Anda di halaman 1dari 2

1.

Materi Pembelajaran
A. Pengertian Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses,
sebab akibat, atau perkembangan suatu fenomena. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh
pemahaman mengenai latar belakang terjadi sesuatu secara jelas dan logis. Di dalamnya juga dijumpai sejumlah
fakta yang dapat memperluas wawasan, pengetahuan, dan keyakinan para pembaca ataupun pendengarnya.
Teks eksplanasi dapat dibaca pada artikel koran, majalah, atau laman (web). Dalam teks eksplanasi tersebut
banyak dibahas fenomena alam, fenomena sosisal, atau fenomena budaya. Fenomena alam misalnya pergerakan
tanah, gempa bumi, tsunami, terjadinya gerhana bulan atau matahari, terjadinya angin puting beliung, atau
peristiwa alam yang lain. Adapun fenomena sosial budaya di kalangan masyarakat, seperti kenakalan remaja,
pengangguran, kemiskinan, atau kemacetan lalu lintas, tradisi nyadran, pertunjukkan wayang kulit, dan
sejenisnya. Berdasarkan definisi di atas teks eksplanasi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Adanya rangkaian uraian penjelasan
2. Isinya menjelaskan fenomena yang faktual;
3. Fenomena yang dijelaskan berupa alam, sosial, atau budaya, dan
4. Isinya menjelaskan proses terjadinya sesuatu atau pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat.

B. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi mempunyai struktur dan kaidah kebahasaan yang membedakan dengan jenis teks lain.
Pemahaman terhadap struktur teks pada dasarnya adalah memahami bagaimana menata bagian-bagian dan
materi suatu karangan agar tertata secara hierarkis dan sistematis manakah bagian yang merupakan pembuka,
bagian isi, dan bagian penutup. Karena itulah, struktur teks eksplanasi dapat dijadikan kerangka karangan dalam
menulis teks eksplanasi.
1) Menganalisis Struktur Teks Eksplanasi
Pada dasarnya hampir semua teks memiliki struktur yang sama, yaitu terdiri dari pembuka, isi, dan penutup.
Yang membedakannya adalah materi yang disampaikan pada masing-masing bagian tersebut. Dalam teks
eksplanasi, bagian pembuka berisi materi tentang penjelasan umum atau identifikasi fenomena, bagian isi berisi
penjelasan tentang rangkaian proses kejadian atau sebab akibat, sedangkan bagian penutup berisi simpulan atau
interpretasi.

a. Pembuka
Dalam bagian pembuka, materinya berisi pernyataan umum atau identifikasi fenomena disampaikan secara
singkat sebagai pengantar menuju isi.
b. Isi
Pada bagian ini, penulis menjelaskan secara lebih mendalam dalam bentuk rangkaian proses, atau hubungan
sebab akibat suatu peristiwa atau fenomena. Bagian ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana suatu proses
berlangsung, mengapa sesuatu bisa terjadi, atau bagaimana sebab-akibat suatu kejadian.
c. Penutup
Penutup merupakan bagian paling akhir dalam teks eksplanasi. Dalam bagian ini, penulis menyampaikan
simpulan atau interpretasi terhadap apa yang dijelaskan sebelumnya. Simpulan bisa berisi sudut pandang penulis.
Namun demikian, bagian penutup bersifat opsional, artinya boleh ada boleh tidak ada.
Berikut ini contoh struktur dalam sebuah teks eksplanasi.

“Pangeran Antasari, Pejuang Perang Banjar”

Pernyataan Umum: Identifikasi Fenomena


Perang Banjar merupakan perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda. Perang ini merupakan salah satu aksi
perjuangan bangsa Indonesia yang menolak penjajah. Sosok Pangeran Antasari tidak bisa dilepaskan dari
berlangsungnya Perang Banjar yang terjadi pada 1859-1905. Interaksi antara Belanda dan Kesultanan Banjar
menimbulkan permasalahan di mana perlawanan Pangeran Antasasri menjadi puncaknya.
Uraian Penjelasan: Sebab-Akibat
Pangeran Antasari memiliki nama asli Gusti Inu Kartapati yang lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan pada 1797. Pangeran Antasari dibesarkan dalam lingkungan Kesultanan Banjar. Ayahnya
merupakan Pangeran Masohut (Mas'ud), sedangkan ibunya Gusti Hadijah. Pangeran Antasari memiliki adik
perempuan bernama Ratu Antasari (Ratu Sultan). Pada tahun 1862, Pangeran Antasari diangkat sebagai
pemimpin pemerintahan tertinggi, menggantikan ayahnya yang ditangkap dan dibuang olegh Belanda. Belanda
memecah belah rakyat Banjar dengan cara mengadu domba.
Pangeran Antasari dalam Perang Banjar Dalam buku Pangeran Antasari (1993) oleh M Idwar Saleh, pada
bulan Mei 1859, Pangeran Antasari dan pasukannya berhasil menduduki seluruh wilayah Martapura. Pangeran
Antasari memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat Banjar. Ditengah perjuangannya melawan
Belanda, justru Belanda semakin gencar melakukan politik adu domba, sehingga lingkungan kerajaan menjadi
terpecah belah dan rakyat Banjar saling bermusuhan. Dengan penuh keprihatinan melihat kondisi rakyatnya,
Pangeran Antasari menyerang tambang batu bara di Pengaron. Serangan tersebut kemudian dikenal dengan
Perang Banjar. Pangeran Antasari berhasil menaklukkan Belanda di Gunung Jabuk. Melihat serangan Antasari
yang semakin kuat, Belanda akhirnya menyerah dan berniat melakukan damai serta kerja sama. Namun, niat
tersebut ditolah
Penutup: Simpulan/Interpretasi
Meski usianya sudah tua, Pangeran Antasari tidak pernah berhenti berjuang melawan penjajah. Ditengah-
tengah perlawanannya, terjadi wabah cacar yang menyebar di seluruh Banjar. Pangeran Antasari dan pasukannya
juga terjangkit wabah tersebut. Hingga akhirnya, Pangeran Antasari wafat karena penyakit cacar tersebut pada 11
Oktober 1862. Perjuangan Antasari terpaksa berhenti. Beliau dimakamkan di Taman Makan Perang Banjar,
Banjarmasin Utara. Untuk mengenang dan memberikan penghargaan kepada beliau, pada tanggal 27 Maret 1968
Pangeran Antasari resmi bergelar Pahlawan Indonesia.

2) Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lain. Kaidah-kaidah
yang dimaksud sebagai berikut:
a. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
b. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.
c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti penceritanya. Kata ganti
yang dimaksud, misalnya, Kabupaten Bandung, burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Papua.
d. Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya.

Anda mungkin juga menyukai