Anda di halaman 1dari 19

MODUL AJAR

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti


Fase D

Tema
Yesus Berbelas Kasih dan
Pengampun

penulis:
1. Antonius Tamtama, S.S (Lampung)
2. Paulus Asriadi, S.Pd (Manggarai Timur - NTT)
3. Petrus B. Kiro, S.Ag ( Kalimantan Tengah)
4. Theresia Martini, S.Ag, M.M (Pangkal Pinang)
5. Magdalena Tandi,S.Ag ( Sulsel)
6. Nelly Kapoyos, S.Ag (Sulteng)
7. Andreas Ardhana Prihatmoko, S.Pd. (Jambi)
fase Capaian Pembelajaran: Fase D
Durasi: 3x2JP (1 JP 40 Menit)
Model Pembelajaran: Luring
Jumlah peserta didik: 25-30
Target Peserta: Reguler

Tujuan Pembelajaran:
Memahami pribadi Yesus yang berbelas kasih dan pengampun sehingga mampu
membangun relasi dengan-Nya.

Profil Pelajara Pancasila


Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Bergotong-royong serta
Berkebhinekaan global

pengetahuan prasyarat
pengertian belas kasih
pengertian pengampunan

rencana Asesmen
Asesmen Awal Pemelajaran

Asesmen Formatif: Lembar observasi


alat Ukur: Rubrik Penilaian

Asesmen Sumatif
Tahapan Dalam
Modul Ajar
pertemuan pertama
kegiatan
Menggali pengalaman peserta didik tentang Berbelas kasih dengan cara meminta
peserta didik untuk menceritakan pengalaman pribadi tentang Tindakan berbelas
kasih.
Menggali pesan Kitab Suci berkaitan dengan teladan Yesus Kristus dalam berbelas kasih
meelalui diskusi Kelompok

pertemuan Kedua
kegiatan
presntasi hasil Tugas kelompok melakukan aksi nyata mewujudkan kasih kepada sesama

pertemuan Ketiga
kegiatan
Menggali pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik
tentang Pengampunan1
Pertemuan pertama
Yesus Berbelas Kasih dan
Pengampun
Bahan ajar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai beberapa orang yang tampak
mengalami penderitaan dalam hidupnya. Di sepanjang jalan di perkotaan, akan kita
jumpai orang-orang yang mengemis, bahkan banyak juga anak-anak kecil yang
mengemis dan mengamen. Mereka adalah sekelompok orang yang terpinggirkan,
miskin, menderita, dan tidak diperhatikan orang lain. Orang-orang seperti ini sangat
membutuhkan bantuan, uluran tangan dan belas kasihan dari orang lain.
Dengan menerima kasih dari orang lain, mereka merasa mendapat perhatian dan
dukungan dari sesamanya untuk memperjuangkan hidup yang lebih baik. Rasa
peduli pada sesama atau berbelas kasih bukan terutama terletak pada besar
kecilnya bantuan. Yang penting adalah sikap bela rasa, yaitu sikap turut merasakan
penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri.
Biasanya orang mau melakukan perhatian kepada orang yang menderita karena
tersentuh hatinya oleh belas kasihan atas penderitaan orang itu. Situasi hidup
masyarakat seperti kelompok orang yang terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak
diperhatikan, juga ada pada zaman Yesus. Pada zaman Yesus, orang yang
mengalani kemalangan, penderitaan seperti sakit, cacat, miskin bahkan yang
mengalami kematian, dipandang oleh orang Yahudi sebagai hukuman dari Allah
karena kedosaan mereka. Yesus hadir untuk mewartakan kabar suka cita. Ia
terpanggil untuk berbela rasa kepada mereka.
Yesus menunjukkan sikap bela rasa dan kepedulian serta belas kasih-Nya kepada
mereka dengan berbagai cara. Yesus mau menyapa mereka yang terpinggirkan dan
tidak diperhatikan. Yesus mau hidup di tengahtengah mereka yang miskin dan
menderita. Dengan cara seperti itu, Yesus secara langsung bersolider dan
mengalami suka duka hidup mereka. Selain dengan hidup bersama mereka, Yesus
menyatakan sikap belas kasih dengan melakukan mukjizat-mukjizat penyembuhan.
Orang-orang yang menderita dan dipinggirkan itu telah menyentuh rasa belas
kasihan Yesus, sehingga Yesus pun berkenan untuk menyembuhkan mereka,
bahkan menghidupkan yang meninggal.
Peserta didik kelas 7 merupakan remaja yang memerlukan tokoh idola dalam
hidupnya. Dengan mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat
meneladani Yesus yang berbelas kasih dan mewujudkannya dalam tindakan sehari-
hari terutama kepada mereka yang menderita dan membutuhkan bantuan dari
sesamanya.
Pertanyaan Pemantik
a) Apa yang kamu tahu tentang berbelas Kasih?
b) Contoh tindakan belas kasih yang pernah kamu alami?

KRITERIA KETERCAPAIAN TP (EVIDEN)


peserta didik mampu menceritakan pengalaman berbuat kasih kepada sesama maupun
mendapat belas kasih dari sesama
peserta didik mampu menjelaskan faktor penghambat untuk mengampuni
peserta didik mampu menjelaskan ajaran Yesus dalam hal pengampunan

saarana dan Prasaran


Alkitab, Kertas , spidol, laptop dan LCD proyektor
gawai (hanphone) alat tulis peserta didik
URUTAN KEGIATAN
Kegiatan awal
Doa
Presensi
Mindfulness (mengajak peserta didik menyadari diri dan siap untuk belajar) Kesepakatan Kelas
Menyampaikan tujuan pembelajaran
peserta didik memahami sikap Yesus yang berbelas kasih yang patut diteladani sebagai orang beriman sehingga
tergerak mewujudkannya dalam prilaku sehari-hari
Pertanyaan Pemantik
a) Apa yang kamu tahu tentang berbelas Kasih?
b) Contoh tindakan belas kasih yang pernah kamu alami?

Kegiatan inti
I. Menggali pengalaman peserta didik tentang Berbelas kasih dengan cara meinta peserta didik untuk menceritakan pengalaman
pribadi tentang Tindakan berbelas kasih.
a. Selama 2 atau 3 menit, peserta didik mengingat kembali pengalaman berjumpa dengan seseorang yang membuat dirinya tergerak
oleh belas kasihan, mengingat kembali alasan merasa tergerak belas kasihan, tindakan yang dilakukan terhadap orang tersebut dan
perasaan yang muncul setelah melakukan atau tidak melakukan.
b Beberapa peserta didik diberi kesempatan menceritakan kembali pengalamannya di depan kelas
c Setelah selesai, semua jawaban peserta dikumpulkan
d Guru menyampaikan peneguhan atas jawaban peserta didik.
II. Menggali pesan Kitab Suci berkaitan dengan teladan Yesus Kristus dalam berbelas kasih
a Peserta didik membagi diri ke dalam tiga kelompok. Kelompok 1 membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Lukas 6:27-37,
Kelompok 2 membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Matius 15:32-38 , sedangkan kelompok 3 membaca dan merenungkan teks
Kitab Suci Lukas 7:11-17
b Setelah selesai membaca dan merenungkan teks Kitab Suci, tiap kelompok:
1) Merumuskan judul perikope tersebut yang dianggap menggambarkan isi perikope tersebut.
2) Menuliskan beberapa gagasan penting yang berkaitan sikap atau Pribadi Yesus yang berbelas kasih
Jawaban bisa ditampilkan dalam bentuk power point.
c Bila sudah selesai, tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasilnya,
Teknik presentasi bisa diatur sebagai berikut:
1) Kelompok membacakan dengan jelas, kutipan Kitab Suci yang dibahas
2) Kelompok membacakan Judul dan gagasan penting yang ditemukan
3) Setiap satu kelompok selesai presentasi, anggota kelompok lain bisa menyampaikan tanggapan atau pertanyaan
d Peserta didik kembali ke tempat duduknya semula
3 Kesimpulan dan Penugasan
a Peserta didik membuat kesimpulan bersama guru.
b Penugasan:
Setiap kelompok peserta didik untuk membuat perencanaan aksi nyata. Perencanaan dan pelaksanaan dilaksanakan di luar jam
tatap muka.
Tugas kelompok adalah sebagai berikut:
1) Tiap kelompok melakukan aksi nyata mewujudkan kasih kepada sesama
2) Waktu pelaksanaan adalah 1 minggu
3) Pelaporan dibuat secara tertulis, dengan menguraikan hal-hal berikut:
a) Identitas Laporan meliputi Judul kegiatan aksi nyata, kelompok sasaran, waktu dan tempat, anggota kelompok
b) Latarbelakang, meliputi landasan biblis, alasan pemilihan subyek yang dibantu
c) Identitas orang yang dibantu, pekerjaan, alamat, kondisi sosial ekonomi, kondisi keluarga, bentuk amal kasih yang diberikan,
sumber daya dan sumber dana untuk memberikan bantuan, dan hal lain yang dianggap penting untuk diinformasikan oleh
kelompok
d) Kegiatan selama perjumpaan: hal-hal yang dibicarakan selama perjumpaan
4) Refleksi atas kegiatan melaksanakan aksi nyata

