata'ala pun
menyatakan keridhaan-Nya kepadanya.

jika kita memperoleh ridha dari orang yang kita cintai di dunia ini, rasanya dak
ada kenikmatan yang lebit besar daripada itu. Demilian juga dr akira;, kenikmatan
manakah yang dapat mengalahkan ridha Aalai Subhagnahu koto'ala, kekasih. Kita?
Mereka vang tidak memenuhi hak-hak Al-Qur an, A-auran akan menuntutnya. "Apakan
engkau sudah menghormatiku?
Apakah engkau sudah menunaikan hak-hakku?" Tertulis di data syarah Ihya, mam Abu
Hanifah Rahmatullah 'alaih berkata, "Hak Al-Quran adalah dikhatamkan dua kali dalam
setahun." Mereka yang melalaikan Al-Quran hendaknya memikirkan masalah ini, vaitu
bagaimanakan Kita menjawab tuntutan yang sekeras itu? Padahal maut itu pasti
datang, dan tidak ada tempat untuk lari darinya.

Adapun maksud 'ia memiliki zhahir dan batin,' zhahir maksudnya makna
Al-Qur'an yang dapat dipahami ole semua orang. Sedangkan batin maksudnya makna Al-
Qur'an yang tidak setiap orang dapat memahaminya.Dalam hal ini, Baginda Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"Barangsiapa menafsirkan Al-Qur'an dengan
pendapatnya sendiri, maka ia telah melakukan kesalahan, meskipun pendapatnya itu
benar." Sebagian ulama mengemukakan bahwa maksud 'zhahir Al-Qur'an' adalah lafadz-
lafadz Al-Quran yang dapat dibaca oleh semua orang. Sedangkan batin Al-Qur'an
adalah mana dan maksud yang terkandung dalam Al-Qur'an yang dapat dipahami sesuai
dengan tingkat kemampuan masing-masing.

pemateri 2

Sayidina Ibnu Mas'ud Radhiyallahu


'anhu berkata,"Jika kalian menginginkan ilmu, maka pikirkanlah dan renungkanlah
makna-makna Al-Qur'an, karena di dalamnya terkandung ilmu orang-orang dahulu dan
sekarang. Namun, untuk dapat memahami maknanya, kita mesti menunaikan syarat dan
adab-adabnya terlebih dahulu." Jangan seperti zaman kita sekarang ini, hanya
bermodalkan pengetahuan tentang beberapa lafad bahasa Arab, bahkan yang lebih parah
lagi hanya sekadar melihat terjemahan Al-Qur'an, seseorang berani berpendapat
mengenai Al-Qur'an. Para ulama berkata,"Dalam menafsirkan Al-Qur'an diperlukan
keahlian dalam lima belas bidang ilmu." Saya akan meringkas kelima belas bidang
ilmu tersebut semata-mata agar orang mengetahui bahwa tidak setiap orang dapat
memahami makna batin Al-Qur'an ini.

1. Ilmu Lughat, (ilmu untuk mengetahui makna setiap kata dalam bahasa Arab). Syaikh
Mujahid Rahmatullah 'alaih berkata, "Barangsiapa beriman kepada Allah Subhaanahu
wata'ala dan hari akhir, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al-Qur'an
tapa mengetahui ilmu lughat.
Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidaklah cukup. Karena kadangkala satu
lafadz mengandung beberapa mana, sedangkan jika seseorang hanya mengetahui satu
atau dua mana saja, padahal kenyataannya, yang dimaksud adalah mana yang lain, maka
tentu dia akan salah memahaminya.

2.Ilmu Nahwu (yaitu ilmu untuk mengetahui mana dan bentuk susunan kalimat dalam
bahasa Arab). Amat penting mengetahur ilmu Nahwu, karena sedikit saja / rab (bacaan
akhir kata) berubah, akan mengubah arti kata tersebut. Sedangkan pengetahuan
tentang irab hanya didapat dalam ilmu Nahwu.

3.ilmu shorof (ilmu untuk mensetatusuns. Iengerahul itata dalam bahass Arab dan
keadaanya sebelure its bentuk suati kata al sharof pening.Serkal, sebab perubahan
sedikit bentuk slain berkat a kan mengula. maknanya. syalkh ibnu Faris Rahmattullah
alaih berkata “jika seseorang,tidak mendapatkan ilmu Sharaf, bersikh
tarakkshilangan banyak sekali." Dalam Kitab Ujubatut Tafsir, Syaikh zamakhsyari
Rahmatullah. ‘alaih menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat Al-Quran
yang berbunyi:

ingat lah suatu hari, (yang ketika itu) Kami pangail setiap umat dengen
pemimpinnya." (Q.S. Al-Isra': 71)

Karena ketidaktahuannya dalam ilmu Shara, la mengartikan ayat tersebut seperti ini:
"Pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-b mereka." Kata 'imam' (pemimpin)
adalah bentuk mufrad (tungsal), tetapi _ orang tersebut mengira bahwa kata 'imam'
merupakan bentuk jamak dar kata-'umm' (ibu). Jika ia memahami ilmu Sharas, ia tidak
akan memahar:
.bahwa bentuk jamak 'umm' adalah 'imam'.
PEMATERI 3

1. Ilmu isyqaq (yaitu ilmu tentang asal usul kata). Mengetahui ilmu
Istiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu tersebut dapat diketahui asal. usu kata. Ada
beberapa kata yans berasal dari dua kata yang berbeda, sehingsa berbeda maknanya.
Seperti kata masih berasal dari kata mash an vang artinya mengusapkan tangan yang
basah ke atas sesuatu. Bisa juga is kata masith berasal dari kata misaahah yang
berarti ukuran.

2. ilmu Ma'ani (ilmu tentang susunan kalimat dari segi maknanya). Ilmu
Ma'ani amat penting diketahui. Dengan ilmu ini susunan kalimat dapat dipahami
maknanya.

6. Ilmu Bayaan, yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan
tersembunyi.Ilmu ini juga mempelajari kiasan dan permisalan kata.

7. lImu Badi, yaitu ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang
ilmu di atas (Ilmu Ma'ani, Bayaan, dan Badi) disebut juga sebagai cabang ilmu
balaghah. Ilmu ini sangat penting dikuasai oleh para ahli tafsir, karena Al-Qur'an
adalah mukjizat yang agung. Dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan Al-Qur'an dapat
dipahami.

8. Ilmu Qira'at (ilmu yang mempelajari tentang macam-macam bacaan Al-


Qur'an). Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah
makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna yang paling tepat di antara makna-
makna suatu kata.

9. ilmu Agaid, waltu. ilmu vang mempelajari dasar-dasar Keimanan.


mempelajari ilmu ini sangat penting karena kadang kala ada satu ayat A-Quran yang
arti, zhahirnya tidak layak di peruntukan bagi Allah swt tersebut, seperti ayat
berikut:

“Tangan Allah di atas tangan mereka." (Takwilnya,orang yang berjanji kepada Baginda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sama juga dengan berjanji kepada Allah
subhaanahu wata'ala).

10. limu Ushul Fiqih (limu yang mempelajari cara pengambilan hukum dart
dalil-dalil syariat secara garis besar). Mempelajari ilmu Ushul Figih sangat
penting. Dengan ilmu ini dapat diambil kesimpulan hukum dari suatuayat.

11. limu Asbabun Nuzul, yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya
ayat Al-Qur'an. Dengan mengetahui sebab-sebabnya, maksud suatu ayat menjadi lebih
jelas.

PEMATERI 4

1. Ilmu Nasikh Mansukh (ilmu untuk mengetahui hukum-hukum yang telah


dihapus dan hükum-hukum yang berlaku). Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hukum
yang sudah dihapus dan hukum yang masih tetap berlaku.

2. Ilmu Fiqih (ilmu yang mempelajari hukum-hukum dalam syari' at). Ilmu
ini penting sekali dipelajari. Karena dengan mengetahui hukum-hukum figih secara
rinci, akan mudah dipahami kaidah-kaidah umum yang ada dalam Al-Qur'an yang menjadi
dasar hukum tersebut
3. Ilmu Hadits. Ilmu sangat penting dipelajari untuk mengetahui hadits-
hadits yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an

4. Ilmu Wahbi, yaitu Ilmu khusus yang diberikan Allah Subhaanahu wata'ala
kepada hamba-Nya yang istimewa, sebagaimana sabda Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam:


Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah Subhaanahu wata'ala akan
memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui.Sebagaimana dalam sat riwayat,
ketika Sayyidina Ali Radhiyallahu 'anhu ditanya oleh seseorang,"Apakah Baginda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memberimu suatu ilmu atau nasihat
khusus yang tidak diberikan kepada orang lain?" la berkata, "Demi Allah, demi Yang
menciptakan surga dan jiwa. Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali
pemahaman Al-Quran yang Allah Subhaanahu wata'ala berikan kepada hamba-Nya."
Syaikh Ibnu Abi Dunya Rahmatullah 'alaih berkata,"Ilmu Al-Qur'an dan
Pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi."

Anda mungkin juga menyukai