Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PERPAJAKAN INDUSTRI KHUSUS

PPN dan PPh Pada Perusahaan Perhotelan


PT Eastparc Hotel Tbk

Kelas: DY
Kelompok 6

Disusun oleh:
Jonathan Feriansyah 125200007
Juan Merrick Budiono 125200023
Jennifer Octaviani 125200038
Vanessa 125200083

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2023
Gambaran umum industri perhotelan
Hotel adalah sebuah bangunan yang dikelola secara komersial yang memberikan fasilitas
penyedia jasa penginapan atau peristirahatan, termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut
bayaran. Jasa lainnya meliputi penyewaan ruangan untuk kegiatan tertentu, penyediaan
tempat olahraga, penyewaan ruangan untuk membuka usaha lainnya, penyediaan jasa
laundry, serta jasa salon dan spa. Selain itu, ada juga kegiatan jual beli seperti penyediaan
makanan dan minuman serta restoran dalam hotel tersebut. Dalam kegiatan operasionalnya,
pihak pemilik hotel dapat melakukannya sendiri atau menggunakan jasa pengelola hotel
untuk menjalankan bisnisnya.

Dalam menjalankan usahanya industri perhotelan terbagi menjadi dua aktivitas besar, yaitu
aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama hotel dijalankan oleh bagian front
office, tata graha, tata boga, tata hidangan dan minor operating. Sedangkan aktivitas
pendukung hotel dijalankan oleh bagian back office yang meliputi pemasaran, akunting,
teknik dan pemeliharaan, personalia dan keamanan.

Tamu hotel yang datang untuk menginap harus check in terlebih dahulu di front office
(receptionist) untuk menentukan jenis kamar dan ketersediaannya, registrasi dan sekaligus
pengisian guest card. Bagian Tata Graha (housekeeping) akan menyiapkan kamar agar bisa
dipergunakan oleh tamu. Proses penyiapan kamar ini dilakukan oleh floor station yang
disuplai perlengkapan kamar oleh housekeeping store dan linen bersih oleh linen room yang
juga disuplai linen bersih oleh bagian laundry. Saat tamu akan memesan makanan dan
minuman di hotel, bagian Tata Hidangan akan menyiapkan menu dan mencatat pesanan tamu.
Selanjutnya bagian dapur akan membuatkan makanan dan minuman tersebut agar siap
disantap oleh tamu. Begitu juga dengan jasa-jasa yang lain, dilakukan oleh fungsi utama dan
fungsi pendukung hotel. Semua jasa yang dipergunakan oleh tamu akan ditagih di bagian
kasir (yang biasanya menjadi satu dengan bagian receptionist pada saat tamu akan melakukan
check out.

Klasifikasi jenis hotel


Berdasarkan tingkatan atau bintangnya, hotel dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Hotel Bintang, memiliki penggolongan kelas hotel yang terdiri atas:
- Hotel bintang satu, dapat diklasifikasikan sebagai bintang satu apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar
2. Kamar mandi dalam
3. Luas kamar standar, minimum 20 meter persegi
4. Terletak di kawasan yang ramai dan mempunyai transportasi umum yang dekat
serta hibran dengan harga yang masuk akal.
- Hotel bintang dua, dapat diklasifikasikan sebagai bintang satu apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar
2. Kamar suite minimum 1 kamar
3. Kamar mandi di dalam
4. Kamar mempunyai telepon dan televisi
5. Luas kamar standar, minimum 22 meter persegi
6. Luas kamar suite, minimum 44 meter persegi
7. Pintu kamar dilengkapi pengaman
8. Ada lobby
9. Tata udara dengan AC atau ventilasi
10. Kapasitas penerangan minimum 150 lux
11. Ada sarana olah raga dan rekreasi
12. Ruangan dilengkapi dengan tata udara dengan pengatur udara
13. Memiliki bar
- Hotel bintang tiga, dapat diklasifikasikan sebagai bintang satu apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar
2. Terdapat minimum 2 kamar suite
3. Kamar mandi dalam
4. Luas kamar standar, minimum 24 meter persegi
5. Luas kamar suite, minimum 48 meter persegi
6. Kamar mempunyai toilet sendiri
7. Ada sarana rekreasi dan olahraga
8. Kamar dilengkapi dengan pengatur suhu atau AC dengan suhu 24 derajat
celcius
9. Ada restoran yang menawarkan hidangan di atas rata-rata pada saat sarapan,
makan siang dan makan malam
10. Memiliki valet parking
- Hotel bintang empat, dapat diklasifikasikan sebagai bintang satu apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
2. Mempunyai minimum 3 kamar suite
3. Kamar mandi dalam
4. Luas kamar standar, minimum 24 meter persegi
5. Luas kamar suite, minimum 48 meter persegi
6. Mempunyai lobby dengan luas minimum 100 meter persegi
7. Mempunyai bar
8. Memiliki sarana rekreasi dan olahraga
9. Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin
10. Memiliki toilet umum
- Hotel bintang lima, dapat diklasifikasikan sebagai bintang satu apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
2. Terdapat min 4 kamar suite
3. Memiliki kamar mandi pribadi dalam kamar
4. Luas kamar standar, minimum 26 meter persegi
5. Luas kamar suite, minimum 52 meter persegi
6. Tempat tidur dan perabot kamar kualitas terbaik
7. Ada restoran dengan layanan antar ke kamar selama 24 jam dalam seminggu
8. Ada pusat kebugaran, valet parking dan service dari concierge dengan
pengalaman yang matang
b. Hotel Non Bintang, tidak memiliki penggolongan kelas hotel dan dapat disebut sebagai
hotel melati.
Penilaian penggolongan kelas Hotel Bintang dan penetapan Hotel Non Bintang dilakukan
setelah seluruh Persyaratan Dasar dapat terpenuhi.

Proses pendirian hotel


Setiap Usaha Hotel wajib memiliki Sertifikat dan memenuhi persyaratan Standar Usaha
Hotel. Standar usaha hotel merupakan rumusan kualifikasi usaha hotel atau penggolongan
kelas usaha hotel yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaannya. Umumnya
ada sertifikat yang akan diberikan pada usaha hotel terkait guna mendukung peningkatan
mutu hotel sebagaimana peraturan yang berlaku. Standar Usaha Hotel bertujuan untuk:
a. Menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengelolaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kepuasan tamu; dan
b. Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan masyarakat,
baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dan
pelestarian lingkungan hidup.

Sertifikasi Usaha Hotel dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata
yang berkedudukan di wilayah Indonesia berdasarkan permohonan pengusaha hotel.
Penilaian Standar Usaha Hotel mencakup:
a. Persyaratan dasar, terdiri atas:
1. Tanda Daftar Usaha Pariwisata bidang Usaha Penyediaan Akomodasi jenis Usaha
Hotel, tahap-tahap pendaftarannya adalah sebagai berikut:
- Tahap Permohonan Pendaftaran
Pengajuan izin dilakukan dengan melakukan pendaftaran melalui website
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kabupaten/kota. Apabila modal hotel
berasal dari asing atau merupakan penanaman modal asing (PMA), pendaftaran
usahanya ditujukan kepada Kementerian Investasi/Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Setelah permohonan disampaikan, PTSP akan
memberikan bukti penerimaan permohonan pendaftaran usaha pariwisata
kepada pengusaha dengan mencantumkan nama dokumen yang diterima.
Dokumen-dokumen tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Usaha Perseorangan
● Kartu Tanda Penduduk (KTP);
● Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
● Perizinan teknis pelaksanaan usaha pariwisata sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Badan Usaha atau Badan Usaha Berbadan Hukum
● Akta pendirian badan usaha dan perubahannya (apabila telah terjadi
perubahan);
● NPWP; dan
● Perizinan teknis pelaksanaan usaha pariwisata sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Usaha Mikro dan Kecil
● KTP atau Akta pendirian badan usaha dan perubahannya (apabila telah
terjadi perubahan);
● NPWP;
● Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau perjanjian penggunaan bangunan;
dan
● Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
Selain dokumen di atas, khusus untuk usaha penyediaan akomodasi, dilengkapi
keterangan tertulis dari pengusaha pariwisata tentang perkiraan kapasitas
penyediaan akomodasi yang dinyatakan dalam jumlah kamar serta tentang
fasilitas yang tersedia.
- Tahap Pemeriksaan Berkas Permohonan
Pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan pendaftaran akan dilakukan oleh
PTSP, apabila masih ada kekurangan berkas maka akan dikirimkan
pemberitahuan paling lambat 2 (dua) hari kerja.
- Tahap Penerbitan TDUP
Penerbitan TDUP akan dilakukan paling lambat 1 hari kerja setelah berkas
permohonan pendaftaran dinyatakan lengkap. TDUP tersebut berlaku selama
pengusaha pariwisata menyelenggarakan usaha pariwisata.
2. Kelaikan fungsi bangunan gedung, antara lain meliputi kesesuaian fungsi,
persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan
sesuai dengan izin mendirikan bangunan terkait.
3. Keterangan laik sehat
4. Kelaikan kualitas air
b. Kriteria mutlak; terdiri atas:
1. Kriteria Mutlak Hotel Bintang, terdiri atas :
- Aspek produk meliputi 12 (dua belas) unsur dan 15 (lima belas) sub unsur;
- Aspek pelayanan meliputi 5 (lima) unsur dan 5 (lima) sub unsur;
- Aspek pengelolaan meliputi 3 (tiga) unsur dan 5 (lima) sub unsur.
2. Kriteria Mutlak Hotel Non Bintang, terdiri atas :
- Aspek produk meliputi 7 (tujuh) unsur dan 7 (tujuh) sub unsur;
- Aspek pelayanan meliputi 5 (lima) unsur dan 5 (lima) sub unsur;
- Aspek pengelolaan meliputi 3 (tiga) unsur dan 4 (empat) sub unsur.
c. Kriteria tidak mutlak, terdiri atas :
1. Kriteria Tidak Mutlak Hotel Bintang, terdiri atas :
- Aspek produk yang meliputi 32 (tiga puluh dua) unsur dan 147 (seratus empat
puluh tujuh) sub unsur;
- Aspek pelayanan yang meliputi 14 (empat belas) unsur dan 40 (empat puluh)
sub unsur;
- Aspek pengelolaan yang meliputi 6 (enam) unsur dan 21 (dua puluh satu) sub
unsur.
2. Kriteria Tidak Mutlak Hotel Non Bintang, terdiri atas :
- Aspek produk yang meliputi 11 (sebelas) unsur dan 28 (dua puluh delapan) sub
unsur;
- Aspek pelayanan yang meliputi 5 (unsur) unsur dan 5 (lima) sub unsur;
- Aspek pengelolaan yang meliputi 4 (empat) unsur dan 5 (lima) sub unsur.

Proses pembuatan sertifikasi usaha hotel, terdiri dari:


1. Audit Dokumen
Tahap pertama dalam pembuatan sertifikasi hotel adalah audit dokumen oleh lembaga
sertifikasi hotel pada beberapa aspek yang bertujuan untuk menetapkan tingkat
kecukupan dokumen terhadap persyaratan standar usaha hotel, di antaranya adalah:
a. Persyaratan dasar
b. Hasil penilaian mandiri dan
c. Prosedur manual
d. Audit Sertifikasi
2. Sertifikat Standar Usaha Hotel
Pada tahap kedua ini, kegiatan audit dilakukan secara komprehensif untuk menilai
efektivitas penerapan standar berdasarkan sistem dokumentasi yang dibuat organisasi.
Sertifikasi audit bisa dijadwalkan seusai menerima respon dari tahap pertama atau audit
dokumen. Sertifikat akan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi hotel sesuai ruang lingkup
standar yang diaplikasikan perusahaan. Masa berlaku dari sertifikat ini adalah selama
tiga tahun sejak tanggal pengesahannya.
3. Audit Pengawasan
Setelah hotel memperoleh sertifikat, maka lembaga sertifikasi hotel akan melakukan
audit pengawasan minimal satu kali selama masa berlakunya sertifikat. Tujuanya adalah
untuk memantau tingkat pemeliharaan usaha hotel.
4. Reward Audit
Proses terakhir adalah reward audit. Artinya setiap tiga tahun sekali, lembaga sertifikasi
hotel akan melakukan audit pembaharuan sertifikasi kembali pada perusahaan hotel yang
telah disertifikasi. Dibawah ini adalah persyaratan umum yang perlu dipenuhi apabila
ingin melakukan sertifikasi hotel:
a. Tanda daftar perusahaan pariwisata bidang usaha penyediaan akomodasi jenis usaha
hotel
b. Kelaikan fungsi bangunan
c. Keterangan laik sehat
d. Kelaikan kualitas air
e. Hasil penilaian mandiri
Desk audit atau preliminary audit hanya bisa dilakukan setelah perusahaan melakukan
penilain mandiri, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia nomor PM 53/HM.001/MPEK/2013, bahwa sertifikasi audit hanya bisa
dilakukan setelah perusahaan memperbaiki hasil temuan ketidaksesuaian hasil preliminary
apabila ada.

