Laporan tindakan kelas ini disusun untuk memenuhi tugas magang III
Dosen Pembimbing
Oleh:
NIKEN ANDRIANA
932222318
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan dan hasil siklus dari model pembelajaran
make a match untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas
VIII E-2 di MTs Ma’arif NU Kota Blitar. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII E-2 di MTs Ma’arif NU Kota
Blitar tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 14 anak. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
dilakukan dalam dua siklus tindakan. Proses pengumpulan data diperoleh dari observasi, tes dan
dokumentasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang didapatkan setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran
model make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII E-2 di MTs Ma’arif NU
Kota Blitar dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari
peningkatan hasil belajar siswa pada keseluruhan proses pembelajaran. Presentase keberhasilan
siswa pada siklus I adalah sebesar 71,42%, dan presentase keberhasilan siswa pada siklus ke II
adalah sebesar 85,71%.
Kata Kunci: Make A Match, Hasil Belajar dan Bahasa Inggris
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat,
taufik, dan hidayahNya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat
berharga dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Qoni’ah, Sp.d.I,,M.M.Pd Drs. selaku Kepala Mts Ma’arif NU Kota Blitar
yang telah memberikan ijin kepada Peneliti untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Mohammad Muhyidin, M.Pd. selaku dosen pembimbing magang dan juga
kepada Ibu Sri Ningsih, S.Pd. yang telah berkenan mengorbankan segala tenaga
dan waktu guna memberikan bimbingan dan arahan selama Peneliti menyusun
PTK.
3. Bapak/Ibu Guru Mts Ma’arif NU Kota Blitar yang telah memberikan
kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan selama Peneliti menyusun PTK.
4. Segenap teman-teman magang 1,2 dan 3 yang telah memberikan bantuan dan
kerjasama kepada Peneliti demi terselesaikannya PTK ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan PTK ini masih banyak
kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti
harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................................
ABSTRAK........................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................................
A. Teori Pemahaman.............................................................................................................................
B. Teori Keaktifan..................................................................................................................................
C. Teori MetodeMake a Match.............................................................................................................
D. Hipotesis...........................................................................................................................................
A. Setting Penelitian..............................................................................................................................
B. Subyek Penelitian.............................................................................................................................
C. Prosedur Penelitian..........................................................................................................................
D. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................................................................
F. Teknik Analisis Data..........................................................................................................................
A. Hasil Penelitian.................................................................................................................................
BAB V PENUTUP.............................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................................................
Lampiran-lampiran
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
guru dituntut mampu menyalurkan ilmunya terhadap peserta didik melalui
kegiatan pembelajaran.
Saat ini, para praktisi pendidikan sedang membicarakan tentang
Kurikulum 2013. Kemunculan kurikulum ini diharapkan mampu mencetak
generasi yang handal dalam hal akademik dan juga sikap atau etika serta
moral yang baik. bBerbedan dengan kurikulum sebelumnya, yakni KTSP.
Kurikulum 2013 lebih meningkatkan pada sikap efektif sebagai cara untuk
mencapai tujuan kurikulum itu sendiri. .
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di kelas VIII E MTs
Ma’arif NU Kota Blitar, rendahnya hasil pembelajaran siswa tersebut
terlihat dari hasil yang diperoleh siswa kurang maksimal. Proses belajar
yang masih dilakukan secara konvensional, dimana guru masih banyak
menerangkan materi pembelajaran dan siswa hanya menyimak saja. Selai
itu, karena kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
guru kurang kreatif sehingga siswa kurang motivasi untuk semangat
belajar. Kesulitan lain karena siswa merasa materi yang disampaikan sulit.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti mencoba mengangkat
masalah ini dan menuangkan dalam judul Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yakni, “ Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Untuk
Mengkatkan Hasil Belajar Sswa Pada Materi Bahasa Inggris Materi
Degree of Comparison Untuk Kelas VIII E-2 Di MTs Ma’arif NU Kota
Blitar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya
adalah:
Apakah dengan menggunakan tipe Make A Match dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa inggris kelas VIII E-2 di
MTs Ma’arif NU Kota Blitar?
C. Tujuan Penelitian
5
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran Bahasa Inggris kelas VIII di MTs Ma’arif NU Kota
Blitar dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini akan berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII MTs Ma’arif NU Kota Blitar pada mata pelajaran Bahasa
Inggris.
a. Bagi peserta didik
c. Bagi sekolah
1) Sebagai barometer peningkatan kualitas sekolah dalam
melakukan pengelolaan pembelajaran tematik di sekolah dasar atau
6
madrasah ibtidaiyah khususnya dengan menggunakan kurikulum
2013.
2) Meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran tematik SD/MI.
d. Bagi peneliti
Bagi peneliti manfaat yang di perolah yaitu menambah
wawasan dan pengalaman mengenai penelitian tindakan kelas
bagaimana cara memunculkan motivasi untuk lebih semangat
khususnya dalam kegiatan penelitian. Selain itu, juga dapat menambah
pengetahuan dan keterampilan lebih dari sebelumnya tentang model
pembelajaran model make a match dan bagaimana penerapannya
dalam kegiatan pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Menurut kamus besar bahasa indonesia, secara etimologis belajar
memiliki makna yaitu “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.
Maksudnya, memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Dan manusia harus
berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu untuk memenuhi
kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum
dipunyai sebelumnya. (Baharudin, 2008, hal 13).
Belajar adalah perubahan tingkah laku dalam berpikir dan
bertindak setelah seseorang mendapatkan suatu konsep, pengetahuan
baru dan pemahaman dari aktivitas yang dilakukan secara sengaja dan
dalam keadaan sadar (Susanto, 2016, hal 4). Belajar merupakan suatu
kegiatan yang tidak terpisahkaan dari kehidupan manusia. Sejak
lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi
kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya, oleh karena itu,
belajar sebagai kegiatan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak
dilakukan oleh manusia. Pada dasarnya belajar merupakan suatu
proses yang menuju perubahan tingkah laku (Setiowati, 2009, hal 6)
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi transaksional yang
bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara
siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut (Hernawan, 2013, hal 94) komunikasi transaksional adalah
bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh
pihak- pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.
8
Sedangkan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu
sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran,
strategi, alat, siswa, dan guru.
B. Pembelajaran Qawaid (Amil Nashab)
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam
kegiatan belajar disekolah maupun diluar sekolah dan apa yang dialami
oleh siswa dalam proses pengetahuan kemampuannya merupakan apa
yang diperolahnya. Pengalaman tersebut dipengaruhi pula oleh beberapa
faktor seperti kualitas interaksi antar siswa, bahan guru serta karakteristik
siswa pada waktu mendapatkan pengalaman tersebut (Anonim, 1999, hal
178).
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan (Hamalik, 2011, hal 59). Sedangkan hasil belajar ialah
berbagai perubahan yang menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif yang didapat siswa sebagai dampak dari aktivitas belajar
(Rusman, 2017, hal 129).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diukur
dan diamati oleh siswa. Dan indikator hasil belajar siswa tersebut antara
lain: Siswa mampu menguasai pengusaan materi pembelajaran, siswa
dapat bekerja sama dengan sesama teman dsn sswa dapat
membuat dan menjawab pertanyaan dari guru.
1. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
9
a. Faktor internal (dari dalam siswa), yaitu keadaan/ kondisi jasmani dan
rohani siswa.
10
untuk mendapatkan informasi mengenai h a s i l kerja atau seberapa
jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Penilaian hasil belajar ini bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai kemajuan siswa dan tingkat kemampuan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Selain itu, penilaian ini juga bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Dengan informasi tersebut, guru dapat
mempertimbangkan strategi pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran selanjutnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan atau keterampilan yang h a r u s dimilki oleh siswa
setelah mengikuti proses belajar. Hasil belajar dibagi dalam tiga
ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pengertian dari
ranah kognituf itu sendiri adalah berhubungan dengan hasil belajar
siswa dalam intelektual, ranah afektif berhubungan dengan sikap
yang dimiliki siswa setelah menerima pelajaran, dan ranah
psikomotor berhubungan dengan keterampilan kemampuan bertindak
siswa. Guru akan memberikan nilai hasil
b e l a j a r menggunakan kriteria tertentu sehingga guru dapat
mengetahui tingkat penguasaan siswa akan materi yang telah
dipelajari.
4. Definisi Make a Match
11
yang mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kelas,
seorang guru juga harus mampu menciptakan pembelajaran yang
demokratis.
5. Kelebihan dan Kelemahan Make A Match
12
asing pertama yang dianggap penting untuk tujuan pengaksesan informasi,
penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Adapun komponen-komponen bahasa menurut (Kasihani, 2007:43) adalah :
a. Tata bahasa atau kaidah-kaidah bahasa merupakan pola dan aturan
yang harus diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar.
Istilah structure atau grammar sering dipakai dalam pembelajaran
bahasa Inggris untuk komponen pertama ini. Komponen ini
merupakan kerangka bahasa yang harus diikuti agar bahasa bisa
diterima.
b. Kosakata atau Vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki
oleh suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan
bahasa tersebut. Kosakata bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh
siswa sekolah dasar diperkirakan sebanyak lebih kurang 500 kata.
c. Pelafalan atau pronunciation adalah cara mengucapkan kata-kata
suatu bahasa. Ucapan bahasa Inggris sangat berbeda dengan sistem
ucapan bahasa ibu dan bahasa Indonesia.
2. Manfaat Belajar Bahasa Inggris
Manfaat dari belajar bahasa Inggris salah satunya adalah bahasa
Inggris digunakan untuk memperoleh lapangan kerja akhir-akhir ini.
Fenomena inilah yang mendasari munculnya berbagai macam
kursus bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari
bagaimana sesungguhnya mutu dari kursus-kursus bahasa Inggris
yang ada di Indonesia ini, tersirat suatu keadaan yang
memprihatinkan yaitu kurang baiknya mutu hasil pengajaran bahasa
Inggris di sekolah-sekolah.
C. Hipotesis
Makna dari hipotesis menurut (Cholid Narbuko, 2001, hal 13). adalah
dugaan dengan sifat penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan. Hipotesis sebagai suatu dugaan sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
13
dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan kajian pustaka, maka
hipotesis penelitian ini adalah “Jika model pembelajaran tipe Make A
Match pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan dan
diterapkan dengan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dan
benar, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
kelas VIII E-2 MTs Ma’arif NU Kota Blitar
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E-2 MTs ma’arif NU Kota Blitar
Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 15 orang, terdiri dari 15 orang siswa
perempuan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII E-2 MTs ma’arif NU Kota Blitar, dengan
alasan pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan karena penelita sedang melaksanakan
Magang III di lokasi tersebut.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan semester genap tahun pelajaran 2021/2022 di Mts
Ma’arif NU Kota Blitar. Penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan sekolah,
karena memerlukan beberapa siklus dan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.
D. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini dan objek penelitian
a. Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII E-2 yang berjumlah 15 orang.
Jumlah perinciannya adalah sebagai berikut: Perincian putri 15 siswa.
b. Objek Penelitian yaitu pengguna Penerapan Model Pembelajaran Make A Match
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Materi
Degree of Comparison.
E. Prosedur Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini termasuk jenis
penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
(PTK). Menurut Suharsimi, Sudardjo dan Supardi menjelaskan (PTK) dengan
memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya sebagai berikut:
1. Penelitian ini adalah kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan
aturan atau metodologi tertentu unuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
1
2. Tindakan menunjukan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam
penelitian berbentuk siklus kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik
3. Kelas yang dimaksud kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama,
menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama pula.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu upaya
untuk mencermati kegiatan belajar peserta didik dengan memberikan sebuah treatment
yang disengaja dimunculkan tindakan tersebut dilakukan oleh guru dengan maksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Pengamatan
2
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus diikuti.
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,
yang mana penelitian ini dilakukan di kelas. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Data yang valid dan lengkap sangat mempengaruhi kualitas
penelitian. Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan teknik observasi, tes dan
dokumentasi, berikut penjelasannya:
1. Observasi
Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi, atau data melalui
media pengamatan. Melalui pengamatan mata sendiri,peniliti diharuskan melakukan
pengamatan terhadap tindakan dan perilaku responden di kelas atau di sekolah.
Observasi harus dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan
dan dimana tempatnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi selama
proses pembelajaran.
2. Tes
Peneliti menggunakan teknik tes untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
Tes digunakan untuk melihat sejauh mana pengamatan siswa pada materi tentang
Degree of Comparison. Peneliti memberikannya pada siswa diawal sebelum
berlangsungnya pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
yang dimiliki siswa.
3. Dokumentasi
Menurut (Sugiyono, 2013, hal 329), dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah
berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang, Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya
3
H. Tekhnik Pengumpulan Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil
observasi, tes dan dokumentasi. Data yang terkumpul ini berupa, kata-kata atau kalimat dari
informan kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Dengan penerapan
make a match pada penelitian ini, diharapkan peserta didik hasil belajarnya dapat meningkat
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 70. minimal 85% dari jumlah
peserta didik yang tuntas belajarnya dengan memperoleh nilai lebih besar atau sama
dengan. Alat ukurnya dengan menganalisis presentase ketuntasan belajar peserta didik dari
tes siklus yang telah mereka kerjakan
4
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dengan penerapan model make a match diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa, sehingga dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. dengan dilakukan 2 siklus diharapkan adanya perubahan dari setiap siklus.
Siklus I
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah disusun dengan peneliti terlebih dahulu melakukan observasi dan
wawancara terhadap guru kelas tentang permasalahan yang sering dijumpai pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Setelah peneliti sudah menemukan masalah yang ada dikelas tersebut
kemudian peneliti mengidentifikasi masalah yang akan dicarikan solusi untuk masalah tersebut.
Perencanaan
Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk
mengetahui motivasi belajar siswa.Pada pelaksanaan tes mengerjakan soal uraian diperoleh
persentase pemahaman materi dari 14 siswa adalah kesalahan menjawab sekian 28,57% yang
dapat menjawab dengan benar mencapai 71,42%.
Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dari pengamatan pada siklus I didapatkan hasil sebagai berikut.
Persentase kesalahan siswa dalam menjawab soal masing- masing memiliki persentase 28,57%.
5
Persentase siswa dapat menjawab dengan benar mencapai 71,42%.
Siklus II
Pengamatan
Hasil tes untuk mengetahui siswa men jawab salah dan jawaban benar. Dari 14 siswa
yang menjawab salah diperoleh persentase sebanyak 14,28%. Dan presentasi siswa yang
menjawab benar sebayak 85,71%. Refleksi
Pada siklus I dan II siswa dapat menjawab benar, motivasi dan interaksi mengalami peningkatan,
serta siswa yang menjawab salah mengalami penurunan. Siklus II indikator keberhasilan yakni:
1. Presentasi siswa yang dapat menjawab benar 85,71%.
2. Siswa menjawab salah dibawah 14,28%.
3. Nilai rata-rata siswa adalah 76,71
4. Praktik pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat dua aktor dalam sebuah pembelajaran yaiu, tenaga pendidik (guru) dan
peserta didik (siswa). Tentunya diperlukan sebuah hal untuk menjembatani antara kedua aktor
tersebut guna menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Salah satu hal yang
dimaksud daat menjebatani kedua aktor tersebut adalah penerapan model pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran yang menarik diharapkan dapat meningkatkan antusias belajar
dan mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang didapatkan setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran
tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII E-2 di MTs Ma’arif NU Kota
Blitar dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari
peningkatan hasil belajar siswa pada keseluruhan proses pembelajaran. Presentase ketuntasan
pada siklus I adalah sebesar 69,28%, dan presentase ketuntasan pada siklus ke II adalah sebesar
76,71%.
B. Saran
Peneliti mendapatkan hambatan dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian
sehingga penulis ingin memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran yang
dapat menjadi pertimbangan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan di MTs
Ma’arif NU Kota Blitar. Adapun sarannya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar mengajar sehingga dapat menjadikan MTs Ma’arif NU Kota Blitar
sebagai lembaga pendidikan yang dinamis dan kreatif sesuai tuntutan dan
perkembangan zaman.
2. Bagi Pendidik
7
3. Bagi Peserta Didik
Diharapkan peserta didik dapat mengaplikasikan dan mengaitkan hasil belajarnya
dalam kehidupan sehari-hari.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN
10