Anda di halaman 1dari 1

Nama : Violeta Syalomita Dante

NIM : 2008016008
Kelas : Hukum Anti Monopoli dan Persaingan Usaha (B)

Isu
Dalam UU No. 5 Tahun 1999 tidak dikenal adanya Peninjauan Kembali (PK) namun dalam PERMA No. 3
Tahun 2005 dapat dimungkinkan dilakukannya Peninjauan Kembali.

Argumentasi
Berdasarkan penelusuran yang telah saya lakukan, menghasilkan argumentasi sebagai berikut:
1. Dalam UU 5/1999, pelaku usaha dapat mengajukan keberatan ke Pengadilan Negeri terhadap putusan
KPPU (Pasal 44 ay. 2) selanjutnya, apabila setelah ada putusan dari Pengadilan Negeri masih ada pihak
yang keberatan maka dapat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung sesuai dengan kurun waktu yang
telah ditetapkan (Pasal 45 ay. 3). Upaya hukum yang dapat ditempuh dalam pengaturan ini terbatas
hanya sampai pada tingkat kasasi saja, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai upaya hukum lainnya
sehingga memang benar bahwa dalam pengaturan ini tidak mengenal adanya istilah Peninjauan
Kembali.
2. PERMA No. 3 Tahun 2005 telah mengalami perubahan sebanyak dua kali yaitu, 1) PERMA No. 3 Tahun
2019 (mencabut PERMA 3/2005: Ketentuan Peralihan Pasal 16) dan 2) PERMA No. 3 Tahun 2021
(mencabut PERMA 3/2019: Ketentuan Penutup Pasal 22). Pada sejumlah pengaturan tersebut baik
yang terdahulu maupun yang terbaru tidak dimungkinkan adanya Peninjauan Kembali terhadap
putusan sengketa persaingan usaha. Sebagaimana pula yang tertuang dalam Pasal 16 PERMA 3/2021
bahwa terhadap putusan Keberatan, Pemohon Keberatan dan/atau KPPU dapat mengajukan
permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung (ay. 1) dan Upaya hukum kasasi bersifat final dan tidak
dapat dilakukan upaya hukum Peninjauan Kembali (ay.2) maka tidak benar jika dikatakan bahwa dalam
PERMA ini dapat dimungkinkan dilakukannya Peninjauan Kembali.
3. Ditemukan beberapa putusan pemeriksaan peninjauan Kembali perkara perdata khusus sengketa
persaingan usaha, satu diantaranya adalah putusan nomor 9 PK/Pdt.Sus-KPPU/2020. Dalam putusan
tersebut salah satu pertimbangan hakim ialah bahwa alasan-alasan peninjauan kembali dengan adanya
alasan kekhilafan Hakim ataupun kekeliruan yang nyata tidak dapat dibenarkan, oleh karena alasan-
alasan tersebut merupakan pengulangan dari hal-hal yang telah diperiksa dalam pemeriksaan KPPU,
keberatan terhadap putusan KPPU pada pemeriksaan Judex Facti maupun dalam pemeriksaan Judex
Juris serta beberapa alasan teknis lainnya sehingga Majelis Hakim menolak permohonan peninjauan
Kembali ini.

Kesimpulan
Setelah meninjau beberapa pengaturan di atas tidak ditemukan pengaturan yang menyatakan bahwa
perkara persaingan usaha dimungkinkan untuk mengajukan peninjauan Kembali. Namun, pada faktanya
masih terdapat pihak-pihak yang mengajukan peninjauan Kembali untuk perkara persaingan usaha. Dalam
ranah hukum acara semestinya dapat dimungkinkan untuk melakukan upaya hukum luar biasa yaitu
Peninjauan Kembali yang mana pengajuan PK ini harus disertai dengan bukti baru yang tidak pernah
dikemukakan sebelumnya (novum). Dengan demikian, hakim tentunya akan mempertimbangkan bukti
baru tersebut dan kemungkinan untuk ditolak menjadi lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai