Anda di halaman 1dari 4

1.

Defenisi Kerentanan dan Populasi Rentan


Kerentanan merupakan hasil gabungan efek dari keterbatasan sumber kondisi tidak sehat
dengan tingginya faktor risiko yang dimiliki seseorang. Kerentanan merupakan interaksi
antara keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, sumber personal (human capital),
sumber biopiskososial berupa ada tidaknya penyakit dan faktor genetik (Stanhope &
Lancaster, 2015).
Sedangkan populasi rentan (vulnerable population) adalah bagian dari populasi yang
lebih mudah mengalami masalah kesehatan akibat terpapar risiko atau akibat buruk dari
masalah kesehatan (Stanhope & Lancaster, 2015). Menurut Maurer dan Smith (2013),
populasi rentan adalah populasi yang memiliki karakteristik lebih memungkinkan
berkembangnya masalah kesehatan, dan lebih mengalami kesulitan dalam menjangkau
pelayanan kesehatan, kemungkinan besar penghasilan kurang, atau masa hidup lebih
singkat akibat kondisi kesehatan. Populasi rentan juga didefinisikan sebagai suatu
populasi yang memiliki risiko-risiko atau kombinasi risiko salah satunya kemiskinan atau
status sosial ekonomi yang rendah yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan
biasanya menjadi lebih buruk (Lundy & Janes, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa populasi rentan merupakan populasi yang memiliki
karakteristik tertentu sebagai akibat dari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber
lingkungan, personal dan biospikososial sehingga memiliki kemungkinan lebih mudah
mengalami masalah kesehatan, kesulitan menjangkau pelayanan kesehatan, penghasilan
menurun, dan memiliki masa hidup yang lebih singkat.

2. Upaya Pencegahan Kesehatan


Level pencegahan masalah kesehatan pada populasi rentan adalah sebagai berikut
(Allender, Rector, & Warner, 2014):
 Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan upaya pencegahan yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang masih sehat dalam upaya
mempertahankan kesehatannya. status Bentuk tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan berupa pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan tentang perilaku
hidup sehat serta perlindungan spesifik agar terhindar dari masalah kesehatan.
Misal: memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi simbang, perilaku hidup
bersih dan sehat, memberikan vaksin, imunisasi pada anak-anak
 Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang sudah memiliki tanda dan
gejala atau berisiko mengalami masalah kesehatan/penyakit. Bentuk tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah identifikasi risiko masalah kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala, melakukan rujukan untuk individu/keluarga/
kelompok/masyarakat yang memerlukan penatalaksanaan lebih lanjut, serta
upaya penemuan masalah kesehatan dini (skrining kesehatan).
Misal: melakukan skrining kesehatan pada populasi rentan

 Pencegahan tersier
Pencegahan tersier merupakan upaya pencegahan yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang berada pada masa pemulihan
setelah mengalami masalah kesehatan serta mencegah supaya tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut dari masalah yang dialami. Bentuk tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan adalah upaya rehabilitasi pasca perawatan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mencegah ketidakmampuan, ketidakberdayaan atau
kecacatan lebih lanjut, mengurangi ketidakmampuan pada populasi rentan.
Misal: memberikan terapi pada individu yang menderita gangguan
mental/penyakit menular/ penyakit kronis; kegiatan pemulihan kesehatan pasca
bencana

Upaya pencegahan terhadap kerentanan atau meningkatnya populasi rentan antara lain :

 Berfokus pada upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah Kesehatan


 Berkoordinasi dan membangun jejaring dengan sektor lain
 Memperluas jaringan akses pelayanan kesehatan
 Tidak membuat asumsi atau stigma buruk pada populasi rentan
 Memberikan dukungan atau support kepada populasi rentan
 Membentuk suatu jaringan yang dapat mendukung populasi rentan
 Advokasi kepada pemerintah untuk membuat kebijakan yang melindungi
populasi rentan
 Advokasi dalam upaya penyediaan lapangan pekerjaan bagi populasi rentan
3. Karakteristik Populasi Rentan di Indonesia
Karakteristik populasi rentan di Indonesia mencakup status sosioekonomi; usia,
kesehatan, dan pengalaman hidup.
 Status sosioekonomi
Kurangnya sumber daya sosial, pendidikan, dan ekonomi yang memadai
merupakan faktor seseorang menjadi rentan. Kondisi status sosioekonomi yang
rendah meningkatkan kerentanan. Kemiskinan atau keterbatasan penghasilan atau
dana berdampak pada ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini juga akan berdampak pada pemenuhan upaya meningkatkan
kesehatannya serta akan mengalami keterbatasan dalam menjangkau pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang optimal. Selain hal
tersebut, kurangnya dukungan dari orang sekitar juga dapat meningkatkan
kerentanan pada seseorang. Dukungan dapat diperoleh dari dukungan keluarga
dan dukungan sosial yaitu dari teman, tetangga sekitar, dan kelompok/komunitas
yang berada di sekitarnya.

 Usia
Karakteristik berdasarkan usia biasa juga disebut dengan rentan secara fisiologis.
Kerentanan seseorang semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya usia
kronologisnya (Miller, 2012).

 Kesehatan
Perubahan stastus kesehatan mempengaruhi individu untuk menjadi rentan akibat
dari proses penyakit seperti individu yang memiliki penyakit kronis. Populasi
rentan tidak hanya mengalami beberapa risiko kumulatif, tetapi populasi tersebut
juga sangat sensitif terhadap efek dari risiko tersebut. Risiko yang berasal dari
bahaya lingkungan (paparan zat adiktif) atau bahaya sosial (kejahatan, kekerasan,
dan pengabaian/ penyalahgunaan), dalam perilaku pribadi (diet dan kebiasaan
olahraga) atau susunan biologis dan genetik (bawaan atau status kesehatan).
Populasi rentan sering memiliki penyakit multiple dengan masing-masing saling
mempengaruhi satu sama lain (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2002).
 Pengalaman hidup
Seseorang yang memiliki pengalaman hidup yang kurang baik akan
meningkatkan risiko kerentanan terutama pengalaman terhadap kesehatan (misal:
kecacatan akibat kecelakaan di masa yang lalu). Peristiwa kehidupan yang terjadi
di masa lalu dapat berdampak pada berkurangnya pendapatan, perubahan peran,
gangguan kesehatan akibat penyakit kronik yang diderita, maupun persepsi
negative dari lingkungan sekitar. Peristiwa atau pengalaman masa lalu dapat
menimbulkan reaksi tubuh pada fungsi psikologis yang berhubungan dengan
stress dan koping seseorang.

Referensi

Nies, M. A., & McEwen, M. (2019). Keperawatan kesehatan komunitas dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai