Anda di halaman 1dari 4

Jalinan Hubungan dengan Allah SWT

 09-07-2023

Kita telah memahami bahwa syahadah bermakna: al-i’lan/al-iqrar (pernyataan), al-


qasam/al-hilfu (sumpah), dan al-‘ahdu/al-wa’du (janji). Maka, manakala seseorang
bersyahadat, sesungguhnya ia telah berjanji kepada Allah SWT untuk mentauhidkan-
Nya (tiada Tuhan selain Allah), ia pun telah berjanji untuk mengakui dan mengikuti
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Allah.

Dengan janji tersebut, hakikatnya telah terjalin hubungan antara seorang mu’min
dengan Allah SWT :

Pertama, hubungan al-mahabbah (cinta).

Dengan adanya pernyataan, sumpah, dan janji, seorang mu’min menjadi selalu
terpaut kepada Allah SWT, yakni ada keterikatan hati dan pikiran kepada-Nya,

‫ۗ َو اَّلِذيَن آَمُنوا َأَش ُّد ُح ًّبا ِلَّلِه‬


“ Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-
Baqarah, 2: 165)

Bukti kecintaan mereka kepada Allah SWT diantaranya tergambar dalam ayat ini,

‫ِإَّنَما اْل ُم ْؤ ِمُنوَن اَّلِذيَن ِإَذا ُذِكَر الَّلُه َو ِج َلْت ُقُلوُبُهْم َو ِإَذا ُتِلَيْت َع َلْي ِهْم آَياُتُه َز اَدْت ُهْم ِإيَماًنا َو َع َلى َر ِّبِهْم َيَتَو َّك ُلوَن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat- ayat-Nya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-
Anfal, 8: 2)

Kedua, hubungan at-tijarah (perniagaan).

Allah SWT sendiri menawarkan kepada mu’minin hubungan tijarah ini. Dia berfirman,

‫) ُتْؤ ِمُنوَن ِبالَّلِه َو َر ُسوِلِه َو ُتَج اِهُدوَن ِفي َس ِبيِل الَّلِه‬١٠( ‫َيا َأُّيَها اَّلِذيَن آَمُنوا َهْل َأُدُّلُك ْم َع َلى ِتَج اَر ٍة ُتْن ِج يُك ْم ِمْن َع َذاٍب َأِليٍم‬
‫) َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذُنوَبُك ْم َو ُيْدِخ ْل ُك ْم َج َّناٍت َتْج ِر ي ِمْن َتْح ِتَها األْن َهاُر َو َمَساِكَن‬١١( ‫ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأْنُفِس ُك ْم َذِلُك ْم َخ ْيٌر َلُك ْم ِإْن ُك ْنُتْم َتْع َلُموَن‬
)١٣( ‫) َو ُأْخ َر ى ُتِحُّبوَنَها َنْص ٌر ِمَن الَّلِه َو َفْت ٌح َقِر يٌب َو َبِّش ِر اْل ُم ْؤ ِمِنيَن‬١٢( ‫َطِّيَبًة ِفي َج َّناِت َع ْد ٍن َذِلَك اْل َفْو ُز اْل َعِظ يُم‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu


perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga
‘Adn. Itulah kemenangan yang agung. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu
sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin.” (QS. As-Shaf, 61: 10 –
13)

Ketiga, hubungan al-amal (amal).

Diantara konsekuensi dari syahadatain adalah amal shaleh, karena dengan amal
shaleh itulah keimanan seorang mu’min menjadi sempurna.

Allah l berfirman,
‫َو ُقِل اْع َم ُلوا َفَسَيَر ى الَّلُه َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُلُه َو اْل ُم ْؤ ِمُنوَن َو َسُتَر ُّدوَن ِإَلى َع اِلِم اْل َغ ْيِب َو الَّش َهاَدِة َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَما ُك ْنُتْم َتْعَم ُلوَن‬

“Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah, 9: 105)

Dalam hubungan yang istimewa antara Allah SWT dengan mu’min ini, Allah SWT
berkedudukan sebagai al-musytari’ (pembeli), sedangkan mu’min berkedudukan
sebagai al-ba’i (penjual).

Allah SWT berfirman,

‫ِإَّن الَّلَه اْشَتَر ى ِم َن اْل ُم ْؤ ِمِنيَن َأْن ُفَس ُهْم َو َأْم َو اَلُهْم ِبَأَّن َلُهُم اْل َج َّنَة ُيَقاِتُلوَن ِفي َس ِبيِل الَّلِه َفَيْقُتُلوَن َو ُيْقَتُلوَن َو ْع ًدا َع َلْيِه َح ًّقا ِفي‬
‫الَّتْو َر اِة َو اِإْلْن ِج يِل َو اْل ُقْر آِن َو َمْن َأْو َفى ِبَع ْه ِدِه ِم َن الَّلِه َفاْس َتْبِش ُر وا ِبَبْيِع ُك ُم اَّلِذ ي َباَيْعُتْم ِبِه َو َذِلَك ُهَو اْل َفْو ُز اْل َعِظ يُم‬

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,
dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah, 9: 111)

Yang dijual oleh mu’min adalah harta dan jiwa, sedangkan harganya adalah surga
dan keridhaan-Nya. Semua itu diwujudkan dalam bentuk jihad di jalan-Nya,

‫ُتْؤ ِمُنوَن ِبالَّلِه َو َر ُسوِلِه َو ُتَج اِهُدوَن ِفي َس ِبيِل الَّلِه ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأْنُفِس ُك ْم َذِلُك ْم َخ ْيٌر َلُك ْم ِإْن ُك ْنُتْم َتْع َلُموَن‬

“(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. As-
Shaf, 61: 11)

Konsekwensi Amal

Di dalam menjalani kehidupannya, seorang mu’min akan senantiasa berupaya


menghiasi dirinya dengan karakter dan amal shalih sebagai berikut: selalu bertaubat,
beribadah, memuji Allah, bepergian di dalam rangka dakwah, ruku’, sujud, amar
ma’ruf nahi munkar dan memelihara hukum-hukum Allah SWT.
‫الَّتاِئُبوَن اْل َعاِبُدوَن اْل َح اِمُدوَن الَّساِئُح وَن الَّر اِكُعوَن الَّساِج ُدوَن اآْل ِمُر وَن ِباْل َمْع ُر وِف َو الَّناُهوَن َع ِن اْل ُم ْن َك ِر َو اْل َح اِفُظوَن ِلُح ُدوِد‬
‫الَّلِه َو َبِّش ِر اْل ُم ْؤ ِمِنيَن‬

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang
melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah
berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah
orang-orang mu’min itu.” (QS. At-Taubah: 112)

Anda mungkin juga menyukai