Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KONTEN CHILDFREE:

SHARING PRIBADI ATAU PENGGIRINGAN OPINI


(STUDI KASUS GITA SAVITRI)
Marshall Marino Fisabillilah, Nova Silviana Alvito
Maghfirotul Lail
MTs N 39 Jakarta Utara
Jl. H Amsir No 71, Sunter Jaya, Tg Priok, Jakarta Utara, DKI Jakarta
Maghfuri.zzvv@gmail.com

Abstrak

Keputusan untuk tidak memiliki anak dipandang bertentangan dengan masyarakat


Indonesia, karena masyarakat Indonesia yang ideal dengan memiliki sebuah keluarga
yang harmonis dan damai. Belakangan ini seorang konten kreator sedang ramai
masyarakat membicarakan mengenai childfree. Penelitian ini menggunakan metode
konten analisis dan deskriptif eksploratif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konten
childfree dari seorang selebgram gita savitri merupakan sharing pribadi yang
menyebabkan penggiringan opini para remaja putri mengenail childfree,
Kata Kunci : Childfree, Penggiringan Opini, Sharing Pribadi

A. Pendahuluan
Bagi masyarakat pernikahan adalah hal yang penting bagi hubungan seorang laki laki dan
perempuan, yang bertujuan untuk menciptakan sebuah keluarga atau keturunan yang
bahagia dengan berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Indonesia adalah negara yang
memiliki populasi yang bisa dibilang cukup banyak. Populasi penduduk Indonesia adalah
273,8 juta (2021)

Masyarakat Indonesia memandang kehadiran seorang anak sebagai generasi penerus bagi
pasangan. Kehadiran anak dinilai dapat membawa banyak rezeki. Seiring perkembangan
zaman, pola pikir masyarakat mulai terbuka untuk melakukan hal baru seperti tidak
mempunyai keinginan untuk memiliki anak atau biasa disebut dengan istilah Childfree.

1
Keputusan untuk tidak memiliki anak dipandang bertentangan dengan masyarakat
Indonesia,karena masyarakat Indonesia yang ideal dengan memiliki sebuah keluarga
yang harmonis dan damai. Belakangan ini sedang ramai masyarakat membicarakan
mengenai childfree. Childfree menjadi sebuah isu yang hangat diperbincangkan di media
social oleh seorang konten creator yang diduga memilih untuk childfree.

Fenomena ini ramai dibicarakan masyarakat Indonesia di media sosial seperti, Twitter ,
Instagram,Tiktok, dan YouTube. Salah satunya pernyataan dari selebgram Gita Savitri
menuai kontroversi setelah memberikan tanggapan mengenai Childfree. Di sebuah
unggahannya, Gita mengatakan bahwa childfree bisa membuat usia jadi lebih awet muda.
Gita Savitri menyatakan bahwa tidak mempunyai anak memang anti penuaan alami,
kamu bisa tidur selama 8 jam setiap harinya, tidak stress mendengar teriakan anak anak
dan saat kamu akhirnya keriput,uangnya bisa saja digunnakan untuk perawatan wajah
atau botox.

Fenomena ini menimbulkan pro kontra diantara masyarakat, bukannya terlihat sharing
opini pribadi tentang childfree tetapi ia terlihat seperti mengajak masyarakat Indonesia
untuk childfree,sedangkan itu childfree tidak diperbolehkan dalam islam tetapi tidak haram
hukumnya, karena memang tidak ada ayat Al-Qur'an dan hadis yang mewajibkan suami
dan istri untuk memiliki anak. Tetapi, terdapat anjuran agar mempunyai anak sebagai
generasi penerus keturunan. Sedangkan masyarakat yang kontra dengan childfree
beranggapan bahwa childfree termasuk perbuatan yang bertentangan dengan kodrat,
karena memiliki anak merupakan fitrah bagi manusia. Fenomena childfree ini ternyata
berdampak juga pada pandangan beberapa generasi dalam menanggapinya, karena itu kami
akan melakukan penelitian mengenai bagaimana tanggapan childfree menurut remaja putri
MTs Negeri 39 Jakarta Utara. Maka dari itu kami sebagai peneliti ingin mengatakan
bahwa Bahayanya konten ChildFree: Sharing Pribadi Atau Penggiringan Opini?(Studi
Kasus Gita Savitri). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana cara
Gita Savitri menyampaikan pendampatnya mengenai childfree? Dan Bagaimana respon
remaja MTs Negeri39 jakarta terhadap konten childfree yang dibuat oleh Gita Savitri?.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis cara penyampaian konten childfree

2
gita Savitri,apakah kontennya itu membuatkan dampak terhadap pandangan remaja putri
terhadap childfree.

B. Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka

1. Childfree adalah suatu ketika seseorang atau pasangan memutuskan untuk tidak
memiliki keturunan. Sebenarnya, childfree bukanlah konsep baru. Bahkan, konsep
childfree sudah banyak diterapkan di luar negeri, terutama negara maju contohnya
jepang. ada beberapa kemungkinan alasan seseorang memilih childfree. Pertama,
ingin fokus terhadap karier, hobi, ataupun cita-cita. Kedua, adanya masalah kesehatan
yang dialami. Ketiga, adanya trauma di masa lalu.

2. Bentuk bentuk komunikasi massa :1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal


communication) 2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) 3.
Komunikasi kelompok (group communication) 4. Komunikasi organisasi
(organization communication).

3. Alasan dan faktor faktor yang mendorongnya seseorang melakukan childfree :


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya childfree yaitu :

1.Isu fisik

Fisik tidak mampu, seperti punya penyakit keturunan atau tidak bisa memiliki anak, dan
pandanganya Childfree

Menurut Uswatul Khasanah dalam journal of law & family studies 3 childfree dapat
didefinisikan sebagai sebuah pandangan suami istri yang memutuskan untuk tidak
mempunyai anak. Childfree adalah sebuah kesepakatan oleh pasangan suami istri untuk

3
tidak memiliki anak selama masa pernikahan (Muhammad Khatibul Umam & Nano
Romadlon Auliya Akbar, 2021).

2.Kondisi Psikologis

Mempunyai kelainan masalah mental, atau tidak dapat mengurus seorang anak. Mereka
memilih childfree sadar bahwa secara mental mereka tidak mampu mengasuh seorang
anak.

Penelitian Eva Fadhilah, tahun 2022 berjudul childfree Dalam Perspektif Islam , hasil
dari penelitian tersebut adalah bisa disimpulkan bahwa secara tekstual tidak ada ayat
yang melarang pilihan untuk childfree. Memiliki keturunan adalah sebuah anjuran
dalam islam bukanlah sebuah kewajiban. Sehingga childfree tidak termasuk pada
perbuatan yang dilarang/diaharamkan, karena setiap pasangan suami istri memiliki hak
untuk merencanakan dan mengatur kehidupan rumah tangganya termasuk memiliki
anak. Hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam Islam anak dipandang sebagai anugerah
yang harus disyukuri karena anak adalah pemberian tuhan. Kehadiran anak adalah
sebagai bentuk kasih sayang Allah pada umat manusia. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian kami adalah sama sama meneliti childfree, sedangkan perbedaannya adalah
penelitian ini meneliti dalam pandangan islam sedangkan penelitian kami meneliti
menurut pandangan remaja didaerah Sunter Jaya.

Penelitian Yunita Devika Damayanti, Afifah Refiana, Muhammad Fardan Aghosti,


Tahun 2022, berjudul Childfree Di Twitter Pada Generasi Milenial, hasil dari penelitian
tersebut yaitu childfree bisa dikatakan seseorang yang secara sadar memilih untuk tidak
memiliki anak. Mereka juga tidak mau mengadopsi anak asuh, atau memperoleh anak
dengan cara lain. Ada begitu banyak alasan pasangan untuk melakukan childfree. Hal
ini menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen berbagai media sosial. Di
Indonesia, hal ini masih sangat sulit untuk dianggap normal, sedangkan di negara maju
lainya bebas anak sangat umum. Persamaan dari penelitian kami yaitu sama sama
meneliti childfree, sedangkan perbedaanya penelitian ini meneliti dengan media sosial
sedangkan penelitian kami meneliti pendapat remaja mengenai childfree.

C. Metode Penelitian

4
1. Metode yang digunakan

Penelitian ini menggunakan metode konten analisis dan deskriptif eksploratif. analisis
data deskriptif eksploratif adalah metode untuk menampilkan melalui grafik dan
meringkas (menghitung ukuran statistik) data kualitatif. Menurut Sugiyono (2010)
metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Menurut
Lexy J. Moleong (2005:6). Metode kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena
yang dialami oleh subjek penelitian, termasuk dengan menjelaskan tingkah laku,
persepsi, motivasi dll secara keseluruhan, dari segi bahasa dan dalam konteks alam
tertentu dengan menggunakan berbagai metode alam. Menurut Sugiyono (2009:15)
definisi penelitian pendekatan kualitatif didasarkan pada filosofi post-positivis yang
digunakan peneliti untuk mempelajari keadaan objek-objek alam utama. Menurut
Suryono (2010) Kualitatif dirancang untuk menyelidiki, menemukan dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dampak sosial yang tidak dapat dijelaskan dengan
pendekatan kuantitatif.

2. Subjek penelitian

Subjek pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu konten Yotube Gita Savitri yang
focus membahas mengenai childfree dan remaja putri MTsN 39 Jakarta. Konten
Youtube Gita Savitri dipilih secara purposive sampling dengan kriteria inklusi,
diantaranya: membahas mengenai childfree, diunggah ada lama Youtube Gita Savitri
dalam sejak 2018-2023. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non
random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan
dapat menjawab permasalahan penelitian. Remaja putri MTsN 39 Jakarta dipilih
menggunakan Teknik convenience sampling dengan kriteria inklusi merupakan remaja
yang pernah menonton konten childfree oleh Gita Savitri. Convenience sampling juga
dikenal sebagai pengambilan sampel, peluang, kebetulan atau serampangan ,Beberapa
contoh convenience sampling adalah ketika siswa menggunakan teman sekelas mereka
dalam studi penelitian atau reporter televisi mewawancarai orang-orang di Jalan. .

5
Menurut Suharsimi Arikunto pengertian subjek penelitian adalah garis atau batas
penelitian yang berguna untuk peneliti dalam menentukan benda atau orang sebagai titik
letaknya variabel penelitian. Menurut Muhammad Idrus (2009), subjek penelitian
adalah elemen benda, individu maupun organisme sebagai sumber informasi yang
diperlukan peneliti untuk mendapatkan data penelitian. Menurut Sugiyono (2013:32),
subjek penelitian adalah sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi
penelitian ini adalah remaja putri usia antara 13-16 tahun. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah peserta didik putri kelas 7 MTs N 39.

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Ridwan (2010) Teknik pengumpulan data adalah Teknik atau cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sedangkan menurut Djam’an Satori
dan Aan Komariah (2011) mengungkapkan teknik pengumpulan data adalah prosedur
sistematis untuk mendapatkan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data
dilakukan menggunakan dua acara, yaitu analisis konten Youtube Gita Savitri mengenai
childfree dan penyebaran kuesioner kepada beberapa remaja putri yang pernah
menonton konten childfree oleh Gita Savitri. Penyebaran kuesioner dilakukan
menggunakan google form untuk melihat persepsi remaja putri MTsN 39 Jakarta
mengenai konten childfree oleh Gita Savitri.

4. Rencana Analisis Data


Rencana analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai data lapangan yang apa adanya. Hasil wawancara
diolah menjadi metode triangulasi data maka dilakukan penyaringan atau penyeleksian
data. Lalu, setelah dilakukan penyaringan atau penyeleksian data maka tahap
selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Menurut Anwar Hidayat analisis data
adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan, mengubah dan membuat
pemodelan data dengan maksud untuk menemukan informasi yang bermanfaat sehingga
dapat memberikan petunjuk bagi peneliti untuk mengambil keputusan terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Menurut Kikit Azeharie (2022) Teknik analisis data

6
kualitatif adalah proses analisis data yang tidak melibatkan atau berbentuk angka data
yang diperoleh menggunakan teknis analisis data kualitatif umumnya bersifat subjektif.
D. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Konten Childfree:Sharing Pribadi Atau
Penggringan Opini? (Studi Kasus Gita savitri) , diperoleh sampel 30 responden hasil
angket google form yang disebar ke beberapa siswi remaja. Hasil angket mengenai
dampak dari konten kreator Gita savitri yaitu konten childfree, sesuai dengan
karakteristik responden yang paling banyak adalah siswa dari kelas 8 sebanyak 14
responden (48,3%) , disusul dengan siswi dari kelas 9 dengan 10 responden (34, 5%),
siswi kelas 7 sebanyak 3 responden (10, 3%),dan yang terakhir yaitu dengan siswa dan
siswi kelas 9+ dengan responden (6,9%). Berdasarkan hasil diatas, diketahui responden
paling banyak merupakan warga usia antara 12-17 tahun. Hal itu sejalan dengan keadaan
sekarang, dimana warga dengan usia antara 12-17tahun yang lebih sering menggunakan
gadget maupun sosial media mereka dibandingkan dengan warga usia 20-33 tahun.
Tabel 1.hasil angket penelitian berdasarkan tingkat kelas reponden

Kategori jumlah Persen


Kelas 7 3 10,3%
Kelas 8 14 48,3%
Kelas 9 11 34,5%
Kelas 9+ 2 6,9%
Jumlah keseluruhan 30 100%

Tabel 2.hasil angket penelitian berdasarkan apa menurut mereka alasan tertentu untuk
melakukan childfree

kategori Jumlah Persen


Krisis ekonomi 5 18,5%
Fisik tidak mampu 7 25,9%
Masalah mental 18 55,6%
Jumlah 30 100%

7
keseluruhan

Tabel 3.hasil angket penelitian berdasarkan ketertarikan responden terhadap childfree

Kategori Jumlah Persen


Ya 30 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 30 100%
keseluruhan

Childfree sedang menjadi perbincangan banyak orang. Banyak yang setuju dengan orang
yang melakukan childfree tapi ada juga yang tidak setuju dengan childfree. Awal gejala
childfree biasanya ada yang dari keinginan, mental yang belum siap mempunyai anak,
atau bisa jadi karna ekonomi yang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anak. Istilah
Childfree dibuat dalam bahasa Inggris di akhir abad ke 20. St. Augustine sebagai
pengikut kepercayaan Maniisme, percaya bahwa membuat anak adalah suatu sikap tidak
bermoral, dan dengan demikian (sesuai sistem kepercayaannya) menjebak jiwa-jiwa
dalam tubuh yang tidak kekal. Ada beberapa orang yang ingin Childfree sementara tapi
ada juga yang ingin Childfree selamanya biasanya orang yang Childfree sementara ia
ingin merasakan masa muda nya dengan bersenang senang dengan pasangannya.

8
Dampak negatif melakukan Childfree ia sering merasa kesepian, tidak memiliki
keturunan hingga populasi indonesia bisa menurun jika terlalu banyak yang childfree. Di
dalam agama islam tidak diharamkan karna tidak ada ayat Al - Qur’an yang menyatakan
tidak mempunyai anak haram, tetapi anjuran mempunyai anak sebagai generasi penerus
keturunan sangat dianjurkan dalam agama islam. Hal itu di tertuang dalam Al - Quran
dalam Q.S Al-Furqan [25] :74 dan Q.S Al-Kahfi [18]:46. Di dalam konten Gita Savitri
menjelaskan bahwa mempunyai anak adalah tanggung jawab yang besar. Menurutnya
harus ada rencana yang matang sebelum memutuskan mempunyai anak Jika tiba tiba di
karunia anak bagaimana perasaanya ? Jika kemungkinan akan selalu ia tutup.

Memiliki anak ataupun tidak itu pilihan sendiri Gita savitri sampai saat ini yang sudah
berusia 31 Tahun masi belum ingin mempunyai anak. Paul Partohap ia kekasih Gita
savitri tidak masalah dengan keputusan yang di ambil istri nya yang memilih childfree,
jadi jika ingin melakukan Childfree harus di setujui pasangan, orang tua, atau kerabat.

Di dalam konten Gita Savitri ia bilang kalau ia mengambil keputusan childfree serba
salah di mata warganet, dan suami nya gita savitri bilang kalau dia mengikuti keputusan
istri nya bukan karena ia takut dengan istrinya, tapi memang ia menghargai keputusan
istri nya yang memang belum siap untuk mempunyai anak.
Maka dari itu berdasarkan hasil penelitian yang kami telah buat, konten gita savitri
memang terlihat seperti menggiring opini dan ingin membuat masyarakat tertarik
keputusan yang Gitasav ambil, keputusan ini memang sangat memicu masyarakat
Indonesia untuk melakukan childfree, tetapi khususnya disekolah agama seperti MTsN
39, remaja perempuan sangat kontra pada konten Gitasav tersebut para remaja yang
mempelajari ilmu agama tidak tertarik karena memiliki anak itu sudah menjadi perintah
dalam suatu ayat al quran pada surah Q.S Al-Furqon [25] :74 dan Q.S Al-Kahfi [18]:46.

Secara keseluruhan menurut remaja perempuan di MTsN 39 childfree juga masih


menjadi hal yang belum terbiasa atau sudah harus menjadi kewajiban bagi masyarakat
Indonesia mereka menganggap bahwa childfree itu adalah kebiasaan dari budaya
masyarakat barat memang ciri khas dari masyarakat Indonesia adalah kehamilan sebuah

9
kebahagiaan bagi suatu keluarga yang baru menikah,di Indonesia juga menjadi ciri khas
memiliki keturunan.
mereka berpikir kalau pernikahan tanpa memiliki anak hal yang sia sia,keputusan untuk
tak memiliki anak ini tentu bukan sesuatu yang bisa diambil tergesa gesa.salah satu
alasan orang tua childfree adalah krisis ekonomi,kemungkinan sepasang suami istri krisis
ekonomi mereka tidak mampu untuk membiayai kebutuhan ekonomi seorang
anak,sepastinya mereka sudah mebicarakan dari lama,masih banyak alasan lainnya

menurut gitasav,childfree merupakan rahasia awet muda bagi dirinya dan wanita lain
yang memutuskan childfree.hal ini disampaikan di media sosial nya karena ada yang
bertanya apa yang membuatnya menjadi lebih awet muda.tentu saja childfree bukan
alasan suatu untuk awet muda padahal banyak konten kreator yang awet muda tetapi
tidak childfree mereka memiliki ekonomi yang berkebutuhan cukup untuk membiayai
seorang anak dan dan membiayai perawatan muka.

Biasanya orang tua masyarakat indonesia banyak yang berkeinginan untuk memiliki
cucu, karena itulah yang diinginkan banyak orang tua karena sudah membesarkan dengan
susah payah,memiliki anak adalah hadiah paling besar dan bermakna bagi para orang tua.
Ada sepasang suami istri yang menyesali keputusan yang telah mereka pilih karena
ketika mereka sudah mencapai umur40-60 tidak ada yang menjaga mereka,sudah tidak
ada yang mengingat.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah,bahwa remaja perepuan sangat kontra pada
childfree, dikarenakan hal itu tidak diperbolehkan dalam al quran, mereka beranggapan
bahwa memiliki anak itu adalah rezeki bagi mereka.konten yang dipersebarkan luas oleh
Gita Savitri sangat memicu keributan dimedia sosial, mereka membicarakan apa yang
harus dipertimbangkan pada masyarakat indonesia untuk seterusnya. Konten gita savitri
ini juga menimbulkan pro kontra diantara masyarakat. bukannya terlihat sharing opini
pribadi tentang childfree tetapi gita savitri terlihat seperti mengajak masyarakat Indonesia
untuk childfree,masyarakat indonesia tidak setuju apa saja yang dikatakan oleh Gita

10
Savitri karena ia mengatakan bahwa memiliki anak itu bisa membuat usia jadi lebih awet
muda. Gita Savitri menyatakan bahwa tidak mempunyai anak memang anti penuaan
alami, kamu bisa tidur selama 8 jam setiap harinya, tidak stress mendengar teriakan anak
anak dan saat kamu akhirnya keriput,uangnya bisa saja digunnakan untuk perawatan
wajah atau botox.banyak masyarakat di media sosial yang tidak setuju dari pernyataan
diatas.dari penelitian ini saya mendapat banyak jawaban dari hasil wawancara bahwa
banyak yang mengetahui selebgram gitasavitri ini adalah salah satu yang memperluaskan
childfree.
Saran
Dari penelitian ini juga menurut kami gitasavitri tidak harus memperluaskan opini dia
tentang childfree karena jika konten yang ia buat semakin dipersebar luaskan akan
membuat pro kontra masyarakat indonesia dalam beranggapan childfree, hal itu juga akan
membuat menurunnya tingkat populasi indonesia. Memiliki keturunan adalah sebuah
anjuran dalam islam bukanlah sebuah kewajiban. Sehingga childfree tidak termasuk pada
perbuatan yang dilarang/diaharamkan,tetapi remaja indonesia banyak yang masih belum
tertarik untuk childfree karena mereka ingin memiliki anak,mereka beranggapan seperti
“untuk apa menikah tetapi jika sepasang suami itu tidak ingin memiliki anak, pasti
mereka akan menyesalinya”
Daftar Pustaka
Damayanti, Yunita Devika, Dkk.2022.Jurnal Fenomena Childrfee Di Twitter Pada
Generasi Milenial.
Fadhilah, Eva. 2022. Jurnal Childrfee Dalam Perspektif Islam.
Irwan Soehartono. 2012. Metodelogi Penelitian Sosial. Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat.2011.Psikologi Komunikasi, Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Matt Jarvis.2000.Teori-Teori Psikologi Pendekatan Modern Untuk Memahami Perilaku,
Perasaan Dan Pikiran Manusia. SPA-Teamwork. Bandung; Nusa Media.
Sugiyono. 2010. Jurnal Memahami Penelitian Kualitatif.
Sugiyono.2010. Jurnal Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung; Alfabeta.

11
Artikel :
Kodir, Fagih Abdul, "Childfree: Hukum, Dalil Dan Penjelasannya Dalam Perspektif
Mubadalah",Https://Mubadalah.Id/Childfree-Hukum-Dalil-Dan-Penjelasannya-Dalam-
Perspektif-Mubadalah/ Di Akses Pada Selasa, 06 September 2022.
Hukum Childfree Menurut Pandangan Islam Https://Hidayatuna.Com/Hukum-Childfree-
Menurut-Pandangan-Islam/ Diakses Pada Kamis, 21 Juli 2022 03:00 WIB.
Peterson, H., & Engwall, K. (2013). Silent Bodies: Childfree Women's Gendered And
Embodied Experiences. European Journal Of Women's Studies, 376-389.
Bimha, P. Z., & Chadwick, R. (2016). Making The Childfree Choice: Perspectives Of
Women Living In South Africa. Journal Of Psychology In Africa, 449-456
Gillespie, R. (2003). Childfree And Feminine: Understanding The Gender Identity Of
Voluntarily Childless Women. Gender & Society, 122-136.
Media Indonesia. (2021, September 2). Fenomena Childfree Di Indonesia.
Retrieved From Media Indonesia:
Https://Epaper.Mediaindonesia.Com/Detail/Fenomena-Childfree-Di-Indonesia.

12
Lampiran 1.Instrumen wawancara

Assalamualaikum wr wb,(nama siswi) perkenalkan nama saya marshall marino f. dan nova
silviana alvito, siswa dan siswi dari kelas 8,saya izin wawancara untuk menanyakan apa yang
kamu ketahui dari childfree Mungkin bisa kita Mulai ya …

1) Sebelumnya boleh tau nama kamu siapa,dan kamu dari kelas berapa?
2) Apa yang kamu ketahui dari childfree?
3) Apakah anda tertarik childfree?,jelaskan alasannya jika tidak/iya?
4) Kalau menurut mu apa dampak childfree?
5) Yang kamu ketahui siapa saja artis yang berkeinginan childfree?
6) Menurutmu childfree itu diperbolehkan gak sih dalam islam?
7) Memang iya kalau anak itu bawa rezeki buat orang tua?
8) Apakah childfree bagus untuk mental?
9) Jika anda ingin childfree namun mertua anda tidak menyetujuinya apa yang anda lakukan
?
10) Krisis ekonomi apakah bisa dijadikan alasan seseorang untuk childfree?

13
Lampiran 2.transkrip wawancara

Identitas Responden

Tanggal : mtsn 39,jumat,27,2023

Nama : viyona charis syalita(siswi kelas 8)

Marshall: Sebelumnya boleh tau nama kamu siapa,dan kamu dari kelas berapa?

Viyona;viyona dari kelas 82

Marshall:Apa yang kamu ketahui dari childfree?

Viyona: jadi pengetahuan saya childfree itu ketika pasangannya sudah menikah untuk
memilih untuk menunda atau memilih untuk tidak memiliki anak

Marshall:Apakah anda tertarik childfree?,jelaskan alasannya jika tidak/iya?

Viyona:Sebenarnya ada sih Sedikit keinginan tapi karena menurut saya Saya ingin lebih
banyak menghabiskan waktu dengan pasangan saya terlebih dahulu tapi kalau misalnya
waktunya sudah tepat Saya akan mencoba untuk memiliki anak.

Marshall:Kalau menurut mu apa dampak childfree?

Viyona: merasa kesepian terus kayak sepi gitu loh di rumah enggak ada anak-anak.

Marshall:Yang kamu ketahui siapa saja artis yang berkeinginan childfree?

Viyona;gita savitri
14
Marshall:Menurutmu childfree itu diperbolehkan gak sih dalam islam?

Viyona: menurut saya tidak boleh ya karena di dalam agama Islam anak itu adalah
anugerah dari Tuhan yang harus dijaga anak itu rezeki jadi mendatangkan rezeki gitu
terus harus dijaga

Marshall:Memang iya kalau anak itu bawa rezeki buat orang tua?

Viyona: ya karena setiap orang itu memiliki rezekinya masing-masing udah disiapkan
sama Allah

Marshall:Apakah childfree bagus untuk mental?

Viyona: Iya bagus karena jika kita ingin memiliki anak kita harus mempunyai mental
yang kuat dan harus terlatih secara fisik maupun mental Jadi kalau misalnya Emang
belum siap lebih baik tidak dulu

Marshall:Jika anda ingin childfree namun mertua anda tidak menyetujuinya apa yang
anda lakukan ?

Viyona: akan lebih mempertimbangkan ke depannya

Marshall:Krisis ekonomi apakah bisa dijadikan alasan seseorang untuk childfree?

Viyona: bisa jadi karena kita kalau mau punya anak harus kuat secara fisik mental

Sama ekonomi juga harus siap

15
Identitas Responden

Tanggal : mtsn 39,jumat,27,2023

Nama : amirah dzakiya(siswi kelas 7)

silvi:Sebelumnya boleh tau nama kamu siapa,dan kamu dari kelas berapa?

amirah:nama saya amirah dari kelas 7

silvi:Apa yang kamu ketahui dari childfree?

amirah:childfree menurut aku itu menikah tetapi tidak mau punya anak

silvi:Apakah anda tertarik childfree?,jelaskan alasannya jika tidak/iya?

amirah: tidak,karena menurut aku tujuan menikah selain beribadah itu mempunyai .
keturunan

silvi:Kalau menurut mu apa dampak childfree?

amirah:berkurangnya populasi kehidupan manusia

silvi:Yang kamu ketahui siapa saja artis yang berkeinginan childfree?

16
Amirah:setau aku Cuma gita savitri

silvi:Menurutmu childfree itu diperbolehkan gak sih dalam islam?

Amirah:ga boleh

silvi:Memang iya kalau anak itu bawa rezeki buat orang tua?

Amirah:iya karena ada istilah banyak anak banyak rezeki

silvi;Apakah childfree bagus untuk mental?

Amirah:tergantung orang nya si,kalo emang ada keinginan untuk childfree bagus .
tapi kalo gaada,ga bagus

silvi:Jika anda ingin childfree namun mertua anda tidak menyetujuinya apa yang

anda lakukan?

Amirah:mengikuti kemauan sendiri

silvi;Krisis ekonomi apakah bisa dijadikan alasan seseorang untuk childfree?

17
Amirah:bisa,punya anak kan pasti banyak kebutuhan

Lampiran 3.dokumentasi wawancara

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai