TUGAS 2
2. Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dipungut atas transaksi penjualan
barang dan/atau jasa di dalam negeri yang mana subjek pajak pemungutnya
merupakan PKP (Pengusaha Kena Pajak). Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah
pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa
Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya. Pengusaha yang omzetnya
melebihi 4,8 Milyar dalam satu tahun buku wajib mengukuhkan diri sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP), namun bilamana omzetnya turun dalam satu tahun
buku (mencapai dibawah 4,8 Milyar) dan dikarenakan satu dan lain hal, maka
pengusaha tersebut dapat mengajukan pencabutan status Pengusaha Kena Pajak.
Untuk dasar hukum Tata Cara Pencabutan PKP dapat dilihat di PER-20 /PJ/2013.
Adapun ketentuan / persayaratan suatu PKP dapat dicabut status pengukuhan PKP
nya diantaranya:
Pencabutan PKP yang dilakukan secara jabatan dilakukan setelah melewati proses
verifikasi dan hasil pemeriksaan sesuai dengan peraturan undang-undang tentang
tata cara pemeriksaan dan verifikasi. Berdasarkan Pasal 24 ayat 2 PER – 20/PJ/2013,
pencabutan PKP secara jabatan dilakukan apabila terdapat data yang menunjukkan
bahwa PKP sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha Kena Pajak serta
PKP tidak mengajukan permohonan pencabutan Pengukuhan PKP. Misalnya, PKP
Orang Pribadi telah meninggal dunia, PKP telah berpindah alamat domisili ke
wilayah KPP lainnya, atau PKP Badan telah menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia. Keputusan Pencabutan PKP ini dilakukan dengan penerbitan surat
pencabutan pengukuhan PKP.
Dampaknya yaitu Wajib Pajak tidak dapat melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang disebabkan tidak mempunyai
faktur pajak.
Salinan SUB akan dikirimkan kepada Pemohon Banding dalam jangka waktu
14 (empat belas) hari sejak tanggal diterima SUB disertai dengan
Permintaan Surat Bantahan.