A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran discovery learning secara mandiri dan kelompok pada
pelajaran biologi siswa dapat menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan perkem bangan pada makhluk hidup serta
merencanakan dan melak sanakan percobaan tentang faktor eksternal yang memengaruhi
faktor internal dalam proses per tumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan
secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Ket
a. Guru memberi salam, dilanjutkan dengan meminta salah seorang siswa
memandu do’a sebelum belajar. 15 Menit
b. Guru memberi motivasi dengan mengajukan pertanyaan: “Apakah kalian
mengalami perubahan setiap tahunnya?”
c. Peserta didik diberi kesempatan untuk memberikan ulasan singkat tentang
jawabannya
d. Kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan: “Apa
yang dibutuhkan oleh tubuh supaya dapat bertambah besar atau terjadi
pertumbuhan?”
e. Peserta didik diberi kesempatan untuk memberikan ulasan singkat tentang
jawabannya
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, indikator, dan KKM yang akan
dicapai.
g. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas pada pertemuan ini.
h. Guru menyampaikan penilaian yang akan dilaksanakan selama proses dan
setelah proses pembelajaran.
C. ASSESMEN/PENILAIAN
SIKAP : Menunjukkan sikap Aktif dan bisa Bekerjasama dalam diskusi
kelompok
PENGETAHUAN : Mengerjakan soal-soal dikelompoknya masing masing
KETERAMPILAN : Mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang pertumbuhan dan
perkembangan
Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiringan, makna dari kedua kata
tersebut sangat berbeda seperti pada uraian di bawah ini:
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang
bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan
jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel, dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup
yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tapi dapat
diamati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan
terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan
yang kemudian diikuti oleh buah atau umbi.
2. Fisiologis Perkecambahan
Pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan bijji.
Perkecambahan merupakan berakhirnya masa dormansi biji. Masa dormansi biji adalah masa
ketika sel-sel penyusunnya tidak aktif membelah atau tidak tumbuh, tetapi sel tersebut tidak
mati. Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air ke dalam sel-sel secara imbibisi.
Proses ini merupakan proses fisika. Selanjutnya, air yang masuk ke dalam biji akan
membebaskan hormon giberelin (GA) sebagai sinyal kepada aleuron (lapisan tipis di bagian
luar endosperma) agar menyekresikan enzim.
Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim amilase bekerja memecah tepung
menjadi maltose, selanjutnya maltose dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa, selanjutnya
glukosa diubah menjadi energi. Energi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Protein juga dipecah menjadi asam-asam amino. Asam-asam amino dirangkaikan
menjadi protein yang berfungsi untuk menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim
baru. Lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam-asam lemak terutama dipakai
untuk menyusun membran sel.
Gambar 2. Proses Perkecambahan
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu, dan cahaya. Oksigen dipakai
dalam proses oksidasi sel untuk menghasilkan energi. Perkecambahan memerlukan suhu
yang tepat untuk aktivasi enzim. Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang
tinggi, karena suhu yang tinggi dapat merusak enzim. Pertumbuhan umumnya berlangsung
baik dalam keadaan gelap. Perkecambahan memerlukan hormon auksin dan hormon ini
mudah mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi. Karena itu di tempat gelap
kecambah tumbuh lebih panjang daripada di tempat terang .
3. Tipe-tipe perkecambahan
1. Perkecambahan
Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu:
a. Epigeal
Perkecambahan tipe epigeal yaitu ketika kotiledon ikut terangkat bersama pucuk lembaga
(plumula) dikarenakan pemanjangan hipokotil lebih cepat daripada epikotil. Tumbuhan yang
mengalami ini kebanyakan adalah tumbuhan dikotil
Gambar 3. Epigeal
b. Hipogeal
Perkecambahan tipe epigeal yaitu ketika kotiledon tidak ikut terangkat bersama pucuk
lembaga (plumula) dikarenakan pemanjangan epikotil lebih cepat daripada hipokotil.
Tumbuhan yang mengalami ini kebanyakan adalah tumbuhan monokotil.
Gambar 4. Hipogeal
4. Pertumbuhan primer dan sekunder pada tumbuhan
A. Pertumbuhan primer
Setelah biji berkecambah, selanjutnya akan membentuk akar, batang, dan daun. Pada bagian
ujung akar dan ujung batang, terdapat jaringan yang sel-selnya aktif membelah secara mitosis, yang
disebut meristem primer. Aktivitas sel-sel jaringan meristem primer menyebabkan pertumbuhan
memanjang pada bagian ujung batang maupun ujung akar. Proses pertumbuhan memanjang pada
ujung batang dan ujung akar disebut pertumbuhan primer.
Tumbuhan memiliki dua titik pertumbuhan primer, yaitu titik tumbuh pada akar dan titik tumbuh pada
batang.
Hasil dari pertumbuhan lapisan embrional Hasil pertumbuhan meristem primer yang
biji meristematis
Gambar 13.
2) Giberelin
Giberelin pada tumbuhan terdapat pada biji (terutama kacangkacangan), daun, dan akar. Giberelin
berfungsi untuk:
a. Memacu pemanjangan batang.
b. Mematahkan dormansi biji atau mempercepat perkecambahan.
c. Mempercepat munculnya bunga.
d. Merangsang proses pembentukan biji.
e. Menyebabkan perkembangan buah tanpa biji (parteno karpik).
f. Menunda penuaan daun dan buah.
3) Sitokinin
Sitokinin bisa ditemukan di jaringan pembuluh. Sitokinin berfungsi
untuk:
a. Memacu pembelahan sel pada tahapan sitokinesis.
b. Memacu pembentukan kalus menjadi kuncup, batang, dan daun.
c. Menunda penuaan daun dan buah.
d. Memacu pertumbuhan kuncup samping atau menghambat pengaruh
dominansi apikal
e. Memperbesar daun muda.
Gambar 14. Eksperimen pada
4) Asam Absisat tanaman Phaseolus vulgaris
Asam absisat (ABA) dapat ditemukan pada buah. Hormon ini yang dipacu dengan giberelin.
berfungsi untuk:
a. Mempertahankan masa dormansi, sehingga menghambat perkecambahan biji.
b. Mempertahankan diri jika tumbuhan berada pada lingkungan yang tidak sesuai antara lain saat
kekurangan air, tanahnya bergaram, dan suhu dingin atau suhu panas.
c. Merangsang penutupan mulut daun (stomata) sehingga mengurangi penguapan.
d. Berperan dalam pembentukan zona absisi (Gambar 4), sehingga menyebabkan pengguguran daun,
bunga, dan buah.
Gambar 15. Zona absisi. Pada zona inilah daun, bunga, buah terlepas dari cabang atau
batangnya
5) Kalin
Hormon kalin berperan dalam merangsang pertumbuhan organ (organogenesis). Berdasarkan organ
tumbuhan yang dibentuk, hormon kalin dibedakan menjadi: antokalin (memengaruhi pembentukan
bunga), filokalin (memengaruhi pembentukan daun), kaulokalin (memengaruhi pembentukan batang),
dan rizokalin (memengaruhi pembentukan akar).
6) Etilen
Gas etilen dikeluarkan oleh bagian tumbuhan yang busuk, terutama buah. Apakah kalian pernah
melakukan proses pemeraman buah? Jika buah yang telah tua dimasukkan di tempat yang hangat
(bukan dipanggang) dalam posisi tertutup rapat, buah cepat masak.
Gas etilen juga berperan pada pengguguran bunga, daun (peran gas etilen pada pengguguran lebih
kuat dibanding asam absisat (ABA)). Pada bunga dimulai dengan memudarnya warna, pengkerutan.
Pada daun dimulai dengan hilangnya klorofi l. Gas etilen yang diberikan bersama auksin dapat
merangsang proses pembungaan.
7) Asam traumalin
Asam traumalin berperan dalam proses pembentukan kembali selsel yang rusak, jika jaringan
tumbuhan terluka.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor lingkungan) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan meliputi nutrisi, air, cahaya, kelembaban, faktor biologis.
a. Nutrisi
Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak disebut unsur
makro (makronutrien) dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro
(mikronutrien).
Sumber-sumber nutrisi bagi tumbuhan berupa zat-zat organik dan zat-zat anorganik.
Tumbuhan yang kekurangan nutrien pada media tanamnya akan mengalami defisiensi.
Apabila hal ini terjadi, maka pertumbuhan dan kembangannya tidak sempurna.
Jenis unsur, fungsi utama, dan akibat defisiensi unsur dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jenis unsur makro, fungsi utama, dan akibat defisiensi unsur pada tumbu han
Jenis Unsur Bentuk yang Fungsi Utama Akibat Defisiensi
Makro Tersedia Bagi
Tanaman
Karbon (C), CO2, O2, dan Bahan dasar Metabolisme terganggu,
Oksigen (O), H2O fotosintesis untuk pertumbuhan terhambat, dan
Jenis Unsur Bentuk yang Fungsi Utama Akibat Defisiensi
Makro Tersedia Bagi
Tanaman
dan Hidrogen membentuk glukosa kematian
(H)
Nitrogen (N) NO3- dan NH4+ Komponen asam Pertumbuhan lambat (kerdil),
nukleat, protein, klorosis (daun berwarna hijau pucat,
hormone, dan koenzim menguning, dan gugur), dan buah
masak sebelum waktunya
Sulfur (S) atau SO42- Komponen protein dan Daun berwarna hijau pucat atau
belerang koenzim menguning dan pertumbuhan
terhambat (batang pendek dan
kurus)
Fosfor (P) H2PO4- dan Komponen asam Pembentukan buah dan biji
HPO42- nukleat, fosfolipid, terhambat, kerdil, serta memiliki
ATP, dan koenzim warna daun keunguan atau
kemerahan
Kalium (K) K+ Berfungsi dalam sistem Warna daun hijau gelap kebiruan,
keseimbangan air, daun tua menggulung, daun
gerak stomata, dan memiliki bercak-bercak, tepi daun
aktivasi enzim hangus, dan batang lemah/rebah
Kalsium (Ca) Ca2+ Untuk pembentukan Pertumbuhan akar terhambat, daun
dan stabilitas dinding sulit terbentuk, ujung tanaman
sel, pemeliharaan mongering, dan tunas mati
struktur dan
permeabilitas
membran, serta respons
terhadap rangsangan
Magnesium Mg2+ Komponen klorofil dan Daun klorosis, menguning, dan
(Mg) mengaktifkan enzim gugur
Tabel 2. Jenis unsur mikro, fungsi, dan akibat defisiensi unsur pada tumbuhan
Jenis Unsur Bentuk yang Fungsi Utama Akibat Defisiensi
Mikro Tersedia Bagi
Tanaman
Klor (Cl) Cl- Diperlukan dalam Layu, daun klorosis, berwarna
pemecahan air pada tembaga, dan mati
fotosintesis serta untuk
menjaga keseimbangan
air
Besi (Fe) Fe2+ dan Fe3+ Komponen sitokrom, Klorosis, daun pucat, dan
untuk aktivasi beberapa menguning
enzim
Boron (B) H2BO3- Kofaktor sintesis Daun menebal, keriting dan rapuh.
klorofil, transport Pertumbuhan tunas terhenti,
karbohidrat, dan sintesis kuncup mati berwarna hitam,
asam nukleat cabang lateral mati
Mangan (Mn) Mn2+ Untuk pembentukan Berkas pembuluh berwarna gelap,
klorofil dan aktivasi klorosis, warna daun memutih dan
beberapa enzim gugur, pembentukan biji-bijian
terganggu
Seng (Zn) Zn2+ Untuk pembentukan Klorosis, daun kecil, berwarna
klorofil, hormon merah tua, pertumbuhan akar tidak
Jenis Unsur Bentuk yang Fungsi Utama Akibat Defisiensi
Mikro Tersedia Bagi
Tanaman
pertumbuhan, dan normal
aktivasi beberapa enzim
Tembaga atau Cu+ dan Cu2+ Komponen enzim Klorosis, daun berbintik-bintik,
Cuprum (Cu) redoks, biosintesis daun muda layu, pertumbuhan
lignin, dan terhambat
pembentukan klorofil
Molibdenum MoO42- Untuk fiksasi nitrogen Daun berwarna hijau pucat, keriput,
(Mo) dan kofaktor dalam dan melengkung seperti mangkok
reduksi nitrat
Nikel (Ni) Ni2+ Kofaktor enzim dalam Gangguan perkecambahan,
metabolisme nitrogen pertumbuhan tanaman terhambat
b. Air
Air diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah besar. Fungsi air bagi tumbuhan adalah sebagai
berikut.
1. Pelarut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan
2. Bahan dasar untuk reaksi biokimia
3. Sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolisme
4. Menjaga tekanan turgor dinding sel dan agar tidak kekeringan
5. Berperan dalam proses transportasi unsur hara dari tanah ke daun
6. Mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan
7. Untuk proses transpirasi (penguapan) dan fotosintesis
Jika kekurangan air, tumbuhan akan layu. Kekurangan air akan memacu pembentukan dan
pembebasan hormon (ABA Saat musim kemarau panjang dan kekurangan air, beberapa jenis
tumbuhan mengurangi penguapan dengan cara menggugurkan daunnya.
c. Cahaya
Bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya
penyatuan CO2 dan air untuk membentuk karbohidrat.
Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak
pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada
kecambah yang tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih
pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya.
- Fototropisme
Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung koleoptil tanaman,
pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada sisi yang terkena cahaya.
Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang
berguna untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung.
Gambar 16. Pengaruh auksin terhadap fototropisme
- Fotoperiodisme
Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi proses pembungaan. Lama
siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah yang memiliki empat musim dapat
mencapai 16 - 20 jam. Respon tumbuhan yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.
Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap cahaya).
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
o Tumbuhan berhari pendek
o Tumbuhan berhari panjang
o Tumbuhan berhari netral
d. Kelembapan
Kelembapan udara maupun tanah berkaitan dengan ketersediaan air. Kelembapan
pada tanah sangat ditentukan oleh kandungan zat organik. Tanah gembur yang banyak
mengandung kompos mampu menyerap air sehingga akan selalu terjaga kelembapannya.
Kelembapan udara memengaruhi laju transpirasi.
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
1.1. Instrumen observasi ketika diskusi
Aspek Penilaian Total Nilai
L Skor Sikap
Nama Siswa /
No. P Kreativitas Tanggung Kerja
Disiplin
Jawab Sama
1.4. Jurnal
No Hari/ Materi Absensi siswa Catatan Tindak
lanjut
Tanggal Hadir Tidak Kejadian luar biasa
hadir
2. Penilaian Pengetahuan
Pedoman penskoran:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup baik
1 = Kurang baik