Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA PENYAKIT SKABIES

NAMA : dr. FEBRIANTI TRI ANINGRUM

NIP : 19900214 201902 2 003

PUSKESMAS LEBAKSIU

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Pencegahan dan
Tatalaksana Penyakit Skabies”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan
dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan krituk
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak – pihak
lain yang membutuhkan.

Lebaksiu, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER JUDUL …………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………………………………. 5

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………………………………. 6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….. 7


BAB I

PENDAHULUAN

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu kecil) yaitu Sarcoptes scabiei
varietas hominis. Penyakit tersebut merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah
beriklim tropis dan subtropic. Jumlah penderitas scabies di dunia lebih dari 300 juta setiap tahun
dengan angka yang bervariasi di setiap negara.1

Di Indonesia, scabies merupakan salah satu penyakit kulit tersering di puskesmas. Prevalensi scabies
di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008 adalah 5,6 – 12,9% dan merupakan penyakit kulit
terbanyak ketiga. Faktor yang berperan pada tingginya prevalensi scabies adalah kemiskinan,
kepadatan penghuni rumah, tingkat Pendidikan rendah, keterbatasan air besrsih dan perilaku
kebersihan yang buruk. Tingginya kepadatan penghuni disertai interaksi dan kontak fisik yang erat
memudahkan penularan scabies . Kepadatan penghuni rumah merupakan factor risiko paling
dominan dibandingkan factor risiko scabies lainnya. Berdasarkan factor risiko tersebut prevalensi
scabies yang tinggi umumnya terdapat di asrama, panti asuhan, pondok pesantren, penjara dan
pengungsian.1

Pada makalah ini akan dibahas mengenai definisi, etiologi, penularan, pathogenesis, gejala klinis,
diagnosis dan pencegahan serta tatalaksana penyakit scabies.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

II. ETIOLOGI
III. PENULARAN
IV. GEJALA KLINIS
V. DIAGNOSIS
VI. PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, Sp.PaRK. Skabies Etiologi Patogenesis Pengobatan
Pemberantasan dan Pencegahan. 2016. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia ; Jakarta
2.

Anda mungkin juga menyukai