Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM KONSEPSI TAHUN 1977

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran
yang diampu oleh Dr. Agus Wedi, M.Pd.

Disusun oleh:

Lu’luil Maknuunah NIM. 200121849207


Muhamad Fahmi Hariadi NIM. 200121849214

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
Tujuan............................................................................................................... 1
PEMBAHASAN
Definisi Teknologi Pendidikan ......................................................................... 2
Kawasan Teknologi Pendidikan ....................................................................... 3
Analisis Perkembangan Teknologi Pendidikan ................................................ 10
PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................... 11
Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Paradigma teknologi pendidikan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan
terjadi beriringan dengan perkembangan era. Perubahan juga disesuaikan dengan tuntutan
kebutuhan pendidikan dari masa ke masa. Berkembangnya paradigma teknologi pendidikan
disebut juga dalam rangka pencarian jati dirinya.
Teknologi pendidikan hadir sebagai disiplin keilmuan yang pada awal sejarahnya
berkembang di Amerika Serikat. Menurut Subkhan (2016), pada hakikatnya usia teknologi
pendidikan adalah sama dengan usia pendidikan itu sendiri. Sedangkan usia pendidikan adalah
sama dengan usia manusia. Maka, usia teknologi pendidikan adalah sama dengan usia peradaban.
Pemahaman demikian berlaku apabila mengacu pada konsep teknologi sebagai cara.
Sebagai teori ilmu pegetahuan, teknologi pendidikan baru dikonstruksi dan dikembangkan
sejak tahun 1920 di Amerika Serikat. Sejarah lahirnya Teknologi Pendidikan ditandai dengan
lahirnya Association for Educational Communication and Technology (AECT). AECT melahirkan
konsep-konsep bidang garapan Teknologi Pendidikan yang hingga saat ini menjadi kiblat
Teknologi Pendidikan internasional, demikian juga Indonesia. Di Indonesia, Teknologi
Pendidikan mulai dikonstruksi pada tahun 1950-an diawali dengan berdirinya perguruan tinggi
untuk calon guru di Malang pada 18 Oktober 1954.
Mengetahui sejarah paradigma Teknologi Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan bagi
teknolog pendidikan. Kebutuhan tersebut bertujuan supaya teknolog pendidikan dapat
mengevaluasi serta merefleksi perkembangan teknologi pendidikan untuk kemudian
mengkonstruksi makna teknologi pendidikan yang sesuai dengan masa kini. Untuk itu, dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana paradigma teknologi pendidikan pada tahun 1977 beserta
konsepsinya.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Teknologi Pendidikan menurut AECT 1977?
2. Bagaimana kawasan Teknologi Pendidikan menurut AECT 1977?
3. Bagaimana analisis perkembangan konsep Teknologi Pendidikan tahun 1977
dibandingkan konsep sebelumnya?

1.3.Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Teknologi Pendidikan berdasarkan AECT tahun 1977
2. Menjelaskan kawasan Teknologi Pendidikan berdasarkan AECT tahun 1977
3. Menjelaskan analisis perkembangan konsep Teknologi Pendidikan tahun 1977
dibandingkan konsep sebelumnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 1977


Teknologi pendidikan sebagai sebuah bidang kajian awal mula perkembangannya
digerakkan oleh seorang Guru Besar Tetap dalam bidang Pendidikan di University of
Southern California sekaligus Guru Besar Tamu di Michigan State dan Syracuse University
bernama James D. Finn pada tahun 1915-1969. James D. Finn dianggap sebagai “bapak”
teknologi pendidikan. Pendapat-pendapat James D. Finn dihimpun oleh Ronald J. McBeath
dalam sebuah buku yang kemudian diterbitkan oleh Association of Educational
Communication and Technology (AECT) pada tahun 1972.
Association of Educational Communication and Technology (AECT) merupakan
organisasi yang berkontribusi besar dalam pengembangan teknologi pendidikan.
Association of Educational Communication and Technology (AECT) menjadi kiblat
teknologi pendidikan dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Association of Educational
Communication and Technology (AECT) menciptakan definisi dan mengembangkannya
sekaligus menerbitkan buku-buku teknologi pendidikan. Pada tahun 1975, AECT
membentuk Komisi Definisi dan Terminologi dipimpin oleh Dr. Kenneth H. Siber yang
beranggotakan dua puluh enam orang. Pada tahun 1977, laporan hasil kajian dari tim
tersebut dihimpun dan diterbitkan oleh AECT berjudul The Definition of Educational
Technology.
Teknologi bukanlah sekedar mesin dan orang. Teknologi merupakan perpaduan
kompleks dari organisasi manusia dan mesin, ide, prosedur, dan pengelolaan
(Hoban,1977). Berdasarkan The Definition of Educational Technology yang diterbitkan
oleh AECT pada tahun 1977 (dalam buku Miarso,2011:120), definisi Teknologi
Pendidikan dijabarkan sebagai berikut:
Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan permasalahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut
semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah menjelma dalam
bentuk sumber belajar yang dirancang, dipilih dan/atau digunakan
untuk keperluan belajar, dan yang terdiri dari pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik, dan latar (lingkungan). Proses analisis masalah
merupakan fungsi pengembangan pendidikan dalam bentuk
riset/teori, desain, produksi, evaluasi-seleksi, logistik, pemanfaatan,
dan penyebarluasan. Proses pengarahan dan koordinasi merupakan
fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi
dan personel.
Konsep ini telah berkembang dari konsep-konsep yang sebelumnya, yang mana teknologi
pendidikan diartikan sebagai media pada konsepsi tahun 1920 dan sebagai bidang ilmu

2
pada konsepsi tahun 1972. Konsep teknologi pendidikan tahun 1977 terbentuk sebagai
penyempurnaan dari konsepsi sebelum-sebelumnya.
Definisi teknologi pendidikan tahun 1977 yang merupakan definisi keempat ini
memiliki kelemahan, seperti yang dijabarkan oleh Miarso (2011: 121), yaitu tidak adanya
penjelasan tentang yang dimaksudkan dengan proses kompleks dan terpadu; keraguan
dalam perumusan definisi sehingga dinyatakan dalam 16 bagian, penggunaan istilah
pendidikan yang luas sehingga merambah kapada “pribadi” sebagai objek formal
pendidikan; dan keraguan status keilmuannya dapat membentuk teori; dam tidak adanya
ketentuan bahwa semua komponen yang harus dikelola dan diawasi supaya sistem
beroperasi secara efektif dan efisien. Kelemahan-kelemahan inilah kemudian
disempurnakan lagi oleh konsepsi pada masa-masa berikutnya.

2.2. Kawasan Teknologi Pendidikan tahun 1977


Kawasan atau bidang garapan Teknologi Pendidikan tahun 1977 dapat digambarkan
sebagai berikut:

Pengelolaan Pengembangan Sumber Belajar


Pendidikan Pendidikan
-Riset teori -Pesan
-Pengelolaan -Desain -Orang
Organisasi -Produksi -Bahan
-Pengelolaan Si belajar
-Evaluasi-Seleksi -Peralatan
Personel -Logistik -Teknik
-Pemanfaatan -Latar
-Penyebarluasan

A. Pengelolaan
Fungsi pengelolaan ini bertujuan mengarahkan atau mengontrol satu atau lebih
Fungsi Pengembangan Pendidikan/Instruksional atau menjamin agar semua dapat
beroprasi dengan efektif. Dilihat dari sudut pandang pendekatan sistem mengelola
dipandang sebagai sistem berpikir secara lebih luas mengenai proses manajemen
dalam pengembangan pembelajaran dan sistem pembelajaran berbasis teknologi
(AECT, 1977)
a. Pengelolaan Organisasi
Pengelolaan Organisasi bertujuan untuk menentukan, mengadakan
perubahan, atau melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan fisalafat,
kebijakansanaan, struktur organisasi, anggaran, hubunngan internal dan eksternal,
dan prosedur administratif suatu organisasi yang bertugas melaksanakan satu atau
lebih fungsi pengembangan atau pengelolaan. Pengelolaan organisasi ini
mengadministrasikan/mengendalikan proyek yang mempunyai dua fungsi atau
lebih sebagai contoh dari tujuan pengelolaan organisasi. Kegiatan yang di lakukan

3
dari pengelolaan organisasi ini yaitu menentukan, menuliskan, dan melaksanakan
prosedur dalam rangka mencapai tujuan. Seeperti contoh memeriksa anggaran.
b. Pengelolaan Personel
Pengelolaan personal bertujuan untuk berinteraksi dengan, dan melakukan
supervisi terhadap orang orang yang melaksanakan tugasnya. Seperti memberikan
supervisi dalam unit grafik, meningkatkan komunikasi antara teknisi dengan para
artis untuk mendapatkan interkasi interpersonal, diskusi, supervisi, pemberian
pekerjaan, dan pengembangan personil. Kegiatan dari pengelolaan personil yaitu
diskusi dan berbicara dengan/ terhadap orang lain seperti mengadakan negosiasi
dengan bagian personalia, mengadakan wawancara terhadap para pelamar dan
berbicara dengan pegawai baru. Penyebarluasan informasi tentang teknologi
pendidikan.

B. Pengembangan
Dalam buku Definisi Teknologi Pendidikan, kawasan pengembangan dijabarkan
sebagai berikut:
a. Riset Teori
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Menghasilkan dan mengetes 1.Membuat dan
pengetahuan (teori dan memberikan pemahaman
metodologi) yang berhubungan model teoritik
dengan sumber belajar, 2.Melaksanakan proyek
komponen, sistem instruksional, riset
dan siswa 3.Menganalisis data
penelitian
Hasil Pengetahuan yang dapat 1.Menemukan ide baru
berperan sebagai masukan 2. Menguji validitas
terhadap fungsi yang lain model
3. menguji hipotesis
Kegiatan Mencari informasi, membaca, 1.Membaca usulan
menganalisis, menguji, dan penelitian
menganalisis hasil tes 2. membandingkan model
dengan data yang ada
3. merumuskan hipotesis
dengan tepat

b. Desain
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Menerjemahkan pengetahuan 1.Menyusun desain bahan
teoritik yang bersifat umum pembelajaran terpogram
ke dalam bentuk-bentuk 2. mengembangkan modul
sumber belajar atau untuk pembelajaran individu
komponen sistem 3. membuat desain sistem
instruksional peralatan

4
Hasil Penentuan bentuk khusus 1.Menulis tujuan
yang diperlukan untuk instruksional umum
keperluan produksi sumber 2. menentukan medium
belajar dan komponen sistem 3. Menjelaskan sistem
instruksional tanpa teknik yang digunakan
memperhatikan format atau
sumber
Kegiatan Melakukan analisis, sintesis, 1.Analisis tujuan
dan menuliskan tujuan instruksional
instruksional khusus, analisis 2. Mensintesiskan tujuan
karakteristik pebelajar, instruksional/urutan/media
analisis tugas belajar, kondisi 3. Menyusun bahan-bahan
belajar. hingga urutannya menjadi
baik

c. Produksi
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Menerjemahkan spesifikasi 1.Memproduksi tape
sumber belajar atau komponen audio
sistem instruksional ke dalam 2. Menjadi sutradara film
bentuk barang jadi 3. Menulis program
computer untuk
keperluan pengajaran
dengan menggunakan
computer sebagai alat
bantu
Hasil Hasil konkrit dalam bentuk yang 1.Membuat slide dalam
siap diujicobakan, prototype, bentuk filmstrip yang
atau bentuk produksi yang siap siap diujicoba
digandakan 2. menentukan music dan
suara pengiring
3. memadukan suara
dengan gambar
Kegiatan Mengoperasikan peralatan 1.Memadukan narasi dan
produksi, menggambar, suara
membuat sketsa tempat, menulis 2. Mengurutkan susunan
skrip, menyusun hasil yang telah slide dengan
dibuat menggunakan “viewer”
3. Mengoperasikan
kamera film

5
d. Evaluasi-seleksi
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Menilai diterima atau tidaknya 1.Mengadakan uji coba
produk sumber belajar atau prototype
komponen sistem instruksional 2. mereview dan memilih
yang telah dihasilkan paket instruksional
3. mengembangkan
model dan teknik evaluasi
Hasil 1.Evaluasi untuk desain: 1.Identifikasi masalah
efektitivitas sumber belajar atau yang berkenaan dengan
komponen sistem instruksional bahan instruksional
dalam mencapai tujuan yang 2. Identifikasi tujuan
telah ditetapkan instruksional yang tidak
2.Evaluasi untuk produksi: tercapai
diterima atau tidaknya hasil 3. Menjamin kualitas
produksi sesuai standar yang produksi agar dapat
telah ditetapkan diterima
3. evaluasi untuk evaluasi:
bagaimana model evaluasi yang
digunakan?
4. Evaluasi untuk seleksi:
diterima atau tidaknya hasil
produksi untuk mencapai tujuan
tertentu
5. evaluasi untuk pemanfaatan:
diterima atau tidaknya hasil
produksi untuk proses belajar.
Kegiatan Menganalisis kualitas sesuai 1.Mengobservasi siswa di
atau tidaknya dengan standar saat menggunakan bahan
yang berlaku instruksional
2. Menganalisis
kemungkinan
penggunakan bahan
3. Membandingkan data
dengan tujuan
instruksional

e. Logistik
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Mengusahakan tersedianya 1.Menyiapkan peralatan
sumber belajar atau komponen sesuai dengan kebutuhan
sistem instruksional sehingga 2. Memberikan
dapat digunakan oleh fungsi pelayanan pengiriman
yang lain 3. Membuat katalog
bahan instruksional

6
Hasil Sumber belajar atau komponen 1.Membuat indeks paket
sistem instruksional yang instruksional
tersusun, tersimpan, dan siap 2. Mencari bahan untuk
dipinjamkan, diklarifikasikan, dikirimkan
dikatalogkan, dijadwalkan, siap 3. Mencatat semua
didistribusikan, dirawat, dan perbaikan yang telah
diperbaiki dilakukan
4. Memperbaiki
proyektor filmstrip
Kegiatan Mengatur, menyimpan, 1.Menyiapkan proyektor
mengklasifikasikan, membuat film
katalog, menyusun jadwal, 2. memberi kode pada
mendistribusikan, media yang terdapat
mengoperasikan, memelihara, dalam daftar
mereparasi sumber belajar atau 3. Merencanakan sistem
sistem instruksional penjadwalan baru

f. Pemanfaatan
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Mengusahakan agar pebelajar 1.Membantu pebelajar
dapat berinteraksi dengan melakukan kegiatan
sumber belajar belajar
2. Memonitor Pengajaran
mandiri dan individual
3. Membantu pelajar
memilih kegiatan belajar
dalam rangka mencapai
tujuan instruksional
Hasil Fasilitas dan penilaian hasil 1.Menganalisis gaya
belajar siswa belajar siswa
2. Memberikan informasi
3. Mendorong minat
belajar siswa
Kegiatan Memberi tugas, menyiapkan, 1.Berdiskusi dengan siswa
menyajikan, membantu siswa 2.Membandingkan
dalam memanfaatkan sumber kegiatan belajar dengan
belajar, memberi pengarahan gaya belajar siswa
tindak lanjut, mengadakan tes 3. Membandingkan hasil
tes awal dengan tes akhir

7
g. Penyebarluasan (Diseminasi)
Fungsi Definisi Contoh
Tujuan Mengusahakan agar para 1.Mengadakan konsultasi
pebelajar mendapatkan tentang desain dan
informasi yang berhubungan penggunaan bahan
dengan teknologi pendidikan instruksional
2. Memberikan kuliah
fotografi
3. Memberikan penjelasan
tentang proyek
pembelajaran individual
4. Meningkatkan
pemanfaatan pelayanan
pusat sumber belajar yang
disediakan bagi guru
Hasil Penyebarluasan informasi 1.Menyediakan model
tentang teknologi pendidikan pengembangan desain
instruksional
2. Meningkatkan
pembelajaran dengan
menggunakan media oleh
guru
3. Menjawab pertanyaan
yang berkenaan dengan
proyek pembelajaran
individual
Kegiatan Menerima dan memberikan 1.Menyebarluaskan
informasi tentang teknologi pengertian tentang pusat
pendidikan sumber belajar yang
tersedia.
2. Menulis artikel yang
bersifat professional
3. Menyaksikan jalannya
pelajaran microteaching
4. melatih guru
mempraktikkan
pengajaran dengan
menggunakan media

C. Sumber Belajar
Istilah sumber belajar yang digunakan sejak tahun 1977 memperluas paradigma
sekaligus menggeser istilah media yang masih menjadi konsep teknologi pendidikan
sebelum-sebelumnya. AECT 1977 memberi definisi sumber belajar adalah semua
sumber berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam
belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi (Siregar,2014). AECT juga
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang

8
(by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization). Manfaat sumber
belajar adalah untuk memfasilitasi kegiatan belajar agar menjadi efektif dan efisien
(Siregar, 2014).
a. Pesan
Adalah informasi yang akan disampaikan, berupa ide, fakta, makna, dan data.
Contoh: isi bidang studi, mata pelajaran seperti IPS / Sejarah, IPA/Ilmu Fisika,
Bahasa Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan, dan lain-lain.
b. Orang
Adalah orang yang menyimpan, pengolah, dan menyalurkan pesan, tidak termasuk
mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar,
dan tidak termasuk juga tim kurikulum, peneliti, produser, teknisi yang tidak
langsung berinteraksi dengan penerima pesan. Contoh: guru, siswa, narasumber
c. Bahan
Adalah sesuatu (biasa juga disebut media atau software) yang mengandung pesan
untuk disajikan, melalui penggunaan alat. Bahan itu meliputi transparasi, slide,
film, film stip, audio tape, video tape, modul, majalah, bahan pengajaran
terprogram, dan lain-lain.
d. Alat
Adalah suatu barang yang lazim disebut perangkat keras/hardware yang digunakan
untuk menyampaikan pesan yang terdapat pada bahan. Contoh: OHP, proyektor
slide, proyektor film, rekaman audio, tape video, mesin computer.
e. Teknik
Adalah prosedur dalam menggunakan bahan, alat, tempat, dan orang untuk
menyampaikan pesan. Contoh: pengajaran terprogram, simulasi, permainan, studi
eksplorasi, metode tanya jawab.
f. Latar
Adalah lingkungan di mana pesan akan diterima oleh pebelajar. Contoh: lingkungan
fisik berupa ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dan lingkungan non-fisik
berupa sirkulasi udara, pencahayaan, suhu ruangan.

9
2.3. Analisis Perkembangan Konsep Teknologi Pendidikan tahun 1977
Bahasan Konsep 1963 Konsep 1977
Definisi Menekankan pada desain dan penggunaan Menekankan pada
media pembelajaran pemahaman teknologi
pendidikan sebagai sebuah
proses yang kompleks dan
terintergrasi
Penggagas Commission on Definition and Tim Komisi Teknologi
Terminology of the Department of Pembelajaran AECT
Audiovisual Instruction (DAVI) dari
National education Association (NEA)
didukung oleh Technological
Development Project
Kelemahan Menjadi perdebatan pro dan kontra atas Diperbaiki dengan meluaskan
konsep teknologi pendidikan sebagai ruang lingkup menjadi 16 sub
media sebatas definisi domain
Domain/Kawasan Belum tergambar dengan jelas Menggambarkan komponen-
komponen yang terkait
dengan pemecahan masalah
sumber belajar (3 domain, 16
subdomain)
Pemecahan Audiovisual Pengembangan sumber
masalah belajar belajar

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa di peroleh dari makalah ini adalah bahwa paradigma
teknologi pendidikan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan terjadi
beriringan dengan perkembangan era. teknologi pendidikan tahun 1977 adalah proses yang
kompleks dan terpadu yang melibatkan 3 kawasan dan 16 bagian yang menyangkut semua
aspek belajar manusia. Konsep teknologi pendidikan tahun 1977 terbentuk sebagai
penyempurna dari konsepsi sebelum-sebelumnya. Teknologi pendidikan 1977 mempunyai
kelemahan, kelemahan-kelemahan inilah kemudian disempurnakan lagi oleh konsepsi
pada masa-masa berikutnya.
3.2. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan. Besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak terutama untuk teknolog
pendidikan. Saran dari kami, teknolog pembelajaran yang semestinya melihat
perkembangan era tetapi perlu juga melihat kelebihan maupun kekurangan dari sejarah
untuk menjadikan bahan evaluasi dan pembentukan visi.

11
DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan: Satuan Tugas, Definisi dan Terminologi AECT.
Universitas Terbuka: CV. Rajawali
Alfindasari, Dessy., Surahman, Ence. 2014. Sumber Daya Manusia dan Pendidikan di Era
Global: Sebuah Tinjauan Terhadap Penelitian Teknologi Pendidikan di LPTK.
Proceeding Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Sleman: CV. Budi Utama.
Siregar, Eveline & Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Subkhan, Edi. 2016. Sejarah dan Paradigma Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran. Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Yaumi, Muhammad. 2014. Terminologi Teknologi Pembelajaran. Terminologi Pembelajaran.
Volum V (nomor 1) Januari-Juni.

12

Anda mungkin juga menyukai