Pengaruh Proses Islamisasi Dalam Bidang Arsitektur
Pengaruh Proses Islamisasi Dalam Bidang Arsitektur
101
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
dan keunggulan Islam vis-à-vis ideologi dengan menggunakan metode content
politik lainnya. Istilah Islamisme sering analisis.
juga dipertukarkan dengan istilah
HASIL DAN PEMBAHASAN
fundamentalisme dan salafisme.
Islamisasi Menurut Para Tokoh
Islamisasi adalah proses Islam dan Tokoh Kontemporer
peralihan masyarakat menjadi Islam.
Islamisasi Menurut al-Attas
Dalam penggunaan kontemporer,
Syed Muhammad Naquib Ibn Ali
mungkin mengacu pada pengenaan
Ibn Abdullah Ibn Muhsin Al-Attas lahir
dirasakan dari sistem sosial dan politik
pada tangga 5 September 1931 di Bogor
Islam di masyarakat dengan latar
Jawa Barat. Ayahnya bernama Syed Ali
belakang sosial dan politik pribumi
Al-Attas yang berasal dari Saudi Arabia
yang berbeda.
yang masih termasuk bangsawan di
Dalam arti sebenarnya menurut
Johor. Ayahnya memiliki silsilah
kamus besar bahasa Indonessia (KBBI)
keturunan dari ahli tasawuf yang sangat
Arsitektur yakni seni atau ilmu
terkenal dari kelompok sayyid dengan
merancang serta membuat konstruksi
silsilah yang sampai pada Imam
bangunan, jembatan, dan sebagainya.
Hussein, cucu Nabi Muhammad.
Indonesia adalah salah satu negara
Sedangkan Ibunya bernama Syarifah
dikawasan Asia Tenggara (Assosiation
Raquan Al-Aydarus (AlIdrus), berasal
of East Asia Nations), yang merupakan
dari Bogor Jawa Barat dan merupakan
bagian negara yang mayoritas
keturunan Ningrat Sunda di Sukapura.
penduduknya beragama Islam yang
Dari Pihak ayah, Muhammad
dalam penyebarannya tidak terlepas dari
Naquib Al-Attas memiliki kakek yang
proses islamisasi baik dalam bidang
bernama Syed Abdullah ibn Muhsin ibn
keyakinan atau agama, sosial, maupun
Muhammad Al-Attas adalah seorang
perkembangan ekonomi, arsitektur dan
wali yang berpengaruh di Indonesia dan
politik.
Arab. Sedangkan neneknya, Ruqayah
METODE PENELITIAN
Hanum adalah wanita Turki berdarah
Penelitian ini menggunakan
Aristocrat yang menikah dengan Ungku
kepustakaan, yang kemudian dijelaskan
102
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
Abdul Majid, adik sultan Abu Bakar yang lemah (Jalaluddin dan Usman
Johor pada tahun 1895. Said, Tth :159). Kemerosotan muslim
Menurutnya kebangkitan Islam dalam zaman kemunduran
bukan berarti menolak kehidupan menyebabkan kebodohan. Di kalangan
modern. Al-Attas justru mendorong kaum muslim berkembang buta huruf,
masyrakat islam untuk menjalani arus kebodohan dan tahayul. Akibatnya
kehidupan modern yang memang tak muslim yang awam lari dari keyakinan,
terbendung. Sehingga Islam dapat yang buta huruf bersandar kepada
mengartikan ajarnnya dalam semua literalisme dan legalisme atau
kehidupan. Sehingga munculnya proses menyerahkan diri kepada pemimpin
islamisasi kehidupan modern di mereka. Sehingga umat menjadi fanatik
kalangan masyarakat islam secara harfiyah kepada Syari’at dan
Ismai’il Raji al-Faruqi meninggalkan sumber kreativitas.
Zaman kemunduran dalam
Isma’il Raji Al-Faraqi merupakan
berbagai bidang kehidupan, terutama
ilmuan muslim terkemuka pendiri pusat
bidang ekonomi telah menempatkan
pengkajian Islam di Temple University
umat Islam berada di anak tangga
Philadelphia, AS. Beliau dilahirkan di
bangsa-bangsa yang terbawah. Dalam
Jaffa, sebuah daerah di Palestina, ketika
keadaan seperti ini masyarakat muslim
Palestina belum direbut oleh Israel. Dia
melihat kemajuan Barat sebagai sesuatu
dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1921
yang mengagumkan. Hal ini
(Van Hoeve, 1993: 334).
menyebabkan sebagai kaum muslimin
Adapun Isma’il Raji Al-Faruqi
tergoda oleh kemajuan barat tersebut
dapat ditempatkan pada kelompok
dan berupaya untuk mengadakan
muslim yang ketiga. Konsep Islamisasi
reformasi dengan cara westernisasai.
Pengetahuan yang dicanangkannya
Ternyata jalan yang ditempuh itu
mempunyai pengaruh besar kepada para
menghancurkan umat Islam itu sendiri.
intelektual muslim lain, seperti Ja’far
Keadaan tersebut menyebabkan
Syaikh Idris dari Sudi Arabia Osman
integritas kultur Islam terpecah dalam
Bakar dari Malaysia dan sebagainya.
diri mereka sendiri, terpecah dalam
Menurut pandangan Ismai’il Al Faruqi
umat Islam waktu itu dalam keadaan
103
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
pemikiran, perbuatan dalam rumah banyak terdapat dalam Alquran, antara
tangga dan keluarga. lain dalam ayat berikut ini:
Ziaudin Sardar
Ziauddin Sardar adalah seorang ''Hai Anak Adam pakailah pakaianmu
intelektual Muslim yang juga seorang yang indah di setiap (memasuki)
masjid...'' (QS Al-A'raaf [7]: 31).
penulis Islam progresif dan penulis Berbicara tentang potensi dan
kajian pemikiran Islam kontemporer, fungsi masjid memang sangat banyak
seorang saintis dan kritikus budaya. dan sama banyaknya ketika
Sardar dilahirkan pada tahun 1951 di membicarakan permasalahan masjid.
Punjab Pakistan, besar di Hackneyh, Sebagai bagian awal akan dibicarakan
kawasan timur London dan bermukim potensi dan fungsi masjid. Pertama,
di Inggris masjid berfungsi sebagai tempat ibadah
Menurutnya Islamisasi bukanlah seperti, shalat, dzikir, dan mengaji.
sekadar sistesis ilmu-ilmu modern Fungsi ini menjadikan masjid sebagai
dengan ilmu-ilmu Islam. Islamisasi tempat pemenuhan kebutuhan rohani
harus dimulai dari aspek ontologi umat. Kedua, masjid mempunyai fungsi
denganmembangun world view dengan penyelesaian masalah dibidang sosial.
berpijak pada epistemologi Islam. Lewat kegiatan yang bersifat bantuan
Tanggapan berbeda disampaikan oleh langsung kepada masyarakat seperti,
kelompok yang tidak setuju dengan pemberian santunan bagi fakir, miskin,
Islamisasi ilmu. Kelompok yang kontra dan anak terlantar, dan pemberian
beranggapan bahwa Islamisasi ilmu bantuan di bidang kesehatan. Ketiga, di
merupakan pekerjaan. bidang pendidikan masjid juga memiliki
Islamisasi Rumah Ibadah (Masjid) di potensi yang luas. Lewat kegiatan
Indonesia
Istilah masjid berasal dari kata seperti, kajian Islam, pengajaran Al-
104
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
dikelola dan disalurkan untuk bantuan- jazirah Arab hingga sampailah ke
bantuan usaha produktif masyarakat daerah pesisir timur sumatera.
atau untuk pendirian lembaga keuangan Proses Islamisai yang mereka
syari’ah ataupun koperasi. Kelima, lakukan berbagai macam cara
masjid juga dapat membentuk karakter diantaranya adalah, dengan cara melalui
masyarakat menjadi lebih baik. perdagangan, melalui perkawinan,
Masyarakat yang berbaur dan bertemu pengajaran aliran tasawuf, melalui
di masjid ketika shalat jama’ah atau aliran pendidikan, aliran kesenian,
kegiatan kajian Islam dapat saling hingga poklitik.
mengenal dan menimbulkan kerukunan Disini peneliti menilai berbagai
sosial yang kuat. Ketika si miskin dan si macamara islamisai yang dilakukan saat
kaya bertemu di masjid akan terjadi itu, guna menjadikan agama Islam
interaksi saling bantu membantu. sebagai agama yang telah ada, serta ada
Bahkan saat masjid akan dibangun pengikutnya yang menandakan islam
masyarakat akan bergotong-royong sudah ada di Indonesia. Dalam proses
mengumpulkan dan mengorbankan islamisasi ini sebagai wujud dan bentuk
sumber daya yang dimiliki demi yang nyata dimana masjid sebagai salah
berdirinya sebuah masjid. satu tempat berkumpulnya para muslim
Membahas tentang masjid sebagai dan muslimat yang hendak melakukan
salah satu rumah ibadah yang ada di ibadah kepada Tuhan (Allah),
indonesia juga tidak terlepas dari memberikan kontribusi yang maksimal
perkembangan Islam yang sudah masuk kepada masyrakat Indonesia pada waktu
dan telah menginjak kakinya di bumi itu, dan memberikan sutu pemahaman
Nusantra ini. Pada awal kedatangan kepada masyarakat dimana sebagai
Islam di sekitar abad ke 13 di Indonesia agama yang baru islam juga memiliki
banyak cara –cara yang dilakukan oleh tempat ibadah yang dinamakan sebagai
para pendakwah agama untuk menyebar masjid.
agama ini, baik oleh para pedagang dari Proses awal masjid berdiri dalah
India maupun asli dari para pendakwah sebagai bangunan biasa dan seiring
Islam yang di utus melalui daerah waktu dan terus melakukan dakwah
agama di Indonesia, maka secara tidak
105
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
langsung masjid sudah menjadi bagian menyerupai klenteng atau bangunan
islamisai di Indonesia dalam bentuk khas tiongkok lainnya. Masjid ini
bangunan atau arsitektur. Kita ketahui menjadi saksi penyebaran Islam di
bersama bahwa sepanjang masjid telah Kabupaten Jepara, tepatnya di
berdiri di suatu daerah maka serta merta Kecamatan Tahunan yang kala itu
ajaran agama Islam sudah masuk di dihuni oleh etnis China.
wilayah tersebut dan menjadikan
penyebaran agama islam telah sampai
dan penduduknya menjadikan masjid
sebagai identitas daerah tersebut sudah
adayang beragama Islam. Pembangunan
masjid bukan hanya sekedar bangunan
fisik saja, tetapi memiliki makna yang
tersirat didalamnya. Banyak
pembangunan masjid di Indonesia Masjid Agung Banten
terinspirasi dari pilar islami yang Masjid Agung Banten dibangun
terkandung dalam 2 kalimat syahadat, pada masa pemerintahan Sultan
sejarah para sahabat rasululullah dan Maulana Hasanuddin pada tahun 1552.
juga banyak melahirkan tanda-tanda ke Arsitekturnya cukup unik karena
islaman yang dituangakan dalam setiap memiliki atap bertumpuk lima yang
pembangunan masjid di Indonesia. hampir mirip dengan pagoda China.
Seperti halnya masjid–masjid besar atau Terdapat satu menara besar yang
agung di seluruh wilayah indonesia. menjulang tinggi untuk
Contoh masjid dinataranya adalah: mengumandangkan adzan pada zaman
Masjid Mantingan dahulu.
Masjid Mantingan dibangun sejak
berdirinya Kesultanan Demak di tanah
Jawa. Berlokasi di desa Mantingan,
Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara,
Jawa Tengah, masjid Mantingan
memiliki arsitektur yang unik karena
106
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
Masjid Menara Kudus begitu lama. Pada masa penjajahan
Masjid Menara Kudus terletak di tempo dulu, umat Islam khususnya di
Desa Kauman, Kecamatan Kota, Medan, sangat bersyukur sebab wilayah
Kabupaten Kudus. Masjid ini dibangun kekuasaan kesultanan Deli tidak begitu
oleh Sunan Kudus pada tahun 1549. luas sehingga sultan Ma’amun Al-
Keunikan Masjid Menara Kudus Rasyid tetap mampu membangun
terletak pada bangunan menaranya yang sebuah masjid yang teramat indah dan
menyerupai candi khas Hindu. Konon megah untuk ukuran masa itu. Sultan
menara ini dibangun agar umat muslim Ma’amun berprinsip, lebih
di Kudus yang mualaf dari agama Hindu mengutamakan kemegahan masjid dari
tidak mengalami culture shock saat pada istananya sendiri. Hal seperti ni
memasuki kawasan masjid. mencerminkan bahwa orang melayu
sudah banyak memleuk agama Islam
bahkan melayu adalah identik dengan
keislman. Dan tentunya masih banyak
lagi masjid-masjid di Indonesia yang
menjadi ikon dalam penyebaran agama
Islam dan sebagai tandan islamisai
terjadi di wilayah Indonesia.
Masjid Raya al- Maksum Islamisasi Batu Nisan (Tanda
Kuburan Muslim) di Indonesia
Bukti arkeologi yang lebih tua dari
yang telah ditemukan di daratan
Sumatera adalah temuan dua batu nissan
di daerah leran (Jawa Timur), yang
mana mempunyai angka tahun 496 H/
Masjid Raya al-maksum ini 1102 M yang di tulis dalam gaya tulisan
dibangun mulai tahun 1906 masehi dan kahfi yang oleh J.P Moqquete di baca
selesai hingga 1909 M, dan sampai Fatimah binti Maimun, yang kedua
sekarang tetap mengalami pembugaran tahun 1391 dibaca dengan nama putri
107
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
Ada perkiraan bahwa islam masuk dan bangunan seperti nisan yang
ke nusantara tidak hanya melalui jalur terletak dimakam setiap muslim. Hal ini
“Barat” yakni Arab, Persia, pantai barat menunjukan bahwa proses islamisasi di
India dan Aceh, tetapi juga melalui jalur lakukan dengan berbgai cara seperti
“Timur” yakni dari Tiongkok, campa batu nisan di setiap kuburan raja
dan jalur pantai timur lainnya seperti maupun masyarakat yang sudah
Malaka, Trengganu danakhirnya ke notabane telah sah dan mutlak
Jawa. Kesimpulan dari laporan menganut agama islam.
Marcopolo adalah dapat dipastikan Hampir seluruh wilayah indonesia
bahwa Perlak sudah masuk islam yang masyarakatnya menganut agama
sebelum 13 atau 1292 M, dan dilihat islam, didalam proses penandaan
dari adanya batu Nisan Malik al-Saleh kuburan atau tempatnya di tandai
pada tahun 1297 M. sudah dapat dengan berdirinya batu nisan sebagai
dipastikan bahwa Malik al-Saleh adalah pertanda bahwa yang terkubur atau yang
seorang raja. Pada gambar di bawah ini telah meninggal tersebut merupakan
adalah salah satu contoh batu nisan yang seorang yang beragama islam.
ada di Barus di Kab. Tapanuli Tenggah
Islamisasi karya seni (Kaligrafi) di
Sumatera Utara yang berkisar diantara
Indonesia
44 H - 48 H. Sebelum kedatangan islam di
Nusantra atau Indonesia banyak karya
seni yang yang sudah ada di khalayak
masyarakat pada saat itu, seperti halnya
tulisan jawa kunno (Jawi), ada juga
tulisan suku-suku asli maupun bentuk
arkeologi yang terpengaruh dari agama
Hindu dan Budha yang merupakan
literatur yang ada telah jelas bahwa Nusantara. Namun setelah Islam masuk
banyak cara yang dilakukan islam dan datang sebagai agama dan
yang di tandai juga adanya bukti tertulis seni telah di ubah karena seni yang pada
108
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
saat itu seperti memahat batu, kayu
dirubah menjadi bentuk manusia atau
makhluk hidup yang kesemuanya
tersebut mendapat perubahan karena
bertentangan dengan ajaran agama.
Setelah Islam masuk maka proses
islamisasi seni dirubah kedalam bentuk
seni lainnya.
Tampak jelas diantaranya adalah
dengan adanya berbagai gaya seni
berupa kaligrafi yang tertulis di setiap
bangunan dinding baik, di area masjid,
maupun didalam ruangan perkantoran
dan tempat tingggal. Karya seni
kaligrafi ini adalah suatu pertanda
bahwa Islam telah masuk ke wilayah
indonesia dan telah membaur sehingga
unsur kesinian Islam telah diterima oleh
seluruh masyarakat yang sudah
memeluk agama islam. Banyak jenis
kaligrafi yang mencerminkan keindahan
dalam setiap penulisannya diantaranya
adalah: Khat Naskhi, Khot Riq'a, Khot
Diwani, Khot Kufi Murabba, Khot
Tsuluts, Khot Farisi. Kaligrafi juga terhubung dengan
ayat-ayat Tuhan (al-Quran) yang
mengingatkan para pemeluknya dalam
segala sesuatu baik dalam hal
ketauhidan, kedesiplinan ibadah, dan
juga ancaman dari Allah sang maha
kuasa kepada hamba-hambanya. Fungsi
109
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
kaligrafi sebagai uapaya dalam agama yang baru islam juga memiliki
islamisasi budaya yang berdasarkan tempat ibadah yang dinamakan sebagai
keagamaan ini menimbulkan cara masjid.
pandang masyarakat yang merupakan Kita ketahui bersama bahwa
sebagai identitas diri, kelompok sepanjang masjid telah berdiri di suatu
maupun masyarakat di daerah tersebut daerah maka serta merta ajaran agama
yang sudah meemeluk agama islam Islam sudah masuk di wilayah tersebut
sebagai pegangan hidupnya. dan menjadikan penyebaran agama
islam telah sampai dan penduduknya
KESIMPULAN menjadikan masjid sebagai identitas
Adapun yang menjadi kesimpulan daerah tersebut sudah beragama Islam.
dari pemabahasan proses islamisasi Islam sebagai agama yang
arsitektur di Indonesia di antaranya rahamatan lil alamin, menajadi acuan
adalah: bahwa islam telah memberikan
Islamisasi adalah proses peralihan kontribusi penting dalam setiap
masyarakat menjadi Islam. Dalam perubahan masyrakat pribumi baik dari
penggunaan kontemporer, mungkin aspek sosial, ekonomi, politik dan
mengacu pada pengenaan dirasakan dari arsitektur sebagai pertanda bahwa islam
sistem sosial dan politik Islam di telah melebur menjadi bagian yang
masyarakat dengan latar belakang sosial terpisahkan buat masyarakat Indonesia.
dan politik pribumi yang berbeda.
REFERENSI
Dalam proses islamisasi ini sebagai
wujud dan bentuk yang nyata dimana Al-Faruqi, Isma’il Raji. 1984.
Islamisasi Pengetahuan.
masjid sebagai salah satu tempat
Penerjemah Anas Mahyiddin.
berkumpulnya para muslim dan Bandung: Pustaka.
Ahmad N. Permata. 2008. Islamist Party
muslimat yang hendak melakukan
and Democratic Participation.
ibadah kepada Tuhan (Allah), Universität zu Münster
Daud, Wan. 2002. Filsafat Dan Praktik
memberikan kontribusi yang maksimal
Pendidikan Islam, Johor.
kepada masyrakat Indonesia pada waktu Gazalba, Sidi. 1975. Mesjid pusat
Ibadah dan Kebudayaan Islam,
itu, dan memberikan sutu pemahaman
Jakarta: Pustaka Antara.
kepada masyarakat dimana sebagai
110
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021
Jamil, Mohd. Mukmin. 2004. Makna
pusat penyebaran Islam di
Nusantara, Institut Kajian
Sejarah dan patriotisme
Malaysia (IKSEP), MAlaka,
Jaelan, Abdul Qadiri. 1999. Sejarah
Perjuangan Politik Umat Islam
Indonesia, yayasan pengkajian
Islam Madinah al-Munawwarah
Jakrta,
Kemas Badarudin. 2009. Filsafat
Pendidikan Islam: Analisis
Pemikiran Prof. Dr. Syed
Muhammad Al Attas,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Saefullah. (2017). Sejarah Kebudayaan
Islam di Asia Tenggara,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sardar, Ziauddin. 1998. Jihad
Intelektual, Bandung: Risalah
Gusti.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban
Islam “dirasah Islamiyah II,
Jakarta: Raja Grafindo
Ziauddin Sardar. 1998. Jihad
Intelektual: Merumuskan
Parameter-parameter Sains
Islam, Surabaya: Risalah Gusti
https://duniamasjid.islamic-center.or.id
https:// seni kaligarafi.or. Id
111
Istinarah, Volume 3 Nomor 1, Januari-Juni 2021