Penilaian Hotel Bintang menggunakan rentang nilai sebagai berikut:


a. ≥ 936 untuk kelas hotel bintang lima;
b. 728 – 916 untuk kelas hotel bintang empat;
c. 520 – 708 untuk kelas hotel bintang tiga;
d. 312 – 500 untuk kelas hotel bintang dua;
e. 208 – 292 untuk kelas hotel bintang satu
Hotel yang belum mencapai nilai minimal yang ditentukan untuk golongan kelas hotelnya
diharuskan untuk memperbaiki dan/atau memenuhi kekurangannya paling lambat 6 (enam)
bulan. Apabila dalam jangka waktu tersebut, hotel tidak melaksanakan perbaikan, maka
digolongkan ke dalam kelas hotel bintang yang lebih rendah.

Aspek perpajakan dalam perhotelan


A. Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bisnis hotel masuk kedalam pajak daerah,
tepatnya pajak kabupaten/kota. Tarif penghitungan pajak hotel dikenakan 10% dari
jumlah yang dibayarkan ke hotel dengan masa pajak hotel 1 bulan. Pengertian tersebut
termuat di dalam Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun
2009.

Penghasilan hotel yang dikenakan pajak daerah adalah penyewaan kamar, penjualan
makanan dan minuman, jasa laundry untuk tamu menginap, jasa fitness center untuk
tamu menginap, jasa massage dan spa untuk tamu menginap, serta sewa ruangan.

Contoh soal:
Harga jual makanan dan/atau minuman adalah Rp1.000.000,00.
Tarif PB1 hotel dan restoran adalah sebesar 10%.
Maka, PB1 yang harus dibayar oleh pembeli adalah sebesar Rp100.000,00 (1.000.000 x
10%).

B. PPN
PPN merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut pada saat penyerahan barang kena
pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP). Sederhananya, ini adalah pajak yang
ditambahkan dan dipungut atas suatu transaksi. Dalam praktiknya, pihak penjual yang
sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) harus membuat faktur pajak
elektronik sebagai bukti pemungutan PPN dan melaporkannya setiap bulan melalui SPT
Masa PPN. Namun, pihak yang membayar pajak ini adalah pihak pembeli.

Aspek pajak pertambahan nilai (PPN) dalam bisnis hotel berasal dari jasa yang
ditawarkan pada non-tamu hotel. Untuk Objek pajaknya jasa laundry, jasa fitness center,
jasa massage dan spa, serta jasa lainnya yang dinikmati oleh orang lain di luar tamu
menginap dikenakan PPN sebesar 11% dari dasar pengenaan pajak

Contoh Soal :
Sebuah hotel di Jakarta menjual jasa penginapan seharga Rp1.000.000 per malam.
Tarif PPN yang dikenakan adalah 11%.
DPP adalah Rp1.000.000.
PPN yang terutang adalah Rp110.000.
Maka PPN-nya sebesar: Rp 1.110.000
C. PPH 21
PPh pasal 21 juga menjadi salah satu aspek pajak dalam bisnis hotel, untuk memotong
atau memungut pajak penghasilan karyawannya. Pemotongan pajak penghasilan pasal 21
ini dikenakan atas pembayaran gaji karyawan, pesangon, dan tenaga ahli (jika ada).
Penghitungan pemotongannya pun berbeda tergantung pada jenis kepegawaiannya, tetap
atau tidak tetap, berkesinambungan atau tidak, komisaris dan mantan pegawai.

Contoh soal:
Badu, pegawai tetap yang menerima gaji yang dibayar mingguan. Gaji Badu
perminggu adalah Rp. 3.000.000, Tunjangan transport dan makan Rp.
320.000/minggu status kawin tanpa tanggungan. Premi JKK dan JK dibayar perusahaan
masing-masing 1% dan 0,3% dari gaji dan perusahaan membayar iuran JHT 3,7% dari
gaji. Sedangkan ada juga membayar sendiri iuran pensiun Rp. 90.000 per bulan dan JHT
2% dari gaji.
Diminta: Hitung PPh 21 Badan per minggu

Jawab:
Penghasilan Bruto:
Gaji Pokok 12.000.000
Tunjangan transport 1.280.000
Premi Jaminan kecelakaan kerja (JKK) 120.000
Premi Jaminan kematian (JK) 36.000
Penghasilan Bruto / Bulan 13.436.000

(-)
Biaya Jabatan 5% x bruto (500.000) maksimal
Iuran Pensiun (bayar sendiri) (90.000)
Iuran JHT (bayar sendiri) (240.000)
Penghasilan Neto / Bulan 12.606.000
Penghasilan Neto / Tahun x 12 = 151.272.000
PTKP (K/0) = (58.500.000)
PKP per Tahun = 92.772.000
PPh 21 / tahun
5% x 50 juta = 2.500.000
15% x 42.772.000 = 6.415.800
= 8.915.800

PPh 21 / bulan = 8.915.800 : 12 = 742.983,3 / bulan


PPh 21 / minggu = 742.983,3 : 4 = 185.745,83 / minggu (TIDAK FINAL)

D. PPH 22
Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah pajak yang dikenakan atas kegiatan
perdagangan barang, baik impor maupun ekspor. PPh Pasal 22 hotel adalah pajak yang
dikenakan atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usaha
hotel oleh hotel yang dimiliki oleh negara atau BUMN. Tarif PPh Pasal 22 hotel adalah
sebesar 1,5% dari harga jual (belum termasuk PPN).

PPh Pasal 22 hotel dipungut oleh hotel dari pemasok barang dan/atau bahan-bahan
tersebut. Hotel kemudian menyetorkan PPh Pasal 22 tersebut kepada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Objek Pasal 22 Hotel sebagai berikut:


1. Bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
2. Semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi.
3. Kendaraan bermotor.
4. Hasil pertambangan, kecuali batu bara.
5. Barang-barang yang tergolong sangat mewah.

PPh Pasal 22 hotel dipungut oleh hotel dari pemasok barang dan/atau bahan-bahan
tersebut. Pemungut PPh Pasal 22 hotel wajib membuat bukti pungut PPh Pasal 22 dan
menyerahkannya kepada pihak yang dipungut. Pihak yang dipungut PPh Pasal 22 dapat
mengkreditkan PPh Pasal 22 yang telah dibayarkan dalam SPT Tahunan.

Contoh Soal:
Sebuah hotel membeli bahan bakar minyak (BBM) dari sebuah pemasok sebesar
Rp.100.000.000. Harga jual BBM adalah sebesar Rp. 100.000.000 ( tidak termasuk PPN)
maka dengan ketentuan tarif PPh pasal 22 yaitu sebesar 2,5% maka perhitungan sebagai
berikut:
= 100.000.000 x 2,5%
= 2.500.000
Jadi, Total PPh pasal 22 adalah Rp. 2.500.000

E. PPH 23
PPh Pasal 23 hotel adalah pajak yang dikenakan atas pembayaran jasa tertentu yang
dilakukan oleh hotel kepada wajib pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap (BUT).
Hotel wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 23 jika ada aktivitas
pembayaran dividen (selain dividen ke orang pribadi dikenakan final, bunga dan royalti),
atau hadiah dan penghargaan (selain yang telah dipotong PPh 21). Tarif PPh Pasal 23
hotel adalah sebesar 15% dari jumlah bruto atas pembayaran jasa tersebut. PPh Pasal 23
hotel dipungut oleh hotel dari pihak yang menerima jasa tertentu tersebut. Hotel
kemudian menyetorkan PPh Pasal 23 tersebut kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
Objek PPh Pasal 23 hotel meliputi:
● Jasa boga (catering)
● Jasa laundry
● Jasa katering
● Jasa hiburan dan rekreasi
● Jasa parkir
● Jasa cleaning service
● Jasa pengurusan dokumen
● Jasa pengepakan
● Jasa penyediaan tenaga kerja
● Jasa penunjang dibidang penambangan
● Jasa penunjang dibidang industri semen
● Jasa penunjang dibidang industri baja
● Jasa penunjang dibidang industri otomotif
Contoh Soal:
Hotel memberikan jasa katering kepada perusahaan sebesar Rp.100.000.000 dengan tarif
PPh pasal 23 untuk jasa katering adalah sebesar 15% maka PPh pasal 23 yang harus
dibayarkan adalah:
= Rp.100.000.000 x 15%
= Rp. 15.000.000
Maka, PPh pasal 23 yang harus dibayar adalah Rp.15.000.000

F. PPH 4 Ayat 2
PPH 4 Ayat 2 pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi
atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya bersifat
final. PPH 4 ayat 2 ini dapat dikenakan ke perhotelan Jika hotel menyewakan ruangan
atau bangunannya untuk vendor lain membuka usahanya, sewa tersebut akan dikenakan
PPh pasal 4 ayat 2 atas sewa tanah dan/atau bangunan sebesar 10% dari jumlah bruto
nilai persewaan tanah dan/atau bangunan kepada penyewanya. Selain itu, hotel wajib
memungut PPh Pasal 4 ayat 2 atas pembayaran hadiah undian serta dividen yang
diterima wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Objek Pajak PPH Pasal 24 Berupa :


● Menyewakan Ruangan / Bangunan Untuk Vendor Usaha
● Sewa Tanah / Bangunan
● Hadiah Undian
● Dividend

Berikut adalah contoh perhitungan pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas


pembayaran hadiah undian kepada WP OP dalam negeri:
Hotel mengadakan undian dan memberikan hadiah sebesar Rp10.000.000 kepada
pemenang yang merupakan WP OP dalam negeri.
Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 yang harus dilakukan oleh hotel adalah:
Rp10.000.000 x 10 / 100 = Rp1.000.000
G. PPH 25
PPh pasal 25 adalah pembayaran pajak atas penghasilan secara angsuran setiap bulannya
dalam waktu satu tahun. PPh pasal 25 tidak dikenakan pada objek pajak tertentu,
melainkan hanyalah metode pembayaran pajak yang memiliki tarif sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Tujuan adanya metode pembayaran
pajak penghasilan pasal 25 adalah agar tidak membebani wajib pajak, Wajib pajak tidak
harus membayar seluruh PPh terutangnya secara langsung, tapi memiliki opsi dengan
cara diangsur setiap bulan.

H. PPH 26
PPh pasal 26 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak
luar negeri dari Indonesia. PPH 26 ini menjadi salah satu aspek pajak bisnis hotel jika
ada transaksi pembayaran ke pihak lain yang berstatus sebagai wajib pajak luar negeri.

Objek pajak PPH pasal 26 itu berupa :


● Dividen
● Bunga
● Royalti
● Sewa
● Pendapatan lain terkait penggunaan asset
● Insentif yang berkaitan dengan pekerjaan
● Kegiatan, Hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala.

Tarif pemotongan PPh 26 ini adalah 20%. Namun, tarif ini dapat berubah jika mengikuti
perjanjian penghindaran pajak berganda.

Berikut adalah contoh perhitungan pemotongan PPh Pasal 26 atas pembayaran


jasa manajemen hotel dari luar negeri:
Hotel membayar jasa manajemen hotel kepada perusahaan di Singapura sebesar USD
10.000
Tarif PPh Pasal 26 Perjanjian Penghindaran pajak berganda untuk Singapura adalah 15%
Pemotongan PPh Pasal 26 yang harus dilakukan oleh hotel adalah:
USD 10.000 x 15/100 = USD 1.500
Hotel harus membuat SPT PPh Pasal 26 dan memberikannya kepada perusahaan di
Singapura.

I. PPH 28/29
PPh 28 adalah PPh Lebih Bayar yang terjadi apabila pajak yang terutang untuk suatu
tahun pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak, maka setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk, kelebihan
pembayaran pajak dikembalikan setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikut
sanksi-sanksinya. Selain itu, Wajib Pajak juga dapat memilih untuk
mengkompensasikannya dengan utang pajak tahun berikutnya.
PPh 29 adalah PPh Kurang Bayar yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh, yaitu sisa
dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi dengan kredit
PPh (PPh Pasal 21, 22, 23, dan 24) dan PPh Pasal 25. Dalam hal ini, Wajib Pajak
memiliki kewajiban melunasi kekurangan pembayaran pajak yang terutang sebelum
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan.

Gambaran tentang PT Eastparc Hotel Tbk.


PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) adalah sebuah perusahaan manajemen perhotelan yang
didirikan pada tanggal 26 Juli 2011. Perseroan mengoperasikan hotel bintang 5, Eastparc
Hotel, di Yogyakarta di atas lahan seluas 25.000 m2. Hotel ini mulai beroperasi secara
komersial pada 4 Oktober 2013 dan secara resmi diluncurkan pada upacara akbar pada 26
April 2014. Hotel menyediakan 189 kamar dengan berbagai tipe, 20 ruang pertemuan, dan
perlengkapan pendukung MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Ada juga
beberapa fasilitas keluarga, seperti kolam renang dengan seluncuran air, taman bermain luar
ruangan, taman bermain dalam ruangan, bioskop untuk anak-anak, dan kebun binatang mini.
Kantor pusat terletak di hotelnya, yang beralamat di Jl.Kapas No.1, Depok, Sleman,
Yogyakarta. Visi Eastparc Hotel adalah menjadi pionir muslim-friendly yang dapat diterima
seluruh kalangan, fasilitator MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibiton) dan hotel
keluarga terbaik di Indonesia. Serta mempunyai misi menjadi Manifestasi hotel keluarga
terbaik dengan mengintegrasikan fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibiton) terlengkap dan moslem friendly yang dapat diterima semua kalangan.
Pada tahun 2022, PT Eastparc Hotel mempunyai laporan laba rugi sebagai berikut:
Soal Gabungan
Berikut ini adalah laporan laba rugi PT EastParc Hotel:
PT EASTPARC HOTEL Tbk
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2022

Pendapatan 86.440.947.394
Beban Pokok
Pendapatan (22.726.026.053)
Laba Bruto 63.714.921.341
Beban Umum dan
Administrasi:
Beban Gaji Karyawan 9.658.889.500
Biaya Security 800.000.000
Biaya Komisi Travel Agent 245.687.250
Biaya Entertainment 372.120.000
Biaya LPG untuk FnB 224.300.000
Biaya Asuransi 378.900.450
Biaya Perizinan Dan Legalitas 365.000.000
Biaya Perjalanan Dinas 256.900.000
Jasa Training Staff 468.900.050
Biaya Transportasi 891.376.250
Biaya Internet 719.600.000
Biaya Telepon 596.436.150
Biaya Sumbangan Bencana Alam 281.850.000
Biaya TV Kabel 135.400.390
Biaya Pemeliharaan 478.229.607
Biaya Pertamanan 65.000.000
Biaya Kebersihan 222.409.988
Biaya Listrik 4.851.754.030
Biaya Air 2.504.154.566
Biaya Keperluan Kantor 250.345.407
Biaya Perlengkapan Kantor 483.878.824
Biaya Penyusutan 2.367.423.037
Biaya Lain Lain 530.150.613
Total Beban Umum dan
Administrasi (27.148.706.112)
Laba Usaha 36.566.215.229
Pendapatan (beban)
lain-lain Pendapatan Bunga Deposito Bank 113.132.267
Pendapatan Sewa Tempat 222.374.382
Renovasi Gedung (453.784.938)
Total Pendapatan
(Beban) Lain-Lain (118.278.289)
Laba sebelum pajak
penghasilan 36.447.936.940
Beban Keuangan (7.936.788.645)
Pendapatan Keuangan 1.250.786.550
Pajak Laba Tahun
Berjalan 29.761.934.845

Terdapat informasi tambahan mengenai kegiatan hotel Eastparc selama tahun 2022, sebagai
berikut:
1. Dalam beban umum dan administrasi terdapat:
a. Biaya asuransi sebesar Rp 378.900.450
b. Biaya Perjalanan dinas sebesar 35% tidak disertai dengan bukti
c. Biaya sumbangan bencana alam sebesar Rp 281.850.000
d. Biaya penyusutan secara komersial adalah Rp 2.367.423.037 sedangkan secara
fiskal hanya diakui sebesar Rp 1.510.000.000
e. Dalam biaya lain-lain, terdapat jamuan tamu yang tidak disertai daftar nominatif
sebesar Rp 130.150.613
2. Dalam Pendapatan Lain-Lain terdapat:
a. Pendapatan Bunga Deposito Bank, Dipotong PPH Final Sebesar 20%
b. Pendapatan Sewa Gedung, Dipotong PPH 23 Sebesar 2%
3. Beban Sanksi Administrasi Sebesar Rp. 50,000,000.00
4. Biaya Pembelian Impor barang mewah interior hotel, Sebesar Rp150,000,000.00 dan
telah dipungut PPH 22 Sebesar Rp 3,750,000.00 (API = Tarif 2.5%)
5. Perusahaan telah membayar PPh 25 tahun 2022, dimana masing-masing sebesar Rp
82.000.000 untuk bulan Januari - Februari dan sebesar Rp 105.000.000 untuk bulan
Maret - Desember

Pertanyaan:
a. Berapa nilai pajak lebih bayar atau kurang bayar PT Eastparc Hotel pada akhir tahun
2022?
b. Berapa angsuran PPh 25 PT Eastparc Hotel untuk tahun 2023?

Jawab:
Koreksi Koreksi
KOMERSIAL Positif Negatif FISKAL
Pendapatan 86.440.947.394 86.440.947.394
Beban Pokok
Pendapatan (22.726.026.053) (22.726.026.053)
Laba Bruto 63.714.921.341 63.714.921.341
Beban Umum dan
Administrasi:
Beban Gaji
Karyawan 9.658.889.500 9.658.889.500
Biaya Security 800.000.000 800.000.000
Biaya Komisi
Travel Agent 245.687.250 245.687.250
Biaya
Entertainment 372.120.000 372.120.000
Biaya LPG untuk
FnB 224.300.000 135.400.390
Biaya Asuransi 378.900.450 (378.900.450) 0
Biaya Perizinan
Dan Legalitas 365.000.000 365.000.000
Biaya Perjalanan
Dinas 256.900.000 (89.915.000) 166.985.000
Jasa Training Staf 468.900.050 468.900.050
Biaya
Transportasi 891.376.250 891.376.250
Biaya Internet 719.600.000 719.600.000
Biaya Telepon 596.436.150 596.436.150
Biaya Sumbangan
Bencana Alam 281.850.000 (281.850.000) 0
Biaya TV Kabel 135.400.390 135.400.390
Biaya
Pemeliharaan 478.229.607 478.229.607
Biaya Pertamanan 65.000.000 65.000.000
Biaya Kebersihan 222.409.988 222.409.988
Biaya Listrik 4.851.754.030 4.851.754.030
Biaya Air 2.504.154.566 2.504.154.566
Biaya Keperluan
Kantor 250.345.407 250.345.407
Biaya
Perlengkapan
Kantor 483.878.824 483.878.824
Biaya Penyusutan 2.367.423.037 (857.423.037) 1.510.000.000
Biaya Lain Lain 530.150.613 (130.150.613) 400.000.000
Total Beban Umum
dan Administrasi (27.148.706.112) (25.321.567.402)
Laba Usaha 36.566.215.229 38.393.353.939
Pendapatan (beban) Pendapatan Bunga
lain-lain Deposito Bank 113.132.267 (113.132.267) 0
Pendapatan Sewa
Tempat 222.374.382 (222.374.382) 0
Renovasi Gedung (453.784.938) (453.784.938)
Total Pendapatan
(Beban) Lain-Lain (118.278.289) (453.784.938)
Laba sebelum pajak
penghasilan 36.447.936.940 37.939.569.001
Beban Keuangan (7.936.788.645) 50.000.000 (7.886.788.645)
Pendapatan Keuangan 1.250.786.550 1.250.786.550
Pajak Laba Tahun
Berjalan 29.761.934.845 31.303.566.906
Kompensasi Kerugian 0
Penghasilan Kena
Pajak 0
PPH Terhutang
(22%) (6.886.784.719)
Laba Bersih Setelah
PPh 24.416.782.187

Kredit pajak PPh 22:


= 2,5% x Rp 150.000.000
= Rp 3.750.000

Angsuran PPh 25:


= (2 x Rp 82.000.000) + (10 x Rp 105.000.000)
= Rp 1.214.000.000

a. Nilai kurang bayar atau lebih bayar tahun 2022


PPh terutang Rp 6.886.784.719
(-) Kredit Pajak:
PPh 22 Rp (3.750.000)
Pajak yang masih harus dibayar Rp 6.883.034.719
(-) PPh 25 Rp (1.214.000.000)
PPh 29 (kurang bayar) Rp 5.669.034.719

b. PPh 25 PT Eastparc Hotel tahun 2023


PPh terutang Rp 6.886.784.719
(-) Kredit Pajak:
PPh 22 Rp (3.750.000)
Pajak yang masih harus dibayar Rp 6.883.034.719

Angsuran PPh 25:


= Rp 6.883.034.719 : 12
= Rp 573.586.227

Anda mungkin juga menyukai