MAKALAH Pak Wawan
MAKALAH Pak Wawan
DASAR ELEKTRONIKA
Tentang :
“Komponen Aktif dan Komponen Pasif”
Disusun Oleh :
Janu Himawan
Muhammad Akmil N
Ratu Siti Munigar
Dosen Pembimbing :
Wawan Gunawan, S.T.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Dasar Elektronika
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari Pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Dasar Elektronika ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. Komponen Pasif 2
2. Komponen Aktif 12
DAFTAR PUSTAKA 22
Dalam makalah ini akan dipelajari lebih lanjut mengenai dasar-dasar elektonika.
Semoga dapat menambah pengetahuan dari pembaca maupun penulis.
Rangkaian elektronika adalah suatu rangkaian yang dibentuk dari berbagai macam
komponen elektronika yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
sistem rangkaian elektronika yang terpadu.
Dalam bidang elektronik, komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu :
1. Komponen pasif dan,
2. Komponen aktif
1. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen – komponen elektronika yang tidak
menghasilkan energi listrik atau mengubah bentuk gelombang pada energi listrik seperti
perubahan fasa / pembalikan fasa, penguatan dan lain – lain.
1.1. Resistor
Resistor biasa juga disebut sebagai hambatan, tahanan, pelawan, werstand
(Belanda) digunakan pada hampir semua rangkaian elektronika.
Fungsi resistor dalam suatu rangkaian elektronika dapat saja berbeda misalnya
sebagai penghambat arus listrik / memperkecil arus listrik atau sebagai pembagi
tegangan dan lain – lain.
Resistor dapat terbuat dari berbagai bahan antara lain dari batu (resistor batu), karbon
(resistor karbon), keramik (resistor keramik) dan lain -lain.
Resistor biasa disingkat dengan notasi huruf R. Satuan yang dipakai untuk
menentukan besar kecilnya nilai suatu resistor adalah ohm yang disingkat dengan huruf
Yunani Omega (Ω). Nama ohm diberikan atas penghargaan kepada yang
PLTGL dan PLTPs Page 2
menemukannya yaitu seorang bangsa Jerman yang bernama George Simon Ohm (1787
– 1854).
Besar kecilnya nilai suatu resistor disebut resistansi. Untuk nilai resistor yang besar
biasa dipakai KΩ atau MΩ, dimana :
1 K Ω (Kilo ohm) = 1.000 ohm
1 M Ω (Mega ohm) = 1.000.000 ohm
Nilai resistansi dari resistor, ada yang dapat diatur dan ada yang tetap sehingga
berdasarkan hai ini resistor dapa dikelompokkan menjadi :
1.1.1. Resistor tetap (fixed resistor)
1.1.2. Resistor variable (variable resistor)
atau
Nilai resistansi resistor tetap biasanya dicantumkan pada badannya berupa angka
atau biasa pula berupa kode warna. Adapun jenis – jenis warna yang dipakai beserta
maknanya diperlihatkan pada tabel 1 di bawah :
Sebagai contoh, suatu resistor dengan warna - warna yang diperlihatkan pada
badannya seperti pada gambar 2.2.
Gelang 1 : Hijau
Gelang 2 : Biru
Gelang 3 : Orange
Gelang 4 : Perak
Selain memiliki nilai resistansi, resistor juga mempunyai rating daya (batas daya
yang diperkenankan) yang harus diperhatikan dalam penggunaannya. Rating daya ini
ada yang dicantumkan pada badan resistor dan ada yang tidak tercantum. Untuk resistor
yang rating dayanya tidak dicantumkan, kita dapat mengetahui dari ukuran sisiknya.
Semakin besar ukurannya maka rating dayanya semakin besar pula.
a. Potensimeter
atau
b. Trimpot
atau
Terdapat tiga jenis potensiometer yang sering dipakai dalam peralatan elektronika /
peralatan listrik yaitu :
Potensiometer yang dilengkapi denagn saklar. Saklar pada potensiometer ini
sering berfungsi sebagai saklar on – off, biasanya terdapat pada peralatan
elektronika seperti radio portable atau pada peralatan listrik seperti AC (air
conditioning).
Potensiometer yang tidak dilengkapi dengan saklar. Potensiometer jenis ini
sering digunakan sebagai pengatur nada (tone control) pada amplifier seperti
pengatur nada tinggi (treble), pengatur nada rendah (bass) dan lain – lain.
Petensiometer ganda atau potensiometer stereo. Potensiometer ini terdiri dari
dua buah potensiometer yang dihubungkan sedemikian rupa sehinga berada
b. Trimpot
Trimpot atau trimmer potensiometerr adalah salah satu jenis resistor variabel yang
nilai resistansinya dapat pula diatur seperti halnya potensiometer. Yang membedakan
adalah :
Pada potensiometer pengaturan nilai resistansi dilakukan dengan memutar
(menggunakan tangan) poros pengaturnya, sedangkan pada trimpot nilai
resistansi diatur dengan memutar (menggunakan obeng trim) lubang
pengaturnya.
Bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan potensiometer.
Trimpot digunakan pada rangkaian dengan daya – daya kecil, sedangkan
potensiometer utnuk daya – daya besar.
Harga potensiometer lebih mahal disbanding trimpot.
1.2. Kapasitor
Kapasitor atau kondensator termasuk salah satu komponen pasif yang banyak
dipakai dalam rangkaian elektronika. Suatu kondensator terdiri dari dua lempengan
penghantar yang saling tersekat oleh bahan isolasi. Bahan isolasi diantara kedua
lempengan penghantar tersebut disebut dielektrikum atau dielektrika.
Gbr. 2.4. Kondensator terdiri dari dua lempengan penghantar yang saling tersekat.
Berikut ini diberikan beberapa contoh cara membaca nilai kapasitansi dari
beberapa jenis kondensator :
Pada sebuah kondensator polyester tercantum kode warna sebagai berikut :
coklat, Hijau, Orange, Putih, Merah. Maka nilai kapasitansi kondensator
tersebut adalah :
Warna ke-1 : Coklat = 1 (angka pertama)
Warna ke-2 : Hijau = 5 (angka kedua)
Warna ke-3 : Orange = 3 (banyaknya angka nol)
Warna ke-4 : Putih = ±10 % (toleransi)
Warna ke-5 : Merah = 250 V (tegangan kerja)
Jadi nilai kapasitansi kondensator tersebut adalah 15.000 pF atau 15 nF dengan
toleransi ±10 % dan tegangan kerja maximum 250 Volt.
Pada sebuah kondensator keramik tertera tulisan angka 102, arti kode angka
tersebut adalah :
ε A
C = , dimana :
d
C = Kapasitansi Kondensator ( F )
Ε = Konstanta dielektrika ( F/m )
A = Luas lempengan penghantar ( m2 )
D = Jarak antara lempengan penghantar ( m )
atau
2. Komponen Aktif
Yang dimaksud dengan komponen aktif dalam bidang elektronika adalah
komponen – komponen elektronika yang menghasilkan energi listrik atau dapat juga
berupa komponen elektronika yang mengatur aliran listrik seperti perubahan bentuk
gelombang, pembalikan fasa, penguatan, pengolahan data dll.
Komponen elektronika yang termasuk komponen aktif diantaranya adalah :
2.1. Dioda
2.2. Transistor
Sebagian besar komponen aktif dalam bidang elektronika terbuat dari bahan
semikonduktor, yaitu silikon & germanium. Pada tulisan ini hanya akan diuraikan
komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor tersebut.
2.1. Dioda
Dioda adalah sebuah kata majemuk yang berarti dua elektroda dimana “ di “ berarti
dua dan “ oda “ berasal dari kata elektroda. Jadi dioda adalah komponen semikonduktor
yang terdiri dari dua elektroda anoda dan katoda.
Anoda bersifat positif ( kekurangan elektron ) sedangkan katoda bersifat negatif
( kelebihan elektron ).
Pada umumnya, katoda diberi tanda berupa bintik / titik atau gelang. Untuk dioda
dengan daya besar, katoda biasanya berulir. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor
silikon atau germanium.
Pada gambar diatas, terdapat tegangan pada dioda ( Vd ) sebesar 0,6 s/d 0,7 volt
untuk dioda silikon atau 0,2 s/d 0,3 volt untuk dioda germanium, tegangan ini disebut
tegangan lutut atau tegangan offset. Sedangkan tegangan pada hambatan R ( VR )
sebesar VR = Vs – Vd. Dengan demikian, dapat diketahui besarnya arus listrik yang
mengalir pada rangkaian yaitu :
VR
i =
R
Pada pemberian tegangan dengan cara reverse bias, hanya ada arus listrik yang
sangat kecil mengalir pada rangkaian. Arus ini adalah arus bocoran, karena nilainya
yang sangat kecil maka diabaikan saja dan dianggap tidak ada arus listrik yang
mengalir. Karena tidak ada arus listrik yang mengalir pada rangkaian, maka :
- Tegangan pada hambatan R, VR = 0
- Tegangan pada dioda D, VD = 0
Arus Bocor
-BV V
Tegangan Offset
Daerah Reverse
Gbr. 3.1. Kurva
Dioda
Selain kurva dioda, pabrik pembuat juga mencantumkan nilai batas daya dioda atau
arus maksimum yang dapat dilewati dioda.
Sebagai contoh : dioda dengan type 1N914 mempunyai batas daya maksimum 250
mw ; pada dioda dengan type 1N4003 mempunyai arus forward dc maksimum 1A. Jadi
dioda 1N914 akan rusak bila daya yang dikenakan padanya melebihi 250 mw, demikian
pula pada dioda 1N4003 bila diberi arus melewati 1A akan merusak dioda tersebut.
Pemilihan nilai Rs didasarkan pada nilai batas arus forward maksimum dari dioda.
PLTGL dan PLTPs Page 15
2.1.4. Garis Beban
Garis beban digunakan untuk mennentukan nilai arus dan tegangan yang bekerja
pada dioda.
Pada gambar 3.5. Vs adalah sumber tegangan de variable. Dengan memperhatikan
gambar 3.5 , diperoleh arus yang mengalir pada rangkaian, sebesar :
Vs − VD
i=
R
Dengan Vs dan Rs di ketahui, terlihat bahwa persamaan diatas merupakan
persamaan linier / persamaan garis lurus. Bila persamaan ini di gambar, akan diperoleh
sebuah garis lurus. Garis lurus tersebut digambar pada kurva karakteristik dioda,
sehingga antara garis lurus dengan kurva karakteristik dioda berpotongan. Titik potong
ini disebut titik kerja atau titik operasi yang biasa diberi notasi Q.
2.2. Transistor
Nama transistor berasal dari kata transfer dan resistor. Sama halnya dengan
komponen semikonduktor lainnya transistor juga dibuat dari bahan germanium dan
silikon. Dalam bidang elektronika komponen transistor banyak sekali macam ragamnya,
antara lain Transistor Efek Medan ( Field Effect Transistor, FET ), Uni Junction
Transistor ( UJT ), Metal Oxide Semiconduktor Field Effect Transistor ( MOSFET ),
Bipolar Junction Transistor ( BJT ), dan lain – lain. Pada tulisan ini hanya dibahas
transistor yang paling umum digunakan dalam bidang elektronika yaitu Bipolar –
Junction Transistor ( BJT ) atau disebut transistor sambungan – bipolar atau transistor
pertemuan. Untuk tulisan selanjutnya bila terdapat kata transistor maka yang dimaksud
adalah transistor pertemuan atau transistor bipolar.
Dalam operasinya penggunaan transistor kebanyakan diterapkan sebagai penguat,
saklar elektronik dan lain – lain.
Transistor bipolar memiliki 3 buah terminal atau kaki, yaitu :
Kaki emitor diberi notasi e
Kaki basis diberi notasi b
Kaki kolektor diberi notasi k atau c
_
+
_ _ + +
+ _
+ _
_ +
_ + _ _
+ +
_
+
(a) (b)
_ +
IC VC
VC IC
_
+ IB
IB
_ IE +
VE VE
_ IE
+
(a) (b)
IC
+ Vmengubah
CC I B.
_
VB
_ IE
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA