Form Pengajuan Outline Syari'ah RINA
Form Pengajuan Outline Syari'ah RINA
Kepada Yth,
Di
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : RINA DWI LESTARI
NIM : 2011020116
Tempat, Tgl. Lahir : Sintang, 23 Juli 1996
Prodi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsyiah)
No. Hp : 089613941443
Mengajukan untuk judul outline proposal:
Menyetujui,
Ketua Prodi Ahwal Syakhsiyyah
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun yang disebabkan
kurang gizi kronis. Stunting terjadi sejak ibu mengandung hingga anak usia 2 tahun 80%
pembentukan otak terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan anak. Stunting merupakan bentuk
berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan
Indonesia adalah maraknya pernikahan dini. Apalagi saat ini banyak pihak yang menganggap
pernikahan dini sebagai hal biasa. Pernikahan dini sendiri, menurut Undang-Undang No. 16
Tahun 2019 sebagai Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
adalah pernikahan di bawah usia 19 tahun. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya
penanggulangan maupun pencegahan pernikahan dini atau pernikahan di usia belia ini
melalui Kementerian Kesehatan sebagai garda terdepan serta Kementerian Komunikasi dan
Stunting berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM), yang pada akhirnya
akan menurunkan produktivitas SDM dan bonus demografi (pertambahan jumlah penduduk
produktif yang besar) tidak termanfaatkan dengan baik. Hasil riset Kesehatan Dasar
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting sebesar 21,6
persen. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 2,8 persen. Target
yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14
persen.), angka tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 14% pada tahun 2024. Kasus
stunting terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia dan di seluruh kelompok sosial ekonomi.
Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas
pembangunan nasional.
merupakan salah satu isu tematik dalam pembangunan sosial. Upaya peningkatan
pembangunan nasional tidak terlepas dari pentingnya keluarga sebagai salah satu aspek
penting pranata yang harus diperhatikan. Sebab, kekuatan pada setiap pembangunan nasional
bersumber dari unsur keluarga sebagai komunitas mikro dalam masyarakat. Keluarga
sejahtera adalah landasan utama intensitas integritas dan pembangunan berkelanjutan. Di sisi
lain, keluarga sensitif dan berantakan akan mendorong lemahnya pondasi kehidupan
bernegara. Ketahanan Keluarga dapat diartikan sebagai kemampuan dalam melindungi diri
dari berbagai permasalahan yang datang dari dalam keluarga maupun luar keluarga.
Bahwa ketahanan keluarga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menciptakan
keluarga yang mandiri dan sejahtera. Pembinaan dan peningkatan kualitas hidup keluarga
merupakan bagian dari upaya pencapaian kesejahteraan bagi individu, baik lahir maupun
No. 52 Tahun 2009 disebutkan bahwa untuk peningkatan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga perlu diperhatikan saat tercapai pertumbuhan penduduk yang wajar dan keluarga
yang harmonis.
Untuk Kabupaten Sintang merupakan salah satu daerah dengan data kasus stunting
yang tinggi. Stunting dapat terjadi melalui faktor keluarga dan rumah tangga yang tidak
Kemudian perlu juga adanya langkah preventif, dengan sasaran remaja dan calon pengantin,
serta ibu hamil, ibu menyusui dan bayi usia dua tahun. Kemudian langkah kuratif yakni
berbagai dampak dari proses perubahan sosial yang cepat dan tak terelakkan. Dalam
pembangunan negara. Isu strategis akan mencakup peningkatan kapasitas ekonomi dan sosial,
akses terhadap pelayanan publik, dan mitigasi risiko terhadap kekerasan dalam rumah tangga.
Upaya peningkatan ketahanan keluarga perlu dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi
Sintang. Peraturan Daerah pada Penyelenggaraan Ketahanan Keluarga akan diarahkan pada
upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga di Kabupaten Sintang yang mana di salah satu
kelurahan yaitu kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang melakukan pencehagan
klasik H. L. Bloom (1974) secara berturut-turut, yaitu gaya hidup (life style), lingkungan
(sosial, ekonomi, politik, budaya), pelayanan kesehatan, dan faktor genetik (keturunan) saling
berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang. Pada tumbuh kembang anak,
faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh. Pertumbuhan sendiri berarti
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti keseluruhan atau sebagian, bersifat kuantitatif, dan
dapat diukur dengan satuan berat atau panjang. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan terjadi secara
Dalam perspektif Islam anak adalah amanah Allah SWT yang dipercayakan kepada
tanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan itu. Salah satu tanggung jawab yang harus
diberikan orang tua atas anak yang diamanahkan kepada mereka adalah pola asuh yang tepat
untuk membantu pembetukan karakter anak. Hal ini sesuai dengan konsep Islam yang
tercantum dalam hadis riwayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa tidak mengasihi (anaknya)”. Dalam konteks yang lebih luas, hadis tersebut dapat
diartikan bahwa apabila kita meninggikan anak yang berkarakter pengasih maka harus
dimulai dari orang tua yang selalu mengasihi dan menyayangi anakanaknya.
Menurut Sigmund Freud, tahapan tumbuh kembang anak dibagi menjadi menjadi 5
fase, yaitu fase oral, anal, falik, laten, dan genital. Pada perjalanannya, tumbuh kembang anak
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain pendidikan ibu tentang tumbuh kembang anak,
(hereditas), ekonomi sosial budaya, pola asuh ibu, dan asupan gizi Agar anak dapat tumbuh
dan berkembang optimal, orang tua perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh
anak. Perhatian akan gizi ini perlu diusahakan bahkan saat ibu masih merencanakan
kehamilannya, lalu berlanjut ketika anak lahir diberikan ASI eksklusif, dan dilanjut lagi
dengan makanan beragam dengan gizi seimbang seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Ketika permasalahan gizi ini kurang diperhatikan, maka dapat menimbulkan berbagai
gangguan atau permasalahan tumbuh kembang pada anak, antara lain Stunting, Gizi Kurang,
Gizi Buruk, KVA (Kekurangan Vitamin A), dan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) Untuk
mencegah terjadinya permasalahan tumbuh kembang pada anak, dapat dilakukan antisipasi
berupa deteksi dini tumbuh kembang. Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak adalah
kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak prasekolah. DDTK ini dapat berupa deteksi dini penyimpangan pada
mental emosional.
Selain itu, di Indonesia sebenarnya telah ada beberapa program yang dibuat dengan
tujuan untuk pemantauan tumbuh kembang anak, antara lain program pelayanan Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK), dan juga program imunisasi
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana implikasi pola asuh anak stunting dari pernikahan di bawah umur di
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pola asuh anak stunting dari pernikahan di
bawah umur di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implikasi pola asuh anak stunting dari pernikahan di bawah umur di
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pola asuh anak stunting dari
Kabupaten Sintang.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). yaitu sebuah penelitian
yang obyeknya peristiwa faktual yaitu Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang
Kabupaten Sintang. Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.
deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Adapun tujuan penelitian lapangan untuk mempelajari suatu intensif tentang latar
belakang suatu keadaan yang sedang di alami. Dan interaksi lingkungan suatu individu,
3. Sumber Data
Sumber data primer merupakan sumber informasi langsung untuk pengumpulan data.
Sumber data primer adalah data pokok untuk penelitian yang langsung memberikan
Sumber data skunder yang peneliti maksud disini merupaka data yang tidak bisa
memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data melalui dokumen atau
orang lain.
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
5. Teknik Analisis Data
a. Deduktif
b. Induktif
Menyetujui,
Ketua Jurusan Syari’ah Sekretaris Jurusan Syari’ah