Anda di halaman 1dari 9

SURAT PENGAJUAN JUDUL

Perihal : Permohonan Pengajuan Judul

Kepada Yth,

Ketua Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsyiah)

Di

Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : RINA DWI LESTARI
NIM : 2011020116
Tempat, Tgl. Lahir : Sintang, 23 Juli 1996
Prodi : Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsyiah)
No. Hp : 089613941443
Mengajukan untuk judul outline proposal:

POLA ASUH ANAK STUNTING IMPLIKASI DARI PERNIKAHAN DI BAWAH


UMUR DALAM PERPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Kelurahan Kapuas
Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang).
Judul outline proposal yang saya ajukan sesuai dengan anjuran yang diberikan, saya sudah
memeriksa judul saya di:
1. Buku Judul-Judul Skripsi/proposal Skripsi Hukum Keluarga Islam
2. Repository STAI Ma’arif Sintang
3. Google
Setelah melakukan pencarian sesuai dengan judul yang saya maksudkan diatas saya belum
menemukan adanya kesamaan dengan Judul proposal skripsi yang saya ajukan. Beberapa
judul yang bersentuhan dengan judul saya dari skripsi/tesis/jurnal dari penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Skripsi karya Thobi’in Ma’ruf dengan judul “Pola Asuh Orangtua Terhadap Anak
Dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam Di Dusun Sumberan, SumberAgung,
Moyudan, Sleman) pada program studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2017
2. Skripsi Revaldo Trean Putra yang berjudul “Telaah Maqāṣid Al-Syarīʿah Terhadap
Peningkatan Ketahanan Keluarga Sebagai Upaya Menurunkan Angka Stunting Di
Kota Lubuklinggau (Studi Kasus Kecamatan Lubuklinggau Selatan II)“ dari Jurusan
Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang tahun 2023
3. Skripsi Hanik Miftahul Jannah yang berjudul “Penanganan Dan Pencegahan
Stunting Dalam Perspektif Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2019 Tentang
Percepatan Pencegahan Stunting Terintregasi Dan Fiqih Siyasah (Studi Kasus Di
Desa Mojoarum Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung)” dari Jurusan
Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyyah) Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung tahun 2019
Demikian permohonan pengajuan Judul ini saya sampaikan, semoga Bapak dapat menerima-
nya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Sintang, 9 September 2023


Mahasiswa yang mengajukan Dosen Pembimbing Akademik

RINA DWI LESTARI MOH. ALI KURNIAWAN, SH.I., M.H


NIM. 2011020116 NIK. 2003.11.099

Menyetujui,
Ketua Prodi Ahwal Syakhsiyyah

AMIN SODIK, S.H.I., M.M


NIK.2003.11.037
OUTLINE

POLA ASUH ANAK STUNTING IMPLIKASI DARI PERNIKAHAN DI BAWAH


UMUR DALAM PERPEKTIF HUKUM KELUARGA ISLAM (Studi Kasus di
Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang).

A. Latar Belakang Masalah

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun yang disebabkan

kurang gizi kronis. Stunting terjadi sejak ibu mengandung hingga anak usia 2 tahun 80%

pembentukan otak terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan anak. Stunting merupakan bentuk

kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan gizi yang

berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan

tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up growth) yang memadai.

Studi WHO di Indonesia menyebutkan salah satu penyebab masalah stunting di

Indonesia adalah maraknya pernikahan dini. Apalagi saat ini banyak pihak yang menganggap

pernikahan dini sebagai hal biasa. Pernikahan dini sendiri, menurut Undang-Undang No. 16

Tahun 2019 sebagai Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

adalah pernikahan di bawah usia 19 tahun. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya

penanggulangan maupun pencegahan pernikahan dini atau pernikahan di usia belia ini

melalui Kementerian Kesehatan sebagai garda terdepan serta Kementerian Komunikasi dan

Informatika untuk sosialisasi dampak pernikahan dini, termasuk stunting.

Stunting berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM), yang pada akhirnya

akan menurunkan produktivitas SDM dan bonus demografi (pertambahan jumlah penduduk

produktif yang besar) tidak termanfaatkan dengan baik. Hasil riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2023 menunjukkan sebanyak 7% balita mengalami penurunan stunting.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting sebesar 21,6

persen. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 2,8 persen. Target

yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14
persen.), angka tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 14% pada tahun 2024. Kasus

stunting terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia dan di seluruh kelompok sosial ekonomi.

Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas

pembangunan nasional.

Dalam konteks pembangunan nasional di Indonesia pembangunan keluarga

merupakan salah satu isu tematik dalam pembangunan sosial. Upaya peningkatan

pembangunan nasional tidak terlepas dari pentingnya keluarga sebagai salah satu aspek

penting pranata yang harus diperhatikan. Sebab, kekuatan pada setiap pembangunan nasional

bersumber dari unsur keluarga sebagai komunitas mikro dalam masyarakat. Keluarga

sejahtera adalah landasan utama intensitas integritas dan pembangunan berkelanjutan. Di sisi

lain, keluarga sensitif dan berantakan akan mendorong lemahnya pondasi kehidupan

bernegara. Ketahanan Keluarga dapat diartikan sebagai kemampuan dalam melindungi diri

dari berbagai permasalahan yang datang dari dalam keluarga maupun luar keluarga.

Bahwa ketahanan keluarga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menciptakan

keluarga yang mandiri dan sejahtera. Pembinaan dan peningkatan kualitas hidup keluarga

merupakan bagian dari upaya pencapaian kesejahteraan bagi individu, baik lahir maupun

batin. Dalam Undang-Undang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

No. 52 Tahun 2009 disebutkan bahwa untuk peningkatan ketahanan dan kesejahteraan

keluarga perlu diperhatikan saat tercapai pertumbuhan penduduk yang wajar dan keluarga

yang harmonis.

Untuk Kabupaten Sintang merupakan salah satu daerah dengan data kasus stunting

yang tinggi. Stunting dapat terjadi melalui faktor keluarga dan rumah tangga yang tidak

harmonis sehingga menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan di dalam keluarga.

Kemudian perlu juga adanya langkah preventif, dengan sasaran remaja dan calon pengantin,
serta ibu hamil, ibu menyusui dan bayi usia dua tahun. Kemudian langkah kuratif yakni

penanganan balita stunting.

Eksistensi individu dan keluarga dalam menghadapi berbagai ancaman akibat

berbagai dampak dari proses perubahan sosial yang cepat dan tak terelakkan. Dalam

kerangka pembangunan masyarakat, pembangunan merupakan bagian dari strategis

pembangunan negara. Isu strategis akan mencakup peningkatan kapasitas ekonomi dan sosial,

akses terhadap pelayanan publik, dan mitigasi risiko terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

Upaya peningkatan ketahanan keluarga perlu dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi

permasalahan yang menghambat pembangunan nasional di daerah, termasuk pada Kabupaten

Sintang. Peraturan Daerah pada Penyelenggaraan Ketahanan Keluarga akan diarahkan pada

upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga di Kabupaten Sintang yang mana di salah satu

kelurahan yaitu kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang melakukan pencehagan

secara menyeluruh, berkelanjutan, terkoordinasi dan dioptimalkan secara berkelanjutan.

Penyelenggaraan ketahanan keluarga sebagai upaya optimal dengan melibatkan

penyelenggara kepentingan dan masyarakat, dalam menciptakan ketahanan keluarga yang

dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Keempat faktor determinan yang mempengaruhi derajat kesehatan menurut Teori

klasik H. L. Bloom (1974) secara berturut-turut, yaitu gaya hidup (life style), lingkungan

(sosial, ekonomi, politik, budaya), pelayanan kesehatan, dan faktor genetik (keturunan) saling

berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang. Pada tumbuh kembang anak,

faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh. Pertumbuhan sendiri berarti

adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya

ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti keseluruhan atau sebagian, bersifat kuantitatif, dan

dapat diukur dengan satuan berat atau panjang. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan terjadi secara

simultan dengan perkembangan.

Dalam perspektif Islam anak adalah amanah Allah SWT yang dipercayakan kepada

hambanya. Setiap hamba yanng dipercaya untuk menerima amanahnya memiliki

tanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan itu. Salah satu tanggung jawab yang harus

diberikan orang tua atas anak yang diamanahkan kepada mereka adalah pola asuh yang tepat

untuk membantu pembetukan karakter anak. Hal ini sesuai dengan konsep Islam yang

tercantum dalam hadis riwayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang

siapa tidak mengasihi (anaknya)”. Dalam konteks yang lebih luas, hadis tersebut dapat

diartikan bahwa apabila kita meninggikan anak yang berkarakter pengasih maka harus

dimulai dari orang tua yang selalu mengasihi dan menyayangi anakanaknya.

Menurut Sigmund Freud, tahapan tumbuh kembang anak dibagi menjadi menjadi 5

fase, yaitu fase oral, anal, falik, laten, dan genital. Pada perjalanannya, tumbuh kembang anak

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain pendidikan ibu tentang tumbuh kembang anak,

pengetahuan/wawasan ibu tentang tumbuh kembang anak, lingkungan/sanitasi, genetik

(hereditas), ekonomi sosial budaya, pola asuh ibu, dan asupan gizi Agar anak dapat tumbuh

dan berkembang optimal, orang tua perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh

anak. Perhatian akan gizi ini perlu diusahakan bahkan saat ibu masih merencanakan

kehamilannya, lalu berlanjut ketika anak lahir diberikan ASI eksklusif, dan dilanjut lagi

dengan makanan beragam dengan gizi seimbang seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Ketika permasalahan gizi ini kurang diperhatikan, maka dapat menimbulkan berbagai

gangguan atau permasalahan tumbuh kembang pada anak, antara lain Stunting, Gizi Kurang,

Gizi Buruk, KVA (Kekurangan Vitamin A), dan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) Untuk

mencegah terjadinya permasalahan tumbuh kembang pada anak, dapat dilakukan antisipasi
berupa deteksi dini tumbuh kembang. Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) anak adalah

kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang

pada balita dan anak prasekolah. DDTK ini dapat berupa deteksi dini penyimpangan pada

pertumbuhan, deteksi dini penyimpangan perkembangan, dan deteksi dini penyimpangan

mental emosional.

Selain itu, di Indonesia sebenarnya telah ada beberapa program yang dibuat dengan

tujuan untuk pemantauan tumbuh kembang anak, antara lain program pelayanan Stimulasi

Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK), dan juga program imunisasi

terhadap problematika stunting dalam upaya meningkatkan ketahanan keluarga di Kelurahan

Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “POLA ASUH ANAK STUNTING IMPLIKASI DARI

PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR DALAM PERPEKTIF ISLAM ( Studi Kasus di

Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang).

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana implikasi pola asuh anak stunting dari pernikahan di bawah umur di

Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pola asuh anak stunting dari pernikahan di

bawah umur di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implikasi pola asuh anak stunting dari pernikahan di bawah umur di

Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pola asuh anak stunting dari

pernikahan di bawah umur di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang

Kabupaten Sintang.
D. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). yaitu sebuah penelitian

yang obyeknya peristiwa faktual yaitu Kelurahan Kapuas Kiri Hilir Kecamatan Sintang

Kabupaten Sintang. Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Adapun tujuan penelitian lapangan untuk mempelajari suatu intensif tentang latar

belakang suatu keadaan yang sedang di alami. Dan interaksi lingkungan suatu individu,

kelompok, unit sosial, masyarakat atau lembaga.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber informasi langsung untuk pengumpulan data.

Sumber data primer adalah data pokok untuk penelitian yang langsung memberikan

data pada pengumpulan data.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data skunder yang peneliti maksud disini merupaka data yang tidak bisa

memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data melalui dokumen atau

orang lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

b. Wawancara

c. Dokumentasi
5. Teknik Analisis Data

a. Deduktif

b. Induktif

Sintang, 9 September 2023

RINA DWI LESTARI


NIM. 2011020116

Menyetujui,
Ketua Jurusan Syari’ah Sekretaris Jurusan Syari’ah

AMIN SODIK, S.H.I., M.M WIRANTI, M.H


NIK. 2003.11.037 NIK. 2003.11.113

Anda mungkin juga menyukai