Thomas Erik Helvin Ich LP
Thomas Erik Helvin Ich LP
DISUSUN OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada
Asuhan keperawatan pada Keluarga Ny. M dengan Diagnosa Itra Cerebral
Hemoragik di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan
ini disusun guna melengkapi tugas.
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Dwi Agustian Faruk, Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik
yang telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Rysa Merilina, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Konsep Penyakit Intra Cerebral Hemoragik.....................................................4
2.1.1 Definisi Intra Cerebral Hemoragik..........................................................4
2.1.2 Etiologi....................................................................................................5
2.1.3 Klasifikasi................................................................................................5
2.1.4 Fatosiologi (WOC) .................................................................................5
2.1.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................9
2.1.6 Komplikasi ...........................................................................................10
2.1.7 Pemerikasaan Penunjang ......................................................................10
2.1.8 Penatalaksanaan Medis .........................................................................10
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ..................................................................12
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................................12
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................13
2.2.3 Intervensi Keperawatan ..........................................................................13
2.2.4 Implementasi Keperawatan ....................................................................15
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................15
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................25
3.1 Pengkajian ...................................................................................................25
3.2 Diagnosa ......................................................................................................33
3.3 Intervensi .....................................................................................................34
3.4 Implementasi ...............................................................................................37
3.5 Evaluasi .......................................................................................................40
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................41
4.1 Kesimpulan .................................................................................................41
4.2 Saran ............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan intracerebral (ICH) merupakan pecahnya pembuluh darah
intracerebral sehinga darah keluar dari pembuluh darah kemudian masuk ke dalam
jaringan otak. (Iskandar Junaidi. 2011).
Pada perdarahan intracerebral akan terjadi peningkatan tekanan intracranial
(TIK) atau intracerebral sehingga terjadi penekanan pada struktur otak dan
pembuluh darah otak secara menyeluruh. Hal ini akan menyebabkan penurunan
aliran darah otak timbul hipoksia, iskemia yang kemudian diikuti dengan influx
ion kalsium yang berlebihan dalam sel saraf (neuron). Akibat lebih lanjutnya
adalah terjadinya disfungsi membrane sel dan akhirnya terjadi kematian sel saraf
sehingga timbul gejala klinis deficit neurologis (Iskandar Junaidi. 2011).
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 15 juta pasien di
seluruh dunia menderita stroke setiap tahunnya, perdarahan intraserebral
menyumbang 10% dari semua stroke dan berhubungan dengan 50% kasus
kematian di Amerika sedangkan 7% dari seluruh kematian di Canada (Magistris et
al. 2013). Di Indonesia, prevalensi stroke berdasarkan wawancara menunjukkan
pola kenaikan dari 8,3 per mil pada tahun 2007 menjadi 12,1 per mil pada tahun
2012, di Kalimanan Tengah sendiri penderita stroke mencapai angka 12,1% di
tahun 2018. (WHO, Riskesdas 2018)
Berdasarkan masih tingginya prevalensi angka kejadian Intra Cerebral
Hematom di Indonesia, dan juga melihat dari segi sebab akibat yang dapat di
timbulkan, maka saya tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang Intra Cerebral
Hematom dan asuhan keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi Intra Cerebral Hemoragik
Intra Cerebral Hemoragik (ICH) adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
jaringan otak. Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan lesi pendarahan di
antara neuron otak yang relative normal. Indikasi di lakukan operasi
adanya daerah hiperdens, diameter > 3 Cm, perifer, adanya pergeseran
garis tengah. (Amin dan Hardhi, 2015).
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
jaringan otak. Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran
yang kadang-kadang disertai lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan
didapatkan adanya daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi
jika single, diameter lebih dari 3 cm, perifer, adanya pergeseran garis
tengah, Secara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan gangguan
neurologis/lateralisasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah evakuasi
hematom disertai dekompresi dari tulang kepala. Faktor-faktor yang
menentukan prognosenya hampir sama dengan faktor-faktor yang
menentukan prognose perdarahan subdural (Paula, 2011).
Intra secerebral hematom adalah pendarahan dalam jaringan otak itu
sendiri. Hal ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau
cidera kepala terbuka. .Intraserebral hematom dapat timbul pada
penderita stroke hemorgik akibat melebarnya pembuluh nadi. (Corwin,
2011).
Sesuai beberapa pendapat para ahli diatas saya menyimpulkan
bahwa Itra Cereberal Hemoragik (ICH) adalah pendarahan yang terjadi di
bagian jaringan otak, hal itu dapat terjadi pada penderita cidera kepala
tertutup yang berat atau cedera kepala terbuka.
2.1.2 Etiologi
Etiologi dari Inra Cerebral Hemoragik menuerut Suyono (2010) adalah :
- Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
- Fraktur depresi tulang tengkorak
- Gerak aklerasi dfan deselarasi tiba – tiba
- Cedera penetrasi peliru
- Jatuh
- Kecelakaan kendaraan bermotor
- Hipertensi
- Malformasi arteri venosa
- Distrasia darah
- Obat
- Merokok
2.1.3 Klasifikasi
ICH secara umum diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder.
a. ICH primer adalah pendarahan spontan dari arteriol kecil klasik yang
rusak karena hipertensi kronis di regio subkortikal otak atau amiloid
angiopathy di regio kortikal otak. PIS primer diperkirakan sekitar 80%
dari semua kasus.
b. Sedangkan PIS sekunder merupakan perdarahan sebagai hasil dari
beberapa keadaan patologik vaskular yang mendasarinya atau penyebab
lainnya, yaitu arteriovenous malformation (AVM), neoplasma intrakranial,
angioma kavernos, angioma vena, trombosis venaserebral, koagulopati
(baik primer atau karena obat, seperti pada pasien terapi warfarin kronis),
vaskulitis, kokain atau penggunaan alkohol dan berubah menjadi stroke
hemoragik dari stroke iskemik.
2.1.4 Patofisiologi
ICH primer biasa terjadi pada kapsul internal dan hematoma meluas
kemedial kesubstansi kelabu dalam dan kelateral melalui substansi putih yang
relatif aseluler korona radiata. Pembuluh yang ruptur adalah satu dari arteria
perforating kecil yang meninggalkan arteria serebral media dekat pangkalnya
pons. Karenanya kebanyakan terjadi pada struktur dalam dari hemisfer serebral.
Berikut ini struktur beserta frekuensi kejadiannya : putamen 30-50%,
substansi putih subkortikal 30%, serebelum 16%, thalamus 10-15%, serta pons 5-
12%. Arteria yang paling sering menimbulkan perdarahan adalah cabang
lentikulostriata lateral dari arteria serebral media yang mencatu putamen.
ICH merupakan sekitar 10% dari semua strok. Seperti dijelaskan diatas,
ia disebabkan oleh perdarahan arterial langsung ke parenkhima otak. Ruptur
vaskuler dikira terjadi pada aneurisma milier kecil, dijelaskan oleh Charcot dan
Bouchard 1868, dan/atau pada arteria lipohialinotik yang sering tampak pada
otopsi pasien dengan hipertensi. Minoritas kasus PIS kemungkinan disebabkan
aneurisma, AVM, malformasi kavernosa, amiloid serebral, atau tumor.
Glioblastoma adalah tumor otak primer yang paling sering mengalami
perdarahan sedangkan melanoma, khoriokarsinoma dan ipernefroma adalah tumor
metastatic yang tersering menimbulkan perdarahan.
Kematian akibat ICH sekitar 50% dengan ¾ pasien yang hidup, tetap
dengan deficit neurologis nyata. Penelitian memperlihatkan bahwa prognosis
terutama tergantung pada derajat klinis saat pasien masuk, lokasi serta ukuran
perdarahan. Pasien sadar tentu lebih baik dari pada pasien koma. Penelitian Dixon
1984 memperlihatkan bahwa satu-satunya prediktor terpenting atas outcome
adalah Skala Koma Glasgow. Pasien dengan hematoma lober superfisial
cenderung lebih baik dari perdarahan batang otak yang lebih dalam. Perluasan
klot ke sistema ventrikuler memperburuk outcome. Pasien dengan perdarahan
dengan diameter lebih dari 3 cm atau volumenya lebih dari 50 sk, lebih buruk.
Pasien dengan kondisi medis buruk dan yang berusia 70 tahun atau lebih
cenderung mempunyai outcome buruk.
2.1.5.2 WOC ICH, perdarahan yang terjadi pada jaringan otak akibat
robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak.
B1 B2 B3 B4 B5 B6
MK :Risiko
Jatuh
MK : Gangguan
Komunikasi
Verbal
10
11
2.1.6 Komplikasi
- Angioterapi
- CT scanning
- Lumbal fungsi
- MRI
- Thorax foto
- Labolatorium
- EKG
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
12
13
14
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, peran klien
dalam keluarga, masyarakat, serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat.
2.2.1.2 Pemeriksaan Fisik
Klien tampak Terbaring
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan nyeri kepala (D.0077 Hal : 172)
2. Risiko Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi
(D.0017 Hal : 51)
3. Gangguan komunikasi verbal dengan penurunan sirkulasi selebral ditandai
dengan tidak mampu berbicara (D.0119 Hal : 264 )
4. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
ditandai dengan kelemahan fisik (D.0054Hal : 124)
15
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta :
ANDI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). 2016. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1, cetakan II). 2018. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat.
Magistris F., Bazak S., Martin J., 2013. Intracerebral Hemorrhage:
Pathophysiology, Diagnosis and Management. MUMJ. 10(1):15-22
Amin dan Hardhi . (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa NANDA NIC & NOC . Yogyakarta: Mediaction Publisher
Corwin, E, (2012), Buku Saku Fatofisiologi, Jakarta. ECG
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1, cetakan II). 2018. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat