Anda di halaman 1dari 1

Peninjauan Kembali Dalam Pengadilan Pajak

Peninjauan Kembali atau sering disebut dengan PK, adalah upaya hukum lain yang disediakan
oleh Undang-undang bagi seseorang untuk mendapat keadilan dan kepastian hukum, sama halnya untuk
para Pemohon Banding dalam Pengadilan Pajak mempunyai hak yang sama untuk mengajukan
Permohonan Banding atas penetapan kurang bayar dari Dirjen Bea Cukai. Didalam Undang-undang
Penggadilan pajak sendiri pengaturan mengenai PK ini hampir sama dengan ketentuannya yang ada pada
Pengadilan Umum. Yang menjadi pembeda adalah jangka waktu permohonanya.

Pada pengadilan umum jangka waktu yang disediakan oleh Undang-undang-adalah 180 hari
untuk mengajukan PK, namun pada putusan banding di Pengadilan Pajak jangka waktu yang di sediakan
oleh Undang-undang khusus untuk putusan Pengadilan Pajak yang memutuskan perkara Pemohon
Banding terkait ekspor dan impor tidak mengatur secara rinci, berapa lama jangka waktu yang disediakan
oleh Undang-undang no 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan.

Meskipun demikian, jika dicermati di dalam Undang-undang No 14 tahun 2002 tentang


Pengadilan Pajak dan Peraturan Mahkamah Agung (PMA) No. 07 tahun 2018 tentang Tata Cara
Pengajuan Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan Pajak diatur dengan berapa lama dan tata caranya,
namun karena di Pengadilan Pajak juga memutuskan perkara banding tentang Kepabeadan, maka sangat
disayangkan jika Undang-undang no 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan tidak mengatur tentang jangka
waktu PK tersebut.

Pada dasarnya bersengketa di pengadilan pajak khusus untuk kepabeanan diwajibkan memenuhi
persyaratan dan mengikuti alur yang berbeda dari Pengadilan umum, salah satunya adalah adanya Pacta
Integritas yang menjadi Faktor penting yang harus di penuhi oleh Pemohon yang jika tidak dipenuhi akan
membuat permohonan tersebut cacat hukum .

Proses Peninjauan Kembali terbilang lama yaitu 1 bulan sampai dengan 6 bulan serta banyaknya
dokumen yang disiapkan menjadi hal yang harus diperhatikan, selain itu permohonan yang hanya boleh 1
(satu) kali untuk setiap putusan juga menjadi hal yang harus diperhatikan, mengingat ini adalah upaya
hukum terakhir. Meskipun PK ini tidak dapat menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan
Pengadilan Pajak, namun, jika Permohonan PK dikabulkan, maka semua Pembayaran yang sudah
dilakukan Pemohon banding pada saat mengajukan keberatan dapat dimintakan restitusi melalui
mekanisme yang disediakan oleh Undang-undang.

Dari beberapa informasi diatas sebaiknya, Perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor
harus sangat berhati-hati saat menentukan pilihan terhadap perusahaan-perusahaan Forwarder
(Perusahaan Agen Ekspor Impor) dan PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) karena kesalahan
yang ditimbulkan dapat menjadi beban yang dipikul oleh Perusahaan itu sendiri, dan tidak ada salahnya,
saat penentuan penunjukan Forwarder dan PPJK sebisa mungkin meminta pendapat dari Konsultan
hukum anda, supaya dapat mengukur risiko yang akan timbul, karena konsultan hukum andalah nantinya
yang akan mewakili anda di Pengadilan Pajak untuk bertindak sebagai Pemohon Banding dalan sengketa
kepabeanan.

Anda mungkin juga menyukai