Kesimpulan Materi:
A. Masa Sejarah dan Arah Pertumbuhan Kemiskinan di Indonesia dan
Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia yang terjadi selama kurang lebih 350 tahun
memberikan dampak yang mengerikan bagi penduduk Indonesia sedangkan memberikan
keuntungan bagi pihak Belanda yakni sistem perdagangan dan pajak yang diperoleh. Hal
tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok dalam hal tingkat pertumbuhan
ekonomi maupun seberapa jauh pertumbuhan itu dapat dirasakan oleh penduduk miskin
dalam beberapa periode politik dan ekonomi. Selain itu indeks pertumbuhan yang berpihak
pada penduduk miskin dalam periode jangka panjang sangat kecil, dan ini menunjukkan
bahwa penduduk miskin tidak memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang cukup
baik selama periode tersebut.
Pada awal abad ke-20, ketika untuk pertama kalinya opini publik Belanda mulai
mempengaruhi manajemen pemerintahan di wilayah koloni yakni dikenal dengan "kebijakan
etis" yang membawa keuntungan bagi perekonomian dan penduduk miskin. Namun investasi
internal yang dilakukan tersebut tidak berlangsung lama karena harga ekspor komoditas turun
drastis sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan yang berpihak pada
penduduk miskin di Indonesia pada periode tersebut berada pada tingkat terendah
dibandingkan periode mana pun pada masa sebelum kemerdekaan. Begitu juga di tahun
1960, terjadi kebijakan yang lemah dan hanya berorientasi ke dalam, akibatnya angka
kemiskinan meningkat setelah tahun 1960.
Reformasi kebijakan perdagangan disertai dengan investasi terarah yang dimungkinkan
oleh adanya keuntungan besar dari minya pada sektor besar dari minyak pada sektor-sektor
yang bermanfaat bagi penduduk miskin. sektor yang bermanfaat bagi penduduk miskin.
Sektor yang bermanfaat bagi penduduk miskin. Namun pada kenyataannya kerangka
kebijakan dan kelembagaan masih jauh dari sempurna, sehingga menghambat penanaman
modal sektor swasta.. Selain itu, lembaga-lembaga yang lemah dan tidak berfungsi dengan
baik tidak dapat mengikuti laju perekonomian yang semakin kompleks dan luas, sehingga
menyebabkan pengeluaran pemerintah membengkak. menyebabkan pengeluaran pemerintah
membengkak.
B. Transformasi Struktural
Transformasi struktural adalah proses perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara. Ini melibatkan pergeseran dari sektor ekonomi yang didominasi oleh pertanian
menuju sektor-sektor industri dan jasa yang lebih maju. Transformasi struktural juga dapat
mencakup perubahan dalam teknologi, infrastruktur, dan produktivitas ekonomi. Berikut poin
pembahasan transformasi dalam bidang kajian ekonomi dan kemiskinan:
1) Pada masa orde baru pemerintah membuat kebijakan untuk membangun dan
mempercepat transformasi struktural
2) Transformasi pertanian ke peralihan, dari ekonomi berbasis desa beralih menjadi
ekonomi berbasih kota merupakan faktor utama yang mengurangi kemiskinan di
Indoneisa saat itu
3) Gambaran pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan secara keseluruhan baik dan
meningkat, namun di tingkat daerah gambarannya lebih beragam, bahkan di
kawasan yang paling tertinggal, gambaran yang ada masih agak mencemaskan
bahkan terjadi tindakan korupsi pada seluruh transaksi di semua tingkat
pemerintahan yang sangat memengaruhi pelayanan yang pada akhirnya diterima
oleh penduduk miskin
C. Krisis Keuangan
Pada tahun 1997 sampai dengan sekitar tahun 1998, Indonesia mengalami guncangan
yang begitu keras baik dari ekonomi ataupun lainnya akibat dari krisis yang dialami
indonesia dan juga pembangunan di sektor ekonomi yang tidak diimbangi dengan
pembangunan kelembagaan. Selain itu sistem peraturan yang dilakukan di negara Indonesia
pada tahun 1990an masih terpusat mengkabitkan kecilnya peran warga dan lembaga-lembaga
di bawah pimpinan pusat. Krisis ekonomi yang terjadi pada masa itu juga tidak terlepas dari
adanya tindakan korupsi sehingga angka kasus korupsi yang dilakukan Indonesia sangat
tinggi dibanding dengan dengan negara lain. Di samping tingkat korupsi yang tinggi, ketika
krisis melanda, pihak pemimpin hanya memiliki sumber dukungan rakyat terbatas yang dapat
digerakkan, hal tersebut disebabkan pemerintah memiliki kekuasaan untuk membuat dan
memberlakukan berbagai kebijakan hampir tanpa melibatkan pihak lain. Namun, ketika
pengorbanan seluruh rakyat di negara ini diperlukan, hanya ada sedikit cadangan dukungan
yang dapat diperoleh dari rakyat yang telah merasa kecewa.
Krisis ekonomi yang terjadi pada saat itu sangat berdampak besar bagi seluruh lapisan
masyarakat Indonesia dibuktikan dengan kasus kenaikan harga beras yang tajam dan
hilangnya pekerjaan secara meluas dan cepat dan jauh lebih menderita yang pada akhirnya
memicu terjadinya inflasi. Selain mengalami kenaikan tajam dalam biaya kebutuhan pokok
dan komoditas-komoditas lainnya, para pekerja di sektor non-pertanian dan wilayah
perkotaan khususnya menderita pada saat pasar kerja mengalami penyusutan. Berbagai
strategi sudah dilakukan justru banyak yang berbalik arah dari wilayah perkotaan ke wilayah
pedesaan, dari sektor formal ke sektor informal, dan dari bentuk modern ke bentuk
tradisional, dari sektor non-pertanian ke sektor pertanian kebalikan dari proses transformasi
struktural. Hal ini mengakibatkan bentuk pasar kerja mengalami perubahan penting. Tidak
hanya memiliki dampak jangka pendek, tetapi juga dampak jangka panjang pada aset-aset
manusia dan rumahtangga: kesehatan, pendidikan, dan tabungan. Sebagian dampak jangka
panjang dari krisis ini dapat dilihat lewatmeningkatnya angka gizi buruk di kalangan anak-
anak berusia di bawah 5 tahun. Strategi terus dilakukan oleh pemerintah salah satunya
dengan cara pengembangan dan perluasan sejumlahprogram jaring pengaman sosial yang
bersifat formal.