Kegiatan akhir
1 Refleksi dan Aksi
a Refleksi
peserta didik berefleksi menyadari kembali Pribadi Yesus yang berbelas kasih, serta panggilan mereka untuk
meneladan Dia
b Aksi
peserta didik mengungkapkan niatnya untuk bersikap belas kasih dalam bentuk doa tertulis
2 Doa
Petunjuk aktivitas
membuat kesepakatan Kelas

Guru memberikan pemahaman kepada murid


untuk membuat kesepakatan kelas yang
ditujukan untuk membuat pembelajaran dikelas
berjalan dengan baik
kesepakatan ini harus muncul dari usulan murid,
guru hanya memandu saja
dalam membuat kesepakatan kelas tidak
diperkenankan menggunakan kata "tidak" harus
kalimat positif
Sebagai Contoh:
1. Jika hendak bertanya, acungkan jari ke atas
2. hargai teman yang sedang belajar
3. jika guru menerangkan, harus mendengarkan
4. saling menjaga ketenangan
5. dll
kesepakatan kelas dapat ditulis di atas kertas
karton dan dibuat semenarik mungkin (bis dihiasi
dengan macam macam hiasan) serta di pasang di
dinding kelas, agar senantiasa dibaca oleh murid
sebagai bentuk kesepakatan yang sudah
disepakati bersama
jika ada sesuatu yang melanggar kesepakatan,
guru bisa mengingatkan murid untuk melihat
kesepakatan kelas yang sudah dibuat bersama-
sama
Petunjuk aktivitas
mindfullness
Guru meminta murid untuk duduk dengan
rileks, dengan memutar musik meditasi:
https://on.soundcloud.com/syUGZ
duduklah dengan rileks, duduk dengan posisi
tegap, bersender pada kursi, kedua tangan
letakan di atas meja, jangan memegang apa
pun
aturlah pernafasan, sadarilah bahwa Anda
bernafas
taring nafas dalam melalui hidung
hembuskan lewat mulut,
ulangi beberapa kali,
jika membuat nyaman silakan pejamkan mata
sekarang fokuslah pada suara yang terdekat
yang bisa Anda dengar
kenali suara tersebut.....
sekarang fokuslah kepada suara yang paling
jauh yang dapat Anda dengar, coba kenali
suara apakah itu..
sekarang sadari bahwa Anda duduk di kelas
ini, bersama teman-teman yang siap belajar
Perlahan, bukalah mata Anda... lihatlah teman
di depan, samping kanan dan kiri anda
tersenyumlah untuk mereka
guru menanyakan sharing dari beberapa
murid tentang perasaan atau yang mereka
alami saat mindfullness
Petunjuk aktifitas menggali pengalaman
peserta didik tentang belas kasih

Alat yang dibutuhkan


alat tulis (buku, pena, pensil, pewarna)

Petunjuk aktivitas
I. Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang pengetahuan awal mereka
mengenai belas kasih, dengan bantuan pertanyaan:
a. Siapa di antara kalian yang hatinya pernah tergerak oleh belas kasihan ketika melihat
orang yang menderita?
b. Apa yang kalian lakukan setelah tergerak oleh belas kasihan? Diam saja? Atau berbuat
sesuatu?
2. Guru mengajak peserta didik untuk hening dan melakukan releksi, mengingat kembali
peristiwa ketika mereka pernah merasa iba terhadap seseorang dan kemudian mau berbuat
sesuatu pada orang tersebut.
3 Setelah selesai bereleksi, guru meminta peserta didik untuk menuliskan
pengalaman mereka.

Lembar aktivitas mengggali pengalaman


Perasaan
Tergerak oleh apa? Tindakan yang dilakukan saat itu
setelah melakukan tindakan itu
PETUNJUK AKTIFITAS DISKUSI Menggali pesan Kitab Suci
berkaitan dengan teladan Yesus Kristus dalam berbelas
kasih
guru membagi peserta didik ke dalam tiga kelompok. Kelompok 1 membaca dan merenungkan
teks Kitab Suci Lukas 6:27-37, Kelompok 2 membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Matius
15:32-38 , sedangkan kelompok 3 membaca dan merenungkan teks Kitab Suci Lukas 7:11-17
"Setelah selesai membaca dan merenungkan teks Kitab Suci, tiap kelompok:
1) Merumuskan judul perikope tersebut yang dianggap menggambarkan isi perikope tersebut.
2) Menuliskan beberapa gagasan penting yang berkaitan sikap atau Pribadi Yesus yang berbelas
kasih
Jawaban bisa ditampilkan dalam bentuk power point."
"Bila sudah selesai, tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasilnya,
Teknik presentasi bisa diatur sebagai berikut:
1) Kelompok membacakan dengan jelas, kutipan Kitab Suci yang dibahas
2) Kelompok membacakan Judul dan gagasan penting yang ditemukan
3) Setiap satu kelompok selesai presentasi, anggota kelompok lain bisa menyampaikan
tanggapan atau pertanyaan"
guru meminta peserta didik kembali ke tempat duduknya semula

Lukas 6:27-37
27 Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik
kepada orang yang membenci kamu; 28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi
orang yang mencaci kamu. 29Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya
pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
30Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang
yang mengambil kepunyaanmu. 31Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah juga demikian kepada mereka. 32Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
33Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-
orang berdosa pun berbuat demikian. 34Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena
kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun
meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 35Tetapi
kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang
Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-
orang jahat. 36Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” 37 “Janganlah kamu
menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun
tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Matius 15:32-38
32Lalu Yesus memanggil peserta didik-peserta didik-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan
kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku
tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” 33Kata peserta didik-peserta
didik-Nya kepada-Nya: “Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak
yang begitu besar jumlahnya?” 34Kata Yesus kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh,” jawab mereka,
“dan ada lagi beberapa ikan kecil.” 35Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. 36 Sesudah itu Ia
mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecahmecahkannya dan memberikannya
kepada peserta didik-peserta didik-Nya, lalu peserta didikpeserta didik-Nya memberikannya pula kepada orang
banyak. 37Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan
roti yang sisa, tujuh bakul penuh. 38 Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan
anak-anak.
Lukas 7:11-17
11Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. peserta didik-peserta didikNya pergi bersama-
sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. 12Setelah Ia dekat pintu
gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan
banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 13Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-
Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” 14Sambil menghampiri usungan itu
Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata
kepadamu, bangkitlah!” 15Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus
menyerahkannya kepada ibunya. 16Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil
berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.”
17Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
ASESMEN awal Pembelajaran
apa perasaan kalian hari ini?
Apa yang dimaksud belas kasih?
Apa yang dimaksud dengan pengampunan

ASESMEN Formatif
Kelompok : ...............
Nama Anggota : …………
Butir
Observasi

1 Bersyukur karena Tuhan mengasihi melalui orang tua dan sesama

2 Bersyukur dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah bukti kebaikan Allah bagi manusia

3 Mencintai sesama sebagai tanggapan atas kebaikan Tuhan

4 Setia dalam doa sebagai ungkapan syukur atas kebaikan Tuhan

BO tidak pernah jaarang pernah sering

1)

2)

3)

4)

ASESMEN AKHIR
Nomor
KKTP Indikator Soal
Soal

Peserta didik mampu menceritakan Menceritakan satu pengalaman berbuat kasih kepada sesama
1
pengalaman berbuat kasih kepada dengan mengungkapkan alasannya
sesama maupun mendapat belas kasih
dari sesama Menjelaskan 2 hambatan orang berbuat kasih kepada sesama 2

Memberi 2 contoh kejadian yang dialami umat Katolik yang


Peserta didik mampu menjelaskan merupakan penghayatan akan Yesus yang berbelas kasih kepada 3
makna dan teladan tindakan Yesus sesama, berdasarkan perikope Injil Lukas 6:27-37
yang berbelas kasih sebagaimana
dikisahkan dalam Kitab Suci Menganalisa satu perikope Kitab Suci tentang tindakan Yesus yang
4
berbelas kasih serta merumuskan maknanya
pertemuan kedua
Yesus Berbelas Kasih dan Pengampun

bahan Ajar

a. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai beberapa orang


yang tampak mengalami penderitaan dalam hidupnya.
b. Pada zaman Yesus, orang yang mengalami kemalangan, penderitaan,
seperti sakit, cacat, miskin bahkan yang mengalami kematian, dipandang
oleh orang Yahudi sebagai hukuman dari Allah karena kedosaan mereka.
Yesus hadir untuk mewartakan kabar suka cita, maka Ia terpanggil untuk
berbela rasa kepada mereka.
c. Tindakan Yesus yang yang penuh belas kasih tampak dalam peristiwa:
mukjizat ketika membangkitkan seorang pemuda di kota Nain (lih. Luk
7: 11-17).
menyelamatkan wanita yang tertangkap basah berzinah
menyembuhkan orang sakit kusta
menyembuhkan orang buta, dan sebagainya.
d. Yesus melakukan semua perbuatan kasih itu bukan demi mencari
pengikut yang banyak, bukan pula demi popularitas, namun demi
pembebasan orang yang dikasihi-Nya, dan demi kebahagiaan orang yang
dikasihi-Nya.
e. Kita pun sebagai murid Kristus dituntut untuk meneladani-Nya dengan
mengasihi orang lain, terutama mereka yang sangat membutuhkan
bantuan dan belas kasihan dari sesamanya.

pertanyaan pemantik
apa halangan untuk berbelas kasih?
bagaimana cara belajar untuk berbelas kasih?

KRITERIA KETERCAPAIAN TP (EVIDEN)


peserta didik mampu menjelaskan makna dan teladan tindakan Yesus yang
berbelas kasih sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci

Asesmen
Lembar penilaian presentasi peserta didik
saarana dan Prasaran
Alkitab, Kertas , spidol, laptop dan LCD proyektor
gawai (hanphone) alat tulis peserta didik
Urutan Kegiatan
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengajak peserta didik
berdoa
2. Guru mengajak murid untuk melakukan Mindfulness (mengajak
peserta didik menyadari diri dan siap untuk belajar) dan
mengingatkan Kesepakatan Kelas
3. Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik memahami sikap Yesus yang berbelas kasih yang
patut diteladani sebagai orang beriman sehingga tergerak
mewujudkannya dalam prilaku sehari-hari
4. Guru Menyampaikan Pertanyaan Pemantik :
a. apa halangan untuk berbelas kasih?
b. bagaimana cara belajar untuk berbelas kasih?
5. Guru bertanya jawab tentang pengalaman melaksanakan tugas
melakukan aksi nyata berbelas kasih, misalnya dengan pertanyaan:
a. Kesulitan apa saja yang kalian alami selama mempersiapkan dan
melaksanakan tugas?
b. Bagaimana kalian mengatasi kesulitan tersebut?
c. Perasaan apa kalian peroleh setelah melaksanakan tugas
tersebut?
6. Guru membuat kesepakatan tentang cara presentasi: apakah
akan melalui undian, atau berdasarkan kelompok yang paling siap
untuk presentasi pertama dan seterusnya.

Kegiaan inti
1. Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan tugas kelompok
2. Guru meminta seluruh anggota kelompok yang akan presentasi
menempati tempat duduk yang sudah disiapkan
3. Kelompok memulai presentasi, dengan pengaturan waktu sebagai
berikut:
a) Presentasi tiap kelompok dibatasi selama 10 menit.
b) Tanggapan atau pertanyaan dari kelompok lain selama 15 menit"
4. Kelompok yang tidak presentasi melakukan penilaian terhadap
kelompok yang presentasi dengan kriteria: kekompakan kelompok,
keseriusan dalam presentasi, kesesuaian presentasi dengan tema
belas kasih
5. Guru menyampaikan Kesimpulan pembelajaran
Kegiatan Penutup
1 Refleksi dan Aksi
a Refleksi
Peserta didik berefleksi menyadari kembali Pribadi Yesus yang
berbelas kasih, serta panggilan mereka untuk meneladan Dia"
b Aksi
Peserta mengungkapkan niatnya untuk bersikap belas kasih dalam
bentuk doa tertulis, atau dalam bentuk video
2 Doa
petunjuk aktivitas
presentasi kelompok
petunjuk aktivitas
1. Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan tugas kelompok
2. Guru meminta seluruh anggota kelompok yang akan presentasi menempati
tempat duduk yang sudah disiapkan
3. Kelompok memulai presentasi, dengan pengaturan waktu sebagai berikut:
a) Presentasi tiap kelompok dibatasi selama 10 menit.
b) Tanggapan atau pertanyaan dari kelompok lain selama 15 menit"
4. Kelompok yang tidak presentasi melakukan penilaian terhadap kelompok
yang presentasi dengan kriteria: kekompakan kelompok, keseriusan dalam
presentasi, kesesuaian presentasi dengan tema belas kasih
5. Guru menyampaikan Kesimpulan pembelajaran

lembar penilaian Kelompok


Nama kelompok
Anggota Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
Kurang cukup sangat
Kriteria penilaian baik
baik baik baik
Score 1 2 3 4
kekompakan Kelompok
Keseriusan dalam presentasi
Kesesuaian dengan tema belas kasih
Skore Maksimal: 12

Skore =
Skore yang diperoleh
x 100
Skore Maksimal

Nama Kelompok yang dinilai:

Agam
a Ka
toli
k
PERTEMUAN KETIGA
Yesus Berbelas Kasih dan Pengampun
bahan Ajar
Dalam kehidupan kita, hampir setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya, baik kesalahan
terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, maupun terhadap Tuhan. Pada dasarnya manusia adalah makhluk
yang mudah jatuh dalam kesalahan-kesalahan dalam hidupnya.
Kesalahan-kesalahan tersebut seyogyanya diperbaiki. Karena kita tidak ingin jatuh kedua kali pada kesalahan
yang sama. Namun, tidak semua orang menyadari kesalahan tersebut dan dengan cepat memperbaiki, atau
bahkan memohon maaf. Demikian pula, tidak semua orang dengan senang hati dapat segera memaafkan
kesalahan yang dilakukan orang lain.
Lewis B. Smedes di dalam bukunya yang berjudul “Mengampuni & Melupakan (Forgive and Forget)” menuliskan
bahwa ada empat tahap pemberian maaf, yaitu:
1. Tahap pertama sakit hati Ketika seseorang secara curang menyebabkan kita sakit hati begitu mendalam
sehingga kita tidak dapat melupakannya, maka kita terdorong ke tahap pertama krisis pemberian maaf.
2. Tahap kedua membenci Kita tidak dapat mengenyahkan ingatan tentang seberapa besar rasa sakit hati dan kita
tidak dapat mengharapkan dia baik-baik saja. Kadang kita menginginkan orang yang menyakiti itu juga
menderita.
3. Tahap ketiga menyembuhkan Pada tahap ini, kita diberi sebuah “mata ajaib” untuk melihat orang yang
menyakiti hati dengan pandangan baru. Kita disembuhkan, menolak kembali aliran rasa sakit dan bebas kembali.
4. Tahap keempat berjalan bersama; Pada tahap ini, kita mengundang orang yang pernah menyakiti hati itu
memasuki kembali dalam kehidupan kita. Kedatangannya yang tulus membuat kita akan menikmati hubungan
yang dipulihkan kembali.
Yesus sang guru kita telah memberikan teladan tentang memberikan pengampunan terhadap orang yang
bersalah kepada kita. Hal ini tampak jelas ketika Ia memberikan pengajaran pada para murid-Nya tentang
pengampunan. Pada waktu itu, Petrus bertanya, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
Dengan pertanyaan seperti ini, menurut Petrus mengampuni sampai tujuh kali itu sudah banyak. Tapi Yesus
berkata, “... Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali...” (Mat 18:21-35). Melalui
jawaban ini, Yesus mau mengajarkan kepada para murid-Nya bahwa dalam mengampuni hendaknya tidak
terbatas, mengampuni tanpa batas.
Melalui pembelajaran ini, diharapkan dapat mendalami keteladanan Yesus dalam memberikan pengampunan
tanpa batas kepada semua orang, dengan demikian diharapkan mereka mampu meneladani Yesus sang
pengampun dalam kehidupan sehari-hari.
Kesediaan untuk mengampuni merupakan kualitas spiritualitas yang tinggi. Semakin mampu mengampuni,
berarti kita semakin diperkaya oleh kasih Allah, semakin dimampukan untuk dipakai sebagai alat-Nya secara
tepat.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa sulit untuk memaafkan atau meminta maaf atas
kesalahannya, antara lain:
1. Faktor keinginan untuk mempertahankan “harga diri” atau wibawa,
2. Faktor gengsi,
3. Faktor sikap egois dan mau menang sendiri.
Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni dapat mengakibatkan:
1. Tumbuhnya rasa dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
2. Orang yang bersalah akan menanggung rasa bersalah secara berkepanjangan.
3. Tumbuhnya permusuhan dan kebencian.

pertanyaan pemantik
Mengapa kalian mau memaafkan teman

KRITERIA KETERCAPAIAN TP (EVIDEN) Asesmen


Peserta didik mampu menjelaskan faktor Asesmen sumatif
penghambat untuk mengampuni
Peserta didik mampu menjelaskan ajaran
Yesus dalam hal pengampunan

saarana dan Prasaran


Alkitab, Kertas , spidol, speaker portable, laptop dan LCD proyektor
gawai (hanphone) alat tulis peserta didik
Urutan Kegiatan
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa
2. Guru mengajak murid untuk melakukan Mindfulness (mengajak peserta didik menyadari diri
dan siap untuk belajar) dan mengingatkan Kesepakatan Kelas
3. Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik mampu menjelaskan faktor penghambat untuk mengampuni dan menjelaskan
ajaran Yesus dalam hal pengampunan
4. Guru Menyampaikan Pertanyaan Pemantik :
Mengapa kalian mau memaafkan teman?

Kegiatan Inti
Menggali pengetahuan, pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang Pengampunan
Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi dengan langkah sebagai berikut:
a. Anak-anak, marilah kita hening sejenak, sambil menutup mata kalian.
b. Dalam keheningan ini, cobalah kalian mengingat salah satu peristiwa ketika kalian pernah
meminta maaf atau memberi maaf kepada orang lain.
c. Cobalah kalian ingat kembali bagaimana perasaan kalian ketika merasa bersalah? Bagaimana
perasaan kalian ketika permohonan maaf kalian diterima?
d. Bagaimana pula perasaan kalian ketika ada orang yang bersalah kepada kalian? Bagaimana
perasaan kalian setelah memberi maaf kepada orang yang bersalah pada kalian?
e. peserta didik merumuskan hasil refleksi kalian dalam tabel
Guru meminta peserta didik untuk mensharingkan hasil refleksi mereka dengan meminta peserta
didik untuk sharing secara lisan hasil refleksi mereka.
Menggali pesan Kitab Suci ajaran dan teladan Yesus dalam mengampuni
1. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi.
2. Guru meminta peserta didik membaca teks Kitab Suci Matius 18:21-35 bersama anggota kelompok
masing-masing
3. Guru meminta setiap kelompok untuk mendalami bacaan Kitab Suci dengan bantuan pertanyaan
berikut ini:
a. Bagaimana pendapat Petrus tentang memberi pengampunan?
b. Bagaimana pendapat Yesus tentang memberi pengampunan?
c. Pengampunan seperti apa yang diajarkan Yesus?
d. Menurut kalian apa saja faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk memaafkan atau
meminta maaf?
e. Apa saja akibat yang dapat timbul dari ketidakmampuan memaafkan?
f. Menurut kalian, apa saja tahap-tahap bagi seseorang untuk memberikan pengampunan?
4. Setelah selesai diskusi, tiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil diskusinya. dapat
menggunakan kertas plano atapun Power point

Kegiatan penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk duduk dalam keadaan hening dan memejamkan
mata, sambil menyampaikan refleksi
Guru meminta peserta didik merumuskan hasil refleksi dalam bentuk puisi, doa, pantun
dengan tema mengampuni!
guru mengajak murid untuk berdoa
PETUNJUK AKTIVITAS
Menggali pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman peserta didik tentang Pengampunan
Alat yang dibutuhkan
Alat Tulis (buku, pena, pensil penggaris)

Petunjuk aktivitas

Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi dengan langkah sebagai berikut:
1. Anak-anak, marilah kita hening sejenak, sambil menutup mata kalian. sambil
diperdengarkan musik meditasi: https://on.soundcloud.com/syUGZ
2. Dalam keheningan ini, cobalah kalian mengingat salah satu peristiwa ketika kalian
pernah meminta maaf atau memberi maaf kepada orang lain.
3. Cobalah kalian ingat kembali bagaimana perasaan kalian ketika merasa bersalah?
Bagaimana perasaan kalian ketika permohonan maaf kalian diterima?
4. Bagaimana pula perasaan kalian ketika ada orang yang bersalah kepada kalian?
Bagaimana perasaan kalian setelah memberi maaf kepada orang yang bersalah pada
kalian?
Peserta didik merumuskan hasil refleksi kalian dalam tabel sebagai berikut:

Pengalaman meminta maaf


Perasaan ketika
Bersalah pada Perasaanku pada
No Apa kesalahanmu? permohonan maaf
siapa? saat bersalah
diterima
1
2
3
4

Pengalaman memaafkan:
Perasaanku pada
siapa yang Perasaan setelah
No Apa kesalahannya? saat ia bersalah kepada
Bersalah? maafkannya
saya
1
2
3
4

Guru meminta peserta didik untuk mensharingkan hasil refleksi mereka dengan meminta
peserta didik untuk sharing secara lisan hasil refleksi mereka.
PETUNJUK AKTIVITAS
Menggali pesan Kitab Suci ajaran dan
teladan Yesus dalam mengampuni
Alat yang dibutuhkan Kertas Plano, spidol warna, laptop

Petunjuk aktivitas
1. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi, dengan berhitung satu
sampai dengan 5, mulai dari putri dahulu kemudian putra agar anggota kelompok
beranggotakan putri dan putra.
2. Guru membagikan kertas plano dan spidol warna untuk menuliskan hasil diskusi
3. Guru meminta peserta didik membaca teks Kitab Suci Matius 18:21-35 bersama anggota
kelompok masing-masing
Matius 18:21-35
21Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku
harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
22Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama
seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24Setelah
ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang
sepuluh ribu talenta. 25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja
itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk
pembayar hutangnya. 26Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah
dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas
kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang
seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu! 29Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,
hutangku itu akan kulunaskan. 30Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke
dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31Melihat itu kawan-kawannya yang lain
sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32Raja itu
menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh
hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33Bukankah
engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34Maka
marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan
seluruh hutangnya. 35Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap
hatimu.
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mendalami bacaan Kitab Suci dengan bantuan
pertanyaan berikut ini:
a. Bagaimana pendapat Petrus tentang memberi pengampunan?
b. Bagaimana pendapat Yesus tentang memberi pengampunan?
c. Pengampunan seperti apa yang diajarkan Yesus?
d. Menurut kalian apa saja faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk
memaafkan atau meminta maaf?
e. Apa saja akibat yang dapat timbul dari ketidakmampuan memaafkan?
f. Menurut kalian, apa saja tahap-tahap bagi seseorang untuk memberikan
pengampunan?
5. Setelah selesai diskusi, tiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil diskusinya. dapat
menggunakan kertas plano atapun Power point
Asesmen sumatif

Kisi kisi soal test akhir pembelajaran


Kriteria ketercapaian Tujuan
Indikator soal No
Pembelajaran
Peserta didik mampu
Memberi penilaian terhadap sikap yang tidak mau
menjelaskan faktor 1
mengampuni
penghambat untuk mengampuni
Menjelaskan makna pernyataan Yesus bahwa mengampuni
2
Peserta didik mampu bukan 7 kali, melainkan 70 kali 7 kali
menjelaskan ajaran Yesus dalam
hal pengampunan Menjelaskan empat tahap dalam pengampunan 3

Soal test akhir pembelajaran

1. Dalam pengalaman hidup sehari-hari kerap seseorang berselisih paham dengan


orang lain, bahkan sampai menimbulkan pertengkaran atau bahkan perkelahian,
menanggapi situasi tersebut ada seseorang yang mudah berdamai dan
memberikan pengampunan, tetapi ada pula yang sulit memberikan
pengampunan. jelaskan sikap yang menghambat orang untuk dapat
mengampuni?
2. Dalam Injil Matius 18:21-35, tenang pengampunan di sampaikan bagaimana
seseorang harus mengampuni. jelaskan makna pernyataan Yesus bahwa
mengampuni bukan 7 kali, melainkan 70 kali 7 kali!
3. ketika terjadi pertengkaran atau perkelahian kadang menimbulkan rasa-rasa yang
tidak nyaman dalam diri seseorang. untuk dapat mengampuni seseorang
biasanya melalui beberapa tahap. jelaskan empat tahap dalam pengampunan!
DAFTAR PUSTAKA

a. Untuk Guru
Komkat KWI. 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku
Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII. Kanisius:
Yogyakarta
Kemendikbud. 2017. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Buku Guru. Edisi Revisi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud: Jakarta
Komkat KWI, 2010. Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku
Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMP Kelas VII,
Yogyakarta: Kanisius
Lorensius Atrik, Yohanes Sulisdwiyanta, 2020, Pelangi buku
penunjang Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Kelas
VII, Yogyakarta: Kanisius
b. Untuk peserta didik
Leks, Stefan. 2020. Kerahimannya Tak Mengenal Batas, Sebuah
Bunga Rampai, Yogyakarta: Kanisius
2018. Youcat Karo, Katekismus Populer. Yogyakarta: Kanisius
Riyanto, Theo, FIC. 2014. Kekuatan Maaf, Membangun
Kesehatan Spiritual. Yogyakarta: Kanisius
Widodo Margotomo, FB. 2018. Tuhan mengasihi Aku, Renungan
Harian Pilihan Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai