Menanggapi Kesalahan Kesimpulan Yang Tidak Relevan
Menanggapi Kesalahan Kesimpulan Yang Tidak Relevan
Yang terpenting adalah ketelitian menilai bukti cara agar tidak terjerumus ke dalam kesalahan
ini.
(2) Frank, kita akan menghadapi jaksa penuntut yang keras. Kita akan kalah kalau
dia tahu bahwa ada saksi yang melihat perampokan ini. Kita memang sudah tahu,
tapi itu tugas dia untuk mencari tahu. Jadi, argumen kita tidak akan menyinggung-
nyinggung kemungkinan adanya saksi mata, ya?
Pada contoh (1) pembicara harusnya juga menilai kebaikan-kebaikan dari San Fransisco.
Dia harusnya memberi informasi lebih sehingga tercapai kesimpulan yang tepat.
Pada contoh (2) meskipun si pengacara menahan bukti tapi memang sudah tugasnya adalah
mengumpulkan bukti dan membela kliennya. dan memang sudah tugasnya jaksa untuk
membuktikan kesalahan pelaku sehingga pengacara tidak besalah menahan bukti.
(1) Kami yakin bahwa kebanyakan akademisi akan lebih senang jika mereka
mempunyai akses ke komputer pribadi mereka dari universitas. Kesimpulan ini
kami dapatkan karena 90% dari responden kuesioner yang kami sebarkan melalui
e-mail menjawab “Ya” atas pertanyaan, “Apakah Anda akan lebih senang jika ada
komputer pribadi di kantor Anda?”
(2) Waktu saya di Paris, saya hampir selalu diperlakukan dengan kasar oleh pelayan
ketika makan di restoran. Ya, orang Perancis memang sangat kasar pada orang
Amerika. Saya sangat tidak menyarankan kamu berlibur ke Perancis musim panas
ini.
Pada contoh (1), sampelnya bias karena tidak semua akademisi mempunyai e-mail. Selain
itu, akademisi yang menggunakan e-mail kemungkinan besar akan bias ke arah menyukai akses
komputer yang lebih banyak. Jadi, sampel berupa pengguna e-mail tidak representatif.
Pembicara pada contoh (2) melakukan kesalahan berupa perumusan argumen yang lebih
didasarkan pada prejudis dan emosi pribadi dan terlalu kecilnya jumlah data untuk
merepresentasikan seluruh rakyat Perancis.