Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Biokimia adalah studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi kimia yang
terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup serta energi
yang diperlukan atau dihasilkan.

Proses biokimia sudah dikenal sejak zaman mesir kuno dan cina kuno. Mesir dan
Cina, melakukan proses biokimia karena keyakinan bukan karena pemahaman.

Masyarakat Mesir melakukan peragian jus buah, perawatan penyakit dengan zat-zat
dari tumbuhan. Masyarakat Cina percaya bahwa manusia tersusun atas lima unsur: air, api,
kayu, metal dan tanah. Kelimanya harus dijaga keseimbangannya agar tetap sehat.

Salah satu sub materi yang dipelajari dalam biokimia adalah tentang seluk beluk
protein. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala
sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.

Protein memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki. Artinya, protein disusun
setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari tahapan di bawahnya.

Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah
pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda musim kering (NTB dan
NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak yang kekurangan gizi, banyak balita yang
terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang,
terutama dalam hal protein.

Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan meningkatkan


daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan menimbulkan penyakit, seperti
Kwasiorkor, Marasmus, dan Obesitas.

Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah “Biokimia” ini,
penyusun mengangkat judul tentang Protein, karena protein merupakan zat paling penting
yang harus ada dalam tubuh manusia. Tapi masih banyak juga kasus Kekurangan Energi
Protein (KEP). Disini penyusun tertarik untuk lebih mendalami tentang protein.

1. Tujuan
A. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein bagi tubuh.

1. Tujuan Khusus
ѽ Mengemukakan permasalahan tentang protein.
ѽ Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia.

ѽ Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein.

ѽ Menjelaskan akibat dan kekurangan protein.

ѽ Dll.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Proteos”, yang berarti “Yang Utama” atau
“Yang Didahulukan”. Kata ini diperkenalkan oleh Ahli Kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802 – 1880).
Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air.
Seperlima bagian tubuh adalah protein separuhnya ada di dalam otot, seperlima dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua
enzim, berbagai hormon pengangkut zat – zat gizi dan darah. Disamping itu asam amino yang
membentuk protein bertindak sebagai Prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan
molekul – molekuk esensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

1. Klasifikasi Protein
Protein terdapat dalam bentuk Serabut (Fibrous), Globular, dan Konjngsi.

1. Protein Serabut (Fibrous)


Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain, sehingga menyerupai
botany yang kaku.

Karakteristiknya :

♠ Rendah daya larutnya.

♠ Mempnayi kekuatan mekanis yang tinggi.

♠ Tahan terhadap enzim pencernaan.

Contoh : Kolagen, Elastin, Keratin, Miosin.

1. Protein Globular
Karakteristiknya :

♥ Berbentuk bola.

♥ Larut dalam larutan garam dan asam encer.

♥ Mudah berubah dalam pengaruh suhu.

♥ Konsentrasi garam mudah mengalami denaturasi.

Contoh : Albumin, Globumin, Histon, Protamin.

2. Protein Konjungsi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan – bahan non asam amino (Gugus Prostetik).

Contoh : Nukleoprotein, Lipoprotein, Fosfoprotein, Metaloprotein.

3. Jenis – Jenis Protein


A. Berdasarkan Komponennya
4. Protein Bersahaja
Merupakan campuran yang terdiri atas asam mino.

5. Protein Kompleks
Selain terdiri atas asam amino juga terdapat komponen lain (unsur logam, gugus posfat, dll).

6. Protein
Merupakan ikatan antara intermediet produk sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native.

 Berdasarkan Sumbernya
Protein Hewani
Berasal dari binatang, contoh : Daging, Susu, dll.

Protein Nabati
Berasal dari tumbuhan, contoh : Jagung.

 Berdasarkan Fungsi Fisiologiknya


A. Protein Sempurna.
B. Protein Setengah Sempurna.
C. Protein Tidak Sempurna.

 Komposisi Kimia Protein


Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa
juta. Protein terdiri atas rantai – rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unit – unit asam amino yang membentuknya.

Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu Gugus Karboksil (-COOH), satu
Gugus Amino (-NH2), satu Atom Hidrogen (-H) dan satu gugus Radikal (-R) atau rantai cabang.
Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein dihidroksilat alfa – asam amino, yaitu gugus
karboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama. Yang membedakan asam amino satu sama
lain adalah rantai cabang atau gugus –R nya.

1. Fungsi, Guna, dan Sumber Protein


A. Fungsi Protein
 Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
 Untuk pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh.
 Untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
 Untuk memelihara netralitas tubuh.
 Untuk pembentukan antibodi.
 Untuk mengangkat zat – zat gizi.
 Sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh manusia, karena bila manusia tidak
cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang.

2. Guna Protein Bagi Tubuh Manusia


Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia.penting yang terdapat dalam semua
makhluk hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk hidup. Secara garis
besarnya guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut :

1. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan berat badan 3 kg.
2. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.
3. Untuk membuat air susu, enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu kepada bayinya di buat
dari makanan ibu itu sendiri.
4. Membuat protein darah, untuk mempertahankan tekanan osmose darah.
5. Untuk menjaga keseimbangan asam – basa dari cairan tubuh.
6. Sebagai pemberi kalori.

 Sumber Protein
Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu :

 Sumber Protein Hewani


Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu seperti
telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang.

 Sumber Protein Nabati


Sumber makanan seperti : kacang, kedelai dan hasilnya seperti tempe, tahu, serta kacang – kacangan
lain.

 Kebutuhan Protein Bagi Manusia


Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah protein yang di
ganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah Unsur Nitrogen (Zat Lemas) yang ada
dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air
seni dan tinja.

Penggunaan protein dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein
itu belum dapat memenuhi kebutuhan. Sebabnya antara lain :

♦ Kadar protein 18,75 gram itu dalam tubuh akan menyebabkan beberapa reaksi kimia yang tidak
bisa berlangsung dengan baik.

♦ Kecernaan protein itu sendiri. Tidak semua bahan makanan yang mengandung serat – serat
proteinnya bisa di ambil tubuh. Karena adanya serat – serat ini, enzim – enzim tidak bisa masuk untuk
memecah protein.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka ditetapkan bahwa kebutuhan protein bagi seorang
dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anak – anak yang
sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap satu kilogram berat badannya.

Disamping itu, mengingat adanya protein sempurna dan tidak sempurna berdasarkan jumlah
dan macam – macam asam amino yang ada dalam makanan, maka untuk menjamin agar tubuh benar
– benar mendapatkan asam amino dalam jumlah dan macam yang cukup, sebaiknya untuk orang
dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah protein yang berasal dari hewan, sedangkan
untuk anak – anak sepertiga dari jumlah protei yang mereka perlukan.

 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein


A. Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein
murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak – anak di bawah lima tahun (Balita).
Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang
menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.

 Kwasiorkor
Istilah Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia
menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit
yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu kelahirannya.

Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang
terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein.
Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.

Gejalanya :

Θ pertumbuhan terhambat.

Θ Otot – otot berkurang dan lemah.

Θ Edema.

Θ Muka bulat seperti bulan (moonface)

Θ Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan. Kehadiran Kwashiorkor
erat kaitannya dengan albumin serum. Pada Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat
badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema, sehingga penurunan berat
badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan edema menghilang, maka berat badan yang
rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai di bawah 60 % dari
berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri – cirri :

® Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

® Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis – garis permukaan yang
jelas.

® Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan Hyperpigmentasi dan
kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih
mengkilap.

® Perut anak membuncit karena pembesaran hati.

® Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel – sel hati.

1. Marasmus
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan
penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat di beri makanan tambahan. Hal ini dapat
terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau
sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waktu yang panjang terhadap mental dan fisik
yang sukar diperbaiki.

Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah
di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor.

Gejalanya :

© Pertumbuhan terhambat.

© Lemak di bawah kulit berkurang.

© Otot – otot berkurang dan melemah.

© Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar
kepala dan lingkar dada.

© Muka seperti orang tua (Oldman’s Face).

Pada penderita Marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (Hepatomegalia) dan kadar lemak
serta kolesterol di dalam darah menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak
tergeletak in – aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

2.Akibat Kelebihan Protein


Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi
lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk
menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama
pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan
ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi yang di beri susu skim atau formula dengan
konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk
konsumsi protein adalah dua kali Angaka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.

 Upaya Penanggulangan
Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan
sebagai berikut :

ʘ Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.

ʘ Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

ʘ Pemantauan garam beryodium.

ʘ Pemberian kapsul vitamin A.

ʘ Pemberian tablet Fe.

ʘ Pengumpulan data KADARZI.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari makalah di atas, maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa protein sangatlah penting, terutama
bagi pertumbuhan. Di samping itu, protein merupakan zat utama dalam membantu tumbuh kembang
anak. Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka anak akan tumbuh sehat, jauh dari gizi
kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh kembang.

Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan adanya protein dalam tubuh, maka
tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan protein untuk tubuh haruslah
seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak boleh pula kelebihan. Karena kelebihan atau kekurangan
asupan protein dapat menimbulkan penyakit, seperti : Kwashiorkor, Marasmus, dan Obesitas.

Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaatkan apa yang telah disampaikan
dalam makalah ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat
yang sehat.

2. Saran
A. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh
dengan sehat.
B. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada
lagi penderita gizi buruk.
C. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang
gizi, terutama tentang protein.
D. Diharapkan masyarakat ataupun pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang
pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia Sehat 2015.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.
Moehdi, S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta : Papasinar Sinanti.
Kartasapoetra, Drs. G. 2003. Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
http//www.google.com//gizi buruk//2008.

http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2008.

Anda mungkin juga menyukai