Anda di halaman 1dari 5

1. Identifikasi aktiva atau aset-aset yang dimiliki Pemerintah !

Jawaban:
Istilah aset merujuk pada hak penguasan dan kepemilikan atas sumber daya yang
memiliki nilai dan mendatangkan keuntungan ekonomis. Istilah aset ini dapat diartikan
sama dengan kekayaan atau dalam praktek ketatanegaraan disama-artikan dengan
kekayaan negara.
Aset daerah adalah semua kekayaan daerah yang dimiliki maupun yang dikuasai
pemerintah daerah, yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah, misalnya sumbangan, hadiah, donasi, wakaf, hibah,
swadaya, kewajiban pihak ketiga, dan sebagainya. Secara umum aset daerah dapat
dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu aset keuangan dan aset nonkeuangan. Aset
keuangan meliputi kas dan setara kas, piutang, serta surat berharga baik berupa investasi
jangka pendek maupun jangka panjang. Aset nonkeuangan meliputi aset tetap, aset
lainnya, dan persediaan.
Sementara itu jika dilihat dan penggunaannya, aset daerah dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu: 1) aset daerah yang digunakan untuk operasi pemerintah daerah
(local government used assets), 2) aset daerah yang digunakan masyarakat dalam rangka
pelayanan publik (social used assets), dan 3) aset daerah yang tidak digunakan untuk
pemerintah maupun publik (surplus property). Aset daerah jenis ketiga tersebut pada
dasarnya merupakan aset yang menganggur dan perlu dioptimalkan pemanfaatannya.
Dalam manajemen aset, aset diklarifikasikan kedalam beberapa jenis. Untuk
mengetahui klasifikasi aset bisa dilihat berdasarkan bentuknya, aset berdasarkan
karakteristik, aset berdasarkan sumber dana dan aset berdasarkan pandangan dari segi
hokum yaitu:
a. Aset berdasarkan bentuknya
 Aset berwujud (Tangible)
Bentuk aset tangible (berwujud) adalah aset yang keadaannya benar-benar ada
dan dapat dilihat volume, bentuk, ukuran, berat, dimana mempunyai masa
manfaat lebih baik dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Bentuk aset berwujud
yaitu bangunan, infrastruktur, mesin/peralatan dan fasilitas.
 Aset tidak berwujud (Intagible)

1
Aset intangible (tidak berwujud) adalah aset non keuangan yang dapat di
identifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual. Bentuk aset yang tidak berwujud adalah
sistem organisasi (tujuan, visi, dan misi), patent (hak cipta), quality (kualitas),
goodwill (nama baik/citra), culture (budaya), capacity (sikap, hukum,
pengetahuan, keahlian), contract (perjanjian) dan motivation (motivasi).
b. Aset berdasarkan karakteristik
Karakteristik aset berdasarkan kepemilikan dapat dikelompokkan berdasarkan
menjadi 3 kategori yaitu own, partnership, dan public. Kepemilikan aset berdasarkan
own, jika pemiliknya bersifat individual. Kepemilikan partnership, yaitu yang
dimiliki oleh individu dan pemerintah. Sedangkan aset berdasarkan kepemilikan
public, yaitu aset yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum.
c. Aset berdasarkan sumber dana
Dilihat dari Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang pengelolaan barang
milik negara/daerah (BMN/D), aset berdasarkan sumber perolehan dananya
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu aset negara (barang milik negara) dan aset daerah
(barang milik daerah).
d. Aset berdasarkan pandangan dari segi hukum
Menurut Siregar (2004), Aset yang dipandang dari konsep hukum adalah properti.
Istilah properti dapat berarti real estate atau personality. Dalam perkembangannya
properti dikelompokkan menjadi empat jenis meliputi real property, personal
property, business dan financial interest. Untuk itu perlu dijelaskan lebih lanjut
mengenai aset yang dipandang dari konsep hukum.

2. Badan apa saja yang mengelola aset ?


Jawaban:
Menurut Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007, pengelolaan
barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum,
transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur penunjang urusan
pemerintahan di bidang keuangan yang menjadi kewenangan daerah. Peran BPKAD
dalam pengelolaan aset daerah yaitu merumuskan kebijakan pengelolaan aset daerah,

2
perubahan status hukum dan pengendalian aset daerah, dengan tujuan terwujudnya
sistem akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban pengelolaan.
Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Pelaksanaan tugas bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.
c. Penyelenggaraan pelayanan bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.
d. Pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah.
e. Pengoordinasian pengelolaan keuangan dan aset daerah.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

3. Laporan apa yang dibuat Pemerintah ketika akhir tahun selain realisasi anggaran?
Jawaban:
a. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan pos-pos berikut,
yaitu: saldo anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya), penggunaan saldo
anggaran lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) tahun
berjalan, koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain dan Saldo
anggaran lebih akhir untuk periode berjalan. Pos-pos tersebut disajikan secara
komparatif dengan periode sebelumnya.
LP-SAL dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran
dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan
rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas
Laporan Keuangan. Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
b. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,
beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya. Pengguna laporan membutuhkan Laporan
Operasional dalam mengevaluasi pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu
unit atau seluruh entitas pemerintahan.
Berkaitan dengan kebutuhan pengguna tersebut, Laporan Operasional menyediakan
informasi sebagai berikut:

3
1. Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk
menjalankan pelayanan;
2. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan
perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;
3. Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang
dengan cara menyajikan laporan secara komparatif;
4. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas
(bila surplus operasional).
Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi
berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos Ekuitas awal
atau ekuitas tahun sebelumnya, Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan dan
koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain
berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya:
 Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya;
 Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap
Di samping itu, suatu entitas pelaporan juga perlu menyajikan rincian lebih lanjut
dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Ekuitas yang dijelaskan
pada Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas baik pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak
memiliki perbedaan.
d. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dalam neraca, setiap entitas
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan
kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

4
Apabila suatu entitas memiliki aset/barang yang akan digunakan dalam menjalankan
kegiatan pemerintahan, dengan adanya klasifikasi terpisah antara aset lancar dan
nonlancar dalam neraca maka akan memberikan informasi mengenai aset/barang
yang akan digunakan dalam periode akuntansi berikutnya (aset lancar) dan yang akan
digunakan untuk keperluan jangka panjang (aset nonlancar).
e. Laporan Arus Kas
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.
Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum atau unit yang ditetapkan
sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum
negara/daerah.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo
kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Kas adalah uang baik yang dipegang
secara tunai oleh bendahara maupun yang disimpan pada bank dalam bentuk
tabungan/giro.
f. Catatan Atas Laporan Keuangan
Agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah dapat dipahami dan digunakan
oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai pertanggungjawaban keuangan
negara diperlukan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). CaLK memberikan
informasi kualitatif dan mengungkapkan kebijakan serta menjelaskan kinerja
pemerintah dalam tahapan pengelolaan keuangan negara. Selain itu, dalam CaLK
memberikan penjelasan atas segala informasi yang ada dalam laporan keuangan
lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak pengguna
laporan keuangan pemerintah, sehingga masyarakat dapat lebih berpartisipasi dalam
menyikapi kondisi keunagan neagra yang dilaporkan secara lebih pragmatis.

Anda mungkin juga menyukai